All Chapters of Trapped by sexy Model: Chapter 11 - Chapter 20
36 Chapters
Part 10
Dave berdiri dibawah kucuran air shower yang terasa dingin. Menundukkan kepalanya membiarkan kucuran tersebut membasahi kepalanya cukup lama.Ingatannya berputar saat dia menaiki bianglala bersama Clara."Ya... Aku ingin mendengarnya. Karena sepertinya... Aku mulai peduli denganmu."Clara terdiam mencerna ucapan Dave."Hm... Maksudku, kita bisa menjadi teman bukan? Kita bertetangga dan bekerja ditempat yang sama. Tak mungkin kita akan terus bertengkar," ungkap Dave menjelaskan maksud ucapan sebelumnya.Clara tersenyum, "ya... Tenang saja. Aku tak akan menyalahkan arti kata pedulimu itu," jawab Clara.Manik mata abu Clara mulai berlapis air bening. Wanita itu memang cengeng. Jika dipikirkan... Clara adalah tipe wanita sanguinis dan melankolis -terlihat menyenangkan namun untuk sesaat dirinya bisa terlihat mudah tersentuh dan menangisi sebuah masalah hingga berlarut-larut-."Awalnya... Jacob mengh
Read more
Part 11
Maggie membawa Clara ke tempat Dave tepat pukul sembilan pagi. Dia hendak melakukan introgasi setelah semalam Maggie mendengar Clara yang kelepasan bicara.Saat ini mereka sudah duduk di sofa ruang tamu Dave. Clara terlihat seperti se-ekor kucing yang menciut karena ketahuan mencuri ikan. Sementara Dave mengangkat sebelah kakinya dan menumpukannya di lutut satunya. Sambil bersedekap dada menatap Maggie yang menatapnya curiga."Jelaskan Dave. Apa yang terjadi malam itu?!" sergah Maggie.Dave mengalihkan tatapannya kepada Clara. Menghela napas, lalu membuangnya kasar."Hah... Apa dia tak menjelaskan apapun?!" tanya Dave."Sudah. Tapi aku ingin mendengar versi ceritamu." Maggie semakin memicingkan matanya. Menyelidiki tatapan mata Dave agar tak bersekongkol dengan Clara."Aku rasa itu tak penting, Mag. Intinya aku tak melakukan apapun yang merugikannya. Salahnya sendiri yang tertidur di kamar mandi. Dan salahmu juga yang tak mengatakan kebiasaa
Read more
Part 12
Dave memasuki mobil sport putihnya. Lalu seseorang membuka pintu sampingnya dan masuk begitu saja. Duduk dengan napas terengah-engah seperti habis lari marathon.Dave mengerutkan keningnya. Menatap Clara hingga wanita itu mampu menormalkan napasnya kembali."Hah... Kenapa kau selalu meninggalkanku! Apa kau tahu... Berlari menggunakan heels itu sungguh menyusahkan!" sergah Clara."Jelas aku tak tahu dan tak akan tahu! Lagipula Aku tak memintamu untuk mengikutiku! Aku menyuruhmu untuk pergi dengannya... Karena memang sejak kemarin pria itu terlihat begitu tertarik denganmu!" tukas Dave."Kalau kau menyuruhku pergi, kenapa kau sempat menahanku dulu? Bahkan berbohong bahwa aku sudah berjanji padamu untuk mentraktirmu makan siang," balas Clara.Dave diam sejenak tak bisa menjawab. "A-aku... Tadi tiba-tiba lapar, dan teringat bahwa kau behutang traktiran makan. Setelah kemarin kau meminta ini dan itu padaku, kau harus mentraktirku maka
Read more
Part 13
Dave melepas ciumannya. Dan membiarkan Clara menormalkan keadaannya. Dave memberikan tatapan mengintimidasi kepada manik mata abu Clara yang masih terkejut."Apa kau masih ingin ikut mobil pria itu?!" tanya Dave. Dengan tatapan yang begitu tajam.Clara tersadar dan dia mengangguk sebagai jawabannya. "Ya. Aku akan tetap ikut dengan Matheus!" tukas Clara. Wanita ini sungguh keras kepala. Dia bahkan berpaling dari Dave dan hendak melangkah menuju ke arah dimana Matheus berdiri.Dave memperhatikan dan tersenyum menampilkan deret giginya. Senyum mencurigakan seperti biasa. Yang akan berakhir dengan hal yang diluar pemikiran Clara."Kau ini sungguh keras kepala!" tukas Dave.Lalu dengan cekatan dia mengangkat Clara ke pundaknya. Dia membopong Clara seperti karung beras yang dengan mudahnya diletakkan di punggungnya.Wanita itu memekik terkejut sekaligus malu. Clara tak terima diperlakukan sedemikian rupa oleh Dave di depan Matheus."Argh! M
Read more
Part 14
Tatapan mata Dave yang mengeker dari balik kamera membuat Clara gagal fokus. Dia merasa salah tingkah hingga terus mengulang beberapa sesi hanya untuk satu kostum.       Entah kenapa Clara merasa tatapan Dave begitu mengintimidasinya untuk tak bergaya terlalu sensual.Padahal dirinya harus berpose dengan gaya yang mencerminkan harum dari parfum yang menjadi produk yang dia iklankan kali ini.Dikarenakan tiga hari yang lalu setelah makan malam yang menentukan perjanjian kontrak kerjasamanya dengan Matheus. Dave secara tiba-tiba terlihat acuh kepadanya. Bahkan saat bertemu wajah di koridor apartemen. Dave bahkan tak meliriknya sedikitpun.Harusnya Clara merasa senang karena tak ada lagi pria sombong yang sering mengganggunya dengan segala macam cara.Namun sikap diamnya Dave malah membuatnya uring-uringan dan tak jarang Clara sering mengajak boneka mouse-nya berbicara. Mengadukan tingkah Dave yang selama t
Read more
Part 15
Clara meringis menatap Dave yang diam di sepanjang perjalanan. Wajah Dave terlihat dua kali lebih menyeramkan dari sebelumnya.Dalam hati... Clara terus meruntuki Maggie yang harus pergi ke rumah calon mertuanya. Clara berpikir jika saja ada Maggie di situ. Dia pasti tak akan secanggung ini.Dan sekarang... Rasanya Clara ingin bumi menelannya hidup-hidup. Bagaimana bisa dia bicara baik-baik dengan Dave saat ini. Jika kejadian di klub tadi sungguh membuatnya ingin menyumpal mulut Matheus dengan heels kesayangannya."Kenapa kau mengucapkan mousie lagi? Apa kau sungguh mengkhawatirkan hamstermu itu?" tanya Matheus."Hamster?" tanya Dave mengerutkan keningnya semakin bingung.            “Ya. Selama bicara denganku, Clara selalu mengingat Hamsternya yang bernama mousie. Dia takut mousienya merajuk jika dia lupa memberikan makan. Apa kau tahu seperti apa hamsternya? Aku sunggu
Read more
Part 16
Seiring berjalannya waktu... Clara tetap melanjutkan kontraknya dengan Matheus. Karena tak dapat dipungkiri... nama Clara kian terkenal dan diakui sebagai model terbaik di dunia dengan penghasilan yang cukup tinggi. Berkat produk branded dari perusahaan Matheus, hingga membuat Clara dapat melebarkan sayapnya.Begitu juga dengan Matheus yang mendapat keuntungan besar dari penjualan yang diiklankan oleh Clara. Dia semakin banyak mengeluarkan produk baru hingga merekrut model-model lain untuk membantu memasarkan produknya.Dan entah sebuah kebetulan atau seperti sesuatu yang disengaja. Matheus merekrut Diego Castiel sebagai pasangan model Clara di produk terbarunya berupa pakaian musim panas.Pria asal Argentina yang dulu sempat menggoda Clara dengan tujuan mendapatkan job besar bersama. Akhirnya mendapat kepercayaan dari  perusahaan Matheus untuk menjadi pendamping Clara.Sementara hubungan Clara dan Dave selama beberapa bulan terakh
Read more
Part 17
"Ya... Tapi kau juga tahu, Mag. Bahwa aku tak mudah menyerah," ujar Matheus kembali mengarahkan tatapannya kepada Clara."Ahm... Jangan terlalu serius bicara. Lebih baik kita minum dulu," ujar Clara mencoba mengalihkan pembicaraan agar tak menjadi tegang.Dia menuangkan minuman ke dalam dua gelas. Lalu meminumnya langsung dari gelas Maggie, dan kembali menuangkan dan meminumnya lagi."Cla... Hentikan. Kau tak bisa minum terlalu banyak!" peringat Maggie. Saat Clara hendak menuangkan gelas ketiganya.Matheus meraih tangannya dan menghentikan niat Clara yang hendak kembali menuangkan minuman ke dalam gelas."Hentikan Cla... Jangan terlalu memikirkan ucapanku," cegah Matheus."Maaf... Aku... aku hanya...." Clara menjadi bingung ingin menjawab apa. Dia hanya tak siap mengetahui ada pria yang siap menjalin hubungan serius dengannya.Dia tak ingin kejadian seperti dengan Jacob kembali terulang."Ehm... Aku akan ke toilet sebentar," uj
Read more
Part 18
Matheus dan Maggie terlarut dalam perbincangan. Seputar bisnis dan hal lain yang kiranya bisa dibicarakan secara umum. Hingga setengah jam lamanya sudah berlalu Clara belum juga kembali."Ini sudah cukup lama untuk seorang wanita pergi ke kamar mandi, Mag. Kau yakin Clara bisa menghabiskan waktu selama itu?" tanya Matheus memastikan.Dia sudah menanyakan hal yang sama saat lima belas menit yang lalu. Namun Maggie yang memang sudah mengetahui kebiasaan Clara, merasa itu biasa saja jika Clara berlama-lama di depan cermin toilet."Hm... Baiklah, aku akan mengecek keadaannya," ujar Maggie berdiri dari duduknya. Dirinya baru hendak melangkah.Namun secara kebetulan dua orang wanita melintas dan terdengar pembicaraan mereka."Toilet khusus wanita tadi sempat diperbaiki. Namun hanya lima menit, mereka sudah membukanya. Sungguh menyebalkan!""Ya..  Kau benar. Barusan aku harus kembali ke kamar hanya untuk merapikan make up. Jika ha
Read more
Part 19
Dave mengambil bantal yang dilemparkan Clara. Lalu memeluk bantal itu dan membelakangi Clara dengan berbaring di sofa."Good nite, Cattie... Semoga kau bisa nyenyak, tidur tanpa bantal," ujar Dave.Matanya terpejam namun bibirnya masih melengkung ke atas memikirkan wanita yang sedang duduk di atas ranjangnya."Mousie... Kembalikan bantalnya," pinta Clara."Kau 'kan sudah memberikannya padaku. Untuk apa diminta lagi?" tanya Dave."Aku tidak memberikannya, aku melemparkannya untuk membalas perbuatanmu!" balas Clara."Kalau begitu ambillah...," perintah Dave.Senyumnya terlihat mencurigakan seperti memikirkan sesuatu untuk menjahili Clara.Clara turun dari ranjang. Walau dia mencebik kesal menatap Dave dengan tajam.Dave mengulurkan tangannya menyodorkan bantal yang sempat dilemparkan oleh Clara.Namun saat Clara hendak meraihnya Dave menarik kembali tangannya dan mendekap bantal di atas dadanya. Namun dia tak memper
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status