"Ya... Tapi kau juga tahu, Mag. Bahwa aku tak mudah menyerah," ujar Matheus kembali mengarahkan tatapannya kepada Clara.
"Ahm... Jangan terlalu serius bicara. Lebih baik kita minum dulu," ujar Clara mencoba mengalihkan pembicaraan agar tak menjadi tegang.
Dia menuangkan minuman ke dalam dua gelas. Lalu meminumnya langsung dari gelas Maggie, dan kembali menuangkan dan meminumnya lagi.
"Cla... Hentikan. Kau tak bisa minum terlalu banyak!" peringat Maggie. Saat Clara hendak menuangkan gelas ketiganya.
Matheus meraih tangannya dan menghentikan niat Clara yang hendak kembali menuangkan minuman ke dalam gelas.
"Hentikan Cla... Jangan terlalu memikirkan ucapanku," cegah Matheus.
"Maaf... Aku... aku hanya...." Clara menjadi bingung ingin menjawab apa. Dia hanya tak siap mengetahui ada pria yang siap menjalin hubungan serius dengannya.
Dia tak ingin kejadian seperti dengan Jacob kembali terulang.
"Ehm... Aku akan ke toilet sebentar," uj
Matheus dan Maggie terlarut dalam perbincangan. Seputar bisnis dan hal lain yang kiranya bisa dibicarakan secara umum. Hingga setengah jam lamanya sudah berlalu Clara belum juga kembali."Ini sudah cukup lama untuk seorang wanita pergi ke kamar mandi, Mag. Kau yakin Clara bisa menghabiskan waktu selama itu?" tanya Matheus memastikan.Dia sudah menanyakan hal yang sama saat lima belas menit yang lalu. Namun Maggie yang memang sudah mengetahui kebiasaan Clara, merasa itu biasa saja jika Clara berlama-lama di depan cermin toilet."Hm... Baiklah, aku akan mengecek keadaannya," ujar Maggie berdiri dari duduknya. Dirinya baru hendak melangkah.Namun secara kebetulan dua orang wanita melintas dan terdengar pembicaraan mereka."Toilet khusus wanita tadi sempat diperbaiki. Namun hanya lima menit, mereka sudah membukanya. Sungguh menyebalkan!""Ya.. Kau benar. Barusan aku harus kembali ke kamar hanya untuk merapikan make up. Jika ha
Dave mengambil bantal yang dilemparkan Clara. Lalu memeluk bantal itu dan membelakangi Clara dengan berbaring di sofa."Good nite, Cattie... Semoga kau bisa nyenyak, tidur tanpa bantal," ujar Dave.Matanya terpejam namun bibirnya masih melengkung ke atas memikirkan wanita yang sedang duduk di atas ranjangnya."Mousie... Kembalikan bantalnya," pinta Clara."Kau 'kan sudah memberikannya padaku. Untuk apa diminta lagi?" tanya Dave."Aku tidak memberikannya, aku melemparkannya untuk membalas perbuatanmu!" balas Clara."Kalau begitu ambillah...," perintah Dave.Senyumnya terlihat mencurigakan seperti memikirkan sesuatu untuk menjahili Clara.Clara turun dari ranjang. Walau dia mencebik kesal menatap Dave dengan tajam.Dave mengulurkan tangannya menyodorkan bantal yang sempat dilemparkan oleh Clara.Namun saat Clara hendak meraihnya Dave menarik kembali tangannya dan mendekap bantal di atas dadanya. Namun dia tak memper
Maggie menatap tajam Dave yang mengabaikan ketegangan yang terjadi pada Matheus. Dave seolah tak memedulikan karier Clara yang mungkin saja bisa diputus kontrak jika Matheus mau."Clara! Kau ini bodoh atau apa? Mengucapkan sesuatu yang mungkin akan membuatmu kehilangan pekerjaan!" sergah Maggie."Mag... Jangan memarahinya. Bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Matheus tak akan berani memutus kontrak Clara. Jika itu yang terjadi... Aku yang akan bertanggung jawab," ujar Dave membela Clara."Hah... Kau pikir Clara mendapatkan semua ini dengan cara yang mudah seperti yang kau ucapkan?" tanya Maggie. Merasa ucapan Dave begitu ringan dan menyepelekan."Kau akan tahu sesuatu tentangnya, Mag. Sudah kukatakan juga... Jangan mudah memercayai seseorang untuk menjaga Clara. Bahkan dirimu sendiri! Aku tak perlu mengingatkan kejadian semalam bukan?!" sergah Dave.Tatapan matanya terlihat tajam karena kesal dengan Maggie. Lalu dia mengalihkan tatapannya kepada Cl
Dave melaju menjauh dari resort meninggalkan Clara bersama Maggie dan Matheus untuk sementara waktu. Dia sudah bertekad akan menjaga Clara dari orang yang selalu ingin memanfaatkannya.Mengingat kisah Clara sejak dulu yang didengarnya langsung dari Clara saat menaiki bianglala. Dia yakin tanpa disadari Clara... bahwa Maggie juga mengambil keuntungan dari usaha Clara untuk menjadi terkenal.Dave merasa Maggie juga mendapatkan imbas dari ketenaran yang dicapai Clara saat ini. Membawa nama perusahaan ayahnya untuk dikenal dan mendapatkan banyak pengusaha yang mau bekerja sama.Dan Matheus... Sejak awal Dave sudah merasa curiga dengan pria itu. Dari sekian banyak model cantik dan berusia lebih muda danfresh.Kenapa Matheus bisa memilih Clara?Semua pertanyaan itu terus muncul di dalam kepala Dave. Seakan ada sesuatu yang aneh dari Matheus. Dan cara Matheus mendekati Clara terlihat seolah memiliki niat terselubung.Matheus
Dave berniat ke tempat Clara pada malam harinya untuk mengajaknya makan ice cream di kedai ujung jalan dari apartemennya. Dave merasa bersalah saat kembali memikirkan sikap dinginnya siang tadi saat di restoran, membuatnya tak tenang.Dave yang sudah mengenal Clara... Wanita yang akan memikirkan segala masalah hingga berlarut-larut. Dia takut jika Clara merajuk dan menjadi murung karena sikap dinginnya tersebut.Dave merasa mungkin ucapan Celine benar. Dia sudah melakukan banyak hal luar biasa yang membuatnya tak sadar telah menjadi orang lain. Seolah dirinya sungguh terjebak oleh model bernama Clara yang begitu melekat dipikirannya. Hingga merasuki jiwanya untuk terus memikirkan Clara dan masa lalunya yang kelam.Membuat dirinya berubah menjadi lebih baik. Menjadi lebih peduli dengan wanita itu. Bahkan dengan sekitarnya jika memang sungguh ada yang membutuhkan bantuannya.Dave menatap dirinya dipantulan cermin. Sambil melakukanselfie
Clara menatap punggung Dave yang menghilang di balik pintu kaca restoran tersebut. Lalu matanya teralihkan kembali kepada Matheus karena merasakan tangannya digenggam lembut oleh pria di hadapannya."Maaf untuk makanan pembukanya, Cla. Aku sungguh tak tahu. Tapi aku yakin kau akan menyukai hidangan utama—""Ehm... Math. Maaf menyela ucapanmu. Maafkan aku juga yang...." Clara memotong ucapan Matheus lalu bingung bagaimana cara mengatakan bahwa dia ingin segera menyusul Dave.Matheus menunggu kelanjutan ucapan Clara yang terhenti. Masih tetap menggenggam tangan Clara. Membuat wanita lugu itu menatap genggaman tangan Matheus. Lalu melepaskannya secara perlahan."Maafkan aku, Math. Aku sungguh harus pergi... Bukannya aku tak menghargaimu. Aku... Aku tak bisa mengabaikan pria yang kucintai. Aku... Entahlah. Aku hanya tak ingin membuatnya kecewa. Sekali lagi... Maafkan aku," ungkap Clara dengan penyesalan yang begitu dalam.Dia beranjak dari dudukn
"Apa kau mencintai—"Blitzlampu kamera dari luar dinding kaca menghentikan ucapan Dave.Clara dan Dave menoleh mengerutkan keningnya."Sial! Mereka lebih cepat!" runtuk Dave dalam hati."Mousie, sebenarnya ada apa?" tanya Clara."Kau ikut saja denganku. Kita ke tempat Bradley," ujar Dave.Menarik Clara keluar dengan paksa menerobos kerumumanpaparazziyang sudah bergerumun di depan pintu kedai ice. Memanggil-manggil Clara, untuk meminta penjelasan tentang kabar beritanya yang sedangtrending.Namun Dave menarik Clara begitu saja tanpa mau berhenti ataupun berbicara. Mereka memasuki mobil dan melajukannya menuju ke tempat Bradley.Karena Dave tahu... Di apartemen pasti sudah banyak wartawan yang ingin mendengar penjelasan Clara mengenai berita yang saat ini sedang disebarkan oleh Diego.Perihal bahwa; Clara menuduh Diego yang hendak memperkosanya. Dieg
Sebuah meja panjang dipasang di depan kantor management Bradley. Beberapa orang sibuk menyiapkan Microphone dan minuman hingga tertata rapi di atas meja. Terdapat empat microphone dan empat minuman botol air mineral.Di depannya terdapat kursi yang membentuk barisan sekitar sepuluh baris ke belakang dan tujuh baris ke samping. Beberapa wartawan sudah menyiapkan kamera dan seorang reporter untuk meliput klarifikasi masalah berita pencemaran nama baik yang disebarkan Diego kepada Clara.Bradley, Dave, Clara dan Maggie sudah siap diback stage.Maggie akhirnya bergabung dengan Dave setelah melihat berita pencemaran nama baik yang dilakukan Diego.Maggie sempat menghubungi Matheus, namun pria itu malah membentaknya dan berniat memutus kontrak kerja sama dengan Clara karena membuat produkbrand-nya merosot akibat skandal yang sedang menimpa Clara.Maggie mengira Matheus akan membantu. Namun nyatanya apa yang dikatakan Dave se