All Chapters of Trapped by Sexy Model 2: Chapter 1 - Chapter 10
41 Chapters
Prologue
_PROLOGUE_Ingar bingar suara musik dari dj yang asik memainkan alatnya terdengar memekakan gendang telingaku, yang sudah menjadi langganan setiap akhir pekan menghabiskan malam di sebuah bar di kota besar Manhattan. Tepatnya di kawasan Midtown.Sedikit informasi tentang tempat ini....Sebagai distrik bisnis pusat terbesar di New York, Midtown Manhattan menjadi distrik komersial tunggal tersibuk di Amerika Serikat, dan termasuk di antara kawasan real estate terpadat dan beragam di dunia. Sebagian besar pencakar langit besar New York, termasuk menara hotel dan apartemen tertinggi, terletak di Midtown.Well... beralih ke kisah hidupku yang cukup tragis.Kejadian pahit beberapa bulan lalu membuatku begitu tersiksa walau aku terlihat baik-baik saja di depan semua orang... namun tak ada yang tahu, bagaimana keadaan hatiku. Sungguh miris.Terluka, tergores, tersayat dan semua hal meny
Read more
Part 01
—01—Dave berjalan sedikit sempoyongan di koridor hotel. Terlihat dari cara berjalannya yang tak beraturan dengan menabrakkan tubuhnya ke dinding kamar hotel.Lalu sesekali ia terkekeh saat jalannya tak bisa kembali benar. Namun dia tetap berjalan menjauh dari kamar yang sempat dimasukinya bersama seorang wanita yang hendak memanfaatkan keadaannya yang setengah mabuk.Bukan karena minuman yang ditenggak Dave saat di Club. Namun sebuah pil yang sempat dimasukan Penelope ke dalam mulut Dave.Beruntungnya Dave menahan pil itu di bawah lidah. Dan hanya sedikit yang terlarut dari pil yang kemungkinan bisa membuat orang tertidur dalam sekejap.Sebelumnya sesuatu hampir terjadi pada Dave untuk kesekian kalinya.Jari lentik seorang wanita yang tak lain seorang Penelope hendak memanfaatkan keadaan Dave untuk menjadi tenar.Setelah perpisahannya d
Read more
Part 02
—02—Empat tahun kemudian.Sebuah mobil sport putih berhenti di sebuah gedung pencakar langit dengan papan reklame bertuliskan Mose Entertain.Sepasang kaki bersepatu pantofel mengkilap, turun dari mobil keluaran terbaru dari ferrari tersebut.Kaki itu melangkah memasuki gedung mengkilap yang terlihat begitu tinggi menjulang ke langit dengan sangat angkuh.Beberapa karyawan di gedung tersebut menyapanya dengan ramah. Dan pria itu menanggapinya dengan senyuman yang membuat ketampanannya semakin bertambah.Dipadukan dengan setelan jas melekat sempurna di tubuhnya yang diyakini begitu indah dan sangat disayangkan untuk tak dipandang.Pria yang berjalan dengan tegap itu menyunggingkan senyuman di balik rahang tegas yang ditutupi bulu halus terawat dan tertata rapi mempertegas rahang, seolah menambahkan kesan seksi dari raut wajah yang begitu sempurna
Read more
Part 03
—03—Clara menghentikan mobilnya di depan halaman sekolah anak-anak yang masih dalam tahapan pre-school.Marshella Anggie Wesley, anak yang berada di samping Clara tersenyum menatap ke arah layar jendela mobilnya.Bocah berusia tiga tahun itu turun dari mobil, sambil berseru kepada Clara."C'mon, Mom!" ajak bocah perempuan itu berseru.Clara tersenyum membuka seatbelt dan mematikan mesin mobilnya, ia turun menyusul Anggie -panggilan anak tersebut- yang berjingkrang senang saat hari ini adalah first timenya ia masuk sekolah."Wait, An ... jangan tinggalkan, Mom." Clara menyahut dan terburu-buru mengejar Anggie.Bocah perempuan yang begitu aktif dan sangat antusias untuk masuk ke lingkungan barunya itu, berlari dan berhenti menatap kagum bangunan indah yang ada di hadapannya.Dengan mulut yang menganga ... bocah itu terlih
Read more
Part 04
—04—Dave menggebrak-gebrak Stein yang masih tertidur di sofa ruang tamu apartemen asisten sekaligus detectif yang merangkap menjadi sahabat Dave. Lebih tepatnya... Teman curhat Dave selama beberapa tahun terakhir.Well ... Bagaimana bisa Stein -sipemilik apartemen- malah tidur di sofa ruang tamunya?Kembali lagi pada kenyataan, bahwa Dave adalah bosnya!Setelah perdebatannya dengan Stein semalam ... Dave —pengungsi tak tahu diri itu. Meminta tidur di kamar Stein, dengan alasan ia lelah karena perjalanan panjangnya dari Manhattan menuju Sydney yang memakan waktu empat jam lebih lama dari penerbangan yang biasanya hanya mencapai duapuluh tiga jam paling lama.Erangan dari mulut Stein terdengar menggerutu kesal. Bosnya yang satu itu memang tak bisa memberikan Stein sedikit jeda untuk bernapas sejenak dan menikmati tidurnya dengan tenang."Stein bangun! Jika kau tak ingin
Read more
Part 05
-05-Dave tersadar setelah beberapa detik bergeming menatap kepergian Clara. Lantas dia bergegas mengikuti Clara yang sudah diketahuinya menuju sekolah di mana bocah perempuan itu diantarkan Clara.Dave memasuki mobil milik Stein dan langsung menekan pedal gasnya untuk bisa menyusul kepergian Clara.Ia melewati beberapa mobil yang telah menutupi jalannya, untuk menyusul mobil Clara yang berada dua mobil di depan darinya. Di sisi jalan terlihat tanda kehidupan dari orang yang berlalu lalang untuk memulai harinya.Hingga beberapa menit kemudian, Mobil yang dikendarai Clara terlihat berhenti di pelataran halaman parkir sekolah Anggie.Bocah kecil itu keluar dan melambaikan tangannya kepada Clara. Setelah ia mencium pipi ibunya dan Clara membalasnya sambil mengusap kepala Anggie dengan sayang.Sementara Dave terdiam menatap pemandangan indah tersebut. Hatinya tereny
Read more
Part 06
—06—Dave menghentikan mobilnya tepat di belakang mobil Clara. Ia keluar dari mobil sambil memakai kacamata hitam karena terik matahari tepat berada di atas kepalanya.Otaknya terasa mendidih seperti hatinya saat ini. Ketika mendengar pengakuan omong kosong dari Clara yang berkeras bahwa wanita itu merasa telah bahagia tanpanya.Terlihat Clara yang masuk ke rumah, membawa Anggie yang terus berceloteh menceritakan kegiatannya di sekolah. Sesekali bocah itu menyebut nama Dave yang begitu angkuh tak ingin bermain dengan teman lainnya.Dave mengikuti dan memilih membiarkan Clara melakukan kegiatannya seperti biasa. Mengurus Anggie, dengan menyuruh bocah itu untuk mengganti pakaian. Sementara Clara hendak memasak makan siang mereka."Aku ingin bermain dengan teman perempuan ... tapi Dave dengan angkuhnya berkata, bahwa kami berisik. Dan dia ....""Okay, An. Simpan ce
Read more
Part 07
—07—Clara masuk kembali ke rumah, setelah selesai menjawab panggilan yang membuatnya naik darah.Terlihat dari wajahnya yang memerah dan hilangnya senyuman di wajah yang masih terlihat cantik.Clara bergabung bersama Dave dan Anggie yang kompak memerhatikan wanita itu. Clara duduk dan langsung mengambil makanan ke atas piring kosong. Lalu melahapnya dengan segera seperti orang kelaparan.Padahal sebelumnya ia berkata kepada Anggie bawah dia masih kenyang. Dave dan Anggie melongo melihat Clara begitu lahap menyuapkan nasi berkali-kali ke dalam mulutnya, lalu mengunyahnya dalam jumlah banyak hingga kedua pipinya menggelembung menjadi chuby."Apa masakanku seenak itu?" tanya Dave.Seketika Clara baru teringat bahwa makanan yang ia lahap sedemikian rakusnya adalah masakan Dave. Ia hanya sedang kesal dan meluapkannya begitu saja tanpa tahu dirinya sudah menjadi pusat perhatian kedua
Read more
Part 08
-08-"Matheus Arthur Wesley! Berhenti bicara dan jangan campuri urusanku!" hardik Clara.________Lagi-lagi menghentikan ucapan Matheus. Bersamaan dengan itu Clara berbalik, menatapnya dengan sorot mata tajam, begitu juga Dave yang berada tepat di belakang Clara berjarak beberapa langkah sambil mengerutkan keningnya dalam."What happened, Cla? Kenapa kau menghentikan ucapannya?!" tanya Dave.Membuat Clara menoleh dan menatapnya sinis. Tatapan yang diterima dan dibalas oleh Dave tak kalah sinis.Dave melangkah mendekati Clara, tanpa berniat menghilangkan sorot tajam dari manik abunya."Apa yang hendak kau sangkal, Cla? Kenyataan bahwa kalian adalah adik kakak? dan tak dapat terelakkan bahwa darah yang ada di dalam tubuh kalian yakni dari gen yang sama, sebagai keturunan Wesley?!" sergah Dave.Semakin m
Read more
Part 09
—09—Dave terdiam di dalam mobil yang masih diparkirkan di depan rumah Clara, ia memandangi lembaran kertas laminating putih yang bergambar sesosok wanita yang dicintainya. Gambar yang menunjukkan kegiatan Clara setelah perpisahan terjadi antara dirinya dan wanita yang dicintainya.Dave mengusap lembaran demi lembaran dengan perlahan dan membalik lembaran itu satu persatu, seperti sedang membaca agenda perjalanan wanitanya selama berpisah dengannya.Terdapat sebuah tulisan tangan Maggie yang menjelaskan sedang apa Clara di dalam foto tersebut. Dave terkekeh saat cerita yang dijabarkan dalam tulisan itu mengandung unsur keluguan seorang Clara."Kau memang tetap lugu, Cla... sekalipun kini kau berubah menjadi lebih dewasa. Apa tak sedikitpun kau merindukanku? Kau tak adil... kau tahu keberadaanku, namun tidak denganku. Dan yang lebih parahnya, kau bahkan tak pernah mendatangiku," lirih Dave dala
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status