Share

Trapped by Sexy Model 2
Trapped by Sexy Model 2
Author: Mrs.Juno

Prologue

Author: Mrs.Juno
last update Huling Na-update: 2021-03-21 14:23:12

_PROLOGUE_

Ingar bingar suara musik dari dj yang asik memainkan alatnya terdengar memekakan gendang telingaku, yang sudah menjadi langganan setiap akhir pekan menghabiskan malam di sebuah bar di kota besar Manhattan. Tepatnya di kawasan Midtown.

Sedikit informasi tentang tempat ini....

Sebagai distrik bisnis pusat terbesar di New York, Midtown Manhattan menjadi distrik komersial tunggal tersibuk di Amerika Serikat, dan termasuk di antara kawasan real estate terpadat dan beragam di dunia. Sebagian besar pencakar langit besar New York, termasuk menara hotel dan apartemen tertinggi, terletak di Midtown.

Well... beralih ke kisah hidupku yang cukup tragis.

Kejadian pahit beberapa bulan lalu membuatku begitu tersiksa walau aku terlihat baik-baik saja di depan semua orang... namun tak ada yang tahu, bagaimana keadaan hatiku. Sungguh miris.

Terluka, tergores, tersayat dan semua hal menyakitkan begitu kuat kurasakan selama berbulan-bulan.

Baiklah kalian bisa mengatakan aku berlebihan, aku tak peduli.

Karena hanya satu wanita yang kutunggu... wanita yang menancapkan pedang itu ke dalam hatiku. Lalu meninggalkanku tanpa sempat mencabutnya kembali.

Dan wanita itu adalah Clara Davonna Dawn. Wanita yang begitu tega meninggalkanku terlalu lama. Dan menghilang tanpa jejak hingga detik ini.

Membuat seorang Dave Mose Williams merana dalam menjalani hidup yang terlihat begitu indah jika aku mau menikmatinya.

Namun... Tidak! janjinya untuk kembali harus ditepati. Dan aku memilih menunggu, membiarkan diriku terus menerus menjadi sasaran wanita yang begitu penasaran dengan kehidupan pribadiku.

Seperti yang tengah dilakukan sepasang mata yang menyoroti keberadaanku. Seorang wanita yang kuketahui berprofesi sebagai model, hendak mendekatkan diri denganku.

Hah... entah sampai kapan juga aku menjadi incaran buas para model itu... rasanya melelahkan harus berakting di depan mereka, demi mengetahui kepribadian model yang hendak masuk ke dalam management yang telah kudirikan dengan susah payah.

Lihat saja, pakaian yang super minim dan ketat itu. Ditambah dengan langkah gemulai, Wanita itu mulai berjalan mendekatiku. Aku harus menjaga sikapku untuk tetap tenang, walau sudah menghabiskan tiga gelas sloki vodka.

Well... Artinya aku harus berpura-pura, lagi!

"Hay handsome," sapa wanita berpakaian ketat dengan warna merah menyala sambil mengambil duduk di sampingku.

Ya ampun... wangi parfumnya begitu menyengat. Dan itu mengganggu bagiku!

Aku menoleh, memberikan tatapan dengan sorot mata dingin yang memancar begitu kuat terlihat jelas dari mataku... aku yakin itu.

Dia akan semakin tertantang dengan tatapan ini. Belum lagi, rahang tegas yang sengaja kututupi dengan bulu-bulu lebat disekitar dagu, demi membedakan aku yang sekarang begitu kacau tanpa Clara.

Namun hal tersebut malah membuat wajah wanita di sampingku sedikit menegang, karena tatapanku.

"Hei," jawabku singkat.

Dengan seulas senyum dari bibirku yang seksi ini. Dan tak lupa untuk kubuat sedikit menyeringai demi membuatnya bingung dengan tingkahku yang over percaya diri.

"Alone?" tanya wanita itu lagi.

Sambil sedikit membungkukkan tubuhnya di depanku.

Dengan sengaja aku kembali menatap minumanku, karena tak ingin dikatakan bahwa aku tergoda. Wanita itu seakan sengaja melakukannya untuk menggodaku dengan penampilan seksinya melalui dada yang menyembul keluar karena minimnya pakaian yang digunakannya. Dasar bitch!

"Ya. Kau mau menemaniku?" tanyaku. Sambil menenggak minuman keempatku.

"Tentu," jawab wanita berkulit putih pucat yang terlihat mengkilap diterangi cahaya berwarna orange dari lampu menggantung di atasnya.

Tangan halusnya mulai mengusap tanganku yang bergambar sarang laba-laba. Aku baru membuatnya beberapa bulan yang lalu.

Ya ampun, apa aku sudah menyebutnya 'bitch' barusan?

Itu artinya aku tak bohong, karena kenyataannya wanita ini terus menggodaku melalui tatapan sensual yang seolah menantangku untuk takluk padanya malam ini.

But, it's not that easy, Bitch! You want to play with me? Let's play!

"Tapi, aku tak bisa terlalu banyak minum. Dan sekarang malah aku mulai mabuk saat melihatmu. Bisa kau bawa aku pergi dari sini?" tanyaku tetap memasang wajah tampanku yang lagi-lagi aku selipkan sebuah seringaian mencurigakan.

Namun bagi seorang wanita yang memiliki sebuah tujuan, dia akan dengan senang hati membawaku bermalam bersamanya di sebuah hotel terdekat dari club ini.

"Of course, handsome," jawab wanita yang memiliki bibir merah tebal dan sedang menyungging naik ke atas seolah senang saat mendapatkan lampu hijau dariku -incaran banyak model sepertinya-.

"Well, sebelumnya aku harus memanggilmu apa?" tanyaku berbasa-basi lagi untuk menghabiskan sisa gelas kelima dari sang bartender yang sudah hafal dengan pesananku.

Tanpa sungkan wanita dengan lengkuk tubuh sempurna itu mengulurkan tangannya.

"Penelope Vexia," jawab wanita itu dengan suara yang dibuat-buat agar terdengar seksi.

Aku mengangguk-anggukkan kepala, Sambil mengambil gelas terakhirku... lalu hendak meminumnya untuk kesekian kali. Dan aku belum merasa mabuk sama sekali... sialnya aku tetap harus menyingkirkan wanita pengganggu ini.

"Baiklah... aku-"

"Dave Mose Williams," sela Penelope.

Menebak namaku. Namun maaf, aku sama sekali tak terkejut. Aku malah menyeringai dan menenggak minuman terakhirku.

"Ya, sepertinya aku cukup terkenal dikalangan model cantik sepertimu," ujarku sambil terkekeh, memulai akting yang kubilang tadi.

"Tentu. Dan predikat-mu sebagai the lady killer bahkan sudah seperti rahasia umum bagi semua kalangan model sepertiku. Dan malam ini, aku ingin mencoba peruntunganku," ujar Penelope begitu yakin.

Ia tersenyum menatapku yang juga tersenyum begitu tampan. Namun sedetik kemudian aku mulai memejamkan mata dan menjatuhkan kepalaku ke atas pangkuan Penelope.

Seolah aku dengan sengaja memberikan kesempatan bagi wanita itu untuk menguasai diriku malam ini.

"Hah... Semudah ini? Well ini malam keberuntunganku rupanya!" gumamnya bersorak girang.

Namun nyatanya hatiku yang lebih bersorak!

Gotha you, Bitch! seruku dalam hati, sambil menyeringai walau mataku terpejam.

**

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 40 (The end)

    Clara memekik terkejut saat mendengar nama pria yang memperkenalkan dirinya dengan cara menyeramkan itu menerobos masuk melewatinya dengan mudah.Clara menoleh dengan tatapan menyelidik walau terdapat secuil rasa takut dari aura pria yang terasa telah membunuh banyak orang."Who are you?!"tukas Clara berusaha terlihat berani. Walau dalam hatinya merutuki Leonard yang pergi entah kemana.Bukannyamenjawab,pria itu melangkah menghampiri Clara dan berhenti di hadapannya."Apa kau tak mendengar perkenalanku tadi?Aku Bastian Fer—argh!"pekik pria bernama Bastian, memegangimiliknyayangterkena tendangan lutut Clara.Bastian hendak meraih tangan Clara tetapi wanita itu lebih dulu meraih tangannya dan menarik, menambahkan pukulan pada perutnya.Bastian me

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 39

    Dave menapakkan kakinya di kediaman seorang petinggi mafia yang diduga sebagai bos Diego. Kedatangannya sudah diketahui orang itu hingga saat ia tiba di bandara, Dave sudah mendapat jemputan menggunakan helikopter dan berhenti tepat dihelipadrumah mafia tersebut. Seolah diperlakukan sebagai tamu spesial yang membuat Dave harus semakin waspada.Dave bersama Stein dan Frank diantarkan seorangbodyguarduntuk menemui pemimpin itu. Dengan menaiki sebuah lift agar tiba di atap tertinggi terbuka yang terdapat pria paruh baya sedang memberi makan peliharaannya di tempat terbuka. Terdapat beberapa unggas berbagai macam bentuk yang terlihat cukup besar dimasukan ke dalam kandang."Boss,Mr. Williams sudah di sini," ujarbodyguardberseragam hitam itu menyapa boss besarnya.Pria dengan setelan kemeja putih yang lengannya digulung menampilkan beberapa tato, dipadukan dengan rompi abu yang dan

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 38

    Dave mendengar panggilan telepon yang tersambung pada Celine atau Shello, begitulah Frank dan Stein memanggil wanita itu dengan akrab. Setelah menunggu selama beberapa menit, kini ia harus menerima kenyataan dan benar akan pemikirannya.Pria yang membantu petinggi mafia dari Diego adalah Leonard Dowson yang tak lain adalah suami dari Shello. Dave sempat memaki dan menghujat Shello untuk mengembalikan Clara sesegera mungkin. Akan tetapi setelah mendengar penjelasan Shello yang mengatakan bahwa suaminya terpaksa melakukan itu karena putrinya yang juga menjadi sandera dan sebagai bayarannya, Leonard harus melakukan tiga kali penculikan.Tentu saja, Shello sudah menyusun rencana untuk menyelamatkan keduanya. Bahkan klan Dowson dan Wilfred serta klan Walz yang turut ikut membantu sudah siap menjalankan misi yang dipimpin oleh Shello dan ayahnya—Marshello.Dave hanya diminta untuk mempercayakan semua pada apa yang sudah diatur oleh wanita yang pan

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 37

    Stein menutup panggilan Dave saat bos kecilnya mengatakan hal yang begitu mencurigakan. Tak biasanya Dave menghubunginya hanya untuk berpamitan dan memintanya untuk tidak mengganggu acaranya. Selama ini baik Stein atau pun Frank selalu profesional melakukan tugas memantau kedua putra Marvin Williams tanpa mengganggu kesibukan mereka."Oh,came on,boss. Kau membuang ponsel modifikasiku ke jalan?!" keluh Stein saat melihat dari layar laptopnya melalui kaca spion mobil Dave yang dipasangi kamera kecil lengkap dengan alat GPS dan penyadapnya.Sebelum mendapat telepon dari Dave. Stein sudah mengetahui bahwa bos kecilnya itu sedang berseteru di telepon. Membuat Stein mulai bersiaga dan bergegas menghubungi Frank untuk menjemputnya dan terbang ke Manhattan. Tentunya mereka memiliki izin menggunakan pesawat jet Williams Corp dalam keadaan mendesak seperti saat ini.Mereka bukan hanya pekerja yang mengurus pekerjaan kantor biasa. Semua itu hanyalah se

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 36

    Dave menginjakan kaki di Metropolitan Correctional Center yakni pusat pertahanan para narapidana Manhattan, New York. Aura mengerikan terasa saat beberapa kawanan polisi yang sedang bertugas membekuk kriminal terlihat bagai pemandangan biasa yang terjadi disana.Kubikel-kubikel para petugas polisi dan detektif sibuk melakukan tugasnya masing-masing. Beberapa terlihat di satu ruangan berdinding kaca, sedang berdiskusi sambil memperhatikan lembaran-lembaran foto yang diduga Dave sebagaisuspectyang mereka curigai dalam sebuah kasus.Langkah Dave terhenti di depan pintu bertuliskan Chief Of Department, yang diantarkan seorang sersan dan dipersilakan masuk menghadap sang atasan, tentunya setelah meminta izin melalui intercom dengan laporan singkat.Dave mengangguk mengerti dan masuk lalu berjabat tangan sejenak, sampai pintu ruangan tertutup. Mereka mulai melakukan pembicaraan serius.Setengah jam berlalu setelah diskusi yang membuat banya

  • Trapped by Sexy Model 2   Part 35

    Wajah Dave kini terlihat memerah padam dengan remasan pada benda pipih di tangannya yang kini masih tertempel di telinganya. Rahangnya mengatup kuat dan aliran darahnya naik ke kepala hingga meluap seiring dengan ucapan dan kekehan menertawakan dirinya di ujung panggilan sana."Jangan pernah mengancamku karena kekuasaanmu yang berbau busuk! Katakan di mana Clara?! Atau aku tak akan segan untuk—""—Untuk apa,Dave?!Melaporkan perusahaanku untuk kedua kalinya?Heh!" Decihan terdengar mengejek.Sekali lagi, Dave memejamkan matanya menelan kembali ucapannya. Posisi ia saat ini tak menguntungkannya untuk meladeni seorang bajingan licik yang berani menculik Clara darinya."Kau tak akan berani menyentuhku lagi,jikaClaramu tak ingin disentuh.Kau tak akan mudah menemukannya,karena kau berurusan de

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status