All Chapters of Sang Penakluk: Chapter 91 - Chapter 100
217 Chapters
Sahabat Sesungguhnya
Berita tentang skandal Alden menjadi berita gossip utama selama seminggu ini. Raka dengan segala relasi dan koneksinya mencoba untuk membungkam. Namun usaha tersebut sia-sia. Para media tidak bisa dihentikan begitu saja. Kini Indira juga terlibat dan simpati yang justru terkesan menyudutkan wanita itu, menambah beban pikiran keluarga besar Alden.Sementara Tantri yang tinggal hitungan minggu melahirkan, tampil sebagai bintang bersinar dadakan yang sibuk menerima wawancara. Dengan penuh kegeraman, Raka mulai mendatangi mereka. Sayangnya, Tantri jauh lebih licik. Kediamannya selalu penuh oleh wartawan dan pemburu berita. Raka tidak bisa melakukan apa pun untuk membuatnya bungkam. Wanita itu jauh di depan langkah dan taktiknya.Keenan, Shana dan Siwi yang akhirnya mengetahui hal tersebut sudah datang dan mencoba menguatkan Alden untuk terus bertahan dan menyiapkan pembelaan. Namun ternyata Alden tidak memiliki keinginan untuk bangkit kembali dari keterpurukannya.K
Read more
Pukulan Telak
Tantri merasakan perutnya makin membesar dan sulit untuk bergerak. Kakinya juga membengkak dan semua gerakan sulit ia lakukan. Lewo ayahnya sama sekali tidak membantu dan mereka hanya tinggal berdua saja. Ibu Tantri sudah pergi entah kemana, mungkin tidak betah hidup dengan dua manusia yang penuh dengan kekacauan dan tidak berhenti membuat masalah untuk orang lain.Jadwal untuk Tantri melahirkan adalah dua minggu lagi, hari ini ia harus kembali memeriksakan kandungannya. Uang simpanannya mulai menipis dan hasil dari menjadi bintang dadakan juga mulai ludes untuk membungkam orang-orang yang mendukung Tantri untuk melaksanakan rencananya tersebut.Wanita itu pikir, ia bisa segera menjadi istri Alden dan semua akan beres. Kenyataannya, semua meleset dan Alden menolak untuk bertanggung jawab. Raka hanya memberikan uang untuk ia makan dan itu tidak lebih dari lima juta tiap bulan.Dengan kondisi seperti ini mana bisa dirinya bertahan dengan nominal tersebut? Belum la
Read more
Buah Kesabaran
Dua buah keluarga yang sempat terpecah menjadi bersatu kembali. Indira dan Alden menata kembali apa yang telah mereka lewatkan selama ini. Sementara itu, Raka dan Menik mencoba mulai menjadi pengawas kehidupan anak-anaknya. Raka bahkan berpikir untuk tidak lagi mengajukan diri sebagai calon bupati jika masa jabatannya selesai.Keenan dan Shana belajar untuk lebih menjaga satu sama lain. Keduanya berikrar bahwa apa pun yang terjadi, mencari solusi bersama tanpa melibatkan emosi terlebih dahulu adalah utama. Pada akhirnya semua memetik hikmah dari kisah perjalanan Alden dalam menjalani masalahnya.Kini setelah mempersiapkan dengan baik tendangan balik untuk Tantri, Indira justru meminta untuk semua memaafkan perbuatan wanita tersebut. Menik menatap Indira dengan wajah tidak percaya.“Kamu nggak lagi ngantuk ‘kan, Ndi?” tanya Alexi dengan tidak percaya.“Gini deh, kalo kita mau balas memangnya ada keuntungan? Tantri sekarang lagi krit
Read more
Menuju Bahagia
Menyelesaikan masalah yang ada di Bali begitu melelahkan Siwi, Shana dan Keenan. Ketiganya tidak memiliki waktu lagi untuk bersantai. Kesibukan Keenan dengan pabrik kopi dan juga proyek barunya dengan Alden ke depannya nanti membuat ia menyiapkan segalanya dalam waktu secepatnya.Shana membantu Siwi membuka cabang yang kedua di Bali. Atas inisiatif Indira, garmen store mereka akan memilik koleksi baju ready-to-wear dari butik LIDI.Lila yang paling antusias atas kerjasama tersebut. Dayu segera menyiapkan tenaga tambahan dengan merekrut pejahit dan melebarkan rumah produksi mereka.“Ini proposal untuk pembangunan gedung baru di sebelah,” ucap Dayu meletakkan beberapa lembar kertas di atas meja Lila. Indira yang juga seruangan dengan Lila dan Dayu seperti teringat sesuatu.“Aku yang akan mendanai itu!” sambarnya dengan yakin. Lila yang baru membaca menoleh dengan raut terkejut. Dayu tersenyum bangga dan mengangguk.“Aku
Read more
Canda Persiapan Pernikahan
“Ada nggak ya manusia yang bebas dari ujian?” tanya Shana sambil mematutkan rancangan baju pengantin. Indira baru saja menyelesaikan dan kini Siwi siap untuk melakukan fitting.“Nggak ada! Terutama buat manusia kayak aku! Sekarang aja aku lagi kena uji coba!” sindir Siwi dengan tajam.Shana nyengir dengan wajah tidak berdosa.“Mbak Siwi, lepas bajunya. Udah siap nih!” cetus Indira. Siwi melepas pakaian dan dengan bibir merucut, ia membiarkan Indira memasang baju pengantin di tubuhnya. Sengaja, keduanya tidak membiarkan Siwi melihat di kaca hingga baju itu selesai membalut tubuhnya.“Nah! Siap lihat sekarang?” tanya Indira. Dayu mendorong kaca besar mendekat.Siwi menatap pantulan tubuhnya yang tampak sempurna dengan baju putih brokat yang Shana pesankan untuknya. Mata Siwi berkaca-kaca dan terharu.“Suka nggak?” tanya Indira.Shana menjauh pelan-pelan dan bersiap kabur ketika
Read more
Istri Tukang Gamelan dan Istri Penjual Kopi
Shana mendadak repot menyiapkan gaun pengantin yang akan ia kenakan pada hari pernikahan kilatnya. Indira membuat desain yang sesuai dengan karakter dan juga kisah hidupnya. Dalam tempo satu minggu, Indira terus mengejar semua penjahitnya untuk menyelesaikan baju Shana hingga lembur malam.“Kenapa bentuk bajunya bisa seindah ini sih, Mbak Indi?” tanya Komang salah satu penjahat Indira.“Karena pribadi Shana memang indah dan unik. Dia menerima diriku tanpa menimbang siapa aku. Dia wanita keren dengan pikiran yang unik tapi tidak meninggalkan kesederhanaan,” sahut Indira setengah bergumam.Indira mengenang dengan haru, ketika Shana membela dirinya dari intimidasi para model. Juga ketika mereka pertama kali mengetahui mencintai orang yang sama. Shana dengan sportif mengatakan jika tidak akan persaingan buruk.Dia bukan wanita yang ambisius dan menghalalkan segala cara. Shana memiliki hati baik dan bersih. Walau prinsip hidupnya dulu y
Read more
Melepas Kesendirian
Kedua wanita yang sedang duduk di depan meja rias dalam kamar masing-masing memandang pantulan diri mereka dengan tatapan yang penuh kilasan rumit.Baik Shana maupun Siwi, sedang memikirkan ini adalah detik terakhir bagi mereka untuk menjalani hidup sendiri. Besok mereka akan resmi menyandang status istri seseorang. Menjelang usia tiga puluh satu tahun, dua wanita tersebut akan mengarungi bahtera rumah tangga. Tidak ada jaminan akan selalu bahagia dan mulus. Tantangan dan cobaan akan menjadi rute yang harus mereka tempuh dan lewati.Mata Siwi terpejam dan membayangkan kilasan hidupnya selama ini. Hanya butuh beberapa bulan untuk dirinya menyatakan sanggup menerima Genta dalam hidup.Pria itu memang bukan satu-satunya lelaki yang hinggap dalam takdir Siwi. Namun ada sesuatu yang membuat Siwi rela menerima semua yang ada dalam diri Genta tanpa keberatan sedikit pun.Sementara itu Shana sedang menunduk dan menatap layar ponselnya. Melihat foto-foto dulu yang
Read more
Cinta Seorang Ibu Sepanjang Masa
Acara yang baru saja digelar masih menyisakan kehangatan. Menik meminta mereka untuk tinggal di rumah mereka, sebagian tinggal di rumah Alden dan Indira. “Mungkin kumpul-kumpulnya di rumahku aja, biar luas dan bisa kebagian kamar semua, Ma!” seru Alden memberi saran pada ibunya. Alden dan Indira sengaja membangun satu bangunan villa lagi di belakang bangunan utama mereka untuk tujuan menampung keluarga besar nanti jika berkunjung. Villa dengan jumlah enam kamar tersebut akhirnya menjadi tempat sempurna untuk semua berkumpul. Saras, mengagumi bangunan yang Alden desain sendiri. Suaminya memberi house tour pada keluarga besarnya sementara Indira menyiapkan camilan dan suguhan. “Ini foto siapa?!” pekik Saras dengan ekspresi terkejut. Ada sebuah figura berukuran sepuluh R dengan foto hitam putih. Sepasang pengantin dengan baju adat jawa tergantung di sana. “Orang tua Indi, Tante,” jawab Alden. Wajah Saras tertegun. Ia mengusap foto yan
Read more
Mengenal Pribadinya
Pernikahan Siwi tidak lagi diragukan menjadi puncak kebahagiaannya. Genta memperlakukan Siwi dengan limpahan kasih sayang sekaligus berbagai kejutan atas sifat aslinya.“Geeen …,” teriak Siwi dari kamar mandi. Genta yang baru saja mandi melonggokkan kepala kembali.“Apa, Sayangku?” jawab Genta sambil mengeringkan kepalanya dengan handuk.Siwi berdiri merapat di ujung kamar mandi dengan gemetar sementara tangannya menunjuk pada bawah wastafel.“A-ada ku-kura-kura di bawah s-sana,” ucap Siwi dengan gugup dan wajah pucat. Genta tergelak dan meraih kura-kura kecil dengan hati-hati.“Ini Ulil, Wi. Kura-kura ninjaku yang paling perkasa! Ayo kita bertempur melawan penjahat!” Genta meliukkan badan kura-kura dengan gerakan seperti sedang menyerang musuh.“Bawa keluar! Aku takut!” pekik Siwi dengan ekspresi ngeri.Genta tidak memahami ketakutan istrinya. Baginya Ulil adalah bina
Read more
Jejak Petualang Cinta
Berulang kali perempuan itu melihat gambar yang ada di ponselnya. Setelah yakin akan kesamaan yang ada, perempuan itu turun dan menemui satpam untuk menanyakan tentang Alden. Setelah dipersilahkan untuk menunggu di ruang depan, satpam itu segera menemui atasannya.Tidak lama kemudian, Alden keluar. Ketika melihat wanita itu keningnya berkerut dan tampak kesal.“Apa maumu, Emma?!” tanya Alden terlihat tidak menyukai kunjungan tamunya tersebut.“Kamu mau bicara di sini atau di ruangan tertutup supaya nggak denger semua cerita masa lalumu?” tantang wanita bernama Emma tersebut.Alden mengumpat dan akhirnya memberi isyarat pada Emma untuk mengikutinya.Dengan sikap yang tidak bersahabat, Alden mempersilahkan Emma masuk ke kantor dan meminta untuk bicara langsung dan tidak bertele-tele.“Cewek yang pernah ngaku hamil dulu, sekarang anaknya mau sekolah dan minta biaya. Kamu tidak pernah menafkahi anakmu, Al!” tu
Read more
PREV
1
...
89101112
...
22
DMCA.com Protection Status