All Chapters of Sang Penakluk: Chapter 71 - Chapter 80
217 Chapters
Wanita Itu Istriku!
Undangan pesta pertunangan sahabat Alden harus mereka hadiri. Indira terlihat kurang nyaman dengan acara yang terlalu formal seperti ini. Ia lebih memilih untuk menghadiri acara keluarga yang lebih santai. Tapi demi Alden, ia mengiyakan. Sekarang hal tersebut menjadi kewajiban Indira dalam mendampingi suaminya setiap saat.  Beberapa wartawan mencegat keduanya di lobi hotel untuk wawancara singkat dan foto. Indira menjawab dengan elegan dan anggun. Alden bersyukur karena didikan ibunya telah Indira serap dengan baik. Keduanya sempat menjadi pusat perhatian karena pernikahan mereka sempat mengundang kontroversial! Beberapa berita gosip menyebut sebagai hari patah hati nasional. Tebakan Dayu memang menjadi kenyataan. Sebelum memasuki ballroom acara, kembali wartawan majalah fashion mencegat mereka. Wartawan tersebut segera mengenali Indira. Desainer wanita yang mulai naik daun itu memang mencuri perhatian publik. Selain karena wajahnya menaw
Read more
Kisah Romantis Untuk Siwi
Semua merengkuh kebahagiaan masing-masing, bahkan Shana. Kecuali wanita perkasa yang sangat tangguh, Siwi.Siwi termenung di kamar dengan benak berpikir. Dia tidak mengerti apa yang salah dengan dirinya. Tidak pernah sekalipun ia menolak untuk jatuh cinta. Tapi sepertinya kisah romantis itu tidak pernah menghampiri hidup Siwi.Pesan masuk dan ponselnya bergetar. Berita dari Dian, asistennya, mengabarkan jika perkumpulan batik di Solo sudah menyanggupi untuk ia kunjungi.“Asyik!” pekiknya gembira.Siwi segera bergegas untuk bersiap pergi.***Suara gamelan dengan gending khas terdengar dari pendopo di depan Siwi. Ia melangkah dengan ragu dan mencoba mencari sosok yang bisa ia tanyai. Seorang wanita dengan kebaya cokelat menyapa Siwi dengan ramah.“Sore, saya mau bertemu dengan Bapak Genta, bisa?” balas Siwi.“Oh, Mas Genta? Ada, lagi ngajar gamelan. Tuh ada di sana,” ucap wanita itu menunjuk k
Read more
Kejarlah Daku
Genta membalas semua email untuk perkumpulan seninya. Bukan hanya batik yang telah ia pasarkan, tapi juga sendra tari dan juga pertunjukan gamelan. Genta mewarisi semuanya dari kedua orang tua. Setelah ayahnya mangkat, Genta meneruskan semua yang pernah mereka rintis.Karena hanya menjadi anak tunggal, Genta tidak memiliki tempat untuk berbagi. Tapi mengumpulkan anak-anak muda yang kurang beruntung menempuh bangku kuliah adalah kesibukan yang ia nikmati dan membuatnya terhibur serta tidak kesepian.Ibunya yang sudah cukup lanjut usia mendukung penuh dan selalu menyetujui kiprah Genta yang ingin membawa usaha mereka ke kancah nasional.Selain sinden, Genta juga mendapat warisan berupa grup pelakon yang biasa manggung untuk wayang orang atau ketoprak. Ayahnya yang dulu menjadi salah satu dalang ternama, merupakan orang yang memiliki kiprah paling besar dalam menjaga tradisi ketoprak menjadi hiburan tradisional yang tetap lestari.Beruntung sekali, Genta mew
Read more
Meminta Ijin Pada Yang Kuasa
Selama hidup Siwi, ia selalu mencoba patuh dan menjalani hidup serta tiap kesempatan sebaik-baiknya. Besar di lingkungan keraton dan hidup dalam didikan yang baik membuat Siwi memahami makna hidup hanya sebentar.Tidak pernah sekalipun dalam hidup Siwi melakukan hal konyol yang merugikan orang lain. Satu-satunya hal yang Siwi pernah lakukan dan membuat orang lain menangis adalah ketika menuntut ayahnya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya mendukung tindakan Widari.Kini, setelah sekian lama menunggu dan menyiapkan jiwanya sebagai pribadi yang matang, Siwi jatuh cinta. Tapi, ternyata itu tidak semudah yang ia pikirkan. Siwi harus berjuang menarik simpati yang sepertinya tidak berbalas.Hari ini, Siwi akan mencoba untuk yang terakhir memenuhi undangan Genta, pria yang membuat hatinya porak poranda. Setelah kalang kabut mencari baju yang terbaik, akhirnya Siwi menyerah. Ia menata kembali bajunya. Dia memilih kaos putih dan celana jeans sebagai kostumnya malam
Read more
Wanita Paling Tangguh
Indira kalang kabut menyiapkan hari pertama Renzo sekolah. Walaupun ia sudah menyiapkan semua tadi malam, tapi ketika pagi menjelang semua masih saja ada yang kurang.“Ndi, dia cuman sekolah selama tiga jam aja!” teriak Alden ingin menenangkan Indira yang terlihat begitu repot.“Dalam dua jam, En bisa lapar, pipis di celana karena grogi atau kehausan karena lupa bawa minum!” jawab Indira masih menjejalkan beberapa persiapan untuk putra mereka ke dalam tas ransel kecil. Alden tidak ingin berdebat lagi dan memilih bersabar menunggu di mobil. Setelah selesai, Indira naik ke mobil dan mereka pun berangkat.Renzo tampak bangga menggendong tasnya masuk ke dalam kelas. Gurunya memberitahu untuk menjemput pukul dua belas. Indira bersikeras ingin menunggu, tapi Alden mengingatkan untuk istirahat.“Kita ke tempat mama. Kamu bangun dari jam lima, Ndi. Padahal En baru sekolah jam sembilan,” cetus Alden.Kali ini Indira tidak
Read more
Kerikil Pernikahan
Indira pikir ia akan menjalani hidup yang penuh dengan kedamaian. Tapi ternyata rencana Tuhan untuknya belum usai.Setelah menghadapi ibu mertuanya yang sempat jatuh sakit, kini ia juga sering menerima telepon gelap dari para wanita yang menerornya. Semua hanya karena ia istri seorang Alden Aminata.Indira awalnya tidak menanggapi dan hanya menganggap gangguan sementara. Ini semua akan berlalu setelah perkawinannya melewati tiga bulan. Namun beranjak ke bulan lima, terror dari para wanita semakin sering dan bahkan mengirim pesan sadis yang mengancam.“Kamu udah mencoba menelepon mereka dan menanyakan maksud pesan tersebut?” tanya Lila.“Udah. Tapi malah kena maki,” jawab Indira lesu.“Ngapain juga tanya? Langsung aja damprat!” seru Dayu tidak sabar. Indira tersenyum.“Aku nggak tahu cara berantem ama perempuan via mulut, Yu. Yang ada aku gagap duluan karena kelamaan mikir kalimat yang tepat,” k
Read more
Asmara Yang Tertunda
Pagi yang berselimutkan mendung membayangi langit kota kecil, Salatiga. Siwi baru saja membereskan semua kertas yang akan dia kirimkan pada Shana. Tidak lama, Shana muncul.“Ada yang ngirim ini ke kita pagi tadi.” Shana memberikan dua lembar kertas yang berisi panggilan dari polisi.“Kita terlibat hukum apa? Kok dapat panggilan?” tanya Siwi heran. Ia menarik kertas dan membaca dengan seksama.“Kamu sudah cek semua surat tanah yang kita beli?” tanya Siwi setelah mengetahui isi berita tersebut.“Udah. Semua udah aku siapin,” jawab Shana cepat.“Pasti ada dalang di balik ini semua,” desis Siwi geram.Surat itu menyatakan jika ada yang keberatan tentang tanah yang telah mereka beli. Karena ternyata, tanah tersebut bukan milik penjual yang berhubungan dengan mereka.“Sorry. Aku bukan mau berpikiran negative, tapi kamu sebaiknya minta seseorang menyelidiki jika pakdhe dan pak
Read more
Kemelut Ganendra
Perempuan tua yang telah mencapai usia senja tersebut kembali duduk termenung dalam diam. Pikirannya berkeliaran memikirkan semua hal yang masih menjadi ambisi terdalamnya. Widari, tidak mampu menyingkirkan semua keinginan yang selama ini terlanjur menjadi akar pahit dalam enam puluh tahun hidupnya.Semua berawal dari hal yang bagi sebagian orang dianggap paling sederhana, cinta. Namun ternyata berujung menjadi penyakit hati karena cinta itu berubah menjadi kecewa. Widari kemudian berkembang menjadi wanita getir yang selalu mencemooh semua orang yang tidak bersalah.Pikirannya terkungkung oleh kecaman dan tidak percaya. Ia membentengi dirinya terlalu tebal. Setelah Pramono mengandaskan harapan dan cintanya, Widari mampu bangkit untuk kembali pada titik awal pribadinya.Seto, adalah korban dari ambisinya yang egois dan keji. Putra tengahnya menjadi sasaran kendali penuh Widari. Termasuk urusan rumah tangga Seto juga menjadi incaran Widari untuk ia pastikan sesuai
Read more
Buah Busuk Dari Pohon Pahit
Sandy terlihat mondar mandir dengan gelisah dan tidak tenang. Terkadang duduk tapi bangun kembali dan keluar masuk ruang tamu. Wajahnya terus muram dan mulutnya komat kamit seperti menggumamkan sesuatu.“Mas! Jangan bikin aku stress! Duduk dan coba tenang!” pekik Mirna istrinya dengan panik.“Gimana mau tenang? Semua tagihan nggak terbayar dan sekarang kita nggak punya dana untuk hidup sebulan ke depan!” bentak Sandy kalut. Mirna memberengut kesal.Semua perhiasannya sudah terjual dan tidak ada barang berharga tersisa yang bisa mereka jual kecuali sertifikat rumah. Widari menghentikan kucuran dana karena Sandy menolak mengerjakan perintah ibunya.“Coba kamu telepon keluarga Winoto! Atau telepon Menik, anaknya, siapa tahu kita bisa dapat pinjaman!” saran Mirna dengan mata penuh harap.Winoto adalah adik Widari yang bungsu. Sandy terlihat menimbang. Menik memang baik dan tidak pernah menolaknya setiap ia butuh bant
Read more
Nasi Belum Menjadi Bubur
Seto meminta Vero memberitahu pada Pia, asistennya, jika hari ini ia tidak akan pergi ke kantor. Vero terlihat khawatir dan memastikan kondisi Seto sehat.“Aku hanya lelah dan butuh tidur lebih aja,” cetus Seto dengan senyum menenangkan. Vero tidak percaya begitu saja. Sejak suaminya jatuh sakit beberapa bulan lalu, Vero terlalu menjaga Kesehatan Seto.Setelah mengantar suaminya istirahat, Vero keluar dan membaca pesan dari Siwi yang baru masuk. Berita tentang sengketa tanah yang mereka miliki menjadi celah baru bagi mereka mengetahui kembali, sepak terjang Widari yang belum puas akan keegoisannya mencapai ambisi.Vero menghela napas dengan hati geram. Apalagi yang mertuanya kehendaki? Vero tidak habis pikir ada seorang ibu sekaligus nenek yang sanggup mencelakakan anak juga cucunya sendiri, walaupun untuk Keenan hitungannya adalah tiri.‘Lakukan yang menurutmu bijak dan adil. Mama akan dukung kamu. Masalah papa, mama akan urus semuanya.
Read more
PREV
1
...
678910
...
22
DMCA.com Protection Status