All Chapters of Era Baru: Chapter 211 - Chapter 220
284 Chapters
Ki Silamut
Pria itu memberi rasa tak nyaman saat membuka matanya dan menunjukkan perubahan besar ketika matanya terbuka. Perasaan itu mengalir dengan kuatnya, rasa teror yang dibawa oleh pria itu terlalu kuat. Meski penampilannya begitu lusuh dan tidak karuan, dia tetap memancarkan wibawa yang tak tergoyahkan. Hawa keberadaan semacam itu tidak bisa dimiliki oleh setiap orang. Hanya mereka yang memiliki pengaruh atau kekuasaan yang memiliki wibawa seperti itu.Barata tak mengenali pria itu, tapi perasaannya tidak begitu baik ketika menatapnya. Pertemuan itu memberikan dampak tak terkira pada rasa percaya dirinya. Barata tak mengambil sikap bertarung maupun bertahan, tapi kewaspadaannya tidak pernah ia hapus. Dengan menatap sosok itu, dia merasakan ancaman yang besar, terutama saat pria itu melompat dan melintasi danau dengan cepatnya dan tak membutuhkan waktu lama untuk pria itu tiba di depan Barata.“Siapa gerangan kau? Mengganggu waktu tenangku! Sudah berapa lama? Seminggu
Read more
Menerima
Silamut menggerakkan air di sekitarnya dan juga angin yang berada sangat dekat dengannya. Dua pemandangan segera hadir di depan mata Barata, sebuah gelombang air berbentuk naga segera mengelilingi tubuh Silamut di sertai dengan sebuah pusaran angin di sekitarnya. Melihat dua hal tersebut, Barata menduga kemampuan milik Silamut terkait dengan pengendalian angin dan air.Saat dia melihat pemandangan tersebut, Barata tahu jika api yang dia kuasai tidak akan banyak membantu. Apalagi, dia telah merasakan penguasaan Silamut akan pusakanya. Dia tak lagi memiliki keunggulan dalam menggunakan api, hal itu juga karena serangan sebelumnya dimentahkan begitu saja oleh Silamut. Dia tak memiliki pilihan lain selain menghadapinya dengan menggunakan pusaka lain.“{Pemanggilan Golem}!” Barata menggunakan pusaka gelangnya lantas dia mundur dan menarik keluar sabit serta pedang besar berukir dari cincin penyimpanan. Begitu dua senjata itu keluar, dia segera menggunakan teknik
Read more
Terluka
Tidak masalah sekuat apa lawannya, selama mereka terpengaruh oleh ilusinya. Mereka sudah tak memiliki harapan lagi, terutama jika kegelapan di dalam hati mereka sudah terlalu kuat. Baru-baru ini Barata merasakan adanya peningkatan dalam penguasaan Pusaka Kalimedeni. Hal itu terjadi saat dia sedang beristirahat. Ketika dia sedang terlelap dalam tidurnya, Sang Ratu atau roh pusaka yang berada di dalam Ruang Jiwa menghampirinya dan berbincang dengannya cukup lama. Sayangnya, hal itu tak dia ingat setelah ia terbangun.Namun, saat dia menyaksikan kejadian di depannya. Dia mengerti jika ada sebuah perubahan tak terduga dalam kekuatannya dan itu merupakan hal yang sangat baik. Tentu saja, perkembangan ini membuat Barata lebih memahami kekuatannya lebih dari sebelumnya. Silamut yang terus melayangkan serangan ke udara kosong membuktikan jika kekuatannya telah mengalami peningkatan. Hanya saja, tubuhnya terasa mati rasa saat itu dan keringat dingin memenuhi tubuhnya.Silamut y
Read more
Tanah Tandus
Bawono dan Leman tidak hanya meninggalkan tempat itu dan menghindari pertarungan yang menyakitkan itu. Mereka mendapatkan tugas untuk mencari tahu keadaan di wilayah barat. Ketika mereka berada di sana. Mereka menyaksikan sebuah area yang lapang, terlalu lapang bahkan untuka area lapang. Tak ada apa-apa di sana, hanya sebuah tanah tandus yang terkoyak-koyak dengan berbagai macam retakan.Tempat itu tidak begitu enak untuk dipandang dan berada di sana membuat perasaan mereka menjadi buruk. Seolah-olah mereka terhimpit oleh sesuatu yang membuat mereka merasakan perasaan sesak di benak mereka. Sulit untuk melihat sebuah area yang begitu gersang, apalagi tak jauh dari tempat tersebut terdapat hutan yang cukup lebat dan dipenuhi dengan warna hijau yang menyegarkan.Bawono dan Leman mengamati sekelilingnya dengan saksama tanpa melewatkan apapun. Mereka merasa kesal dengan apa yang mereka saksikan di tempat itu. Sungguh pemandangan yang menyedihkan sekaligus menyiksa. Tidak m
Read more
Kembali dan Persiapan
Setelah mengalahkan Silamut yang memiliki kekuatan besar, Barata tidak bergegas menemui bawahannya melainkan pergi ke Kota Brawali. Dia merasa ada sesuatu yang salah dalam kesepakatan yang telah dia buat dengan Sabarang. Dia tidak mengharapkan lawan yang dihadapinya akan sedemikian mengerikannya. Namun, tanpa dia ketahui sosok yang dia lawan bukanlah orang yang dimaksud oleh Sabarang, melainkan ada sosok lainnya.Ketika berada di dalam tempat persembunyiannya. Barata memikirkan keseluruhan kejadian yang dia alami dan lewati dalam beberapa waktu belakangan ini, termasuk ketika dia membuat kesepakatan dengan Sabarang. Dia tidak bisa melupakan raut wajah yang ditunjukkan oleh Sabarang setelah kesepakatan terbentuk. Tidak mungkin dia tidak merasakan ada yang janggal dengan sikap yang ditunjukkan oleh Sabarang waktu itu.“Apa yang terjadi sebenarnya dan apa yang dipikirkan oleh Sabarang saat memutuskan untuk bekerja sama denganku. Aku tidak bisa memikirkan hal lain ke
Read more
Sergapan I
Beberapa hari perjalanan pasti melelahkan dan Barata mengalaminya ketika dia tiba di markas Sabarang. Sesampainya dia di sana dia tidak bisa memikirkan beberapa masalah yang terbesit di benaknya, sosok yang menguasai zombie, Ki saprang, dan Sabarang yang saat ini sedang dia temui. Barata merasakan getaran kengerian saat berada di depan Sabarang karena dia masih bisa mencium bau darah segar darinya. Di sisi lain, dia mengkhawatirkan bawahannya yang belum juga kembali.“Entah ini hanya perasaanku saja atau tempatmu semakin ramai, Sabarang. Hmmm … sepertinya kau menaklukkan beberapa kelompok setelah aku pergi, kan? Sungguh menarik, sekarang apa yang ingin kau lakukan pada kerja sama kita, Sabarang? Aku yakin, kau memiliki beberapa pemikiran tentang hal ini bukan? Menyebalkan sebenarnya untuk mengatakan ini. Namun, kau tumbuh dengan berbeda!” Barata mengatakannya tepat di depan wajah Sabarang dan tidak mengubah ekspresi wajahnya.Sabarang tersenyum penuh
Read more
Sergapan II
Barata merasakan ada sesuatu yang tak menyenangkan saat mereka berada di tepi hutan dan sebelum mereka masuk ke dalam hutan. Perasaan itu menguat saat dia mengarahkan pandangan matanya ke arah tertentu, terutama pepohonan yang lebat. Ketika matanya tertuju ke arah tersebut, dia merasakan aura yang kuat menyerebak keluar seperti sebuah bunga yang mekar memancarkan aura yang kuat.Perasaan tidak enak dan ketidaknyamanan segera memenuhi benaknya. Barata yang memperhatikan gerakan-gerakan aneh dari titik-titik tersebut mulai merasa ada sesuatu yang sangat mengganggu dan perasaan itu semakin menguat setiap detiknya dan Barata tidak bisa membiarkan perasaan ini berkembang lebih dari yang bisa dia kendalikan.“Bersiaplah!! Mereka akan keluar, aku bisa merasakan hawa keberadaan mereka dan sebagian dari mereka merupakan Kontraktor. Ini tidak diharapkan, tapi pertempuran pasti terjadi. Mereka tidak mudah dihadapi dan aku rasa mereka sudah mempersiapkannya. Tidak ... Ini su
Read more
Sergapan III
Barata mengacungkan pedangnya ke leher pria yang baru saja dia hancurkan. Dia mengarahkan matanya yang tajam nan dingin ke arah pria tersebut, dia menunjukkan sikap yang menggetarkan jiwanya. Barata mengancamnya dengan serius, ia merasakan kekuatan yang dimiliki oleh pria di depannya berasal dari klan bukan hanya belajar sendiri, terutama caranya bergerak dan menghindari serangan. Dia tertarik dengan pria itu dan ingin tahu siapa yang mengirimnya.“Bilah dingin pedang ini sudah merasa haus akan darah. Aku tidak bisa menahannya lebih lama dari ini. Katakan padaku, siapa pemimpinmu? Alasan apa yang membawamu kemari dan menyiapkan serangan kejutan ini? Jangan menutup mulutmu karena itu tak akan berguna. Dia tidak akan menyelamatkanmu meski kau membungkam mulutmu, hidupmu berada di tanganmu dan pastinya ada di tanganku. Sekarang, terserah padamu, menutup mulutmu hanya akan membawa petaka!” ancam Barata pada pria itu. Dia melepaskan niat membunuh yang kuat.Mesk
Read more
Tidak Terkira
Begitu dia sampai di bagian terdepan Lembah Kehidupan, dia melihat sebuah dinding dengan sebuah gerbang masuk serta dua menara pemanah. Sebelumnya dia memang menginginkan bentuk pertahanan seperti ini sebelum memasuki area utama dari wilayahnya. Namun, sebelum dia pergi dia tak memikirkan hal ini akan terjadi. Bagusnya, orang-orangnya melakukan pekerjaan dengan sangat teramat baik dan membangun sebuah pertahanan yang cukup kuat.“Bagus sekali, pertahanan ini cukup kuat dan sulit untuk ditembus. Namun, itu hanya berlaku untuk menghadapi ataupun menahan prajurit biasa. Sedangkan, untuk para Kontraktor pertahanan semacam ini tidak terlalu begitu berguna. Mereka bisa menghancurkannya dengan mudah. Jika tidak ada seseorang yang melindungi tempat ini maka sulit untuk mempertahankannya!”Saat Barata memasuki lembah, dia melihat dua prajurit berbadan cukup kekar membawa sebuah tongkat serta perisai dan sebuah pedang di pinggangnya. Dua prajurit itu mengenali Barata
Read more
Melihat Situasi
“Sudah berat untukmu, Bowo, tangan kananku,” ucap Barata saat dia melihat Bowo yang dipenuhi dengan kerutan di wajahnya.“Tidak, Tuanku. Sebuah kehormatan besar dan kebanggaan untukku bisa membantu mewujudkan keinginan, Tuanku. Membangun kembali tatanan masyarakat yang sudah hancur. Meski belum sepenuhnya pulih, paling tidak kita sudah melihat cahaya itu, Tuanku,” balas Bowo dengan senyum merekah. Dia yang kelelahan juga merasa puas atas pujian yang Barata berikan saat kembali. Apalagi, ketika dia melihat kuda. Dia merasa lebih senang.“Tempat ini sudah berubah menjadi lebih baik. Belum mencapai tingkat kota, tapi menuju ke Kadipaten. Sudah baik. Ini lebih baik dari mayoritas desa. Kau melakukan pekerjaan yang baik. Kau memisahkan area tempat tinggal dan tempat kerja. Aku juga melihat ada asap di beberapa bangunan yang mengartikan kalian sudah membangun bengkel pandai besi. Bagus sekali, lalu apa kau menemukan tambang besi atau perunggu?&r
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
29
DMCA.com Protection Status