All Chapters of Era Baru: Chapter 221 - Chapter 230
284 Chapters
Rapat
“Jadi begitu rupanya, kalian berhasil menganeksasi wilayah di barat dan timur Lembah Kehidupan, termasuk Hutan Jalungporo. Namun, kalian belum sepenuhnya menguasai Hutan Jalungporo dan baru memasuki langkah pertama untuk menjelajahi sisi selatan. Tidak buruk, hanya saja kenapa kalian tidak pergi ke arah utara? Bukankah itu merupakan pilihan terbaik yang membuat kalian bertemu denganku, bukan? Adakah alasan khusus yang membuat kalian memilih sisi selatan?” tanya Barata setelah dia mengetahui bagaimana perkembangan yang terjadi di wilayahnya.Barata menatap mereka dengan serius, melihat ada Supono, Surip, Walujeng, Sopo Barungan, Jagarsa, Bowo, Wero, Waroco, Bawono, Leman, serta beberapa orang baru. Dia benar-benar menunjukkan sikap yang membuat mereka terdiam. Auranya tidak ia tahan saat mempertanyakan mereka. Pada awal rapat dia biasa saja dan mendengarkan mereka semua termasuk saran untuk memperluas area wilayah dengan membangun pemukiman lain di sisi barat maupu
Read more
Menuju Pengambil Alihan
Dalam mempersiapkan perjalanan tidaklah mudah, terutama saat mempersiapkan militer. Barata menekankan semua persiapan pada Bowo dan Sopo Barungan. Dia sendiri memaksimalkan waktu senggangnya untuk beristirahat dan memulihkan dirinya. Dia tidak terlalu memedulikan yang lain selain dari pemulihan diri. Tidak ada hal lain selain membuat dirinya menjadi lebih baik. Memiliki orang-orang yang cakap memang sangat membantu di waktu-waktu seperti ini.Persiapan memerlukan waktu beberapa hari, terutama untuk mempersiapkan pertahanan. Tidak mungkin untuk mereka tidak menyiapkan pertahanan. Melindungi penduduk dan anggota biasa dari Paviliun Lembah Kehidupan merupakan tindakan terpenting untuk mereka. Mereka tidak bisa kehilangan orang-orang tersebut karena pada akhirnya keberadaan merekalah yang menjadi penopang dari Paviliun Lembah Kehidupan. Tanpa mereka, tidak mungkin paviliun ada.Oleh karena itu, membangun pertahanan yang kokoh merupakan satu langkah penting. Pertahanan tida
Read more
Bergerak
Hari selanjutnya, saat matahari menampakkan kemegahannya dan menyinari seluruh wilayah. Barata memimpin dua divisi serta regu pembunuh. Dengan menunggangi kuda serta membawa enam petinggi militer, dia pergi menuju ke Kota Surungan dan bergerak dalam kecepatan tinggi. Barata tidak ingin menunda-nunda waktu lagi dan bergegas secepat mungkin ke Kota Surungan. Dia tidak memikirkan wilayah tersebut melainkan sumber daya yang ada di tempat itu yang menariknya.Bukan hanya para penghuni saja, tapi cadangan makanan maupun persenjataan juga menjadi daya tarik yang memikat. Barata mengharapkan semua hal itu dan ingin membawanya ke sisinya. Namun, setelah beberapa hari tak melakukan tindakan lain, selain dari mengirim pengintai menuju ke sisi selatan dan juga Kota Surungan, dia tak melakukan tindakan lain. Oleh karena itu, ada perasaan tak nyaman di benaknya ketika mereka berangkat. Hal itu menyangkut Kota Surungan. Dia merasa tempat itu pasti mengalami perombakan besar-besaran selama b
Read more
Memulai
Perjalanan memakan waktu beberapa hari sampai mereka tiba di Kota Surungan. Saat mereka tiba di sana, situasi sudah kacau balau. Bunyi benturan besi, ledakan energi dan bentrokan energi, teriakan-teriakan yang memilukan, serta bau darah yang sangat pekat mereka temukan. Barata tidak menduga situasi akan sebegitu parahnya. Mereka sudah berjalan cukup cepat, tapi apa yang mereka temukan ialah situasi yang tidak mereka harapkan.Tidak hanya Kota Surungan dipenuhi oleh gunungan mayat. Bau darah serta bangunan yang dulunya berdiri dengan kokoh hancur lebur. Di sisi lain, sesaat setelah mereka sampai, apa yang tak mereka harapkan pun terlihat, terutama untuk Barata. Dia tak mengharapkan apa yang dia lihat terjadi, dimana Ki Saprang tak berdaya di hadapan Sabarang dan dia sekarat dengan tubuh yang dipenuhi darah serta penampilan yang sangat mengecewakan.Barata hendak memberikan bantuan. Sayangnya, belum sempat dia bergerak. Ki Saprang sudah dalam bahaya, dia berada di ujung
Read more
Membunuh Sabarang
Barata memanfaatkan kelengahan Sabarang dan memborbardirnya dengan serangan yang mematikan. Dia tidak memberikan waktu untuk Sabarang memulihkan diri dan dia melayangkan serangan tanpa henti. Dia mengejarnya dan terus membuat jarak mereka memendek. Tidak ada sedikitpun kesempatan untuk Sabarang melepaskan diri dari kejarannya. Barata menggunakan segala cara untuk membuat Sabarang terhenti di posisinya.Walau mereka menginjak mayat dan berlari. Barata tidak tertinggal oleh gerakan Sabarang yang jauh lebih cepat, apalagi dia juga merasakan tekanan tertentu yang memaksanya untuk berlutut seolah tubuhnya di tarik oleh bumi dan dipaksa untuk menciumnya. Barata merasa kesal di setiap waktunya dan merasa jika semuanya menjadi berbeda jika dia tak bertindak. Namun, apa daya, semuanya telah terjadi dan dia menggerakkan giginya saat menyerang Sabarang.Apalagi yang bisa Barata lakukan selain mengerahkan semuanya untuk menghabisi Sabarang yang terus berlari menjauhinya. Disamping
Read more
Kota Swarang I - Yang Lain
Mengalahkan keduanya meski tak secara langsung, begitulah yang terjadi padanya. Barata segera membawa prajurit-prajurit yang menyerah ataupun kehilangan arah ke bawah komandonya. Setelah itu, dia membiarkan mereka yang telah berkutat dengan prajurit untuk mengatasinya. Cukup banyak prajurit yang memilih menyerah setelah melihat tindakan berdarah yang Barata tunjukkan. Kemenangan ini mengubah rencananya secara menyeluruh. Namun, dia masih bisa mengatasinya.“Huft ... Sekarang aku perlu mengirim seseorang yang mampu untuk mengawal penghuni Kota Brawali dan Kota Surungan. Paling tidak ada puluhan prajurit yang harus mengawal mereka. Selain itu, aku harus menyisihkan sebagian penduduk untuk menghuni Kota Brawali dan membentuk pemukiman kecil di situ. Siapa pemimpin prajurit yang cocok untuk menjaga wilayah tersebut jika aku membangunnya? Aku tidak bisa memberikan posisi itu pada Sopo Barungan, siapa yang cocok untuk saat ini?” Barata memikirkan beberapa masalah baru y
Read more
Kota Swarang II - Situasi
Sepuluh hari berlalu begitu saja, perjalanan yang memakan banyak waktu itu membuat Barata bosan. Selama di perjalanan dia menghadapi zombie serta monster-monster yang menghadangnya. Hanya saja mereka begitu lemah dan tidak memberikan banyak Energi Kehidupan yang membuat dia merasa kesal. Tak ada tanda-tanda dari Pilar Ilahi yang juga makin membuat perjalanan menjadi membosankan. Barata memimpin pasukannya dengan tenang dan tak banyak berbicara hingga mereka tiba di wilayah Kota Swarang yang tak terlampau jauh dari Kota Brawali.Sebuah pemandangan yang menyayat hati serta menggetarkan relung jiwa terlihat begitu mereka tiba di salah satu area di dalam wilayah Kota Swarang. Sebuah pemukiman kecil hancur porak poranda. Tidak hanya puing-puing saja yang bisa mereka lihat, melainkan bagian-bagian tubuh manusia serta bekas darah menyatu dengan reruntuhan. Bau darah masih bisa tercium dari tempat tersebut. Daging ataupun organ juga bisa dilihat dengan mata telanjang, meski posisinya
Read more
Kota Swarang III - Kenyataan
Setelah mendengarkan keadaan kota dari para wanita, Barata merasa situasi di kota telah sepenuhnya berakhir. Tidak ada cara untuk mengubah keadaan. Para penghuni kota sudah dibawa pergi dan Kota Swarang tidak lagi bisa diselamatkan. Barata merasakan tekanan yang kuat setelah mengetahui situasi di dalam Kota Swarang. Semuanya sudah berakhir, tidak ada yang bisa diselamatkan lagi, dan situasi itu hanya akan membuat dia menjadi buruk.“Ketidaktahuan kita tentang tempat ini membuat kita terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan. Mereka berada dalam posisi yang sangat buruk, dan kita terseret dalam arus kuat yang tak kita harapkan. Jangan salahkan apa yang akan terjadi setelah ini. Kalian hanya perlu foksu untuk membunuh saja, karena setelah ini kita akan menghadapi lawan yang kuat. Mereka tidak hanya unggul secara jumlah tapi juga mengetahui medan di sekitar sini!”Barata mengingatkan pasukannya tentang situasi yang mereka hadapi. Tidak peduli bagaimana d
Read more
Kejutan
Perjalanan yang panjang dan dipenuhi dengan bahaya itu sudah berakhir. Namun, apa yang menanti mereka jauh lebih dari apa yang bisa dia kira. Begitu dia memutuskan untuk melancarkan serangan menuju ke arah timur, tempat yang dia duga menjadi pusat dari kekuatan yang menghancurkan Kota Swarang. Walau tahu akan ada situasi yang tak terelakkan dalam peristiwa ini. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, begitu pikirnya saat mereka sudah dekat dengan tujuan.Barata sudah merasa tidak nyaman sejak mereka bergerak menuju ke arah timur. Dia tidak mengetahui mengapa perasaannya begitu buruk selama perjalanan ini. Seolah-olah ada sesuatu yang sudah dia pendam lama dan tak ingin dia keluarkan memaksa untuk menyeruak keluar. Perasaan itu terus menguat seiring waktu dan makin membuat Barata merasa tidak nyaman. Semakin dia merasakannya semakin menguat perasaan buruk itu.Hal ini terjadi setelah dia menemukan cara bertarung lawannya yang memilih bergerilya daripada menyeran
Read more
Paviliun Luang Sudang I
“Haish!! Yang benar saja, Pusaka Ilahi ada di dekat sini? Bagaimana ini bisa terjadi? Keberuntungan? Kurasa tidak juga, tapi pastinya ini juga bukan kemalangan. Tidak mungkin menganggap kejadian ini sebagai petaka! Dengan mengetahui keberadaan Pusaka Ilahi di dekatku, maka aku bisa mengetahui siapa yang ada di sana. Paling tidak, orang itu bukan orang biasa!” Penemuan tak terduga ini membuat Barata meningkatkan kewaspadaannya.Sulit baginya untuk tidak waspada terhadap kejadian yang baru saja terjadi ini. Ucapan Sang Ratu terlalu tiba-tiba dan mengejutkan untuknya. Apa yang ada di tempat itu dan siapa yang memiliki pusaka tersebut. Hal-hal itu terus mengganggu pikirannya.“Anta Sukmajang? Mungkinkah kau menjadi pemegang dari pusaka itu? Kemungkinan ini bisa terjadi jika dia benar-benar ada di sana dan masih hidup. Namun, jika pria itu bukan dia ... Huft ... Aku harus bagaimana? Melawannya? Menimbulkan pertikaian lain yang entah bagaimana akhirnya nant
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
29
DMCA.com Protection Status