Semua Bab My Dearest Cahaya: Bab 11 - Bab 20
160 Bab
He Messed With The Wrong Girl
“Sayang, bangun …”Zetta sudah berulang kali menepuk pelan pipi Astro untuk membangunkan pria tersebut. Namun yang dibangunkan, tidak kunjung menampakkan manik kelamnya untuk melihat Zetta.“Kamu gak ke kantor? Ini sudah jam delapan.”Akhirnya Astro menggumam, membuka segaris tipis kelopak matanya menatap Zetta yang sudah mengenakan pakaian kerja. “Kapan kamu mau resign?”Zetta memberi senyum hangatnya untuk Astro, yang sudah membuka maniknya dengan sempurnya. Beranjak dari tepi ranjang menuju meja rias. Menarik kursinya dan duduk di sana. “Setelah kita nikah, baru aku ajuin resign.”Gadis itu memejamkan matanya sebentar dan menyemprotkan face mist ke wajah manisnya.Masih enggan bangkit dari ranjang, Astro hanya memiringkan tubuhnya dengan malas, lalu menatap Zetta. “Aku mau dipercepat, jadi minggu depan aku lamar kamu, teruus … persiapan sebulan sepertinya cukup.” Ta
Baca selengkapnya
Dan ... Selamat Menikmati
Zetta dengan wajah beceknya, melempar kumpulan foto-foto Astro dengan Aya, tepat di wajah pria itu, ketika Astro memasuki rumahnya.“Kamu itu, menjijikkan!” Muntahan kalimat yang dilemparkan oleh Zetta membuat kedua tangan Astro mengepal. Pria itu lantas berjongkok, untuk mengambil kumpulan foto yang sudah jatuh berserakan di kakinya. Rahangnya mengetat, ketika melihat kesemua foto itu berisi pose mesra dirinya dengan Aya.“Zetta …”“Aku kurang apa sama kamu selama ini!” Zetta terisak, tubuhnya terjatuh begitu saja di lantai ubin. Menatap nanar dengan pandangan yang sudah mengabur. "Belum-belum kamu sudah selingkuh!"Astro menghampiri Zetta dan berjongkok di hadapan gadis itu. “Zetta, a—ku minta ma—”“Keluar dari rumahku, bawa semua barang-barangmu dari sini dan jangan pernah temui aku lagi.”Astro menahan napasnya sejenak. Tangannya masih mengepal erat dengan ura
Baca selengkapnya
Cuma Ada Kita
I Love me, my self and I ... also my family, of course!-Fernando Yeva- Aya sudah terbangun satu jam yang lalu. Namun, ia masih tidak beranjak dari ranjangnya. Gadis itu hanya meringkuk dalam tangis, terbalut selimut yang membungkus tubuhnya yang masih polos. Enggan beranjak meskipun dering ponselnya sedari tadi sudah berkali-kali memanggilnya.Pergelangan tangannya memar. Tubuhnya sakit, bagian intinya terlampau perih, hatinya terluka … Dan di atas itu semua, harga dirinya sudah hancur. Astro telah merenggut mahkotanya dengan sangat kasar. Tidak ada sedikitpun kelembutan di dalamnya.Semua sandiwara. Selama ini, sikap sempurna Astro hanyalah sandiwara belaka. Pria itu membenci dirinya juga sang bunda. Dan, Astro juga menyebut nama Pras di dalamnya.Samar-samar Aya mendengar suara pria memanggilnya. Aya menggeleng horor. Tubuhnya tremor saat suara tersebut semakin mendekat ke kamarnya. Ia meremat erat selimut yang melingku
Baca selengkapnya
Seperti Sepasang Kekasih
Zetta mengambil napas melewati mulutnya yang ternganga dengan lebar, Kedua tangannya terangkat untuk menutup mulut sesegera mungkin setelah itu. Ia masih tidak percaya saat Astro menunjukkan sebuah kunci tepat di depan wajahnya. Lalu meletakkannya di tangan Zetta.“Serius kita bakal tinggal di sini setelah nikah?”“Hmm.” Anggukan kepala Astro disertai senyuman yang begitu lebar. Pria itu dengan bangga menunjukkan rumah mewah, hasil kerja kerasnya selama menjadi pengacara.Rumah dengan empat buah kamar beserta kolam renang itu memang khusus ia beli dan akan ditempati saat mereka menikah kelak. Halaman depannya memang tidak terlalu luas, tapi bagian belakang rumah itu sungguhlah luar biasa. Astro sudah menyuruh orang untuk membuatkan taman bunga untuk di rawat oleh Zetta.“Ini semua bukti cintaku sama kamu. Aku gak pernah main-main dengan itu semua.” Astro merangkul Zetta yang masih terpana dengan taman belakang rumah ter
Baca selengkapnya
Kapan Nikah?
Entah sudah berapa lama, Aya duduk di sudut kafe pojok sambil memangku wajah. Menatap deraian titik air yang jatuh dari langit, hingga ke punggung bumi. Semangkuk bakso yang ada di depannya pun, sudah tidak lagi mengepulkan asap panasnya. Dibiarkan begitu saja.Terlalu banyak yang Aya pikirkan saat ini. Jika tetap pada rencana awal, seperti yang dikatakan Melati kala itu, maka Astro akan melamar Zetta malam minggu ini.Aya menutup wajah penatnya dengan kedua siku bertumpu di meja.“Sehat, Ay?”Suara seseorang yang menepuk bahunya, sontak membuat Aya mengelus dada, terkejut.“Bang Andra! Kebiasaan, ngagetin orang!”“Tumben kusut? Lagi patah hati yaa.” Tebakan Andra yang sudah duduk di hadapannya itu, hanya dibalas Aya dengan kekehan. Andra menarik mangkuk bakso yang belum tersentuh sedari tadi ke arahnya. “Kalau gak mau biar aku yang makan.”“Makanlah, bang.”Padahal An
Baca selengkapnya
Tidak Siap Bertemu
Raden, Pemimpin Redaksi -pemred- Metro Ibukota memanggil Aya ke ruangannya, setelah rapat redaksi pagi selesai dilaksanakan. Pria paruh baya itu memiliki rahang yang tegas dengan tampilan wajah yang tidak ramah. Meskipun seperti itu, pria yang usianya sama dengan Pras itu, tidak pernah marah sekalipun terhadap karyawannya. Namun, Raden begitu tegas bila terjadi sebuah pelanggaran, apalagi yang berhubungan dengan nasib tempatnya mencari nafkah."Jelaskan sama saya, apa yang terjadi di BestFinance jumat lalu?"Aya menghela napas pelan. Ia yakin kalau Raden tengah bertanya perihal dirinya dan Zetta yang beradu tamparan kala itu. Aya tidak menyangka kalau hal tersebut bisa sampai ke telinga Raden. Tapi, yang menguntungkan di sini adalah, bukan Aya yang menampar terlebih dahulu, melainkan Zetta."Maaf, tapi sejauh apa yang bapak tahu? Dan menurut saya, itu adalah masalah pribadi, jadi perusahaan gak bisa mengulik lebih dalam lagi tentang privacy saya."Be
Baca selengkapnya
Menyelesaikan di Kamar
Yasa mendesah kesal. Berjongkok melihat ban mobil belakangnya yang ternyata bocor. Padahal, ia berencana untuk pulang ke Jakarta sore ini. Ada hal yang harus dilakukannya besok bersama Abraham.Yasa sudah menghubungi seseorang untuk mengganti ban mobilnya di parkiran basement. Ia paling tidak suka memegang pekerjaan kasar seperti itu. Lebih baik menunggu orang lain untuk mengerjakannya dari pada dirinya sendiri yang turun tangan.Sambil menunggu karyawan hotel milik keluarganya yang bisa mengganti ban mobil. Ia bersandar pada badan mobil. Menyulut rokok lalu bermain game online di ponselnya.Saat benda putih yang tersulut di tangannya sudah tinggal separuh. Yasa mendengar suara berat seorang pria yang baru saja menutup pintu mobil yang bersebrangan dengan tempat ia berdiri. Beberapa saat lalu, mobil itu terdengar baru saja parkir. Dan sepertinya pria itu tengah berbicara dengan seseorang di telepon.Pria itu terkekeh. “Jadi, gadis itu sudah meminumn
Baca selengkapnya
Membayarnya Dengan Tubuh
Astro mengepalkan tangan dengan erat. Wajahnya berang, tertekuk masam saat melangkah keluar dari ballroom. Dasi yang membelit pada lehernya, sudah ia longgarkan. Mengabaikan panggilan masuk yang tertulis nama Zetta di dalamnya.“How come!” geram Astro menarik kerah baju Reo, sang pria bermasker suruhan Astro.“Tiba-tiba aja dia dibawa temen cowoknya, Mas. Masuk lift”Detik itu juga, Astro melepas kasar kerah baju Reo, hingga pria itu mundur selangkah.“Kenapa gak di ikutin? Hah? Salah satu dari kalian bisa masuk lift bareng!” Astro berdecak sebal, meletakkan kedua tangan di pinggang dengan napas tertarik berat. “Ke mana? Ke lantai berapa? Apa cuma berdua?” cecar Astro menatap sengit.Astro memijat pelipisnya. Memikirkan dengan siapa Aya berada saat ini dan di mana tepatnya?Lagi-lagi, rencananya berantakan. Berawal dari kedatangan Leo, yang Astro tahu adalah kakak sepupu Asa. Dan kini, ada seor
Baca selengkapnya
Tidak Bisa Satu Meja
Pintu itu terbuka setelah terdengar ketukan sebanyak tiga kali. Asa masuk ke dalam kamar yang biasa ditempati Aya jika menginap di kediaman Elo. Asa kembali menutup pintu, dan menghampiri Aya yang berbaring dengan membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut. Ia ikut masuk ke dalam selimut yang sama, dan duduk bersandar pada headboard.“Kamu bisa bohongin semua orang, tapi aku gak.”Aya mengerjab-ngerjab dari balik selimut. Ia lalu membalik tubuhnya, memeluk kaki Asa, tapi masih membenamkan tubuhnya di dalam selimut. “Kapan kamu pulang?”“Tadi pagi, tapi aku ke rumah papa sama Om Bima dulu ngantar oleh-oleh.” Asa membuka paksa selimut Aya hingga memperlihatkan kepala adiknya itu. Tangannya terulur untuk mengusap kepala Aya dengan penuh kasih sayang.Memiliki takdir hidup yang sama, membuat Asa dan Aya memiliki bonding yang kuat. Meskipun keduanya hidup dengan penuh kasih sayang dan berlimpah materi.Tapi, hati mere
Baca selengkapnya
Cuma One Night Stand
Makan siang yang benar-benar canggung bagi Yasa. Namun, terlihat biasa saja bagi Bintang. Pria paruh baya itu, hanya beranggapan bahwa masalah yang terjadi antara Yasa dan putrinya hanyalah perselisihan pendapat atau sejenisnya. Mengingat watak Aya tidak terlalu jauh dengan Sinar, yang tidak pernah mau mengalah bila berdebat dengan seseorang.“Jadi, Cahaya itu anak bapak, anak kandung Pak Bintang?” tekan Yasa mengulang ucapannya, untuk lebih memastikan lagi apa yang sudah ia dengar barusan.Bintang mengangguk, menelan makanannya sebentar. “Aya itu anak saya, dari istri kedua.”“Aya? Jadi panggilannya Aya?” gumam Yasa yang selera makannya sudah hilang seketika. Namun, ia masih memaksakan untuk menelan makan siangnya untuk menghormati Bintang.Jadi yang dimaksud Aya oleh Daisy saat di restoran kala itu adalah Cahaya. Yang Yasa tahu sekilas dari Andra adalah, kalau anak-anak Metro memanggil Cahaya dengan Ayang, bukan Aya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status