Lahat ng Kabanata ng The Lord of The Criminal: Kabanata 111 - Kabanata 120
141 Kabanata
Between Reynox and Sydney Act 1.
Reynox berdecak. Mengembuskan napasnya kasar, merasa kesal karena hubungan diam-diamnnya dengan Sydney terendus oleh Lumiere, sebelum ia menceritakan semuanya kepada gadis bersurai cokelat madu tersebut.“Aku tertarik dengannya lima tahun yang lalu. Saat Lucius pertama kali menjabat sebagai direktur MI6,” ujar Reynox memulai kisah asmaranya ketika melihat mata Lumiere yang berbinar. “Saat itu, Sydney baru saja dipindahkan dari MI5 karena unit itu dibubarkan setelah kematian banyak anggotanya dalam misi penyusupan di Kalkota. Lalu, Oscar meminta Lucius untuk menyelidiki kematian para anggota MI5. Dan kau tahu, Lumie? Yang ditugaskan dalam misi itu adalah aku dan Sydney.”“Ah ... saat itu kamu absen dari rencanaku karena mendapatkan perintah dari MI6?” tanya Lumiere terlihat antusias untuk mendengar kelanjutan kisah asmara temannya tersebut. “Aku ingat itu. Aku ingat.”Reynox mengangguk, “Sejak
Magbasa pa
Between Reynox and Sydney Act 2.
Reynox dan Sydney tengah berlayar dengan sebuah perahu melintasi Sungai Thames, menuju ke suatu tempat. Reynox tidak diberitahu, ia hanya membiarkan Sydney yang membimbing supir kapal ini menuju ke suatu tempat.Pria itu menangkap gelagat aneh dari rekan kerjanya tersebut, “Ada apa di Sungai Thames?”Namun, Sydney tidak memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan Reynox tersebut, “Sudah dekat.”Kapal yang mereka tumpangi kemudian berbelok dan memasuki sebuah lubang pembuangan air yang cukup besar, sepertinya sering dilewati oleh kapal untuk melakukan pembersihan. Reynox sedikit takjub karena baru mengetahui hal tersebut.“Ini ... tempat apa?” tanya Reynox dengan mata yang terus memperhatikan sekitarnya dengan tatapan terpukau. Namun, tidak ada jawaban selama beberapa saat kemudian. Meninggalkan Reynox dalam keheningan sembari memandangi takjub saluran pembuangan air tersebut.Hingga akhirnya, k
Magbasa pa
Between Reynox and Sydney Act 3.
76km Selatan London, Pinggiran Kota Brighton. Suara deru cerobong asap sebuah pabrik tampaknya menjadi polusi suara di sekitaran tempat tersebut. Namun sepertinya, Reynox dan Sydney tampak tidak begitu terganggu dengan suara bising tersebut. Keduanya tampak sedang mengawasi sebuah pabrik yang disinyalir merupakan tempat produksi senjata imitasi Rusia tersebut. “Tuh. Jelas bukan buruh biasa,” ujar Reynox merujuk pada dua penjaga bersenjata di pintu gerbang pabrik tersebut. “Dalam registrasi, pabrik ini sudah ditutup ... sepuluh tahun yang lalu mereka menyuplai senjata untuk angkatan laut,” ujar Sydney seraya membaca tulisan di secarik kertas yang diberikan oleh Heinry. “Jdope memang hebat. Dia bisa mengenali pabrik hanya dari ciri komponennya.” “Dia maniak senjata sih,” timpal Reynox kemudian menyeringai senang dan mulai beranjak dari tempat persembunyiannya, “Karena ini pabrik ilegal, kerja kita jadi gampang.” Sydney panik ket
Magbasa pa
Between Reynox and Sydney Act 4.
Pelabuhan Southampton.“Ini adalah rencana buatan Lumiere terkait kasus ini,” ujar Lucius seraya menyerahkan sebuah koper kecil kepada Sydney yang langsung menerimanya. “Lalu, Jdope juga sudah menyiapkan peralatan untuk menjalankan setiap rencana. Pilihlah rencana mana yang akan dipakai atas keputusan kalian, berdasarkan situasi di sana.”“Sudah kuterima,” ujar Sydney.“Di sini ada juga surat dari Lumiere untukmu, jangan lupa untuk membacanya.”“Baik. Saya segera berangkat, JK.”Setelahnya, Sydney keluar dari kereta kuda yang ditumpangi oleh Lucius tersebut. Gadis berkacamata tersebut langsung menghampiri Reynox yang tampak tenang menunggunya di dekat dermaga.“Ayo kita berangkat,” ajak Sydney seraya menarik Reynox untuk bergegas menaiki kapal milik MI6 yang berlayat ke India.Tidak perlu menunggu waktu lama, kapal tersebut langsung berlayar menin
Magbasa pa
Between Reynox and Sydney Act 5.
Reynox turun terlebih dahulu dari kereta kuda. Mengulurkan tangannya untuk membantu Sydney turun dari kereta kuda tersebut. Sebuah kewajiban bagi seorang pria bangsawan, terutama seorang suami, untuk mengawal seorang wanita jika datang ke sebuah pesta. Dari mulai naik ke kereta kuda, hingga turun dari kereta kuda, dan terus menemaninya hingga pesta selesai.Dan Reynox tampaknya tidak begitu keberatan hal tersebut. Dia bahkan terlihat natural melakukan perannya sebagai seorang suami. Sampai-sampai membuat Sydney takjub sekaligus berpikir, sudah berapa banyak wanita yang dikencani oleh Reynox selama ini?“Ayo pergi,” ajak Reynox setelah mereka saling berpegangan tangan dan Sydney berhasil turun dari kereta kuda dengan selamat, meskipun ia memakai heels setinggi tujuh senti tersebut.Sydney mengangguk, kembali memastikan penampilannya yang lebih berani daripada biasanya. Gaun yang ia pakai saat ini terlalu terbuka di b
Magbasa pa
Between Reynox and Sydney Act 6.
“Daniel? Kamu masih hidup? Bagaimana bisa ....” Reynox memungut kembali pistol yang sempat terjatuh dari tangannya tersebut. Kemudian mengarahkannya pada Daniel yang kini mencengkeram rambut Sydney dan menodongkan pistol pada kepala gadis itu.“Kapten, turunkan pistolmu itu,” ujar Danile menyeringai miring. “Jatuhkan pistol itu atau wanita ini akan mati!”“Kamu.” Reynox mengernyit marah begitu menyadari sebuah fakta, “Kamu telah bekerja untuk Marques ... sudah berapa lama? Apakah sebelum kamu bergabung dengan pasukanku?” Reynox menuruti permintaan Daniel untuk menurunkan pistolnya.“Bagus sekali, Kapten. Anda menebak dengan benar. Seperti yang Anda dengar dari pembicaraan di aula, cara perang Afghanistan ini berlangsung tampaknya akrab, bukan?”Wajah Reynox seketika menggelap, “Sebuah permainan jungkat-jungkit untuk kontrol.”Daniel tersenyum senang
Magbasa pa
Between Reynox and Sydney Act 7.
Daniel mengerutkan dahinya. Tampak kebingungan dengan maksud dari ucapan Reynox yang memintanya untuk memilih jalur kematian yang akan ia pilih. Pria itu mengarahkan pandangannya ke atas dan ke bawah. Ke wajah dingin Reynox dan juga pistol yang disodorkan kepadanya tersebut.“Jika kau memilih untuk mati dengan cara bunuh diri ... aku akan melihat apa yang kalian sebut sebagai 'tujuan besar' itu sampai sampai akhir,” ujar Reynox semakin menyodorkan pistol tersebut agar segara diambil oleh Daniel. “Bahkan jika kamu mati dengan kematian yang tidak berarti di sini, jika itu berarti ide kalian menjadi kenyataan, dapatkah kamu berharap lebih?”Daniel mengambil pistol tersebut, dengan tangan yang bergetar hebat karena perasaan takut. Begitu berhasil mengambilnya, Daniel mengarahkan moncong pistol tersebut pada pelipisnya. Keringat dingin secara tiba-tiba mengalir dari sana. Pria itu terlihat begitu takut dengan pilihannya sendiri, juga
Magbasa pa
Between Killian and Miya Act 1.
“Terima kasih, Miss Sydney,” ujar Oscar ketika Sydney menyajikan teh untuknya di atas meja. Mata tajam pria bersurai hitam legam tersebut kemudian terarah pada Lucius yang senantiasa berdiri di hadapannya yang sedang terduduk. “Aku memang memanggilmu untuk datang ke kantorku, bukan sebagai atasan dan bawahan, melainkan sebagai teman. Jadi ... santai saja, Lucius.”Lucius tersenyum senang mendengarnya, “Baiklah. Kalau begitu, akan kulakukan seperti yang kamu katakan.” Kemudian pria beriris mata merah itu mendudukkan dirinya di kursi yang berhadapan dengan Oscar.“Aku sudah membaca laporanmu tentang kasus pembunuh berantai yang menghantui East End selama dua bulan terakhir ini,” ujar Oscar kemudian mengambil cangkir teh untuk ia minum tersebut. “Dan pelakunya benar-benar tidak terduga.”Lucius menyeringai, “Sekelompok masyarakat kelas menengah yang menginginkan kesetaraan status, na
Magbasa pa
Between Killian and Miya Act 2.
Heinry tersenyum ramah, berusaha menyambut dengan ramah kedatangan Miya yang sepertinya diperintahkan oleh Lucius untuk datang ke markasnya.“Halo ... aku sudah menunggu kedatanganmu, Arcelia.”Miya tersenyum ramah, “kau bisa memanggilku Miya.”“Baiklah,” ujar Heinry kemudian mengajak Miya untuk masuk ke gudang senjata, “Aku mendengarnya dari JK, ini akan menjadi misi penyusupan solomu.”Miya mengangguk, “Iya, Jdope. JK mengatakan padaku untuk melakukan apa pun yang menurutku cocok.”Heinry mengangguk, kemudian berjalan menuju ke sebuah rak penyimpanan senjata khusus. Pria bersurai pirang keperakan tersebut mengambil sebuah tas koper berwarna cokelat dengan pinggirannya.“Aku sudah menyiapkan senjata yang cocok untuk misi penyusupan seperti yang akan kau lakukan,” ujar Heinry kemudian meletakkan tas koper tersebut ke atas sebuah meja.“Apa i
Magbasa pa
Between Killian and Miya Act 3.
Killian berjalan dengan santai namun penuh wibawa, menyusuri trotoar jalanan menuju ke sebuah bar. Tubuh jangkung terbungkus rapi oleh sebuah long coat berwarna hitam yang dikancing. Pria itu terlihat semakin menawan, meskipun tahun ini ia baru saja genap berusia empat puluh satu tahun.Killian adalah definisi awet muda, hingga dijuluki Pangeran Vampir oleh rekan kerjanya.Kaki jenjangnya kemudian melangkah masuk ke sebuah bar, tempat janji bertemu dengan seseorang. Sebuah bar yang kebetulan sepi pengunjung, tempat yang pas untuk membicarakan hal-hal rahasia.“Macallan Estate Reserve satu,” ujar Killian memesan minuman yang akan ia minum malam ini.“Akan segera disajikan,” ujar sang bartender mulai menyiapkan pesanan Killian.Killian mendudukkan bokongnya di kursi. Mulai menunggu kedatangan seseorang kenalan, yang juga bekerja di MI6, namun ini adalah pertemuan pertama mereka. Detik demi de
Magbasa pa
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status