Semua Bab FRIENDZONE: Bab 11 - Bab 20
29 Bab
Chapter 11
Suasana benar-benar menjadi hening setelah Dylan menyatakan perasaannya kepada Cindy. Sementara itu Cindy masih terlihat kaget akan pengakuan Dylan yang selama ini ia anggap sekedar teman saja. "Cindy, bagaimana?" tanya Dylan lagi. Cindy benar-benar tidak tahu harus menjawab apa karena sejujurnya ia sama sekali tidak memiliki perasaan lebih pada lelaki itu. Namun jika ia menolak, ia merasa tidak enak kepadanya. Dan sepertinya dewi fortuna sekarang berpihak padanya karena tiba-tiba entah bagaimana ceritanya ia bisa bertemu dengan Lala. "Cindy?" "Lala??" "Hai? Eh, ada Dylan juga?" Cindy menghembuskan nafas lega karena terselematkan oleh kedatangan Lala. Sedangkan Dylan hanya menahan emosinya karena Cindy belum sempat menjawab ungkapan cintanya. Mengapa anak cupu ini harus datang sih? Batin Dylankesal. "Lala, mengapa kau
Baca selengkapnya
Chapter`12
Rated 18+ Brakkkk... Pintu mobil Jefrey tertutup dengan keras. Jefrey pun masuk ke dalam gedung apartemennya sembari menyeret Cindy dibelakangnya. Kekayaan yang dimiliki keluarga Jefrey, membuatnya dengan bebas tinggal sendirian di apartemennya sendiri tanpa pengawasan. "Lepaskan aku!" ujar Cindy berusaha melepaskan diri. Namun usahanya sia-sia, lelaki itu tampak tidak mengindahkan permintaannya.  Klikkk...klikkk..klikkk.. Pippp.. Pintu apartemennya terbuka setelah ia berhasil memasukkan sandi keamanan yang terpasang di pintunya. Walaupun Cindy dengan segala usahanya menolak, Jefrey tetap saja menang dengan tenaganya. "Mengapa mau membawaku kesini??" protes Cindy. "Diam!!!" bentak Jefrey tiba-tiba. Cindy pun mengatupkan mulutnya rap
Baca selengkapnya
Chapter 13
Cindy mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia melihat ke sekelilingnya, tunggu ini bukan kamarnya. Ia pun memilih bangun lalu penampakan pakaian berserakan menyadarkannya akan kejadian semalam antara dirinya dan Jefrey.Sekarang Cindy sadar kalau ia sedang berada di apartemen Jefrey, dan ia masih ingat dengan jelas adegan semalam, entah sudah berapa ronde dilaluinya bersama lelaki itu, yang jelas, Cindy sangat kewalahan dengan gairah Jefrey semalam. Ia merasa sangat capek dan disisi lain, entah mengapa ia masih merasa canggung. Untung saja dia tidak ada disini sekarang."Sudah bangun?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul.
Baca selengkapnya
Chapter 14
"Jef?!"Michelle menghampiri Jefrey yang baru saja berangkat ke sekolah. Karena kebetulan ia juga baru saja datang, Michelle tampak begitu senang bisa datang ke sekolah dengan waktu bersamaan. Dan berbeda dari Michelle, Jefrey justru tampak memasang ekspresi sebaliknya setelah mengetahui keberadaan gadis itu."Ck, Dia lagi!""Astaga, Jef. Bukankah ini sebuah kebetulan yang tidak biasa? Bagaimana bisa aku dan kau datang diwaktu bersamaan?"Jefrey berdecih, lelaki itu menertawakan apa yang barusan Michelle katakan. Ada apa dengan dia akhir-akhir ini?
Baca selengkapnya
Chapter 15
Semua murid terlihat tengah berada di halaman sekolah. Mereka kini tengah mengantri untuk masuk ke dalam bus dan  berangkat ke lokasi perkemahan untuk mengadakan acara tahunan.Cindy, Jefrey, William, Irene, Leon, dan Jessica juga nampak melakukan hal yang sama seperti lainnya. Mereka berenam kebetulan satu bus, Jefreybmengajak Cindy agar satu kursi dengannya, sementara Irene dengan William dan Leon tentu saja dengan Jessica, sesuai pasangan masing-masing.Selang beberapa menit, akhirnya mereka masuk ke dalam bus. Jefrey menarik Cindy agar duduk di bangku paling belakang bus itu. Bahkan Jefrey menyuruh semua orang untuk minggir agar tidak menghalangi jalannya
Baca selengkapnya
Chapter 16
"Jessica!"Cindy berusaha membangunkan Jessica yang kebetulan tidur di sampingnya. Ia benar-benar kebelet ingin buang air kecil, tapi Jessica tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun."Hei, Jess! Temani aku sebentar saja. Aku mau buang air kecil."Dan usahanya untuk mengajak Jessica gagal karena gadis itu masih tidak meresponnya. Jika mengajak Irene pun juga percuma saja karena gadis itu adalah ratunya tidur. Karena sudah tidak tahan, pada akhirnya ia tidak punya pilihan dan memberanikan diri untuk buang air kecil sendirian. Ya, hanya sebentar, semoga saja ia berani.
Baca selengkapnya
Chapter 17
Selama kurang lebih tiga hari dua malam perkemahan ini berlangsung, akhinya malam ini kegiatan api unggun sekaligus penutupan kegiatan ini akan dilaksanakan. Cindy tidak menyangka, waktu berjalan begitu cepatnya. Padahal ia begitu menikmati kegiatan tahunan ini, dimana ia bisa melepaskan kejenuhan yang ia dapatkan selama tinggal di keramaian kota.    "Ndy?" Cindy menoleh ke sumber suara ketika namanya dipanggil. Ternyata orang itu adalah Dylan, ia kini sedang berjalan-jalan menikmati udara sore tidak jauh dari tempat perkemahan. Sore itu sudah tidak ada kegiatan lain karena malam ini sudah penutupan, jadi ia pun memutuskan untuk berjalan-jalan. "Dylan?" Dylan tersenyum. "Kok sendirian? teman-temanmu mana?" tanyanya. "Hmm, mereka ada di tenda. Aku hanya ingin jalan-jalan sore saja, kan besok kita harus kembali ke kota." jawab Cindy nampak sedih. "Ah, begitu." Dylan mengangguk mengerti dan kemudian ia teringat akan sesuatu. Tib
Baca selengkapnya
Chapter 18
"Jadi, Jefrey tidak pulang ke rumah?" Cindy mengurut dahinya ketika tahu kabar dari William jika lelaki itu juga tidak berada di rumahnya. Ia tidak tahu dimana harus mencari keberadaannya sementara nomornya saja tidak bisa dihubungi. Bahkan setelah kepulangannya dari kegiatan itu, ia buru-buru menemui Jefrey di apartemennya, dan dia tidak ada disana. "Sebenarnya apa masalah kalian sih? Mengapa Jefrey tiba-tiba menghilang seperti ini?" tanya William penasaran, pasalnya Cindy sama sekali tidak memberitahu apa yang sedang terjadi diantara mereka. Cindy menghembuskan nafasnya. "Sepertinya Jefrey sudah salah paham denganku. Waktu dimana ia ingin menemuiku, disaat bersamaan aku juga sedang bersama Dylan." "Wait, jadi maksudmu Jefrey marah setelah melihatmu bersama Dylan?" William menebak apa yang barusan Cindy ceritakan tentang permasalahan mereka berdua. Cindy mengangguk mengiyakan. "Pertemuanku dengan Dylan waktu itupun tidak disengaja, aku sedang berjala
Baca selengkapnya
Chapter 19
Sore itu Cindy memutuskan untuk pergi menemui Jefrey lagi setelah mendapatkan kabar jika akhirnya dia kembali ke apartemennya. Meski lelaki itu tidak mengaktifkan nomornya atau bahkan menghubunginya, Cindy berinisiatif menemui lelaki itu secara langsung. Tujuan Cindy hanya satu, ia ingin tahu alasan mengapa Jefrey menjauhinya. Pada awalnya memang ia berpikir jika Jefrey salah paham padanya karena waktu itu ia bersama Dylan, namun setelah tahu jika Lisa Watson kembali, Cindy sekarang menjadi was-was jika alasan itulah yang membuat Jefrey bersikap seperti sekarang.  Ya, tentu saja Cindy tahu siapa Lisa Watson. Gadis itu bisa dibilang cinta pertama seorang Jefrey Antonio yang sebelumnya dikenal seorang player, karena kepergian Lisa juga yang mungkin membuat lelaki itu menjadi begitu. Jadi setelah mengetahui dia kembali, Cindy merasa jika hal itulah yang menjadi pemicu Jefrey menjadi berubah.  Tapi Cindy tidak bisa langsung menuduh, karena tidak ada bu
Baca selengkapnya
Chapter 20
Empat tahun kemudian...   Awan mendung nampak menggantung di langit New York. Sepertinya hari ini hujan akan turun. Seorang wanita terlihat mengadahkan kepalanya ke atas untuk melihat awan yang sudah menghitam itu. Dan benar saja, tak selang kurang dari beberapa menit, rintik hujan jatuh mengenai pipinya. Ia pun segera tersadar dan berlari menyelamatkan diri agar tidak kehujanan. Cindy terlihat berlarian untuk mencari tempat berteduh. Kini ia sudah berada di emperan sebuah kafe. Terlihat semua orang juga sedang berteduh sama seperti dirinya. "Damn! Hari ini hujan lagi!" keluhnya. Ia melihat gelang jam yang melingkari pergelangan tangannya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status