Tous les chapitres de : Chapitre 31 - Chapitre 40
157
ADA YANG HILANG
Mendapatkan jawaban dari Raline membuatnya sekarang bisa melangkah untuk pergi. Tetapi saat memeluk Raline, ia merasa jika ada ruang kosong yang mampu Gavin isi disana. “Baru kali ini aku merasakan sakitnya ditolak,” ucap Gavin dengan senyum pasi.“Ini hanya sebuah perasaan, tidak lebih. Karena aku sendiri sadar, kalau duniaku berbeda dengan orang lain. Tapi, aku tidak bisa mengelak keindahan rasa yang tumbuh dengan tulus di dalam hati. Dan aku hanya bisa menikmati perasaan ini, sampai pada akhirnya aku harus lupa dengan semua ini.” Raline menyunggingkan senyum manisnya, dan itu sangat menyakiti perasaan Gavin saat memandangnya. “Kalau k
Read More
RAHASIA WAJAH JELEK
Saat ada yang hilang, aku kira semuanya akan baik-baik saja. Ternyata yang hilang itu tidak bisa tergantikan dengan hal apapun di dunia ini.  ***  SMA ELITE  Ujian hari pertama sudah selesai. Beberapa murid masih berada di depan kelas saling membahas soal ujian yang mereka kerjakan. Namun ada juga yang berkumpul hanya untuk membahas hal lain. Ada yang asik tengah bergosip, membahas langkah kemana mereka setelah lulus dari SMA. Bahkan ada juga yang pamer kekayaan orang tua mereka.  Kebetulan Raline yang masih berada di sekolah, tidak sengaja mendengar gerombolan gadis tengah pamer barang branded mereka masing-masing. Berlalu melewati gerombolan gadis cantik dengan seragam ketat dan riasan cukup te
Read More
RAHASIA YANG MULAI TERBONGKAR
"Apa yang kalian lakukan? kembalikan kacamata itu!" Teriak Tian yang melihat tingkah anak buah Mama nya.  Semua bodyguard terdiam melihat anak dari Mami Lisa itu berteriak membela Raline. Tian melangkahkan kakinya dengan cepat menghampiri gerombolan bodyguard yang langsung tertunduk takut.  "Sini, mana kacamatanya!" Tian mengulurkan tangannya meminta si bodyguard bertubuh kurus memberikan kacamata milik Raline.  "I-ini tuan."  "Pergi kalian semua!" gertak Tian dengan nada keras.  Semua bodyguard itu tunggang langgang meninggalkan pos di depan komplek yang sudah menjadi wilayah penjagaan milik bodyguard Mami Lisa. 
Read More
LOVE AND SACRIFICE
BRUGH!  Laura jatuh tersungkur tepat di depan meja Mami Lisa. Sambil memegangi cerutu, Mami Lisa beranjak berdiri dari tahtanya. Bukan hanya Laura yang terjatuh di lantai, tapi Maria yang dari tadi berada di ruangan Mami Lisa hanya bisa diam membisu. Mulut Maria terbungkam dengan sehelai kain hitam yang terikat kencang, Wajah Maria penuh luka dan memar.  “Aku mohon lepaskan Maria, dia tidak bersalah!” Jerit Laura memohon.  Germo itu menghampiri Laura dan berjongkok tepat di depannya, kemudian menarik rambut bagian belakang dengan keras. Laura meringis kesakitan, tapi ia tidak peduli dengan rasa sakitnya.  PLAK!
Read More
SISI JAHAT TIAN
“Buka gak pintunya!” titah Tian kepada bodyguard yang berjaga di depan pintu gudang penyimpanan.  “Tapi nanti mereka kabur tuan,” ujar bodyguard yang berjaga di depan masih tampak ragu untuk menuruti titah anak dari bos nya itu.  “Kalian tetap berjaga, aku akan masuk sebentar saja.” terang Tian dengan titahnya. Dengan gagap, bodyguard membukakan pintu gudang. Tian pun masuk ke dalam, lalu dikunci lagi oleh si penjaga dari depan.  “T-tian!?” Laura yang melihat sosok Tian langsung kembali bersemangat setelah kelelahan dengan tangan dan kaki yang terikat tali. “Bagaimana keadaan Raline? Bantu tante keluar dari sini, aku harus menyelamatkan Raline.” cerca Laura penuh pengharapan.  
Read More
AMBISI JAHAT
Pagi harinya, Tian sudah menunggu Raline di depan pintu rumah. Sudah 30 menit Tian menunggu gadis berkacamata itu keluar dari rumahnya. Dengan mengenakan seragam sekolah yang berbeda, lelaki itu rela menunggu untuk mengantarkan Raline pergi ke sekolah. Kantung mata yang menghitam di bawah mata sebagai bukti jika, Tian mengalami malam yang panjang dengan tidak tidur.  “Astaga! Tian?” sentak Raline terkejut saat keluar dari rumah malah melihat Tian.  “Hai, selamat pagi!” sapa Tian dengan senyum pasi. “Aku akan mengantarkanmu sekolah hari ini,” ujar Tian mengajaknya tanpa perlu menanyakannya terlebih dahulu.   “M-mengantar? Siapa?” tanya Raline tidak yakin dengan ucapan Tian barusan.  
Read More
BANGKOK, THAILAND
Oriental Avenue, Bangkok Thailand. Hotel Mandarin Oriental. Gavin tengah keluar dari kamar hotel suite miliknya setelah selesai bekerja seharian. Ini hari kedua Gavin berada di Bangkok, Thailand. Mengenakan kaos hitam dan celana pendek berwarna khaki, Gavin keluar dari kamar dan langsung diiringi oleh dua bodyguard setianya. "Kalian tidak bosan berada disini?" sindir Gavin dengan langkah tertahan. Kedua bodyguard Gavin terdiam sesaat. Lalu saat Gavin berjalan pelan, kedua bodyguard itu mengikuti langkah kemanapun tuan mudanya itu pergi. "Berhenti kalian. Aku ingin sendirian!" bentak Gavin kemudian. "Tuan maafkan kami. Tetapi kami tidak mau terjadi apa-apa dengan tuan." jawab Jamal dengan hormat. 
Read More
PENARI PANGGUNG MERAH
'Laura, kamu dimana sekarang?' tanya Daniel dalam hatinya.  Makin malam, club semakin ramai. Para penghibur mulai bertebaran tepat pukul 12 malam. Panggung merah mulai dipersiapkan, begitu juga dengan stripper pole berwarna hitam yang menjulang tinggi. Dentuman musik mulai lebih smooth.  "Wah, bentar lagi nih kayaknya pertunjukan liar akan dimulai!" sentak Leonard mengerti dengan alur hiburan di club house mewah itu.  "Hm? acara liar apaan?" tanya Daniel tidak mengerti maksud Leonard.  "Itu, yang aku bilang barusan. Penari sexy akan muncul kayaknya sebentar lagi. Semoga saja Maria yang tampil, aku akan langsung booking ah!" racau Leonard dengan wajah mupengnya.  
Read More
SIKAP ASLI TIAN
Setelah bersabar menyadarkan Leonard, akhirnya Daniel bisa membuatnya beranjak bangun meski masih setengah sadar. Berjalan tertatih, Leonard mendatangi bodyguard untuk membooking Maria. Daniel memantau temannya itu dari kejauhan dengan perasaan khawatir akan ketahuan.  Tidak lama, Leonard kembali ke meja menemui Daniel. “Sial, itu bodyguard jelek nolak uang!” Makinya sambil menunjuk-nunjuk bodyguard yang diajak berbicara barusan.  “Apa katanya?” tanya Daniel.  “Katanya Maria tidak ada di club, lagi libur. Dan gue ditolak ketemu sama Mami Lisa. Apa dia gak tau, kalau gue lagi dapet duit dari lo?” racau Leonard kesal sambil menghentakan tangan ke meja.  “Ya
Read More
BERITA MENGEJUTKAN
Raline sudah berada di dalam kelas bersiap menghadapi ujian hari keempat. Sambil memandangi lututnya yang berbalut plester luka bergambar dinosaurus, senyum Raline terkembang tipis.  Banyak kejadian pagi hari ini yang membuat Raline down. Mulai dari sikap Tian yang kasar, dan Devin yang selalu ada disaat dirinya terluka. Lagi-lagi Devin yang mengobati luka Raline.  Setelah pengawas datang, ujian pun segera dimulai. Raline memaksa dirinya agar bisa fokus menghadapi ujian. Meskipun banyak masalah yang berkecamuk dalam hidupnya, tetapi Raline sudah bertekad untuk melakukan yang terbaik di ujian kali ini. Mimpinya semakin dekat, lulus dari sekolah terbaik dan akan mendapatkan nilai terbaik sebagai siswa berprestasi.  Keinginan seorang Raline masih sama, tekadnya u
Read More
Dernier
123456
...
16
DMCA.com Protection Status