All Chapters of My Brilliant Doctor: Chapter 101 - Chapter 110
115 Chapters
Chapter 101: Profesor Young
Happy reading ;)--------------Vin terdiam, telinganya kembali menangkap pernyataan Tara yang benar benar di luar kepala. Ia kemudian terkekeh sembari menguraikan pelukannya."Tara, kau melamarku?" tanyanya dengan semburat wajah memerah menahan tawa. Ia sudah cukup berwarna dengan tingkah konyol wanitanya namun sepertinya ini adalah sikap terkonyol yang levelnya lebih tinggi dari biasanya."Tidak, aku hanya mengajakmu menikah."Matt dan Fyodor saling memandang dengan pikiran masing-masing. "Kau yakin ia seorang dokter?" tanya Matt yang ikut terperangah dengan apa yang mereka dengar."Tak pernah sekalipun jika ia berada di luar rumah sakit." Fyodor menggaruk pelipisnya dan duduk merebahkan diri di atas soffa."Tara, kau tak merasa terbalik? Em maksudku, seharusnya aku sebagai pria yang akan mengatakannya. Kau hanya cukup menunggu saat itu. Ah benarkah, harusnya ini surprise tapi kau membuatku tak tahan untuk tak menjelaskan."T
Read more
Chapter 102: Ca Esofagus
Happy reading :) ------------- "Memang kau siapa?" Tara mengerutkan keningnya mengingat ngingat. Tapi ia rasa tak pernah bertemu dengan pria asing ini. Mata Tara memandang profesor itu dari atas hingga bawah. Ia akui pria ini memang rupawan, postur tubuh yang tinggi dan berotot, juga mata perak yang berpendar cerah, bulu halus mengelilingi dagunya yang lancip. Mahakarya Tuhan ini memang luar biasa. Tapi jika di bandingkan dengan Vin, kekasihnya memang tak ada yang menandingi. "Aku, Luke Richards. Kau bahkan pernah membantuku saat berada di Boston," lanjutnya kemudian. "Aku tak ingat, lagipula sudah banyak dokter yang ku bantu," jawab Tara acuh dan meraih laporan di atas mejanya. Gabriella melipat bibirnya menahan tawa. Tak bisakah wanita ini diam dan tak mempermalukan orang lain dengan kepercayaan dirinya yang tinggi? Pria itu terkekeh dan menarik kembali tangannya. Ia menatap Tara singkat dan kembali ke podium. Tak dipungkiri rasa kes
Read more
Chapter 103: Dinner with Reeves
Happy reading ;)---------------Tara berlari menuju tempat dimana ia bisa menyaksikan operasi berlangsung. "Tara," lirih Gabriella sama sama memandang pasien dibawah sana."Nick..? Benarkah? Mengapa ia diam saja selama ini?" Tara masih mengatur nafasnya yang tersengal."Jika aku tahu bahwa Nick yang menderita penyakit itu, aku tak akan membiarkan dokter gadungan itu mengoperasinya.""Dia profesor Tara, bahkan levelnya di atasmu," jawab Gabriella sembari mendesah lelah.Tara menyandarkan tubuhnya pada dinding dengan tatapan kosong. Ia merasa menyesal telah berbuat jahat pada mantan kekasihnya. Harusnya ia memaafkan kesalahan Nick dan menerima pertemanan mereka.Namun perlakuan nya telah membuat hatinya beku. Bahkan berteman dengannya saja terasa enggan. Tapi di sisi lain melihat kondisinya sekarang ia menyesal. Tara menghela nafas panjang. Mengapa manusia tercipta dengan hati yang plin plan seperti ini?Pandangan Tara kembali p
Read more
Chapter 104: Mediastinitis
Happy reading ;)----------"Ada apa?" tanya Reeves penasaran."Kondisi Nick berubah, ia demam tekanan darah naik. Aku sudah menyuruh Gabriella memberikan suntik agen bakteri dan melakukan tes untuk besok."Pria tua itu mengangguk. "Kau selalu cepat tanggap Tara.""Tapi, aku belum menemukan jawabannya," ujarnya dengan memainkan jemarinya di atas meja."Baiklah, selesai makan kita bahas di apartemen." Tara mengangguk setuju dan kembali berbinar kala makanan mereka mulai tersaji.Keduanya saling melempar canda menikmati makan malam yang selalu mereka lakukan saat bersama dahulu. Tara seolah kembali menemukan potongan kenangan bersama Reeves juga ayahnya.Ia benar benar menikmati makan malam yang selama ini ia rindukan. Kegaduhan mereka bahkan menimbulkan beberapa orang untuk tak tahan tersenyum melihatnya. Termasuk Luke."Terimakasih untuk malam ini, daddy? Ah kata itu tak cocok untukmu," keduanya terkekeh dan masuk ke dal
Read more
Chapter 105: Dejected
Happy reading :)---------------"Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 99x/m."Tara segera meraih pisau bedah untuk melakukan pengeringan mediastinal. Wanita itu bergerak cepat dan beralih mengambil gunting iga.Gabriella menerima larutan salin dan membilasnya pada area interior mediastinum. "Saturasi menurun," ucap dokter anastesi yang menggantikan Joey selama cuti."Aku akan menyesuaikan dengan anastesi, tapi tolong percepat.""Okay," ucap Tara tanpa menoleh.Sementara di atas sana Luke terengah tak percaya dengan apa yang ia lihat. Matanya berlarian mencari apa yang sebenarnya terjadi.Ryan hanya menoleh singkat dan menyeringai. "Aku mendatangkan mu untuk menyembuhkan Nick. Bukan membuat kesalahan padanya.""Tak mungkin, operasiku sempurna." Mata Luke menajam merah menahan kesal. "Lihat baik baik, Profesor Luke Richard." Ryan melipat kedua tangannya di dada. Ia kembali mengamati operasi yang di lakukan oleh Ta
Read more
Chapter 106: I said, Yes!
Happy reading ;)------------"Ngomong ngomong kau hebat sekali dengan semua penjelasan mu tadi, kau tau bagaimana jeleknya wajah Luke saat kau patahkan dengan pernyataan mu?" Tara terkikik geli sembari memegang perutnya.Vin hanya tersenyum merengkuh kekasihnya. Ia memencet tombol lift. "Sebenarnya aku tak mengerti, tapi saat Reeves menjelaskannya setidaknya aku paham sedikit." Ia membawa Tara masuk ke dalam lift.Namun wanita itu menatap kekasihnya penasaran. "Mengapa lift ini bergerak ke atas, bukankah harusnya ke bawah?""Helikopter ku sudah menunggumu," bisik Vin. Wanita itu memandang prianya dengan segudang tanya. Mengapa? Memangnya mereka akan pergi kemana? Bukankah ia akan menunjukkan sesuatu? Mengapa mereka seperti akan pergi?Benar saja, di atas helipad sudah menunggu satu helikopter yang bertuliskan Bratva pada bagian sisi. Vin membawa Tara masuk dan duduk berdampingan. Dengan sigap Vin memasangkan sabuk pengaman pada Tara. Setela
Read more
Chapter 107: Little Party
Happy reading ;)--------------Vin membuka sabuk pengaman Tara dan membawanya ke kursi belakang. "Kau sudah menerimaku kan?" Tara memperhatikan gerak Vin yang tangkas dan cepat."Y- ya tapi kita? Mengapa melakukan inj?" Tara kembali menunduk memperhatikan tubuhnya yang telah terikat pengaman juga bersama Vin. Mereka menyatu bersamaan dengan Vin yang telah memakai tas parasut."Jangan katakan bahwa kita akan melompat?!" peringat Tara panik dengan membukatkan matanya. Vin mengecup bibir wanitanya sebelum memposisikan tubuhnya di belakang Tara."Semuanya akan baik-baik saja, percayalah." Vin telah bersiap membawa Tara ke sisi kabin."Vin! Tidak tidak! Kau gila!" seru Tara. Tepat saat itu juga Vin mendorong tubuh mereka melompat meninggalkan helikopter yang telah berbelok dan siap mendarat.Vin memeluk tubuh kekasihnya sedangkan satu tangannya menarik parasut. "Oh God," lirih Tara tertahan. Ia tak bisa berteriak saat ketakutan itu menyer
Read more
Chapter 108: The New Legend of Vin
Happy reading ;)----------"Apa dia terkesan?" tanya Dominika setelah pelukannya terurai. Vin tersenyum bangga namun ia tak tahu jika sang adik merencanakan hal gila seperti ini."Begitulah," jawab Vin sembari merangkul sang adik kemudian membawanya bertemu dengan Tara. Sedangkan Tara membulatkan mata melihat kedatangan mereka.Ia tak sadar pikiran kotornya telah mengisi hatinya. Matt yang tahu pikiran Tara dan melihat ekspresi itu segera terbahak. "Dia adiknya Tara bukan selingkuhannya. Coba kau jernihkan otak dan hatimu paksa ia untuk sinkron di situasi tertentu." Matt terkekeh dan meninggalkan Tara begitu saja.Wanita itu mendelik sebal. Sialan! Beraninya dia menebak pikiranku. Awas saja kau! teriak batinnya. "Hai Tara," sapa Dominika memeluk calon kaka iparnya dengan hangat."Kenalkan ini adikku," sambung Vin seraya menempatkan tangannya pada pinggang Tara."Oh, hai kau sangat cantik," pujinya jujur. Tubuh tinggi semampai, kulit
Read more
Chapter 109: Cadillac CTS-V
Happy reading ;)------------Tiga hari kemudian, Tara dan Gabriella memutuskan mengunjungi Nick di jam pulang. Ia meletakkan makan malam untuk temannya. Sedangkan Nick tersenyum lembut berbeda dengan hatinya yang masih menyangkal kebenaran tentang pernikahan Tara."Bagaimana keadaanmu?" tanya Tara seraya bersandar pada jendela."Baik, berkatmu," jawaban santai. Gabriella membantu Nick untuk duduk bersandar pada kepala ranjang."Thanks.""Ku dengar besok kau pulang?" Gabriella mengupa kulit apel kemudian memotong nya menjadi bagian kecil."Ya, aku tak tahu bahwa profesor itu gagal mengoperasi ku." Nick menerima mangkuk yang telah terisi potongan apel. Ia lantas memakannya lahap."Dia bukan gagal, hanya otaknya terus bekerja untuk reputasi saja," jawab Tara sembari melipat kedua tangannya di dada."Kau pasti menyerangnya saat selesai operasi ulang," tebak Nick terkekeh. Ia sekarang tahu sikap dan sifat Tara yang memang su
Read more
Chapter 110: Open Reduction Internal Fixation
Happy reading :)----------------Jantung Vin seolah berhenti. Ia segera meraih Tara dalam dekapannya. Vin berlari menabrak beberapa orang yang berlalu lalang disana. Sementara Gabriella yang hendak masuk ke dalam taxi terhenti saat Vin berteriak sembari menggendong Tara masuk ke dalam ruang UGD."Astaga, Tara!" Wanita itu ikut berlari di belakang Vin. Matanya berlarian mencari Tara di beberapa ruang pasien. Hingga ia menemukan Vin yang keluar sembari meremas keras rambut nya sendiri."Vin? Ada apa?" Gabriella menatap baju pria itu yang telah berubah warna merah oleh darah Tara. Vin kemudian terduduk seolah tulang dan syarafnya patah.Sedangkan Laura segera melakukan pemeriksaan survei primer yang dilakukan penanganan pada keadaan yang mengancam nyawa, seperti sumbatan jalan napas, henti napas, atau henti jantung.Gabriella segera masuk ke dalam begitu tak mendapatkan jawaban dari Vin. Mata Gabriella membulat mendapati Tara yang sedang di be
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status