Semua Bab My Brilliant Doctor: Bab 71 - Bab 80
115 Bab
Chapter 71: Ischaemia Heart Disease
Happy reading ;)----------------Tara keluar kamar dan mendapati pria tua itu tengah duduk santai di atas soffa. "Kau semalam tidur dimana?" Tara duduk di barstool dan melahap steak yang tersisa."Aku tinggal di sebelahmu.""Kau memakan steak milikku?!" Tara mendelik tajam namun mulutnya tak berhenti melahap semua steak tersebut."Kau masih saja pelit, aku ragu kau pelit juga pada kekasihmu," cibir Reeves. Pria itu hendak membuka majalah fashion."Kau pergi kemana selama ini?""Harusnya aku yang bertanya, mengapa kau pergi sejauh ini?""Tak ada pilihan lain bukan? Kalau begitu sampai nanti." Tara beranjak, melambaikan tangan lalu menutup pintu.Dasar guru tidak bertanggung jawab, seenaknya saja kalau bicara! Aku pergi juga karenanya! gerutunya kesal. Permasalahan antar rumah sakit di Spanyol membuatnya jengah dan terpaksa harus mengundurkan diri.Sampai detik ini tak ada yang tahu bahwa Tara pernah menjadi dokter
Baca selengkapnya
Chapter 72: Rejection
Happy reading ;)----------------"Langkahmu cepat sekali!" seru Gabriella tak tahan. "Aku lapar! Aku tak bisa menunggu!" Tara benar benar tak bisa menahan perut yang meronta minta asupan gizi.Sementara Gabriella sedikit berlari dengan segala umpatan kekesalannya. "Kau benar benar!"Di alur yang sama Emma mendekat hendak mengajak Tara berbincang. Namun Tara justru tak memperdulikannya dan berjalan cepat menuju caffe milik Felix."Dokter Tara, aku akan menjadi dokter bedah untuk Tuan Alvaro." Tara menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Emma."Jangan, kau anak baru." Satu sudut bibir Tara berkedut geli."Tak masalah jika anak baru, karena keahlian tidak memandang usia.""Kau yakin? Karena masih ada satu masalah lagi." Tara tersenyum sinis meninggalkan Emma.Lihat saja, aku akan membuktikan bahwa kemampuanku melebihi semua dokter di rumah sakit ini. Termasuk kau, dokter Tara. Emma menyeringai dan berbalik menuju kama
Baca selengkapnya
Chapter 73: One Problem
Happy reading ;)--------------------"Sekarang kita akan lakukan bedah pintas koroner jantung yang berdetak, mari mulai." Emma meraih pisau bedah yang di berikan perawat instrumen.Joey hanya menatap singkat wanita muda yang di sebut sebut sebagai model dokter. Ia tak yakin seorang model walaupun dokter, dapat membedah dengan sempurna."Monopolar." Dengan sigap seorang perawat instrumen memberikan apa yang di minta oleh Emma.Sementara di atas sana, Tara duduk santai sembari menatap pembedahan yang di lakukan oleh Emma. "Tak biasanya melihatmu mengamati operasi orang lain," ujar Gabriella heran."Aku ragu seorang model bisa membedah, lagipula ada satu masalah yang belum di sadari oleh wanita itu." Tara melipat kedua tangan di dada."Apa? Masalah?" Gabriella menoleh pada Tara yang masih tak berkedip melihat operasi di bawah sana."Akan ku ambil cangkok arterinya." Emma menaruh monopolar dan bersiap dengan pisau bedah harmonik.
Baca selengkapnya
Chapter 74: Helpers
Happy reading ;)----------------"Bawakan mesin jantung paru dan transfusi darah," tunjuk Tara pada perawat sirkuler."Baik.""Perubahan metode. Panggil Nick untuk membantu.""Baik."Nick yang tengah kesal dan hendak keluar ruang operasi seketika terhenti saat perawat memintanya untuk kembali. Terlebih perintah itu dari mantan kekasihnya, Tara Clarke.Jelas ia tak akan membuang kesempatan ini bukan? Ini adalah salah satu cara untuk merebut perhatiannya kembali. "Baiklah, aku akan datang." Nick kembali bersiap dan masuk ke dalam kamar operasi."Nick, kemarilah dan suction area ini. Turunkan lupku." Tara menunjuk sembari dirinya meraih polipropilena 4-0 dan memperbaiki lokasi perdarahan.Tak berselang lama seorang perawat dengan sigap memutus benang tersebut. "Aku semakin mencintaimu jika melihat kau mengoperasi." Nick tersenyum dibalik masker yang menutupi pergerakan bibir itu."Perbaikan selesai," ujar Tara. Joey
Baca selengkapnya
Chapter 75: Unbelieve
Happy reading ;)---------------Tara menoleh singkat, ia berdiri sembari merentangkan tangan tak berniat menjawab pertanyaan Emma. "Semoga sukses dengan karir barumu," ujarnya.Emma mengangguk singkat menatap kepergian Tara. Wanita itu seolah menghindar dari pertanyaannya yang bersifat pribadi dan mungkin Tara terganggu. Emma mengedikkan bahu acuh.Lima hari berlalu, langkah Tara terasa berat, ia bahkan tak berniat mengangkat telepon yang bergetar tiada henti. Berapa kali ia mengira jika Vin lah yang menghubunginya. Ya, itu hanyalah harapan kosong.Di tambah pesta penyambutan Reeves di apartemennya telah gagal karena Gabriella yang membatalkan rencananya sendiri. Astaga menyebalkan!Tara memijat tengkuknya dan melewati lobi utama rumah sakit. Ia tak ada tenaga untuk menyetir mobilnya sendiri saat pikirannya tanpa henti berkelana pada kekasihnya.Terlebih perdebatan dengan professor hari ini sangat melelahkan, mereka seolah dapat suks
Baca selengkapnya
Chapter 76: Stranger Things
Happy reading :)---------------"Aku tak bisa menghubungimu karena," Vin terdiam sesaat. Raut wajah Tara benar benar tak melunak. Setelah berjam jam menunggu, wanita itu akhirnya menuruti perkataan Vin.Ia ingin mendengar penjelasan Vin namun tak menuntut untuk keputusan setelahnya. "Karena, Emily telah disembunyikan di kota rahasia di Russia.""Apa?!" pekik Tara."Mengapa? Lalu sekarang bagaimana?"Vin mengusap rambut hitam Tara berharap wanita itu akan menerima maaf darinya setelah ini. Bersamaan dengan itu, Vin mulai menjelaskan kronologi awal kejadian Emily hingga hari ini. (Cerita lengkapnya ada di novel My Wife is Bodyguard)."Astaga? Benarkah?" Tara menutup mulutnya tak percaya. Bagaimana bisa seorang wanita tua begitu tega melakukan hal itu? Dan juga keterlibatan ayah dari Mike sendiri? Ini gila!"Maaf, jika aku tak mengabarimu selama ini." Vin masih setia membelai rambutnya lembut. Sedangkan Tara ia tengah bergelut de
Baca selengkapnya
Chapter 77: Santa Monica
Happy reading ;)-----------------Ruang Operasi 10.00 p.m."Tanda vital?""Tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 120, mungkin akan membebani vena," ucap dokter anastesi.Tara menghela nafas panjang. "Kita akan membuka perut dan mengeluarkan benda asing dari pembuluh darah.""Siapkan c-arm," perintah Caitlin pada perawat sirkuler."Ya."Tara segera menerim pisau bedah dan melakukan insisi di area operasi. Ia melakukan eksplorasi dan menemukan aliran darah yang terhambat di vena hepatika.Tara meminta klem dengan kode jemarinya dan memasang di area atas bawah pembuluh darah untuk menghentikan alirannya.Sementara dokter anestesi meraih stetoskop menempatkannya di dada dan terus memantau pernapasan pasien."Lepaskan klem dalam lima belas menit," titah Tara pada Caitlin.Tara kembali meminta pisau bedah dan membuka pembuluh darah, jemarinya dengan cepat meminta pinset sirugis."Bilas dengan larutan klo
Baca selengkapnya
Chapter 78: I Don't Wanna Give
Happy reading ;)----------------Pada akhirnya mereka terbangun di tempat tidur Tara setelah drama percintaan mereka yang tak terselesaikan karena hujan. "Kita akan pergi melihat Karl?" tanya Vin dengan suara serak khas bangun tidur."Ya, aku sudah mengganti shift dengan Gabriella." Tara memainkan telunjuknya menekan lembut pipi Vincent. Pria itu segera meraih jemari Tara dan mengecupinya lembut."Bersiaplah," ujar Vin sambil membawa Tara berada dalam pelukannya. "Sana, bergegaslah," titah Vin namun ia justru lebih mengeratkan pelukannya. Bibir keduanya berkedut geli menahan tawa.Vin dan Tara segera keluar kamar usai mandi serta mengakhiri perdebatan ringan mereka karena sama sama enggan melepaskan pelukan di tempat tidur tadi. Tara sudah tak terkejut saat Reeves memasakkan sesuatu untuknya juga Vin. Pria tua itu sudah biasa keluar masuk ke apartemen seperti dulu. "Reeves kau tak perlu seperti ini, aku bisa membelinya sesuai yang kau
Baca selengkapnya
Chapter 79: Vincent VS Karl
Happy reading ;)---------------Tara meraih tas lalu pergi meninggalkan Franke. Reeves dan Jeff memandang kepergian Tara. "Maaf, dia memang kekanakan.""Kami pergi," pamit Vin pada Reeves. Ia bergegas menyusul Tara yang sedang berdiri di depan lift menunggunya."Apakah semua baik baik saja?" Vin merangkul Tara dan langsung menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang kekasih. Mengapa harus bertemu dengan pria tua itu?Ia bahkan telah menutup seluruh masa lalunya. Franke benar benar sialan dengan mengupas kembali masa lalunya terlebih di hadapan prianya juga gurunya."Solnyshko, kau belum terbuka seluruhnya padaku." Vin membawa Tara masuk ke dalam lift saat pintu lift terbuka lebar."Aku sudah menguburnya, lagipula aku sudah tak ingat. Tapi, pria tua itu mudah sekali membahasnya lagi." Tara menghela nafas dalam berpaling dengan menatap bagian atas lift."Aku tak tahu kau juga mengalami hal berat di masa lalu, haruskah ku beri s
Baca selengkapnya
Chapter 80: Heart Transplantation
Happy reading ;)---------------"Oh astaga, apa dia benar benar menyukaiku?" Tara mengusap wajahnya lelah. Vin berjalan tangkas menuju Franke."Ku rasa, Tara tak ingin bertemu denganmu." Rahang Vin mengetat keras seiring dengan lonjakan api dalam dirinya.Mata Franke beralih pada Tara. "Kanker yang ku alami sudah melewati titik pengangkatan dengan prosedur bedah umum," ucap Franke melangkah melewati Vin dan berhadapan dengan Tara."Karena sirosis telah berkembang, aku harus melakukan transplantasi hati orang hidup, dan istriku yang akan mendonorkannya tapi," ucapan Franke terhenti dan menatap Tara ragu."Aku belum menemukan dokter bedah seahli dirimu. Aku ragu. Namun, Tara.. bisakah kau mengoperasiku?"Tara terdiam, tatapannya menusuk. Raut wajah Franke seakan merintih meminta pertolongan."Kau tau, aku sudah menjadi spesialis bedah vaskuler. Jika mengoperasimu maka, aku akan melanggar prosedur." Tara bergegas meraih tas dan m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status