All Chapters of My Brilliant Doctor: Chapter 81 - Chapter 90
115 Chapters
Chapter 81: Refuse Offer
Happy reading ;) ------------------- "Hentikan jantungnya?" tanya Caitlin tak percaya. "Tara, kau gila?!" Tara menoleh pada anestesi. "Kita akan hentikan jantung sementara, otomatis perdarahan akan berhenti, mengidentifikasi pembedahan dan memulihkannya. Berikan ATP," titahnya tegas. "Jika bermasalah, jangan bawa aku. Batas waktu hanya 90 detik." Tara melirik singkat. "Okay, cepat hentikan jantungnya." Dokter anastesi segera memberikan ATP, detak jantung yang berada di monitor langsung berubah lurus. Ia menekan stopwatch menghitung detik hingga mencapai batas. Sementara Tara, wanita itu meraih pean untuk membuka lebih lebar area yang akan di perbaiki. "Itu dia!" Tara meraih nilon 8-0 dan pinset sirugis lalu segera menjahitnya. "Detak jantung akan kembali dalam 25 detik," peringat anestesi cemas. "Bergegaslah Tara!" "Jangan berisik!" Caitlin terkejut saat tangan wanita itu bergerak cepat dan memotong bena
Read more
Chapter 82: Champagne Party
Happy reading ;)----------------Apartemen yang telah diubah menjadi satu ruangan dengan konsep sederhana alami membuat Tara terkejut. Siapa yang mendekor apartemennya?Langit langit yang dihiasi oleh tanaman hijau serta beberapa lilin yang menggantung cantik membuat ruangan itu kian romantis. Lampu lampu kuning juga ikut memberi kesan nyaman.Beberapa foto yang terpajang di sudut ruangan dan kursi meja yang berlapis kain putih membuat Tara merasakan kesucian pada orang orang yang hadir di sini.Terutama mejanya yang telah penuh oleh beberapa hidangan makanan pembuka, inti dan penutup. "Kau yakin ingin makan di restoran?" bisik Vin mengejek.Tara menoleh santai. "Kapan aku mengatakannya?""Apa?!" Vin merengut kesal. Kapan aku mengatakannya? Lantas siapa yang sedari tadi merajuk meminta makan di luar? Dan tunggu, wajah itu.. mengapa wajahnya polos seperti ini seakan akan ia benar benar tak merajuk selama di perjalanan."Tara!!"
Read more
Chapter 83: Bolshoi Tkhach
Happy reading ;)------------------Bolshoi Tkhach, Russia.Private jet milik Vin tengah berada di atas salah satu gunung yang terletak di Kaukasus Barat Rusia, Bolshoi Tkhach. Vin menatapnya dari balik jendela pesawat.Setelah pesta di apartemen Tara, esoknya ia langsung terbang menuju markas pusat di Russia perihal informasi kedatangan Marco bos mafia sisilia secara mendadak.Vin tahu jika pria itu sampai berkunjung ke Russia, akan ada hal yang harus ia selesaikan. Vin melirik jam tangannya dan kembali memandang taman alam Bolshoi Tkhach di bawah sana.Taman yang menyerupai benteng raksasa langsung dari Abad Pertengahan ini segera saja mengisi indra penglihatan Vin, sejujurnya ia selalu menikmati udara segar disini jika dirinya merasa depresi karena pekerjaan.Tak berselang lama, private jet mendarat tepat di runway lapangan yang berhadapan langsung dengan markas miliknya. Ia segera turun seraya mengenakan kacamata hitam dengan di s
Read more
Chapter 84: THVE
Happy reading ;) ------------------ "Tanda vital 130/78 mmHg. Nadi 80 Respirasj 20," ucap Joey sebelum operasi dimulai. Tara mengangguk dan menerima pisau bedah untuk melakukan insisi. Satu jam berlalu. "Pemisahan lobus untuk membuka vena cava inferior. Tolong turunkan lupku." Seorang perawat segera melakukan instruksi. Tara meraih gunting jaringan sedang Gabriella dan Nick mengikat pembuluh darah. Perawat instrumen melakukan suction di area operasi. "Monopolar." Tara mulai menagangkat pembulu darah di atas jantung. "Gab, ikat pembuluh darah dekat vena porta." "Ya." "Nick, angkat lebih tinggi." "Okay." Tara berhasil memisahkan kanker yang sudah bermetastasis ke jantung. "THVE selesai, hitung waktunya." Joey segera menyalakan stopwatch dan menghitung. Tara bergegas memotong akar vena porta kanan dengan pisau bedah. Tangannya cepat berganti pada mosquito. Ia mengangkat cuping kanan
Read more
Chapter 85: At The Same Time
Happy reading ;) --------------- "Seperti yang kau lihat," jawabnya santai namun matanya menyipit curiga. "Ada apa?" Vin membawa wanita itu duduk di sampingnya. "Ku dengar kau memiliki kekasih? Benarkah? Mengapa aku tak tahu?!" Dominika, salah satu adik sepupu Vin itu berdecih sebal. Diantara semua saudara, hanya dia orang terakhir mengetahui informasi tentang percintaan sang kakak, dan itu cukup membuatnya kesal. "Salahmu sendiri tak datang ke Los Angeles waktu itu." Vin tertawa kecil melihat gerutuan adiknya. "Ck! Aku bahkan sibuk menghilangkan jejak tentang pria yang kau buru. Kau tahu? Pedro hampir saja ketahuan." Ia melipat kedua tangannya di dada mengingat hal yang hampir menjerumuskan suaminya beberapa minggu lalu. Vin benar benar memburu Samuel, seorang anggota FBI yang merupakan dalang dari rencana penyadapan Tara di Paris saat itu. Tentu beberapa anggota FBI curiga oleh gerak Vin yang halus tak berjejak terlebih pemer
Read more
Chapter 86: Something Trouble
Happy reading ;)---------------Satu minggu berlalu. Tara bergegas masuk ke dalam ruang pra operasi bersama Gabriella. Sejujurnya ia enggan bergabung, namun Gabriella memaksa mengingat pasien penting yang akan di bahas kali ini."Apa susahnya memberikan pasien itu ke departemen penyakit dalam?" gerutu Tara hingga terpaksa duduk di kursi belakang. Bukankah pasien itu sudah jelas diagnosisnya? Jika harus melakukan pertemuan, lantas apa yang dilakukan para dokter selama ini? Ia mendengus kesal."Diamlah, ku dengar wanita ini sponsor Mr Ryan untuk naik jabatan, ia bahkan memiliki kunci hidup beberapa pejabat lainnya."Tara mendelik malas. "Aku tak perduli." Berbeda dengan otaknya yang kemudian mencerna beberapa dugaan."Terimakasih telah datang di pertemuan pra operasi ini, pasien VIP wanita Ny. A usia 40 tahun dia masuk dengan perikarditis akut setelah menjalani pemeriksaan ia terkena kanker pankreas stadium empat. Sel kanker yang terdeteksi a
Read more
Chapter 87: Tension
Happy reading ;)-------------"Apa?! Kau serius?!" Suara Tara terdengar panik berbeda dengan Vin yang begitu santai di dalam helikopter. Ia bahkan mendesah samar mendengar wanitanya tengah suara derap langkahnya berlari."Tak perlu berlari sayang, santai saja. Ia seorang pria.""Mike terluka Vin! Ia tak sadarkan diri, bagaimana bisa kau-" Tara mendesah percuma, entah bagaimana kronologi awal kejadian itu Tara tak tahu tapi satu hal, ia harus segera tiba di helipad."Ya, aku segera mendarat." Vin mematikan ponselnya dan membuka kacamata hitam yang ia kenakan. Bermodal keberanian tanpa skill, Vin terkekeh penuh cemooh mengingat Mike.Mike memang berusaha menyelamatkan Emily dengan bantuan anak buahnya tapi tetap saja pria itu tak memiliki kemampuan bela diri bahkan teknik memegang senjata.Vin bergegas turun saat Tara tengah berjalan tergesa di atas helipad. Ia merentangkan kedua tangannya berharap wanita itu akan memeluknya. Diluar du
Read more
Chapter 88: Actually
Happy reading ;)--------------Tara memandang Vin sesaat dan kembali menatap Emily. "Benarkah?"Emily terkekeh menerima tatapan tajam bosnya. Tak ia sangka menggoda bosnya seperti ini cukup menyenangkan. Setidaknya ia tahu kelemahan Vin."Bukankah, ia pria menjengkelkan? Kau tahan dengan itu?" Emily melipat bibirnya menahan senyum, gestur Vin seketika mengendur dan bersandar tenang. Sial! Emily mempermainkannya."Aku sudah terbiasa," Tara tertawa seraya memakan makanan yang di bawakan oleh Emily."Ku harap kau pun akan terbiasa dengan hal lainnya."***"Ku dengar kau terlibat dalam pernikahan Joey dan Cindy? Kau membantunya?" Tara menekan tombol kode dan membuka pintu. Vin mengikuti langkahnya di belakang dan mengedarkan pandangan di seluruh ruangan."Kau kira aku tak ada kerjaan lain?" Pria itu membuka kulkas dan meraih botol mineral."Aku tak percaya, Joey yang mengatakannya." Tara menaruh tas sembarang di atas
Read more
Chapter 89: Hearing
Happy reading ;)--------------Sial! Vin menggeram rendah mengepalkan tangannya. Tara terkekeh sembari merapikan blouse yang tak melekat pada tempatnya semula. Ia kemudian beralih merapikan kemeja sang kekasih lalu menyematkan kecupan singkat di bibirnya.Reeves menoleh dengan pandangan sulit di baca. Namun pria itu segera mengecup Tara yang menghampirinya sedikit malu. "Kau tak perlu malu, next time kunci pintunya jika ingin bercinta di sana."Rona merah pada pipi Tara mencuat bukan lagi seperti kepiting rebus tapi hampir jelas seperti chibi maruko chan di film kartun. "Mengapa kau datang kemari?" Tara menggaruk belakang kepalanya.Pertanyaan bodoh itu kini keluar begitu lancar dari mulutnya. "Aku baru tahu selama ini kau tak menganggapku ada." Reeves meraih wine dan meneguknya.Ia duduk di barstool sambil menatap Vin yang tengah menenggak air mineralnya santai. "Tidak, bukan seperti itu. Bukankah harusnya kau ada di Italia?"Vin me
Read more
Chapter 90: Found Out
Happy reading ;)--------------Tak pernah ia kira jika Vin tega menyembunyikan dirinya selama ini. Ia seorang bos mafia? Tara terkekeh bodoh, ia menekan dadanya yang mulai sesak. Tara berjalan mundur hingga tanpa sadar mnyentuh sesuatu.PRANG!Hiasan dinding jatuh tepat di sebelah kakinya. Pecahan itu menggores telapaknya, namun ketakutan Tara melebihi apapun yang ia rasakan saat ini. Vin dan Reeves menoleh dan mendapati Tara tengah berdiri di sana."Tara, apa yang terjadi?" Vin mendekat cemas melihat body language Tara yang bergetar takut. Namun satu tangan Tara menahan pria itu."Jangan mendekat!" pekiknya marah. Berbeda dengan hatinya yang sangat ingin menjerit menyuarakan kekesalan dan sakit hatinya."Tara kakimu-""Diam!" Reeves tersentak dan melirik Vin yang juga tengah terpaku. Dada Vin seakan tertusuk kala mendapati luka di mata sang kekasih. Juga penolakan yang tak pernah ia dapatkan selama ini.Namun pikiranny
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status