Semua Bab My Brilliant Doctor: Bab 31 - Bab 40
115 Bab
Chapter 31: Grace Kelly
Happy reading ;)-------------------"Kau tak apa?" Matt meraih tissue dan segera memberikannya pada Tara, wanita itu bergegas membersihkan noda di bajunya."Maafkan aku, aku tak sengaja." Wanita bersurai golden blonde tersebut meminta maaf sedikit menunduk."Kau bukankah wanita yang ada di museum Orsay?" selidik Tara, walnut legam Tara segera beralih pada noda yang masih tercetak jelas di sana."Ah, mungkin kau salah orang.""Tidak, penglihatan ku masih normal dan sangat sangat jelas." Kening Tara mengerut kesal. Sementara wanita itu hanya mengangkat alis acuh dan berlari memandang Matt."Bukankah kau asisten Mr Vin?" tanyanya mengalihkan pembicaraan."Ya, bagaimana kau tahu?" Matt meraih beberapa kantong makanan yang di bawa oleh Tara. Getaran ponsel kembali membuat Matt mendesah namun mau tak mau ia mengangkat teleponnya saat panggilan tersebut berasal dari Vin."Ya, aku sudah di bawah akan segera kesana," ujar Matt.
Baca selengkapnya
Chapter 32: The Cold War
Happy reading ;)----------------Vin memilih keluar dari kamar dan menemui Grace yang tengah duduk manis dengan coffe berada dalam genggamannya. Wanita itu menaruh gelas tersebut saat walnutnya bertubrukan dengan Vin.Ia berdiri dan berjalan hendak memeluk Vin, namun pria itu meraih bahu Grace untuk menghentikan tindakannya. Vin mencengkram kuat hingga wanita itu meringis menahan sakit."Jaga sikapmu, jika kau tak ingin bajumu remuk dalam genggamanku," desis Vin penuh ancaman."Hubungan kita hanya sebatas teman masa kecil," sambungnya kemudian. Matt hanya tersenyum simpul melihat adegan itu dari arah dapur. Ia tengah menyiapkan beberapa makanan yang Tara belikan.Grace menelan saliva kelat bersama pandangan yang kosong dan terkejut. Benarkah pria ini tak merasakan sesuatu yang menggebu padanya? Atau benarkah Vin telah jatuh cinta pada wanita itu?"A-aku.. .""Aku tak akan memberikan kesempatan sedikitpun pada orang yang hanya
Baca selengkapnya
Chapter 33: How About You?
Happy reading ;)------------------Mentari kembali mengisi hari, namun walnut legam Tara tak mendapati keberadaan Vin di sampingnya seperti semalam. Ia bergerak perlahan seraya mengusap kelopak yang senantiasa terpejam enggan menyapa hari. Kemana Vin?Ia terduduk dengan bersandar pada head bed. Seketika fikirannya melayang pada malam panjang bersama Vin, pria itu dengan terbuka menjelaskan hubungannya dengan Grace di masa kecil.Vin memang sangat tertutup pada orang lain, namun Tara tak tahu apa yang menyebabkan Vin seperti itu dan Grace hanyalah seorang teman yang dapat sedikit masuk dalam hidupnya. Maka dari itu, Vin menganggap wanita itu teman yang ia miliki.Berbeda dengan Grace sendiri, wanita itu tampak mengharap suatu hubungan yang lebih jauh dari sekedar teman atau sahabat. Tetapi, apa mungkin Vin tak memiliki perasaan sedikitpun pada Grace?Tara menghembuskan nafas berat. Ia menarik ingatan pada beberapa kejadian yang sedikit mengg
Baca selengkapnya
Chapter 34: Escargot
Happy reading ;)------------------Vin tersenyum simpul hingga cerutu yang berada dalam himpitan jari telah melebur percuma bersama api. "Tergantung sebusuk apa yang ia lakukan, maka aku akan membalas lebih dari itu." Manik cokelat itu tajam bak elang yang akan memangsa dan menghabiskan seluruh rantai makanan dengan semestinya. Tara termenung dan memasuki walnut rapuh namun entah mengapa kini terasa dingin menusuk hingga ke dasar.Sebenarnya siapa dia? Ia bahkan belum mendapat kepastian tentang apa yang ia curigai pada kekasihnya sendiri. Namun melihat sorot mata tajam seperti iblis, haruskah ia menduga bahwa kekasihnya sendiri adalah seorang mafia? Atau ia termasuk ke dalam tim kejahatan internasional yang terorganisir?"Oh begitu, ku rasa aku butuh udara segar untuk menjernihkan pikiran ku." Tara segera beranjak dan berlalu meninggalkan ruangan tersebut.Kepalan tangan wanita itu kian mengetat seiring aliran adrenalin yang terus ter
Baca selengkapnya
Chapter 35: Menara Eiffel
Happy reading ;)-----------------le Jules Vernes, 08.00 a.m.Lima hari berlalu, Tara memutuskan untuk benar benar berhenti berspekulasi tentang prianya. Ia yakin apapun yang dilakukan Vin padanya hanya semata mata untuk melindungi dirinya.Pria yang begitu menawan dan telah benar benar hidup dalam jiwanya membuat tak ada alasan untuk membenci atau bahkan menjauhi. Justru, ia ingin terus memendam dan mengisi hati oleh keseluruhan prianya."Semua orang tau aku tampan, berhentilah memandangku seperti itu." Vin meraih wine dan menyesap perlahan."Astaga mengapa mulutmu seperti wanita?" Tara menusuk chicken panggang yang telah dingin."Karena kau yang membuatku seperti ini," kekeh Vin dan kembali memotong sandwich tuna."Gaya makanmu memang seperti itu?" Tara mendelik sebelum kembali melahap potongan daging."Tak ada yang salah," jawabnya santai."Berikan padaku." Wanita itu meraih piring milik sang kekasih, ia mengu
Baca selengkapnya
Chapter 36: Mafia?
Happy reading ;)--------------"Aku tak suka mengulang pertanyaan, siapa yang menyuruhmu menabrak Tara dan memasang alat pelacak pada tubuhnya?" Matt menatap tajam dengan mengeluarkan deagle dan menempatkannya di depan mata.Pria itu bergetar bersama rasa takut yang mulai menguasai diri. Ia tak tahu bahwa yang ia lakukan akan berakibat fatal seperti ini, bahkan ia tak tahu jika wanita itu adalah kekasih dari seorang Mafia.Matt menarik pelatuk bersiap menembak. "S-simone," ujar pria itu dengan walnut merah dan berkaca."Simone? Siapa dia?""A-aku tidak tahu, y-yang jelas dia membayarku untuk menempelkan penyadap itu." Matt menghela nafas panjang dan memindahkan posisi muzzle di area pelipis."Maafkan aku, ampuni aku. Biarkan aku hidup!" Pria itu memohon dengan tangis yang mulai meledak.Sementara Matt, ia mendesah kasar menurunkan deagle dan melemparnya pada Fyodor. Ia memasukkan kedua tangan ke dalam saku dan berjalan menjauh
Baca selengkapnya
Chapter 37: First Group
Happy reading ;)------------"Astaga! Kau tak apa?" Tara segera membantu menepuk bahu prianya yang masih terbatuk."I'm okay," jawabnya dengan berusaha menghela nafas panjang untuk mengisi rongga dada."Sudahlah, lupakan. Lebih baik kita menikmati malam ini sebelum kembali ke Los Angeles."***Kedua kalinya Tara berdehem canggung saat sepatu high heels nya menapaki anak tangga menuju kabin. Beberapa kali pula ia terpesona dengan design interior yang memanjang kedua matanya di sana.Sementara Vin terus menggenggam jemari Tara dan tersenyum lembut seperti biasanya. "Kau ingin makan apa nanti siang?" tanyanya saat mereka telah duduk di ruang utama dan melepas kacamata hitam yang membuat pria itu tampan dengn rate tertinggi."Terserah." Tara membuka ponsel yang tak pernah ia sentuh selama di paris.Tara kau dimana?Mengapa tak mengangkat telepon ku?Aish kau sedang bersama Vin?Tara, apa dia menyatakan
Baca selengkapnya
Chapter 38: You Don't Know Who I Am
Happy reading ;)---------------Tara yang berada di sebelahnya hanya mengerutkan dahi, ia berusaha menguping dan mencari tahu tentang apa yang mereka bicarakan. Ia membandingkan informasi dari ponsel dengan obrolan mereka. Memang benar bahwa berita info News kali ini membahas terkait perusahaan yang Vin pegang.Namun sekuat tenaga ia mencoba memahami tetap saja ia tak mengerti mengenai pembicaraan mereka. Bahkan apa yang barusan ia dengar? Ada penyambutan yang meriah? Ia baru menyadari bahwa kekasihnya memang memegang dua perusahaan terbesar sekaligus.Jadi tak heran mungkin jika ia melakukan penyambutan itu secara meriah? Tara menggeser duduknya untuk lebih merapa dan menatap tab yang masih setia dalam genggaman sang kekasih."Kau akan melakukan itu?" Pertanyaan Tara membuat walnut ketiganya membulat sempurna. Bagaimana bisa wanita itu mengetahui rencananya?"Apa.. penyambutan mu seperti, pesta meriah dengan ribuan kembang api?" Sontak ket
Baca selengkapnya
Chapter 39: Lost
Happy reading ;)-----------------Seminggu berlalu sejak Vin mengantarnya pulang ke apartemen, pria itu menghilang bak di telan bumi. Tara tak mau ambil pusing, ia lebih memilih menyelesaikan pekerjaannya di banding harus menunggu kabar prianya.Mengapa juga ia harus menunggu? Pria itu saja tak ingat padanya. Tara melempar ponsel ke dalam tas lalu bergegas meraih jas dokter sebelum berjalan menuju basement. Pikirannya melayang pada liburan yang telah mereka lalui Astaga! Ia segera merogoh kunci mobil dan mulai menyalakan mesin. Tunggu, mengapa mesin mobilnya terus mati? Shit! Ia kembali keluar dan membuka kap mobil. Percuma saja! Ia pun tak mengerti mengenai mesin mobil.Tara mendengus sebal, wanita itu melirik jam tangan di pergelangan tangannya. Tak ada waktu lagi untuk mengurusi mobilnya. Ia segera membawa jas dan tasnya. Dengan langkah tergesa akhirnya ia telah tiba di halte untuk memesan taxi.Tetapi, suara decitan rem mobil Audi
Baca selengkapnya
Chapter 40: Alt Group
Happy reading ;)--------------------"Jangan katakan bahwa kalian sedang mencoba kembali bersama," ujar Gabriella menatap tajam Tara yang berada tepat di sebelahnya."Tidak kami hanya kebetulan berangkat bersama." Tara memutar kursi mengahadap sahabatnya."Omong kosong.""Gab, kau tahu selama satu minggu ini priaku tak menghubungiku sama sekali, ah astaga masihkah ia menjadi priaku saat pesan singkat yang ku kirim padanya pun tak terbalas?""Positif thinking saja, ia pria super sibuk. Berbeda dengan Nick yang punya banyak waktu luang untuk menghianatimu."Tara mendesah kasar. "Aku belum selesai, tadi ia mengirimiku pesan untuk bertemu. Bagaimana menurutmu?" tanya wanita itu dengan serius."Kau merindukannya?" Tara mengangguk. "Bertemulah.""Ku rasa aku akan mengabaikannya saja.""Katamu kau merindukannya?""Itu benar, tetapi pria itu harus ku beri pelajaran." Tara melipat kedua tangannya di dada. Gabriella
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status