All Chapters of Pesona Dosen Killer: Chapter 81 - Chapter 90
101 Chapters
Bab 81 Deal Calon Suami
Aku mencoba beberapa pekerjaan. Ternyata, mencintaimu adalah yang paling mudah. Kenapa? Karena tanpa berusaha pun, aku sudah mencintaimu sejak dulu.~Author kerasukan cinta~===Ketertarikan Raina pada layar kunci handphone Irham, menggerakkan tangannya untuk melihat lebih jauh. Itu adalah foto keromantisan mereka tadi malam. Bagaimana Irham bisa mendapatkannya? Apakah Kriss sebenarnya cepu yang berpura-pura sebagai staff perusahaan webtun tempatnya bekerja? Atau mungkin Irham adalah direktur PT Webtun yang berpura-pura menjadi fan top one?Aduh, sungguh Raina tidak ingin memikirkan hal sekonyol itu? Memang ini drama China yang biasa dia tonton? Kan, tidak!Raina tiba-tiba iseng untuk menggulir layar. Dulu, password handphone Irham adalah r-a-i-n-a. Apakah sekarang masih sama? Raina sunggu penasaran. Ternyata kata kuncinya memang itu? Apakah tidak pernah diganti selama ini? Raina mengulum bibir karena menahan senyum sebisa mungkin. Ternyata perasaan Irham tetap sama seperti dulu.Tolo
Read more
82. Membawa Raina Kembali
Kalau bukan karena cinta, mana ada yang siap menanggung penderitaan orang lain?___Raina tidak lupa untuk berpamitan kepada Aldian. Dia juga menitip salam kepada papanya. Ini bukan masalah sopan tidak sopan, tetapi Anes dan Adli terus terpikirkan di otaknya.Tawaran Aldian untuk mengantar tentu saja mendapat pelototan dari Irham yang terus berdiri di sebelah Raina tanpa malu. Hanya kesabaran sebesar gunung yang pria itu miliki. Dia harus menekan perasaan sukanya terhadap Raina. Namun, janur kuning beleum melengkung bukan?Aldian tidak akan menyerahkan Raina begitu saja. Ayah sangat ingin dia bersanding bersama gadis itu.Raina berusaha pulang dengan janji manis. Dia berjanji akan main ke Bandung lagi jika ada waktu senggang. Rencana hidup manusia memang dinamis. Bukankah Raina sudah berpikir untuk tinggal di Bandung dan merawat papanya? Namun, dia berubah pikiran karena sikap Papa yang terlalu mengatur hidupnya.Bagaimana bisa seseorang yang menorehkan luka dengan mudah mengatur kehi
Read more
83. Lamaran atau Ancaman?
Aku pernah menyukaimu. Aku pernah tersenyum karena polah tingkah lucumu. Kamu marah, kesal, menangis, dan tertawa bersamaku.Yang aku tau, kamu juga menyukaiku. Kamu juga merasa nyaman berada di dekatku. Lalu, seorang pria datang. Aku tergantikan.Apa tidak ada rasa yang tersisa itu untukku?~Adli Winata~_______________________________Bel rumah Adli berdering, menunjukkan eksistensi seseorang di depan gerbang rumah. Dia belum pernah menerima tamu sejak rumah ini ditempati, bahkan belum mengadakan tasyakuran. Bagaimana pria itu akan melakukannya sedangkan kesibukan tiada henti?Adli melangkah keluar dengan gontai."Lama banget buka pintu doang!" keluh Raina dengan wajah dilipat dua.Gadis itu mencari luka di wajah Adli dan ternyata tidak ada. Dia melihat lengan dan kaki sahabatnya. Ada beberapa memar di tangan.Sementara itu, Adli sadar diperhatikan oleh Raina. Awalnya sungguh menyenangkan bisa menerima Raina masuk ke rumah. Namun, Adli kecewa saat Irham berada di belakang gadis itu.
Read more
84. Hati yang Berisik
Mencintaimu membuat hatiku berisik bahkan di saat sepi sekali pun. Raina Atqiyya ---- "Urusan aku sama Adli belum selesai, Pak!" Mulut Raina tidak selaras dengan hati. Dia protes tetapi menurut saja saat Irham menarik lengannya menuju mobil. "Biar saya yang selesaikan nanti." Irham membuka pintu mobil. Dia melindungi Raina dengan meletakkan tangan kanan di atas kepala gadis itu. Setelah Raina masuk ke mobil, Irham malah berusaha masuk dari pintu yang sama sehingga memaksa Raina untuk menggeser duduk. "Permisi, ya, Sayang," ucap pria itu tanpa perubahan ekspresi yang membuat Raina melirik tajam, seolah berkata, "Idih!" Raina tidak punya kesempatan untuk berontak atau kabur. Rumah Adli terlihat sepi. Apa dia tega meninggalkan Adli dalam keadaan kacau seperti itu? Biar bagaimana pun, Adli baru saja mengalami kecelakaan dan tidak mengobatinya sedikit pun. Parahnya lagi, hanya Anes yang tahu nomor telepon tukang urut daerah sekitar sini. Raina memikirkan cara meminta nomor Pak Wawa
Read more
85. Memiliki Hati Raina
Memiliki perasaan cinta, bukan berarti memiliki seluruh kehidupan sosial.- Raina yang tidak siap punya pacarAfah iyaaah?:D----"Kalau tertarik, bagaimana kalau Mama dan Papa datang ke rumah kamu untuk melamar?"Raina mengerjap beberapa kali. Dia seperti menahan napas sejenak sebelum memutuskan jawaban yang tepat. Kini, wanita itu sedang berhadapan dengan Tante Mariam yang menatapnya dengan mata berbinar.Om Ibrahim di sebelah Tante Mariam pun ikut menunggu jawaban Raina. Dia terlihat excited.Kalau Irham yang bertanya, tentu saja Raina bisa berkelakar. Namun, ini, kan, orangtua. Mana mungkin Raina denial terhadap calon mertua sendiri. Nanti imbasnya bisa tidak direstui selamanya. Ottoke kalau sudah begitu?Irham mengelus puncak kepala Raina yang tertutup hijab. Kemudian, dia menatap mamanya tajam."Mama? Nanti Irham yang tanya Raina kalau Raina sudah siap." Irham berkata lembut.Raina tersipu. Dia ingin menyumpahi dirinya sendiri yang merona atas sikap Irham. Rasanya seperti ingin
Read more
Bab 86 Galau Sepanjang Hari
Memutuskan hidup bersama orang yang dicintai artinya memutuskan hidup dengan dua pendapat berbeda setiap hari. Apakah semua wanita sanggup menjalankannya?----Setelah sampai di rumah dengan perjalanan yang sunyi dan senyap, Raina mempersilakan Irham untuk duduk di sofa ruang tamu. Dia membuka pintunya dengan lebar agar tidak ada fitnah dari tetangga.Lampu-lampu rumah dinyalakan satu per satu. Rumahnya yang gelap gulita selama dua minggu kini mulai menampakkan cahaya. Raina bahkan tidak pulang ke rumah setelah wisuda. Dia panik karena mendengar papanya dirawat. Sementara itu, Irham hanya diam menahan diri tanpa sepatah kata pun. Dia menelan semua kekesalan hanya dengan melihat Raina yang kelelahan tersenyum menyilakan dirinya masuk."Tunggu, Pak." Raina meletakkan tas ranselnya di lengan sofa. Dia berlari kecil menuju lantai atas.Tatapan Irham mengikuti langkah Raina hingga gadis itu menghilang di ujung anak tangga tertinggi. Dia merebahkan diri di sofa itu dan menghela napas beber
Read more
Bab 87. Semua Bisa Cemburu
Menukar kebebasan hidup dengan sebuah pernikahan impian, apakah worth it? ____________ "Gue sebenernya enggak mau kehilangan lo, kehilangan Anes juga." Adli menatap pantai kecil di hadapannya. Raina berdiri di sebelah pria yang rambutnya mulai gondrong itu. "Gue tetep sahabat lo." Mereka menikmati langit biru yang membentang. Kedua orang itu menghela napas dan membuang beban masing-masing. "Tapi lo kan calon istri Pak Irham." "Lamaran juga belum." "Ya, gimana mau lamaran, lo aja enggak bilang iya." "Ya, gimana mau bilang iya, gue ngeri," ucap Raina diiringi tawa. Adli tertawa. "Ngeri kenapa?" "Takut enggak bisa ke pantai lagi sama lo." "Astaga, Raina! Sumpah? Demi apa?" Raina mengangguk. "Lo lagi kayak gini, gue malah bahagia sendirian, sedangkan lo sama Anes yang selalu ada pas gue lagi kesepian. Gimana gue enggak mikir-mikir?" Adli merasakan angin pantai yang berembus mempermainkan rambutnya. Dari semua hal yang ada, dia merasa tenang karena ada Raina di sebelahnya. "Lo
Read more
Bab 88. Jangan Meragukan Cinta Saya
Aku menyukaimu tanpa sadarMenyayangimu dalam waktu yang lamaMencintaimu tanpa jedaNamun, membutuhkan waktu secepat kilat untuk merindukanmu lagiSekejap pertemuan kita tidak akan cukup untuk mengganti hari-hari yang kulalui tanpamu.________Setelah membagi overthinking yang menyiksa kepada Irham, Raina terlihat menahan tawa. Karena apa? Karena Raina bisa melihat reaksi Irham yang langsung mengirimkan pesan bertubi kepadanya.Biar bagaimana pun, Irham hanya seorang pria yang takut kehilangan cintanya.'Kamu sengaja?'Raina mengangkat alis saat membacanya.'Kamu sengaja live bareng Adli?'Menguap adalah reaksi Raina saat membaca chat tersebut.'Kirim lokasi kamu sekarang, ya, Sayang'Hati Raina mencelus tiap kali membaca obrolan pria paling Words of Affirmation itu.Raina memang tidak berniat bersembunyi dari Irham. Dia langsung saja membagikan lokasi terkininya ke ruang obrolan tersebut.Irham segera melesat ke tempat Raina dan Adli berada. Hal itu tidak membutuhkan waktu lama kare
Read more
Bab 89. Kamu Suka Saya?
Kalau Pak Irham bertanya apakah saya menyukainya, tentu saja suka! Saya suka Pak Irham melebihi takaran suka yang Pak Irham bayangkan!Raina Atqiyya=======Tidak ada ampun bagi Vino yang terus saja merasa malam ini akan terus menjadi nyamuk di antara sepasang manusia di teras sana. Ya, Vino yang tahu diri mencoba santai di mobil sambil memainkan gadget. Saat ini dia mencoba menggoda Anesya yang sekarang bekerja di perusahaan dekorasi dan arsitektur milik Irham sebagai admin.Anesya tersenyum saat melihat gambar kiriman Vino.Pria itu mengirim sebuah foto Irham dan Raina yang duduk berdampingan di Teras rumah Raina.'Berasa nonton film jadul wkwkwk''Saya jadi peran figuran, asisten + sopir pribadi yang menjadi saksi cinta mereka''Ngakak banget! Kak Vino tidur aja, lumayan 3 jam pasti baru kelar :D''Nesya,''Lah, kenapa dah tiba-tiba manggil nama!''Masih patah hati?'Semua orang tahu Anes sedang patah hati. Beritanya sudah menyebar ke WA grup kantor.'Patah tulang aja masih, apa la
Read more
Bab 90. Kecenderungan Perasaan
Bagaimana aku bisa mengatasi perasaanku yang kian hari kian condong, kian cenderung terhadapmu? Apakah lebih baik kita menikah saja? ====== Sesampai di rumah Irham, Anes dan Mama langsung merebut Raina. Mereka bilang mau ngobrol cantik di halaman belakang sambil makan camilan. Anes seperti biasa mengupas apel dan menyuapi Raina potongannya. Dia merasa sudah lama tidak menjejali temannya yang susah makan itu dengan makanan berlimpah. "Gue yang patah tulang aja malah berat badan naik, ini kenapa berat badan lo kayak stuck di situ aja?" "Lo body shamming banget, sih?" Anes tertawa. "Adli apa kabar?" "Cie, masih mikirin Adli." "Nanya kabar doang bukan berarti belum move on. Gue ada gebetan baru. Mau tahu, enggak?" "Serius? Siapa?" "Kak Vino?" "Vino yang asisten perjalanannya Pak Irham?" Anes mengangguk. Raina membulatkan mata. "Kok bisa?" "Ya mana gue tau dia terpesona sama gue." "Jangan-jangan dia cuma main-main aja!" "Tinggal dimainin balik!" "Tapi dia baik juga, sih, Ne
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status