All Chapters of Get Pregnant: Chapter 31 - Chapter 40
81 Chapters
Chapter 31
Bram menahan senyumnya ketika melihat ekspresi khawatir di wajah Caca. “Kenapa, kamu takut aku akan memintamu tidur denganku lagi?"  Caca menatapnya dengan curiga dan mengalihkan pandangannya tanpa berbicara. Wajah Bram mendekat ke Caca, “apa kamu berharap aku akan memberimu syarat seperti itu? Maaf mengecewakanmu." Bram berkata dengan mimik sedih yang di buat buat. Perkataan Bram mampu membuat Caca bersemu merah. Bagaimana pria ini bisa berkata segamblang itu.  "Diamlah!" Caca kesal. " Apa kau kesal?" Bram mengacak rambut Caca gemas. Caca memutar matanya jengah, sulit bicara dengan pria ini.
Read more
Chapter 32
Naina menoleh tiba-tiba.Dia mengenakan gaun hitam sepanjang mata kaki yang membuatnya nampak semakin Ramping.Sebuah topi hitam kecil diikatkan ke kepalanya, menambahkan sentuhan main-main pada posturnya yang elegan, dan kacamata hitam tergantung di dadanya.Riasan di wajahnya ringan, tidak seperti dia di depan kamera atau di layar, yang membuatnya sedikit lebih mudah didekati.Saat dia melihat Bram, dia sedikit memiringkan kepalanya, senyum tipis di wajahnya.Pada saat itu, Ashar membisikkan sesuatu di telinga Bram, dan ketika dia melihat orang di depannya, Ashar tercengang.Bram mengangkat tangannya, "Kembalilah ke pekerjaanmu, laporkan kembali lagi nanti."
Read more
Chapter 33
Ruang pertemuan hotel.Karena banyak kru mendiskusikan berbagai hal bersama, mengadakan pertemuan atau apa pun itu, hotel ini memiliki ruang konferensi dengan berbagai ukuran.Caca mengikuti seorang pria berjas ke ruang konferensi kecil.Saat dia mendengarkan penjelasan pria ini dari seberang ruangan selama setengah hari, Caca akhirnya sadar kembali.“Maksudmu Star King International akan mengontrakku?"Nada bicara Caca sepertinya tidak pasti, dengan banyak keraguan dan banyak ketidakpercayaan.Pria berjas itu tertawa ringan, "Nona Risa Dewi, kenapa anda masih juga bertanya?"Setelah berkata seperti itu, dia mengeluarkan kartu na
Read more
Chapter 34
Susan secara tiba tiba mengumpulkan semua orang seolah-olah mengingat sesuatu.“Eh, tempo hari aku melihat Caca baru kembali kesini, dan di lehernya banyak cupangan.”Setelah Susan mengatakan itu, semua orang bereaksi seperti telah menyadari sesuatu.“Ya, ya, aku melihatnya memakai turtleneck dan lengan panjang, padahal udara saat itu panas. Untuk apa dia memakai baju serapat itu?”"Aku yakin, kalau Caca pasti sudah tidur dengan beberapa eksekutif senior Star King pada hari libur itu, itu sebabnya dia menandatanganinya""Aku tidak menyangka orang seperti Caca bisa melakukannya."Ketika Susan mengatakan itu, semua orang bahkan lebih yakin bahwa Caca telah tidur dengan eksekutif senior Star King International, dan itulah Kenapa dia mendapatkan kontrak.Namun, tidak ada yang perlu dicemburui, karena Star King International akan segera gulung tikar.Malam ini, Naina Xander selesai agak terlambat, dan meskipun popularitasnya turun, dia masih memiliki jadwal yang ketat dan telah bekerja ker
Read more
Chapter 35
“Hallo sayang."Suara Yezline lembut dan menyenangkan, membuat orang lain yang mendengarkan terpikat oleh suara Yezline.Ini adalah suara yang sama sekali berbeda dari yang mengeluh sebelumnya."Yah." Ada suara laki-laki acuh tak acuh di ujung telepon."Kamu sudah lama tidak meneleponku, dan aku juga sangat lelah karena syuting, kamu juga tidak datang untuk melihatku disini."“Kudengar Caca dan kamu berada di tempat yang sama?" Levan tidak menghiraukan suara merajuk manis tadi dia langsung ke intinya.Mendengar Levan bertanya tentang Caca, Yezline tidak senang, tetapi juga menjawab dengan jujur, "Ya, dan kau tahu? dia menjadi semakin sombong sekarang, gaya hidupnya menjadi semakin menjadi.""Apa maksudmu?""Dia tidur dengan petinggi Star King untuk bisa mendapat kontrak dari Star King. benar-benar membuat malu keluarga.""Jangan berkata omong kosong!" Levan tidak percaya kata-kata seperti itu."Di mana omong kosongku? Semua orang disini tahu tentang itu, orang-orang yang tinggal di k
Read more
Chapter 36
Ketika Caca berpapasan dengan Yezline, Caca melihat tatapan marah sekaligus dendam di mata Yezline, membuat Caca mengerti bahwa dia tidak bisa melarikan diri.Hal seperti ini pasti akan terjadi padanya sebelum namanya berhasil melambung tinggi di puncak karir.Caca menghembuskan nafas dalam dalam, dan mengepalkan tangannya. Mencoba memberi semangat pada dirinya sendiri. Caca segera berjalan menuju ke danau.Caca hanya bisa berdo'a semoga syutingnya berjalan lancar untuk hari ini.Namun Caca tidak bisa berharap banyak, karena lawan akting dia kali ini adalah Yezline.Dalam adegan ini, Yezline akan menampar Caca.Yezline berjalan ke arah , "Pak sutradara apa saya harus benar benar menampar atau hanya gimmick saja?"Begitu Asisten Sutradara menatap mata Yezline, dia mengerti apa yang dia maksud, "Tentu saja benar benar di tamparan, sebagai aktris Anda tentu harus profesional dan totalitas"Caca yang mendengar hal itu hanya terdiam, dia mengerti semua itu atas kemauan Yezline.Asisten s
Read more
Chapter 37
Sekali lagi, Caca menenggelamkan dirinya setelah staf membawa gaun baru untuknya.Ketika Naina Xander selesai syuting di tempat lain, dia kebetulan melewati tempat Caca syuting, melihat kondisi Caca yang sudah berantakan, dia bersiap untuk mendekati mereka.Dennis asistennya segera menghentikannya, “Berhenti nona, kau bisa lihat, semua yang sutradara lakukan adalah atas perintah yezline. Lebih baik tidak ikut campur terlalu dalam tentang masalah mereka. Mengadukan semua ini pada ESSE pun akan percuma, tidak akan ada manfaatnya untuk kita."Setelah mengikuti karir Naina Xander selama ini, Dennis telah banyak melihat hal seperti ini dalam dunia entertain.Meskipun Naina adalah artis Star International, tetapi, tidak ada cara untuk menang jika berurusan dengan ESSE Internasional, akhir-akhir ini banyak aktor aktris harus belajar memihak salah satu aktor maupun aktris yang memiliki kekuatan besar dalam dunia entertain.Tapi kemudian Naina berbalik dan melepaskan tangan Dennis, bergegas m
Read more
Chapter 38
Lina mematikan saklar listrik rumah itu. Ruangan itu kembali gelap.Saat Bram membuka pintu kamar, ia hanya mendengar dengkuran nafas Caca. "Aku senang bisa tidur denganmu lagi." Dia tidak sabar untuk berada di atas tubuh Caca, dengan langkah semangat ia segera menyibakkan selimut di tubuh Caca.Caca tidak bersuara, biasanya ketika dia mengangkat selimut, dia akan mengerang kedinginan bahkan jika dia tertidur, tetapi hari ini tidak ada reaksi. Bram tidak terlalu memikirkan hal itu, ia segera mendekatkan dirinya untuk mencium bibir Caca. Tepat ketika bibirnya menyentuh bibir Caca, Bram terkejut. Ini terlalu panas.Dia tanpa sadar meletakkan tangannya di dahi Caca, itu sangat panas untuk ukuran suhu tubuh. “Ca! Caca! ” Bram mengguncang tubuh Caca, tapi tidak ada reaksi apapun. Ah, sial!Bram menggendong Caca secara bridal style dan hendak pergi keluar ketika dia mengingat sesuatu, mengambil kain besar secara acak dari lemari dan membungkusnya di sekitar Caca. Lina mendengar lang
Read more
Chapter 39
"Tunggu! Kalian mau kemana?" Bram tiba-tiba membentak lagi. Para perawat segera menghentikan langkah mereka. "Kalian mengatakan wajahnya bengkak, kenapa tidak memberikan obat terlebih dahulu?" Para perawat saling menatap satu sama lain, hingga salah satu perawat dengan kepala tertunduk, melangkah mendekat ke arah Bram, dan memberikan salep luka di tangannya. Bram mengambil salep itu, "Bagaimana cara pemakaiannya?" "Cu-cukup mengoleskan salep pa-da ba-ba-gian yang bengkak dan memar. Tidak ada obat khusus untuk hal semacam ini, salep ini akan membantu merevitalisasi darah dan menghilangkan memarnya." Ucap perawat tersebut dengan terbata bata. Bram mengangguk angguk paham. "Baiklah, kau boleh pergi." Perawat kecil itu berlari kecil melarikan diri. Bram mengambil salep di ujung jarinya dan duduk di tepi tempat tidur, dengan lembut mengoleskan salep tersebut, pada ujung bibir Caca yang memar, dan pada pipi yang nampak bengkak dan merah. Caca berjengit tanpa sadar, dan Bram men
Read more
Chapter 40
Ashar menarik napas dalam-dalam dan berkata "Asisten sutradara tim sengaja mempersulit istri anda Tuan, mereka sedang melakukan adegan di sungai, tetapi dia memintanya untuk melakukannya berulang kali."Tentu saja, Ashar tidak dapat mengetahui bahwa Yezline lah di balik semua kejadian ini, lagi pula, tidak ada yang melihat atau mendengar Yezline dan asisten sutradara itu membahas hal ini. Paling-paling, orang berpikir bahwa asisten sutradara sengaja mempersulit Caca untuk menjilat Yezline.Bram sedikit mengangguk, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya ekspresi datar dan tegas yang terlihat. "Baiklah."Ashar melihat wajah gelap Bram. Dia telah mengikutinya selama bertahun-tahun. Dan ini adalah pertama kalinya Ashar melihatnya menunjukkan wajah marah hanya karena wanita. "Aku yakin Kau tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, dengan cara ospek kuno ini."Ashar menganggukkan kepalanya, "Oke, saya akan segera melakukannya, juga, karena periode fisiologis istri anda, me
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status