All Chapters of I Love You My Secret Daddy: Chapter 31 - Chapter 40
89 Chapters
Aku tidak bisa menikahimu
Willy membenarkan perkataan dari sang ibu dengan sebuah anggukan kepala dan sekilas melirik ke arah sosok gadis yang saat ini tengah meremas roknya. Tentu saja ia bisa membaca kegelisahan dari Zaara yang terlihat sangat jelas seperti seorang anak yang ketakutan setelah tertangkap basah melakukan kesalahan. "Zaara, kamu tidak apa-apa?" "A-aku ...."  Zaara menoleh ke arah wanita paruh baya di samping kanannya, "Ibu, aku butuh waktu untuk memikirkannya. Tolong, jangan hubungi papaku dulu karena aku masih belum siap. Aku mohon, Bu," lirih Zaara yang sudah menyatukan telapak tangannya dan menampilkan sorot mata penuh permohonan. Endang langsung menurunkan tangan Zaara ke bawah dan merengkuhnya ke dalam pelukannya. "Jangan seperti ini, Zaara. Ibu bisa mengerti apa yang tengah kamu rasakan. Pasti kamu takut papamu akan marah padamu, kan? Tenang saja, biar kami yang memikirkannya." 
Read more
Hancur berkeping-keping
Arkan dan Krisna tengah fokus menatap ke arah benda pipih yang menampilkan video dari seorang gadis dengan rambut panjang di bawah bahu. Tentu saja suara rintihan kesakitan bisa didengar oleh indera pendengaran mereka. Sedangkan bocah berusia 3 tahun itu terus berbicara dengan menyebutkan 'atak Sara' dengan jari telunjuk yang mengarah pada ponsel tersebut. Tentu saja Arkan kini mulai mengerti apa yang dimaksud oleh Arka dan saat ia melihat sosok gadis yang sudah diperlakukan sangat kasar oleh Rini, membuatnya benar-benar tidak bisa berpikir jernih.  "Zaara? Dia ... adalah anak tiri yang selalu diceritakan oleh Rini dan menjadi pelampiasannya untuk membalas dendam pada Cakra Baihaqi. Jadi, Zaara adalah putri pria yang merebut kekasihku dan aku sudah memperkosa gadis malang yang sudah tidak mempunyai ibu kandung dan selalu menangis saat mengingat almarhumah ibunya. Takdir macam apa ini? Bagaimana mungkin?" batin Arkan yang langsung menole
Read more
Mengambil keputusan
Zaara terlihat berjalan mondar-mandir di dalam kamar dengan perasaan yang tidak menentu. Tentu saja saat ini yang dipikirkannya adalah mengenai perkataan dari Endang dan Willy yang akan memberitahukan pada papanya tentang kehamilannya. "Bagaimana ini? Papa tidak boleh tahu mengenai kehamilanku. Bagaimana jika papa bertanya padaku tentang siapa ayah dari janin yang aku kandung ini? Aku tidak mungkin mengatakan bahwa daddy Arkan lah yang menghamiliku. Daddy Arkan ... aku bahkan tidak bisa menghilangkan panggilan sayangku padanya setelah apa yang dia lakukan. Harusnya aku membencinya," lirih Zaara yang meremas rok panjang yang dikenakannya. Semenjak ia diperkosa, penampilannya berubah total. Karena selama ini ia lebih menyukai memakai rok mini dengan atasan lengan pendek. Namun, semua itu berubah karena sekarang ia selalu memakai rok panjang dan kaos casual dengan lengan panjang. Seolah ia saat ini benar-benar menjaga tubuhnya setelah ternoda.
Read more
Takdir macam apa ini
Arkan mengemasi barang-barangnya karena ingin menginap di hotel lain agar tidak bertemu atau terganggu dengan keberadaan Rini. Karena ia ingin fokus untuk mencari keberadaan dari Zaara yang sudah diketahuinya adalah putri dari Cakra Baihaqi. Ia memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper dan saat melihat gaun pesta yang merupakan milik Zaara, membuatnya mengarahkan hidungnya untuk mengendus aroma yang tertinggal di sana.   Karena ia sengaja tidak mencuci gaun indah itu. Hal itu sengaja dilakukannya untuk mengingatkan kesalahannya saat mencium aroma khas dari Zaara yang telah diperkosanya. "Bahkan aromamu masih tertinggal di gaun ini, Zaara. Aku tidak bisa melupakan aroma tubuhmu di malam aku memperkosamu. Sekarang kamu ada di mana? Jika kamu tidak pulang ke Mansion dan tidak memakai kartu kredit yang aku berikan padamu, kamu hidup dengan apa?"   Jantung Arkan langsung berdegup kencang ketika membayangkan kemungkinan buruk yang ada di pikirann
Read more
Sebenarnya apa yang kamu inginkan?
Willy masih terdiam beberapa saat ketika merasakan rasa sakit yang dirasakan olehnya begitu mendengar isi hati dari gadis yang saat ini tengah dipeluknya. Hingga ia merasakan pergerakan dari Zaara yang melepaskan diri dari pelukannya dan menghapus kasar air mata di pipi putih itu. "Bagaimana perasaanmu, Zaara? Kamu sudah merasa tidak khawatir lagi, kan? Jadi, batalkan niatmu yang ingin pergi dari sini. Karena aku tidak akan pernah membiarkan kamu pergi." Willy mengarahkan tatapan tajam pada gadis yang membulatkan kedua matanya begitu mendengar ucapannya.  Zaara mundur 1 langkah ketika merasa seperti seorang pencuri yang sudah ketahuan, "Abang Willy, apa maksudmu? Apakah kamu mengetahui kalau aku akan pergi dari sini nanti malam? Astaga," keluh Zaara yang sudah berkali-kali menepuk jidatnya begitu menyadari kebodohannya. "Dasar bodoh, kenapa kamu malah mengungkapkan sendiri rencanamu," batin Zaara yang merutuki kebod
Read more
Hanya Tuhan yang tahu
Arkan saat ini sudah berada di sebuah kamar hotel, ia sengaja memilih menjauh dari Rini dengan tinggal di hotel lainnya. Selain ingin sebuah ketenangan, ia ingin fokus mencari keberadaan Zaara. Terlihat Arkan sudah sibuk mencari tentang informasi mengenai Zaara dan bisa diketahuinya bahwa nama lengkap dari putra Cakra Baihaqi itu. "Aisyahzaara Bellova, nama yang sangat cantik secantik wajahmu. Zaara, aku harus menemukanmu. Semoga kamu baik-baik saja, karena jika sampai terjadi sesuatu padamu, aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku." Arkan saat ini tengah memandangi foto Zaara yang ada akun media sosial. Terlihat Zaara sangat cantik saat memakai gaun tanpa lengan yang berwarna putih dengan rambut hitam panjangnya yang terurai di bawah bahu dengan senyuman manis dan beberapa foto yang ada di sana. Bahkan ia sudah menyalin semua foto itu ke dalam ponselnya. Sehingga sekarang, galeri fotonya sudah dipenuhi dengan foto-f
Read more
Ijab Kabul
Satu bulan telah berlalu dan hari ini adalah hari di mana Willy akan menikahi Zaara secara siri. Karena permintaan dari Zaara dan juga gadis itu sama sekali tidak membawa tanda pengenal apapun. Sehingga untuk menutupi gunjingan para tetangga yang nanti akan menghina Zaara saat perutnya semakin membuncit, akhirnya hanya itu satu-satunya jalan keluar. Endang Susanti membangunkan gadis yang sudah dianggapnya sebagai putrinya sendiri. Bahkan jauh di lubuk hatinya, ia sangat senang ketika Zaara menikah dengan putranya. Meskipun sebenarnya merasa tidak pantas karena mereka berbeda kasta. Dengan penuh kelembutan, Endang mengusap rambut panjang gadis yang terlihat tertidur dengan posisi memeluk guling.  "Zaara, bangun Sayang. Ini sudah siang. Kamu harus bersiap." Zaara yang sudah mulai kembali dari alam bawah sadarnya, mengucek matanya beberapa kali. Lalu, bangkit dari posisinya yang awalnya berbaring dan langsung duduk di
Read more
Tidak ingin membuang waktu
🍃 Tiga tahun kemudian 🍃 Terlihat seorang balita laki-laki yang saat ini tengah berlarian di halaman depan rumah. Dengan kakinya yang mungil, balita tersebut tidak merasakan lelah meskipun sudah berlarian kesana-kemari dari beberapa menit yang lalu. Tidak lupa suara tawanya terdengar saat merasa senang karena bisa berlarian dengan memegang bola dan melemparnya. Sementara itu, Zaara terlihat memegangi lututnya karena merasa sangat lelah ketika mengejar putranya yang berusia 2 tahun lebih 1 bulan dan ia beri nama Arza Atharizz. Tentu saja nama itu adalah singkatan dari nama Arkan dan Zaara. Karena meskipun ia berusaha untuk membenci pria yang tidak bertanggungjawab padanya, tetap saja tidak bisa melakukannya. Sehingga ia hanya ingin menyimpan semua kenangan dari pria yang masih dicintainya itu dengan memberi nama putranya Arza. Zaara terlihat berjongkok sambil menormalkan deru napasnya yang memburu. Tidak lupa pandanganny
Read more
Siapa?
Willy yang baru saja pulang dari kantor, langsung berjalan masuk ke dalam rumah. Tangan kanannya yang membawa kantong plastik berisi susu dan pampers, serta ada beberapa biskuit untuk Arza. Sementara tangan kirinya menenteng tas kerja. Tentu saja yang dicari pertama olehnya adalah sosok bocah laki-laki berusia 2 tahun lebih yang sangat disayanginya. "Arza, Sayang." Zaara yang baru saja selesai memakaikan baju pada Arza, langsung menatap ke arah putranya yang saat ini tengah ia sisir rambutnya. Bahkan ia sudah memakaikan bedak di wajah putranya, sehingga terlihat sangatlah lucu dan semakin menggemaskan. Zaara memang sangat suka memakaikan bedak di seluruh tubuh Arza karena membuat badan anaknya selalu wangi dan segar. Meskipun ada para dokter yang melarang memakaikan bedak, tetapi ia sama sekali tidak memperdulikan hal itu. Karena mempercayai bahwa orang jaman dulu selalu memakaikan bedak pada anak-anaknya, tetapi baik-ba
Read more
Ceraikan pria itu
Zaara membekap mulutnya saat melihat sosok pria yang sangat tidak asing baginya. Meskipun ia sudah lama tidak melihat pria yang berjalan ke arahnya dengan membawa kotak di tangannya. Pria dengan tubuh tinggi tegap dengan wajah yang manis, berjalan semakin mendekat dan menatap ke arahnya. "Kamu?" Zaara mengarahkan jari telunjuknya pada pria yang sangat dihafal olehnya, tetapi lupa namanya. Pria yang tak lain adalah Krisna, berpura-pura bersikap biasa pada gadis yang terlihat shock ketika melihatnya masuk ke dalam ruangan bosnya. Ia sengaja masuk duluan karena memang itu merupakan perintah dari Arkan yang ingin memberikan shock terapi pada Zaara. Krisna masih tidak menanggapi perkataan dari Zaara, karena ia sibuk dengan mengeluarkan barang-barang dari kotak berukuran sedang yang ia bawa. Barang-barang itu adalah merupakan milik bosnya dan ada sebuah nama dan sudah ditaruh di atas meja. Zaara berbalik b
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status