All Chapters of I Love You My Secret Daddy: Chapter 21 - Chapter 30
89 Chapters
Kembalilah
Cakra Baihaqi masih mengarahkan tatapan penuh kilatan api pada dua anak manusia yang ada di hadapannya. Semua rasa bercampur menjadi satu saat melihat kemesraan dari wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu, terlihat memeluk erat tubuh pria yang tentunya jauh lebih muda darinya. Rahangnya mengeras hingga bunyi gemeretak giginya yang saling berbenturan karena merasa sangat geram melihat pengkhianatan itu.   "Rini Andriani, kamu benar-benar sudah gila. Aku masih suamimu dan kamu masih berstatus sebagai seorang istri. Apakah kamu merasa tidak malu atas perbuatan kotor kalian!"    Masih dengan suara baritonnya, Cakra Baihaqi menatap tajam pria yang sama sekali tidak pernah dikenalnya tersebut. "Kau juga pria berengsek yang gila karena menghancurkan ikatan suci pernikahan. Suatu saat kau akan mendapatkan sebuah karma dari perbuatan gilamu ini."   Bukan sebuah ketakutan yang tampak dari wajah Arkan dan juga Rini y
Read more
Apa yang kamu tutupi
Zaara sudah berada di dalam bus yang sudah melaju menuju ke kota Bandung, yang terkenal dengan sebutan kota kembang tersebut. Tempat tujuan yang akan menjadi pilihannya untuk tinggal sementara karena ia ingin menenangkan diri di tempat yang lebih tenang. Tanpa ada satu orang pun yang mengenalnya atau pun mengetahui di mana keberadaan ia saat ini.    Saat ini, ia masih memikirkan dua pria yang sangat disayanginya yang menjadi korban dari satu wanita, tak lain adalah ibu tirinya. Ia dari tadi bersandar di punggung kursi dengan memejamkan kedua matanya.   'Papa pasti sudah menyadari kesalahannya yang lebih mempercayai ular betina itu daripada aku. Kemudian menyuruh orang untuk mencariku. Bahkan mungkin sudah lapor polisi. Papa mungkin memang menyadari kesalahannya dan mau aku kembali. Akan tetapi, ketika papa tahu aku sudah tidak perawan dan pria yang merampas kesucianku adalah kekasih dari istrinya, aku pasti akan diusir lagi dari Mansion
Read more
Menyerahkan jiwa dan raga
Zaara masih berpura-pura untuk memejamkan kedua matanya agar sosok pria yang ada di sebelahnya tidak lagi menanyakan tentang rasa sakit yang dirasakannya tadi. Hingga lama kelamaan ia yang merasa sangat lelah jiwa dan raga, mulai terlelap dan larut dalam bunga tidurnya. Seolah menegaskan bahwa saat ini otak dan tubuhnya membutuhkan waktu untuk merilekskan diri dengan cara berhenti sejenak dari semua lelah yang ia rasakan.   Sementara itu, Willy yang mendengar suara napas teratur dari gadis belia malang yang sedang sakit itu, bisa melihat bahwa posisi tidur dari Zaara terlihat sangat tidak nyaman dengan kepala yang bersandar di kaca bis dan sering terguncang karena pergerakan kendaraan yang melaju kencang tersebut, sehingga ia berinisiatif untuk mengarahkan kepala Zaara untuk bersandar ke pundaknya. Agar merasa lebih nyaman saat beristirahat karena perjalanan yang membutuhkan waktu cukup lama.   Willy menatap ke arah pergelangan tangan kiriny
Read more
Dibayangi rasa bersalah
Arkan merasa sangat terkejut pada perbuatan agresif dari wanita yang sudah menguasai bibir dan melumatnya dengan penuh gairah. Bahkan ia sampai sulit untuk mengimbangi permainan liar tersebut. Dengan lidah yang saling membelit, kulit yang sudah bersentuhan karena kini kancing kemeja yang dipakainya sudah terbuka semua, sehingga sentuhan jemari Rini yang menyusuri dada bidangnya, membuat tubuhnya menegang dan bergairah.   Kemudian Arkan ingin mengambil kendali dengan membalikkan keadaan,  yaitu dengan cara membuat posisi wanita yang ada di atasnya itu berubah berbaring di atas sofa. Tatapan gelap yang menatap lekat ke arah sosok wanita yang sudah berubah merah wajahnya, seolah menegaskan bahwa Rini sudah sangat menginginkan lebih darinya karena terbakar gairah yang membakar.   "Sabar, Sayang. Kita mulai pemanasan dulu," ucap Arkan dengan tatapan parau yang lekat mengarah pada satu titik, yaitu dua benda membusung di depannya yang membuat
Read more
Aku tidak akan hamil
Zaara yang dari tadi larut dalam bunga tidurnya, mendengar riuh suara dari para penumpang di dalam bus yang melaju tersebut. Sehingga saat ia berusaha memulihkan kesadarannya saat kelopak matanya belum terbuka, merasa aneh dengan posisi tidurnya yang seolah memeluk erat seseorang. Refleks ia langsung membuka mata untuk memastikannya dan betapa terkejut saat menyadari kebodohannya. Yakni, tidur dengan bersandar di dada bidang pria yang terlihat tengah tertidur itu. Bahkan ia menyadari tangannya yang memeluk tubuh kekar Willy tanpa menyadarinya.  Refleks Zaara memukul jidatnya berkali-kali saat menyadari kebodohannya. "Astaga, kenapa aku bisa tidur memeluknya? Memalukan sekali. Dia pasti berpikir macam-macam padaku. Atau dia tadi tertidur ya? Semoga saja begitu, jadi dia tidak tahu kalau aku tidur dengan memeluknya," lirih Zaara yang sudah menatap intens ke arah pahatan sempurna di sampingnya. Dimulai dari hidung mancung dan bibir tebal d
Read more
Hancur sudah hidupku
Selama di dalam perjalanan menuju ke rumah mantan pelayannya, Zaara masih sibuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang ditakutkannya. Sehingga ia dari tadi hanya diam saja saat naik ojek online. Tanpa disadarinya, motor yang ia tumpangi sudah berhenti tepat di depan sebuah rumah sederhana yang bagian depannya terlihat sangat asri karena ada banyak bunga berwarna-warni menghiasinya. Sejauh mata memandang, Zaara terlihat berbinar begitu melihat aneka bunga yang terlihat sangat indah tersebut. Bahkan ia yang sudah turun dari motor, langsung berjalan ke arah bunga berwarna-warni yang sangat disukainya. Karena dari kecil ia sangat menyukai bunga dan selalu ikut menanam bersama almarhumah ibunya. Namun, semenjak ibunya meninggal, hobi dan semua hal-hal kesukaan dan kebahagiannya seolah musnah begitu saja. "Indah sekali, bunga-bunga ini," ucap Zaara yang sudah asyik menyentuh satu persatu bunga-bunga yang indah tersebut. Mulai dari bunga maw
Read more
Siapa nama gadis itu?"
Zaara sudah tidak mampu menopang beban tubuhnya karena efek gemetar dan seolah lemas ketika melihat hasil dari testpack yang menyatakan dirinya positif hamil ketika ada 2 garis merah di sana.  Sehingga ia langsung berjongkok di sudut kamar mandi dan membenamkan wajahnya di antara kedua pahanya. Tentu saja ia langsung menangis terisak di sana. Rasa menyiksa benar-benar dirasakannya saat menangis dengan suara tertahan, agar tidak ada yang mendengar tangisannya.  "Kenapa hidupku selalu menderita? Apakah memang aku dilahirkan hanya untuk hidup menderita? Apa yang harus aku lakukan? Aku hamil anak dari pria yang sudah hidup berbahagia dengan wanita ular itu. Apa yang harus aku lakukan? Aku akan semakin merepotkan ibu Endang dan abang Willy. Bagaimana ini? Mungkin aku bisa menyembunyikan ini selama beberapa bulan, tetapi tidak selamanya. Karena lama-kelamaan perutku akan semakin membuncit," gumam Zaara yang masih terus terisak. 
Read more
Apa ini?
Rini mengerutkan keningnya saat melihat rasa keingintahuan dari sosok pria tampan yang sebentar lagi akan menikahinya. Rasa cemburu dirasakannya dan berhasil membangkitkan emosi yang ada di dalam jiwanya. Karena apapun yang berhubungan dengan Zaara, selalu membuatnya merasa murka dan tidak bisa membendung amarah. Tentu saja itu karena ia sangat membenci putri dari mantan suami yang tidak pernah menerima kehadirannya sebagai ibu tiri. "Kenapa kamu malah menanyakan nama gadis tidak tahu diri itu, Arkan? Apa kamu merasa penasaran dengan anak tiriku?" Arkan bisa melihat kilatan amarah dari manik kecoklatan wanita yang mengarahkan tatapan kelam di depannya. "Calm down, my baby. Kenapa kamu malah marah-marah padaku? Bukankah kamu sendiri yang mulai bercerita dan membangkitkan rasa ingin tahuku? Jangan suka marah-marah, nanti kamu cepat tua." Refleks Rini yang semakin merasa kesal, langsung mengarahkan tangannya pada perut bero
Read more
Aku akan menikahimu
Zaara menatap ke arah telapak tangan dari Willy yang ditunjukkan ke depan wajahnya. Tentu saja ia langsung merutuki kebodohannya karena membuang bekas pembungkus testpack di tempat sampah yang ada di kamar mandi. "Bang Willy, itu ...." Karena merasa kebingungan untuk menjawab, membuat Zaara tidak bisa melanjutkan perkataannya. Ia merasa sangat kebingungan saat menjelaskan tentang apa yang saat ini tengah dialaminya. Willy yang pagi tadi membuang bekas alat cukur di tempat sampah, tidak sengaja indera penglihatannya melihat ke arah bungkus testpack di tempat sampah. Sehingga ia yang ingn memastikannya, meraih bungkus alat tes kehamilan tersebut dan menunggu waktu yang pas untuk berbicara dengan Zaara. Dan di saat inilah waktu yang tepat untuk membicarakannya saat Zaara sudah muntah-muntah. Willy yang daritadi menatap tajam gadis yang terlihat sangat kebingungan itu, masih ingin mendengar penjelasan da
Read more
Pergi diam-diam
Zaara masih terus menatap wajah tampan Willy yang terlihat tidak bermain-main dengan ucapannya. Karena terlihat sebuah keseriusan dari netra pekat dengan silinder hitam yang masih intens menatapnya. Menyadari posisinya yang sangat intim, yaitu tubuhnya masih dalam pelukan Willy, membuat Zaara refleks menjauh. "Maaf Bang, aku jadi lemah seperti ini. Apa kata Abang tadi, menikahiku? Abang Willy bercanda," ujar Zaara yang sudah bangkit dari posisinya yang daritadi berjongkok dan sekarang ia sudah berdiri. Perasaannya kini tak menentu saat mendengar keputusan dari pria yang sudah dianggapnya sebagai abangnya sendiri. Willy mengikuti pergerakan dari Zaara dengan bangkit dari posisinya dan kini posisinya sejajar dengan gadis di depannya yang terlihat sangat gelisah tersebut. "Hanya inilah jalan keluarnya, Zaara. Tidak ada cara lain karena janin yang ada dalam rahimmu butuh nama ayah. Agar tidak ada yang menyebutnya anak haram." 
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status