All Chapters of Jessica, Luka yang Terpendam: Chapter 51 - Chapter 60
62 Chapters
Menikmati Surga
Malam harinya Tommy berperang dengan perasaannya sendiri. Bingung akan menelepon kekasihnya atau tidak. Kalau menelepon dan diangkat, dia takut mendengar kebohongan dari mulut Jessica. Sebaliknya kalau tidak diangkat, hatinya akan semakin penasaran apa yang tengah dilakukan calon istrinya.           Kalau dia memang menaruh hati pada Moses, kenapa bersedia menikah denganku? pikirnya tak terima. Apakah karena merasa kasihan padaku? Atau pada janin yang dikandung Melani? Atau karena sudah telanjur berjanji pada Mama untuk menjagaku?           Berbagai prasangka berkecamuk dalam benak pemuda itu. Kepalanya terasa sakit sekali seperti mau pecah. Diambilnya obat sakit kepala yang biasa diminumnya. Ditelannya sebutir tablet dengan air putih. Biasanya hanya dalam waktu lima belas menit sakit kepalanya hilang. Pemuda itu lalu berbaring di atas tempat
Read more
Dua Pria Berhadapan
Diletakkannya surat itu di atas lantai. Lalu dirapikannya seprai pada kasur lipat. “Selamat tinggal, Moses,” ucapnya lembut. Hatinya terasa ringan. Ditaruhnya surat di atas kasur.           Gadis itu lalu bangkit berdiri. Pandangannya menerawang ke segenap penjuru ruangan. Menikmati surga untuk terakhir kalinya. “Selamat tinggal, Surga. Terima kasih buat momen yang indah semalam. Sekarang aku akan menjalani hidup pilihanku dan menciptakan surga yang baru.”           Dengan hati lapang Jessica melangkah meninggalkan kamar tanpa menoleh lagi. Waktu  sampai di teras rumah, dilihatnya carport sudah kosong. Tak terlihat mobil Moses. Setelah menghela napas panjang sejenak, gadis itu lalu membuka pagar dan melangkah masuk ke dalam mobilnya sendiri. Dinyalakannya mesin mobil. Beberapa saat kemudian Sigra putih itu
Read more
Pernikahan
“Aku ingin dia bahagia,” aku Moses sepenuh hati. “Tidakkah kau melihat binar-binar di matanya ketika berkata akan mengadopsi anak Melani? Jessica membutuhkan seorang anak untuk mengobati perasaan tidak berharga dalam dirinya akibat tak bisa mempunyai keturunan. Tidakkah kau mengerti hal itu?”   Tommy menggeleng sedih. Rasanya malu sekali hati ini. Pria di depannya jauh lebih memahami Jessica daripada dirinya yang notabene adalah calon suami si gadis.   “Terima kasih,” ucapnya lirih.   “Buat apa?” tanya lawan bicaranya tak mengerti.   “Mengalah demi Sica….”   Moses tertawa. “Mungkin ini karma. Selama ini aku banyak bermain wanita. Sekarang cinta tulusku tak mendapat balasan. Barangkali Tuhan ingin aku introspeksi diri.”   “Apa yang akan kau lakukan di Jakarta?” tanya Tommy ingin tahu. Perasaan cemburu dan marahnya hilang sudah. Dia justru merasa tenang bercaka
Read more
Bahagia
Gadis itu melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat dan rupawan. Mata Jessica berbinar-binar melihatnya. Tommy tersenyum bahagia. Benar kata Moses, batinnya menyadari. Sica sangat mendambakan seorang anak. Berbulan-bulan dia mencari-cari nama yang pas buat calon anak mereka. Kebetulan Melani sudah mengirimkan kabar bahwa janin yang dikandungnya berjenis kelamin laki-laki. “Akhirnya kau beri nama siapa, Sayang?” tanya Tommy sembari merangkul mesra sang istri. Dengan wajah berseri-seri Jessica menjawab, “Nathanael. Artinya hadiah dari Tuhan.” Sang suami mengangguk setuju. Bayi ini memang hadiah dari Tuhan untuk mengisi kekosongan dalam hati istrinya sekaligus menyempurnakan kebahagiaan perkawinan mereka. *** Tujuh tahun telah berlalu. Nathanael tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas, baik hati, dan sangat menyayangi kedua orang tuanya. Jessica sudah tidak bekerja di perusaha
Read more
Rahasia
Dua minggu kemudian Tommy pergi menemui pengacaranya. Pria tua yang sudah puluhan tahun menjadi kuasa hukum keluarganya itu menatapnya serius. “Apakah sudah kau pikirkan masak-masak keputusanmu ini, Tom? Perusahaan itu adalah peninggalan keluargamu. Warisan buat anakmu kelak,” nasihatnya gundah. Bagaimanapun juga dia sudah lama sekali menangani aset keluarga Saputra. Ada ikatan antara dirinya dengan keluarga itu yang tak bisa dinilai dengan uang.           Tommy tersenyum yakin. “Kesehatan saya tak memungkinkan untuk terus menjalankan perusahaan itu, Pak. Saya juga tidak mau memaksakan istri saya untuk meneruskan bisnis yang tak diminatinya. Dia pernah membantu saya di perusahaan sebelum Nathanael lahir. Selama berbulan-bulan itu saya bisa menilai bahwa minatnya bukan di bisnis pengalengan ikan.”           “Kamu k
Read more
Ketemuan dan Ketahuan
Karena tidak mau bertengkar dengan sang suami, dia akhirnya mengalah. Nah, sekarang tiba-tiba Tommy bilang mau pergi ke Jakarta besok untuk urusan bisnis. Sang istri kuatir pendamping hidupnya itu akan terserang sakit kepala lagi di perjalanan.             “Aku temani kamu, ya,” pintanya dengan sorot mata memohon. “Nanti kalau sakit kepalamu kumat lagi bagaimana?”             “Aku akan mengajak sopir kita. Dia akan menjagaku. Tapi sebenarnya yang kubutuhkan adalah doamu agar pembicaraan bisnis ini berhasil, Sayang.”             “Kamu kan tahu aku selalu mendoakanmu dalam segala hal. Termasuk sakit kepalamu itu. Kubawakan minyak atsiri, ya. Jangan lupa dihirup sesering mungkin. Oleskan juga di dahi dan pelipis untuk mencegah sakit kepala. Kalaupun sakitnya masih muncul, seti
Read more
Terbongkar
Sore harinya waktu suaminya pulang, Jessica bersikap biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia melayani pria itu makan dan minum. Sama sekali tak ditanyakannya hasil pertemuan Tommy dengan pebisnis asal Cina di Jakarta. Justru suaminya itu yang bercerita sendiri tentang pembicaraannya dengan orang asing tersebut.           “Sepertinya aku nggak jadi berbisnis dengan orang itu, Sica. Bahasa Inggrisnya parah sekali dan  nggak pakai penerjemah. Aku yang cuma bisa sedikit-sedikit bahasa Mandarin kesulitan berkomunikasi dengannya. Daripada di belakang nanti ada apa-apa, lebih baik kuurungkan niatku menjalin kerja sama.”           Jessica menatap suaminya tajam. Hebat sekali kamu berbohong, Suamiku Tercinta, sindirnya dalam hati. Dan begonya aku sudah berhasil kau tipu selama ini. Benar-benar tolol kau, Jessica Irawan!&nb
Read more
Permintaan Tommy
“Tidak lagi, Sayang,” jawab suaminya sambil tersenyum. “Di Jakarta Moses merintis pekerjaannya dari awal sebagai agen properti. Setiap hari dihabiskannya dengan bekerja, nge-gym, dan bermain dengan anaknya. William namanya. Sekarang sudah berumur enam belas tahun dan mau masuk SMA. Anak itu sering bertanya kapan papanya menikah lagi. Mamanya sendiri sudah lama membentuk keluarga baru. Tapi Moses cuma ketawa dan bilang sudah tidak tertarik pada wanita.”           “Homo, kali!”kata sang istri cuek.           “Hush! Nggak boleh sembarangan ngomong,”kata Tommy sembari mengelus-elus pipinya yang tadi ditampar Jessica. Sang istri jadi panik. “Masih sakit,  ya?” tanyanya kuatir. “Sebentar kuambilkan waslap dan es batu buat kompres.”    &n
Read more
Selamat Jalan
Tiba-tiba pintu apartemennya terbuka. Seorang remaja laki-laki yang parasnya mirip dirinya muncul sambil membawa tas ransel di punggung. Dia adalah William, putra semata wayangnya. Ini hari Jumat, waktunya remaja itu menginap di apartemen ayah tercinta. Pemuda kelas tiga SMP itu sudah biasa naik ojek ataupun taksi online sendiri untuk menuju kediaman Moses. Terkadang ibu kandung atau ayah sambungnya yang mengantarnya dengan mobil sampai ke depan pintu lobi. “Hai, Pa,” sapa William ramah. “Lagi mikirin apa? Kok kelihatannya serius gitu? Kita nanti malam jadi makan di resto all you can eat yang baru buka itu, nggak?” cecarnya bertubi-tubi. Sang ayah mendesah panjang. Dia menatap buah hatinya dengan perasaan sayang. “Duduklah dulu, Nak. Ada hal penting yang mau Papa bicarakan,” ucapnya dengan ekspresi serius. “Heh? What’s wrong?&
Read more
Moses Balik ke Jakarta
Dia menawari Moses untuk menginap di rumahnya daripada menghabiskan uang bermalam di hotel. Rumah laki-laki itu masih disewa orang dan baru satu bulan lagi selesai masa sewanya.           Moses menerima tawaran itu. Dia tidur di kamar tamu lantai bawah. Kehadirannya membuat Nathanael agak terhibur. Pria itu sering menemaninya bermain dan bercanda sehingga tak bersedih terus-menerus akibat kehilangan ayah kandungnya.           Satu minggu telah berlalu. Jenazah Tommy telah dimakamkan di pemakaman umum Surabaya Timur. Jessica agak bingung menghadapi Moses sekarang. Seminggu terakhir ini dia memperlakukan Moses layaknya sahabat lama yang datang berkunjung dan berbelasungkawa atas kepergian suaminya. Sekarang segala urusan mengenai Tommy sudah selesai. Wanita itu menjadi bimbang. Tak tahu harus bersikap bagaimana terhadap pria
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status