Semua Bab Fall for Summer: Bab 11 - Bab 20
25 Bab
Chapter 11. Kecemburuan Summer Membuatku Bahagia
FALL Sepuluh menit setelah aku dan Nick tiba di bar RB, Corbin datang dengan tampang riang seperti biasanya. Kami berempat termasuk Cody, berbicara tentang apa pun. Sebenarnya lebih pada bagaimana kesan-kesanku bekerja di New York. Aku tahu maksud mereka, lebih pada gadis yang gagal kutiduri pada malam Minggu kemarin.Cody terkejut setengah mati setelah Corbin dan Nick bercerita tentang Summer--yang bisa-bisanya satu gedung apartemen sekaligus pekerjaan denganku, dan memasakkan hidangan lezat pada Corbin dan Nick."Pokoknya, setelah ada Summer ibuku bakalan tidur nyenyak karena tahu anaknya tidak akan lagi kekurangan gizi lagi," angguk Corbin, menenggak sesloki Jack-D.Aku berdecak. Cody dan Nick malahan terkekeh. Maklum, salah satu kesamaan aku dan Corbin, sama-sama anak mama dan tidak malu mengakuinya kepada siapa pun. Salut untuk kami. Nick berdeham. "Aku malahan berharap dia sering bolak-balik bert
Baca selengkapnya
Chapter 12. Merawat Summer
FALL Aku tidak melihat Summer di jam makan siang, begitu juga saat jam pulang kantor. Parahnya, Raline pun tidak terlihat di mana pun, apalagi aku tidak mengenal teman Summer yang lain.Aku merasa tidak enak padanya. Masih terngiang jelas di otakku saat Summer menggodaku dengan lingerie merah mudanya; dan aku mengatakan sesuatu yang menyakitinya.Apa kau nggak punya harga diri sedikit pun?Walaupun dia sakit hati atas omonganku, tapi dia tetap berbuat manis padaku dengan caranya sendiri. Bagian masakannya, aku suka. Namun bagian mengangguk dan jarang bicara ini, mengingatkanku saat dia pura-pura menjadi tuli dan bisu.Benar-benar aneh.Lagi-lagi Clarissa mengantarkan aku ke Rush. Dan aku merasa tidak enak padanya, tapi dia selalu beralasan karena kita searah; lagi pula dia merasa nyaman denganku, karena kami hampir selalu nyambung saat berbicara tentang sesuatu, dan hal yang terpenting, kami pure tem
Baca selengkapnya
Chapter 13. Maukah Kau Berkencan Denganku?
FALL"Aku dan Clarissa hanya berteman. Dan aku tidur di sofa ruang tamu." Kukecup keningnya."Serius?" Ada nada tidak percaya dalam suaranya."Aku serius. Dan karena kau sangat menarik setengah mati, dan aku nggak mau menjadi fück buddy-mu; kau juga sepertinya tidak mau kita hanya berteman saja, maka, setelah kau sembuh, maukah kau berkencan denganku?"Summer memelukku erat disertai dengan tawa kecil. "Aku sudah sembuh sekarang."Aku ikutan tertawa dan kembali mengecup keningnya. "Enggak sabar berkencan denganku, hmm?"Summer mengangguk di dadaku, lalu menengadah. "Kenapa kau kemari?""Tadi pagi kau tidak balik lagi ke apartemenku, nggak ada di kantor, Raline juga sama. Jadi aku cemas. Menerka-nerka kau di mana? Sedang apa? Dan bersama siapa?""Masa?" senyum Summer."Ya. Sekarang giliran aku yang bertanya, apa kejadian yang membuatku kecewa akan terjadi lagi di kemudian hari?"
Baca selengkapnya
Chapter 14. Teritorial
FALL Summer menghirup napas dalam-dalam, lalu memiringkan kepalanya.Dadaku berdentum bak genderang saat menunggu jawabannya yang terasa berabad-abad. Aku bahkan kembali mengulangi pertanyaanku dengan nada ringan dan sedikit menggoda, berharap Summer dapat memberikan respons yang positif.Sepertinya itu hanya keinginanku saja. Bibirnya tidak mengatakan sepatah kata pun; tapi matanya, bloody hell tidak dapat berdusta.Sampai kapan pun dia tidak akan bisa melupakan Brad-nya. Dan kau hanya dijadikan apa...?Terlalu menyakitkan untuk menyebutkannya. Yang jelas, harga diri juga hatiku kembali tersakiti.Aku memberikan senyuman masam padanya. Dia menunduk, tapi bisa kulihat kalau matanya berair.Mungkin sama sepertiku.Aku tidak berkata apa-apa padanya, kembali melanjutkan makan siangku diselingi mengobrol ringan dengan semuanya. Padahal yang ingin kulakukan hanya p
Baca selengkapnya
Chapter 15. Menunggu Fall
SUMMERAku ingin jam pulang kerja cepat berakhir. Tidak sabar bertemu dengan Pria Inggris-ku. Waktu tadi siang, dia menanyakan tentang berapa kencan yang kuinginkan sebelum dia menembakku. Jujur, aku tidak ingin dia menembakku.Tapi kau depresi ingin bercinta dengan Fall, Summer!Mau bagaimana lagi, aku siap untuk seks, karena penantianku pada Brad sudah mencapai ujung; aku harus melanjutkan hidup. Melupakannya. Salah satu caranya dengan melepaskan keperawanku dengan one night stand. Mencari pria yang pantas mendapatkan ceriku tidak semudah membalikkan telapak tangan. Rasa ragu dan takut itu ada, namun saat bertemu dengan Fall, hati kecilku berkata...Dia pria untukmu, Summer.Tapi balik lagi, Aku belum siap untuk ikatan. Bagaimana kalau aku mengacau?Tetapi, ketika melihat asisten manis juga mantan tunangannya yang tak kalah bergaya--mencoba menarik perhatian Fall, darahku mendidih se
Baca selengkapnya
Chapter 16. Kau Menciumnya?
SUMMERAku berbalik, pemandangan yang kulihat benar-benar membuat mata dan hatiku perih. Mereka berpelukan dengan erat... Sementara aku?Di apartemennya, menunggunya dengan bertanya-tanya dan hati tak tenang."Sunshine, sepertinya Reed berkencan dengan gadis... sial, aku yakin aku kenal gadis itu."Aku tidak bertanya apa maksud dari omongan Brad, malahan membuka pintu dan keluar dari Limosin. Ingin sekali kulempar kedua orang itu dengan pumps Louboutin-ku, tapi aku menahannya, malahan berjalan mendekati mereka. Kepala kedua orang itu teralih ke arahku. Fall terkesiap. Clarissa tersenyum. Hanya Tuhan yang tahu apa arti senyumannya."Sugar, aku..." Fall mendekatiku, sudah pasti dengan mata membulat, raut bersalah."Apa alasanmu, hmm?" Sekuat tenaga kutahan air yang ingin keluar dari mataku."Maafkan aku, ya Tuhan, maafkan aku." Fall berusaha menggenggam tanganku
Baca selengkapnya
Chapter 17. Pikiran, Hati, & Warrior
SUMMERJangan pergi kepadanya?Astaga, aku jadi teringat kejadian di saat Fall melarangku bertemu dengan Brad, tapi aku tetap ngotot dan akhirnya dia marah besar.Apa kau akan bahagia tanpa kehadiran Fall di hidupmu?"Jangan urusi kehidupan--""Please," potong Fall, berdiri, dan memberikan tatapan memelas yang membuatku ingin mengatakan, I got you, Baby.Apa yang ada di otakmu, Summer?"Kalau aku pergi...?""Buatku, sudah cukup berat menyukai seorang gadis yang mencintai pria lain selama... berapa lama, hmm?""Aku mengaguminya semenjak balita, tapi aku memutuskan untuk menjadi istrinya saat kelas tujuh."Fall tertawa kering, memijit batang hidungnya. "Lima belas tahun kau mencintainya, siapa aku yang cuma mengenalmu belum sampai seminggu?" Dia menatapku, matanya memerah. "Apa aku benar?""Kau benar." Mataku mengerjap-ngerjap, menah
Baca selengkapnya
Chapter 18. Kau Terlalu Berharga & Aku Menginginkanmu dengan Cara yang Pantas
SUMMERSekarang jarinya kembali meraba pipiku, mengusap-usap lembut. "Beri aku kesempatan untuk merayumu, memberikan kencan yang pantas sebelum akhirnya menembakmu." Kepala Fall miring ke kiri, tersenyum geli. Rupanya dia mengikuti arah kepalaku."Harusnya kau berpikir itu sebelum--""Bloody hell, kau tipe gadis yang selalu mengingatkan kesalahan kekasihnya, ya?""Kita belum jadian.""Touché!" cengir Fall. "Kalau kau tidak mau berurusan lagi denganku, kau pasti bilang, in your dream, go to hell, atau--""Poinnya?" Aku mendesah berlebihan, menahan malu."Beri aku waktu sebulan untuk pendekatan denganmu, kalau akhirnya kau menolakku, aku akan menuruti keinginanmu. Bahkan menjadi fück buddy-mu."Aku hanya menatapnya tidak percaya. Apa aku harus mengambil kesempatan yang kuinginkan dari Fall sejak awal?Tidak, waktu itu keinginanku hanya one night stand saja, ingin melepaskan semua keterikatan,
Baca selengkapnya
Chapter 19. Magnum Kadaluarsa
SUMMERYa Tuhan, aku rindu berciuman dengannya, apalagi yang bergairah seperti ini. Dengan lihainya dia memainkan bibirku, mengisap dengan lembut sekaligus keras yang membuatku mendesah. Aku balik menciumnya, lidahku menjelajahi rongga mulutnya, rasa rempahnya makin terasa. Dia habis makan apa tadi? Atau minum apa... bersama Clarissa?Ketika pikiranku sibuk berkelana apa ada hal lain lagi yang Fall lalukan bersama Clarissa, dia menggeram dan memeluk tubuhku erat-erat. Ternyata taksi yang kami kendarai berhenti mendadak, membuatku terdorong ke depan. Untung saja dia melindungiku. Dan tentu saja dia mengomeli si pengemudi taksi tersebut--karena bisa menyebabkan aku celaka. Padahal, sekarang aku ada di pangkuannya, mengangkang dengan gaun tertarik sampai paha atas, bak gadis nakal yang siap dipakai kapan pun. Kalau ibuku melihat kami, pasti..."Sudah sampai," cengir Fall, tapi tangannya malahan mengusap pahaku, membuatku mengangguk malu
Baca selengkapnya
Chapter 20. Perawan
SUMMER"Aku mengantuk, tolong kecilkan suaranya." Fall menguap, tapi dari tadi tangannya mencengkeram dengkulku. Aku tertawa dalam hati, mengecilkan suara TV yang sedang memutar film Jeepers Creepers. "Jadi mau bobo saja, nih?" Dia mengangguk manja. "Di sini atau di kamar...""Kita sudah di kamar." Fall turun dari ranjang, melepas kemejanya, melipatnya, lalu menaruhnya di nakas. Terus begitu, sampai yang tersisa di tubuhnya hanya boxer-brief putih yang membuatku menelan ludah."Maksudku kamarmu. Katanya kau nggak mau tidur di sini sebelum kita--""Tadi di luar kau bilang, merindukanku, kan?" Tubuh Fall masuk ke dalam selimut. "Iya juga," cengirku, "besok aku bobo di sana, ya?" Dia menggeleng. "Sombong! Kalau besok aku kangen lagi, gimana?""Kita pikirkan besok," kekehnya, menepuk-nepuk bantal, tidur di sampingku. "Ayo kita bobo, Sugar." Dia mengelitiki pinggangku agar tidur di ranjang."Henti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status