Semua Bab My Teacher My Husband: Bab 21 - Bab 30
148 Bab
BAB : 21
 "Aku mau bilang kalau aku--"'Dag dig dug.' Suara jantung Kim menunggu kalimat yang akan dikatakan Alvin. Entah apa yang ia harapkan."Mau bilang apa?" tanya Kim penuh harap."Aku mau bilang kalau aku, udah daftarin nama kamu untuk acara kemah besok," jawab Alvin."Kirain mau ngomong apaan,"  balas Kim sambil meneguk minumannya dengan paksa.Apa yang ia harapkan barusan, sampai-sampai dirinya mengalami yang namanya baper maksimal. Demi dewa Neptunus, kenapa otaknya jadi berharap yang tidak-tidak."Kamu nggak senang?" tanya Alvin yang melihat rasa ketidakpuasan di wajah Kim."Senenglah. Banget malahan," jawab Kim dengan senyum penuh paksa. Padahal hatinya nyesek abis. Ngapain pake booking satu cafe kalau cuma mau bilang namanya sudah didaftarin buat ikutan camping. Di rumah juga bisa kali."Baguslah," balas Alvin sambil menikmati makanannya, begitupun dengan Kim.Hening, tak ada percaka
Baca selengkapnya
BAB : 22
Pagi ini berbeda dari biasanya, karena semua siswa kelas 12 dan beberapa guru akan pergi kemah ke daerah Bogor alias si kota hujan.Aneh banget kan tu Kepala Sekolah, netapin tempat kemah. Kalau pas kemah tiba-tiba hujan, gimana? Merusak moment banget."Kim! Apalagi, sih, yang ketinggalan, dari tadi bolak balik terus," omel Alvin yang sudah berdiri di depan mobil dengan kedua tangannya berada di saku."Ih, Kak, baru satu kali balik, udah Kakak bilang bolak balik," bantah Kim.Dari tadi pagi Alvin terus-terusan mengomel. Katanya gini, "Saya nggak mau sampai telat gara-gara nungguin kamu. Saya ini guru, panutan semua siswa." Benar-benar guru teladan, dan terlalu teladan.Setelah mengunci pintu, merekapun segera masuk mobil."Kak," ujar Kim tepat pada saat Alvin hendak menyalakan mesin mobilnya."Jangan bilang kalau ada barang kamu yang ketinggalan lagi. Kamu benar-benar akan saya tinggal Kimmy," ancamnya dengan tatapan seolah-olah ingin
Baca selengkapnya
BAB : 23
Ternyata Kim malah bertabrakan dengan Alvin. Ia tepat berada di atas tubuh suaminya sendiri.Hening..Jarak antara Kim dengan Alvin saat itu sangat-sangat dekat. Hanya beberapa centi. Saking dekatnya, nyamuk saja tak bisa lewat di antara wajah keduanya."Woyy ...., kalau mau mesra-mesraan, inget tempat dong." Suara teriakan mengagetkan Alvin dan Kim, hingga mereka langsung tersadar dengan ekspresi  canggung.Kim segera beranjak dari tubuh Alvin, dan merapikan rambutnya. Begitupun dengan Alvin yang kembali berdiri."Pangeran kita parah, di Sekolah mau main juga," tambah yang lain ikut-ikutan.Ternyata yang datang adalah teman-teman Alvin. Mereka semua  berjumlah lima orang. Coba saja  kalau yang mergokin barusan adalah guru atau siswa lain, pasti masalah besar."Kalau gitu, aku balik dulu," pamit Kim malu-malu. Saking malunya, ingin ia kantongi mukanya dengan kantong kresek."Ntar dilanjutin ya, Kim," ledek mereka
Baca selengkapnya
BAB : 24
    Teriakan Hani paling kuat di antara mereka, menggelegar seantero penjuru hutan."Jangan teriak. Kalian pikir kita setan!" serunya menghentikan teriakan mereka bertiga."Bukan setan, Kim?" tanya Hani sambil berbisik masih dengan takut-takut karena suasana yang memang sangat gelap."Katanya, sih, bukan," jawab Kim juga berbisik."Kalian bertiga ngapain berkeliaran di hutan?" tanya seseorang, dan Kim bisa memastikan kalau dia buka setan. Karna ia hafal betul dengan suara itu. Ya siapa lagi kalau bukan, Alvin.Tak ada satupun di antara mereka yang menjawab."Saya sedang bertanya!""Itu, nganterin Hani ke toilet. Nggak mungkinkan kalau minta anterin sama pembimbing. Kan cowok," jelas Kim."Kecuali kalau Kim yang kebelet, baru lo bisa anterin, Vin," sambung Ryan yang berada di antara mereka."Lain kali ijin dulu sama pembimbing, kalau kalian nyasar atau gimana kan kita semua bingung mau cari kemana," jelas A
Baca selengkapnya
BAB : 25
"Ayo naik," pinta Alvin yang sedang berjongkok dihadapan Kim."Bapak ngapain?" tanya Kim bingung."Jangan melihat saya sebagai guru kamu. Jadi, ayo naik," perintah Alvin lagi.Kim bingung, dan tak habis pikir dengan Alvin. Apa dia akan membongkar tentang hubungan mereka di hadapan Dylan."Pak, bukan gimana-gimana, ya, tapi kok saya ngelihat hubungan Bapak sama Kim kayak ada--""Ada baiknya kita lanjut jalan, oke." Andi langsung menimpali perkataan Dylan."Ayo, naik," perintah Alvin untuk kedua kalinyaDengan sangat sangat terpaksa, Kim menerima ajakan Alvin untuk naik ke punggungnya.Sebenernya ia tak tega, saat Alvin harus jalan di hutan sambil menggendongnya kayak gini. Ya tapi gimana lagi, ia benar-benar sudah tak sanggup lagi untuk berjalan.Akhirnya, Kim meralat ucapannya yang merutuki Alvin, dan ia akui kalau suaminya ini adalah paket sempurna."Maaf, aku ngerepotin Kakak terus," bisik Kim di telinga Alvin.
Baca selengkapnya
BAB : 26
   Kim berjalan menuju mobil dibantu oleh Jeje, dan Hani. Pada saat sampai di mobil, ternyata Alvin sudah berada di sana."Masih sakitkah?" tanya Alvin pada Kim saat membantunya naik ke mobil."Enggak, sih. Paling nungguin lukanya kering," jawabnya."Dasar. Lo modus doang kan, biar bisa deket-deket sama Pak Alvin!"Tiba-tiba si bianglala, eh, maksudnya si Karin langsung datang dan melabrak Kim dengan hebohnya. Kim tak membalas, karena berurusan dengan orang mbok, kita juga bakalan ikutan jadi mabok."Apaan sih lo, datang-datang langsung heboh. Lo kira Kim itu elo, yang suka modus cuman buat dapetin cowok."Jeje langsung membalas ucapan Karin."Sahabat lo itu gatal tau nggak. Bisa-bisanya dia nyari alesan dengan luka di kakinya biar bisa dekat dengan Pak Alvin," tambahnya pada Jeje."Gue lupa lagi bawa racun tikus. Kalau enggak, udah gue racunin lo, Rin," kesal Jeje.Alvin tak menggubris ucapan Karin. Ia se
Baca selengkapnya
BAB : 27
Tiba-tiba Alvin langsung bangun, dan dalam hitungan detik kini ia sudah berada di atas tubuh Kim.Selamat buat Kim yang sudah membangunkan macan yang sedang tidur."Udah bangun sejak kapan?" tanya Kim kaget."Sejak kamu muji-muji saya, dan habis itu kamu bilang saya nyebelin. Apa itu Kimmy? Kamu ngasih saya angin syurga, habis itu kamu lempar ke neraka, gitu?"Denger, kan? Dengar, kan? Sebenarnya Alvin itu cerewet banget, tampangnya aja yang diam-diam bae. Sok polos."Saya mah bicara yang kenyataan, bohong kan, dosa," ujar Kim sambil tertawa yang sangat-sangat terpaksa. Tapi sebenarnya, jantungnya sudah berasa mau copot. Soalnya Alvin masih dalam posisi menindihnya. Posisi yang membuatnya merasa panas dingin."Jadi?""Jadi, bisa nggak Kakak minggir dulu, berat, aku jadi nggak bisa nafas," ujar Kim sambil mendorong badannya Alvin, bukannya terlepas, tapi ia malah semakin mengunci Kim di bawah tubuhnya."Nggak bisa nafas? Memangn
Baca selengkapnya
BAB : 28
    "Kim," sapa seseorang menghampiri, tapi lebih tepatnya, dua orang."Loh, kalian berdua kok ada di sini? Bukannya masih kemah," tanya Kim pada dua orang gadis yang menghampirinya. Siapa lagi kalau bukan Jeje sama Hani."Iya, ini kita. Nggak lupa, kan?" tanya Hani dengan tampang oon nya."Belanja?""Bukan, tapi habis nyari buku. Padahal kita baru aja nyampe, badan masih pegel-pegel, eh, tiba-tiba si Hani malah ngingetin tugas dari Pak Alvin," dengus Jeje menjelaskan."Tugas?""Lo lupa, Pak Alvin kan minta kita buat bawa buku berbahasa inggris yang berhubungan dengan alam," jelas Hani langsung duduk di kursi yang ada di samping Kim tanpa permisi."Aduh, gue lupa," ujar Kim sambil menepuk jidatnya sendiri."Trus, Tante ini siapa?" tanya Jeje sambil melirik ke arah Mila yang ada duduk di sebelah Kim."Oh, kenalin, ini Mamanya Pak Alvin," jawab Kim memperkenalkan mertuanya."Oo .., Mama mertua," ujar
Baca selengkapnya
BAB : 29
    "Akan apa?" tantang Kim."Kim, kita itu cuma berdua di sini. Bisa saja terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Kamu nggak takut?" tanya Alvin sambil duduk di kursi dengan santai.Hal-hal yang tidak diinginkan? Ooh, pikirannya benar-benar mesum."Ya, aku bakalan--""Teriak maksud kamu," sambung Alvin. "Teriak sampe suara kamu ilang pun, nggak akan kedengeran keluar, Kim," ingatkan Alvin.Jujur, pemikiran Kim sudah ngacir kemana-mana."Hehehe, maaf deh, Kak, tadi kan cuma becanda. Nggak lagi-lagi," ujar Kim duduk disamping Alvin dengan tampang sok memelas.Alvin merangkul pundak Kim."Memangnya apa yang kamu pikirkan waktu aku bilang mau apa-apain kamu, hah?" Tanya Alvin menatap Kim.Ning..nong..ning..Kim langsung bengong. Tapi, nggak mungkin juga ia bilang kalau sebenarnya dirinya berpikiran kalau Alvin akan, mm, bakalan itu."Memikirkan hal jorok ya?" tuduh Alvin, dan tepatnya l
Baca selengkapnya
BAB : 30
Kim merasa nafasnya akan berhenti saat itu juga. Ia sedang tercyduck untuk kedua kalinya.Saat mengarahkan pandangan ke asal sumber suara, mereka berdua kaget, dan langsung menjaga jarak satu sama lain."Kalian sedang apa?" tanya Alvin.Ternyata, mereka berdua dipergoki oleh Dylan, Hani, dan Jeje."Anu, maaf, Pak. Kita cuma--""Cuma apa? Kalian kurang kerjaan, sampai harus menguping di depan pintu." Alvin langsung mengomeli mereka bertiga."Kita nggak nguping kok, Pak. Kita cuma ngikutin Kim, takut terjadi sesuatu," terang Dylan. "Dan ternyata emang terjadi sesuatu, kan," jelas Dylan melambatkan suaranya, tapi masih bisa didengar.Sebenarnya Kim merasa sangat malu karna ketahuan ciuman. Eh ralat, bukan ciuman, maksudnya, nggak sengaja ciuman. Tapi ngeliat tampang pucatnya ni orang bertiga, malah jadi lucu, bikin ngakak. Udah habis berapa kantong tu darah mereka dihisap sama Alvin, sampai pucat begitu. Eits, tapi Alvin bukan vampir loh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status