Kim merasa nafasnya akan berhenti saat itu juga. Ia sedang tercyduck untuk kedua kalinya.
Saat mengarahkan pandangan ke asal sumber suara, mereka berdua kaget, dan langsung menjaga jarak satu sama lain.
"Kalian sedang apa?" tanya Alvin.
Ternyata, mereka berdua dipergoki oleh Dylan, Hani, dan Jeje.
"Anu, maaf, Pak. Kita cuma--"
"Cuma apa? Kalian kurang kerjaan, sampai harus menguping di depan pintu." Alvin langsung mengomeli mereka bertiga.
"Kita nggak nguping kok, Pak. Kita cuma ngikutin Kim, takut terjadi sesuatu," terang Dylan. "Dan ternyata emang terjadi sesuatu, kan," jelas Dylan melambatkan suaranya, tapi masih bisa didengar.
Sebenarnya Kim merasa sangat malu karna ketahuan ciuman. Eh ralat, bukan ciuman, maksudnya, nggak sengaja ciuman. Tapi ngeliat tampang pucatnya ni orang bertiga, malah jadi lucu, bikin ngakak. Udah habis berapa kantong tu darah mereka dihisap sama Alvin, sampai pucat begitu. Eits, tapi Alvin bukan vampir loh
"Kyaaaa!!!"Kim berteriak histeris kaget saat penampakan itu menyilaukan matanya. Pun dengan Alvin yang segera melilitkan handuk ke pinggangnya."Omaigat! Mata gue udah nggak suci lagi," umpat Kim langsung kabur dari hadapan Alvin, keluar dari kamar menuju lantai bawah.Ia segera mengambil air mineral di lemari es, dan duduk diam di sofa dengan tatapan aneh."Oke, Kimmy, tenang, lo nggak ngeliat apa-apa," gumam Kim menenangkan hatinya. "Tenang, rileks, dan, huaaa.., gue ngeliat semuanya," jeritnya lagi merutuki."Kamu kenapa?" tanya Alvin yang tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapan Kim dengan stelan kantor.Melihat wajah Alvin, membuatnya teringat kejadian barusan. Penampakan itu belum hilang dari memory otaknya."Masih nanya kenapa. Mata aku udah nggak suci lagi, nih," kesal Kim tak terima."Ck, harus dibiasakan," jawabnya simple and perfect.Harus dibiasakan? Oh, ayolah, apa yang dia
Mendengar teriakan itu, Dita dan kedua temannya langsung menghentikan aksinya."Andi," gumam Dita saat aksinya di pergoki oleh Andi. "Gue cuman--""Diam!" Bentak Andi pada Dita. "Kalian bertiga udah keterlaluan. Gue bakalan ngasih tau Alvin masalah ini," ancamnya."Gue mohon jangan, Ndi. Gue cuman main-main doang, kok," elaknya tak tau diri.'Enak banget tu mulut, udah nyiksa gue kayak gini, dengan entengnya dia bilang cuman main-main,' batin Kim mengumpat."Gue nggak mau denger apapun penjelasan lo, dan silahkan pergi!" Usir Andi."Tapi, Ndi--""Pergi, atau gue panggil Alvin sekarang juga," ancam Alvin karena Dita dan kedua temannya masih tak beranjak.Akhirnya Dita dan kedua temannya itu segera berlalu pergi."Kim, kamu nggak kenapa-kenapa, kan? Aku panggil Alvin bentar, ya," ujar Andi hendak menemui Alvin."Kak, jangan," pinta Kim."Kenapa?""Aku nggak mau masalah ini tamb
Setelah mendengar semua penjelasan Andi, Kim segera pulang ke rumah. Kelamaan di luar, nanti Alvin malah curiga."Rasanya pikiran gue udah plong, enggak ada beban," gumamnya sambil rebahan di atas kasur setelah mandi.Baru aja ia memejamkan mata, tiba-tiba terdengar suara deru mobil."Ck, baru aja gue mau bobok cantik, ada aja yang gangguin," dengusnya langsung bangun dan berjalan keluar dari kamar menuju lantai bawah."Loh, Kakak. Kok pulang cepet?" tanya Kim pada Alvin yang baru dateng dengan wajah capeknya itu. Orang ganteng mah, di saat capek pun tetep ganteng."Nggak seneng aku pulang cepet?" tanyanya langsung duduk di sofa sambil senderan."Bukannya enggak seneng, cuma heran aja.""Nggak ada kerjaan yang penting di kantor, jadi pulang cepet. Rasanya badanku capek banget, pingin istirahat," jelasnya dengan kedua matanya yang terpejam."Kakak sakit?" tanya Kim, tapi tak ada jawaban darinya.
Setelah mendengar semua penjelasan Andi, Kim segera pulang ke rumah. Kelamaan di luar, nanti Alvin malah curiga."Rasanya pikiran gue udah plong, enggak ada beban," gumamnya sambil rebahan di atas kasur setelah mandi.Baru aja ia memejamkan mata, tiba-tiba terdengar suara deru mobil."Ck, baru aja gue mau bobok cantik, ada aja yang gangguin," dengusnya langsung bangun dan berjalan keluar dari kamar menuju lantai bawah."Loh, Kakak. Kok pulang cepet?" tanya Kim pada Alvin yang baru dateng dengan wajah capeknya itu. Orang ganteng mah, di saat capek pun tetep ganteng."Nggak seneng aku pulang cepet?" tanyanya langsung duduk di sofa sambil senderan."Bukannya enggak seneng, cuma heran aja.""Nggak ada kerjaan yang penting di kantor, jadi pulang cepet. Rasanya badanku capek banget, pingin istirahat," jelasnya dengan kedua matanya yang terpejam."Kakak sakit?" tanya Kim, tapi tak ada jawaban darinya.
Alvin sampai di kantor dan segera memasuki ruangannya dengan Restu yang sudah ada di sana."Akhirnya lo datang juga. Gimana?" tanya Restu."Gimana apanya?" Alvin malah nanya balik."Udah bikin ponakan buat gue, belum?""Eh, gue balik ke sini cuma buat tanda tangan, bukan mau ngebahas pembuatan anak. Paham!" jelas Alvin kesal."Ya gue pikir tadi lo lagi sibuk itu---bikin anak.""Dasar otak mesum," dengus Alvin."Nih, lo tanda tanganin," pinta Restu sambil menyodorkan sebuah map biru, yang langsung di tanda tangani Alvin. "Terus, berkas yang mau gue pelajarin itu mana? Besok gue malah begong pas meeting kalau nggak paham.""Omaigat, ketinggalan di rumah!""Ya elah, lo gimana, sih. Makanya jangan cuma sibuk bikin an--"Belum sempat Restu menyudahi perkataannya, sebuah buku sudah terlebih dahulu mendarat di kepalanya."Ngomong lagi, gu bunuh lo!" Ancam Alvin."Sadis!"Alvin segera me
Alvin yang kagetpun langsung mendorong Dita dari hadapannya.Ia kaget karna kelakuan Dita terhadapnya barusan dan kaget karna yang melihat kejadian itu adalah Kim."Kakak, jahat," Isak Kim sambil menahan tangisnya."Kim, ini nggak seperti yang kamu bayangkan," terang Alvin menjelaskan.Tanpa komentar apa-apa lagi, Kim langsung berlalu pergi dari sana."Kim!!!" teriak Alvin hendak mengejar."Alvin, kamu mau kemana? Biarkan dia pergi, ada aku disini," ujar Dita mencoba menahan Alvin.'Plakkk.'Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Dita, yang langsung meninggalkan bekas memerah. Ini adalah kali pertama Alvin menampar seorang wanita dalam hidupnya karena tak bisa lagi menahan emosinya."Diem dan tutup mulut lo! Inget, kalo terjadi apa-apa sama hubungan gue dan Kim, gue nggak akan pernah biarin hidup lo tenang.Sampai ke ujung dunia pun, lo akan gue kejar. Ngerti!" jelas Alvin dengan wajah yang sudah memerah m
Alvin yang kagetpun langsung mendorong Dita dari hadapannya.Ia kaget karna kelakuan Dita terhadapnya barusan dan kaget karna yang melihat kejadian itu adalah Kim."Kakak, jahat," Isak Kim sambil menahan tangisnya."Kim, ini nggak seperti yang kamu bayangkan," terang Alvin menjelaskan.Tanpa komentar apa-apa lagi, Kim langsung berlalu pergi dari sana."Kim!!!" teriak Alvin hendak mengejar."Alvin, kamu mau kemana? Biarkan dia pergi, ada aku disini," ujar Dita mencoba menahan Alvin.'Plakkk.'Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Dita, yang langsung meninggalkan bekas memerah. Ini adalah kali pertama Alvin menampar seorang wanita dalam hidupnya karena tak bisa lagi menahan emosinya."Diem dan tutup mulut lo! Inget, kalo terjadi apa-apa sama hubungan gue dan Kim, gue nggak akan pernah biarin hidup lo tenang.Sampai ke ujung dunia pun, lo akan gue kejar. Ngerti!" jelas Alvin dengan wajah yan
“Tante,” ujar Andi dan Restu kaget berbarengan.Gimana mereka nggak kaget, coba, yang datang itu adalah mamanya Alvin.“Alvin, kamu kenapa, Nak?” tanya Mila menghampiri Putranyayang setngah sadar, tapi sepertinya, saat ini dia sudah nggak sadar total. "Vin, lo mau kemana?" tanya Andi pada Alvin yang langsung menyambar konci mobil yang ada di tangannya."Gue pinjem mobil lo bentar," balas Alvin langsung berlalu pergi."Lo mau kemana?" tanya Andi sedikit berteriak, tapi pertanyaannya tak mendapatkan jawaban."Astaga! Tu anak mau kemana lagi," ujar Andi sambil menghubungi seseorang di ponselnya.---000---Malam ini Kim sedang dalam perjalanan menuju cafe tempat janjiannya bersama Hani, Jeje, dan Dylan. Ia mau menceritakan semua masalahnya sama mereka. Siapa tau ketiga temannya itu punya solusi yang tepat."Sorry guys, gue t