All Chapters of My Girl [Elsha - Aris]: Chapter 11 - Chapter 20
41 Chapters
11. Keras Kepala
Aris menatap khawatir pada Elsha yang masih mengeluh pusing. Meski wanita itu sudah ia baringkan di atas kasur, tapi Aris tahu kalau Elsha tetap saja tidak merasa lebih baik."Sebentar, aku telpon dokter aja," Aris hendak beranjak dari duduknya di tepi kasur Elsha, tapi lengannya lebih dulu ditahan oleh wanita itu."Gak usah. Kamu pulang aja. Aku mau istirahat. Paling nanti juga enakan," Elsha tidak mau merepotkan siapa pun malam ini."El, kamu gak bisa abai gini sama keadaan kamu. Dari kapan kamu ngerasa pusing begini?"Elsha menghela napas panjang. Dia lupa kalau pria yang sedang bersamanya ini adalah pria yang keras kepala menyangkut keadaan orang yang disayanginya."Mas, aku cuma pusing biasa. Bukannya kena penyakit mematikan. Plis, jangan lebay. Ini tuh gara-gara kamu juga yang sering bikin aku kurang waktu istirahat!"Aris mencebikkan bibir mendengar penuturan terlalu jujur dari bibir Elsha. Aris jadi merasa bersalah. "Apa kamu hamil,
Read more
12. Santet?
Usai berbelanja kebutuhan rumah, Elsha dan Sashi memutuskan untuk membeli sarapan sebelum kembali pulang. Tadi mereka memang tidak memasak apa pun karena stok bahan makanan juga sudah habis. Tidak biasanya mereka seperti ini. Sebelumnya Elsha yang selalu rutin mengecek kebutuhan dapur dan kebutuhan lainnya. Tapi entah kenapa, beberapa hari belakang ini wanita itu jadi malas dan seakan lupa."Sebentar," Elsha berlalu dari hadapan Sashi untuk menjawab panggilan yang masuk ke ponselnya."Kenapa?""Kamu ke mana? Aku keliling nyariin gak ada, mobil aku juga gak ada. Kabur?"Elsha memutar bola mata jengah. Ya, kali kabur pakai mobil si duda itu. Yang ada Elsha lebih dulu ditemukan sebelum mencapai tempat tujuan."Lagi belanja sama Sashi. Ini lagi beli sarapan bentar.""Oh, oke. Aku porsi double ya, laper banget dari semalam belum makan."Elsha menghela napas pelan. Jadi pria itu belum makan sejak semalam
Read more
13. Si Goblok!
Aris memasuki apartemen dengan helaan napas Panjang. Pria itu melempar ponsel yang dia genggam ke atas sofa. Pikiran Aris sedang tidak baik-baik saja. Hatinya pun juga sama. Tapi Aris bisa apa untuk meluluhkan Elsha selain dengan bersabar, lalu menunjukkan semua perjuangannya. Kalau nanti Elsha masih saja menolaknya, Aris benar-benar akan mengirimkan santet pada wanita itu.Aris memilih duduk terkapar seperti orang yang mau mati enggan hidup pun segan. Yang dilakukannya hanya menghela napas berkali-kali seperti manusia yang memikul beban terberat di dunia. Ponselnya berdering, Aris meraih benda pipih itu dengan malas. Tanpa melihat nama si pemanggil, Aris segera menjawab panggilan tersebut."Hm?""Di mana lo?""Hm?""Di mana lo?""Hm?""Bangsat!"Tawa Aris berderai. Ternyata membuat orang kesal itu menyenangkan. Pantas saja Elsha hobi melakukannya dan Aris selalu menjadi korban. "Apaan? Kalau enggak p
Read more
14. Speechless
Seperti biasa, Aris akan melampiaskan semua kekesalan dan kegundahan hatinya ke kerjaan. Bahkan pria itu meminta sekretarisnya untuk memberinya pekerjaan yang sangat sulit agar dia bisa berpikir keras dan melupakan sejenak penolakan Elsha."Bangke! Gue minta kerjaan paling susah, ini sejam doang udah kelar."Lagi, Aris mengeluh kesal karena apa yang dia kerjakan sudah selesai. Aris mencebikkan bibir, lalu duduk menyandar di kursi kebesarannya. Mata Aris mengerjap karena baru sadar kalau meja kerjanya sudah tidak ada celah lagi untuk menaruh barang. Benar-benar penuh oleh tumpukan map-map dan beberapa bungkus makanan.Ketukan di pintu ruangannya membuat Aris sedikit mendongak untuk melihat siapa yang kini berjalan masuk. Sekretarisnya tidak mungkin masuk sebelum Aris mengatakan 'ya'. Itu pasti antara Arjun atau Andreas.Benar."Allahuakbar! Lo habis ngapain, Mas?! Gulung tikar? Perusahaan mau bangkrut? Lo pasti stres berat nih. Gue harus lapor Mas A
Read more
15. Ruangan Aris
Aris duduk di samping Elsha. Hanya itu ruang yang tersisa. Sementara sofa di depannya sudah dipenuhi oleh dua jingan yang sepertinya memang sengaja tidak memberi Aris ruang sedikitpun."Kamu dari mana?" tanya Aris pada Elsha."Habis nemenin Sashi beli sesuatu," Elsha menjawab sambil melirik Aris yang tengah menatapnya."Ayo makan, keburu dingin ini makanan," ajak Andreas sok bossy. Adik Arjun dan Aris itu sejak tadi mencuri pandang pada perempuan cantik yang duduk di sebelah Elsha."Namanya siapa, Mas?" Andreas berbisik pelan pada Arjun. Matanya tak lepas memperhatikan Sashi yang sepertinya tidak peduli sama sekali dengan keadaan sekitar mereka saat ini."El, Andreas mau kenalan sama adik kamu," Arjun berujar santai, sementara Andreas sudah menahan napas dan mengumpati Arjun berulang kali di dalam hati.'Tua sialan!'"Oh, ini, namanya Sashi. Kenalan langsung aja, Dre," ujar Elsha tersenyum geli.Sashi mendongak me
Read more
16. Donita
Tidak puas hanya memberi semprotan sekali ke rahim Elsha, Aris sampai mengulang berkali-kali sehingga Elsha kini terkapar pasrah."Duda sialan," lirih Elsha pelan sebelum memejamkan mata karena kantuk yang menyerangnya.Aris tersenyum sangat puas. Dari sekian banyaknya semprotan yang dia berikan pada Elsha hari ini, pasti akan ada kabar baik ke depannya. Aris yakin. Kalau Elsha tidak juga hamil, fix, Aris harus mengecek ulang isi burungnya. Berarti ada yang salah dengan sang otong sehingga produksinya selalu gagal."El," Aris menatap Elsha yang entah kenapa terlihat lebih cantik dan semakin menggoda dengan mata lelapnya."Capek banget?" Aris masih mencoba mengajak Elsha berbicara."Beneran tepar kayaknya," Pria itu mendekati Elsha lalu memberikan kecupan berulang kali pada bibirnya.Aris senang sekali hari ini. Sial. Elsha begitu kuat dalam melayaninya. Dari sofa, pindah ke kursi kebesaran Aris, lalu ingin ke atas meja kerja, s
Read more
17. Menahan Tangis
Elsha keluar dari mobil sambil membawa tas kecil miliknya, lalu ia masuk ke dalam rumah. Sementara Aris keluar dari mobil beralih ke kursi penumpang di belakang untuk mengambil makanan dan beberapa belanjaan Elsha. Kedua tangan pria itu menenteng beberapa paper bag sambil masuk ke dalam rumah mengikuti jejak wanita tersebut.Dari tempat yang tidak terlalu jauh, sepasang mata tua dengan tatapan tajam menatap kepergian dua manusia itu. Bibirnya berdecih sinis karena putranya diperlakukan seperti budak oleh wanita tidak tahu diri tersebut."Jalang," desisnya. "Jalan, Pak, langsung pulang."Donita tidak akan pernah membiarkan putranya jatuh ke tangan wanita seperti Elsha. Donita sudah mencari tahu semua tentang Elsha sejak pertama kalinya Donita memergoki Aris membawa wanita ke apartemennya. Donita memang tidak langsung menemui mereka saat itu. Donita bahkan membiarkannya saja dan mengurungkan niatnya untuk menghampiri unit putranya."Tungg
Read more
18. Aku Cinta
Silau mentari pagi membuat seorang pria mengerang pelan. Matanya perlahan terbuka, lalu senyumnya terukir manis. Satu tangannya meraba tempat di sebelahnya. Kosong."El?"Aris langsung terduduk dan melihat ke arah kasur di sebelahnya. Ke mana  Elsha? Apa wanita itu di luar? Aris beranjak dan mengusap wajahnya, lalu mengerjap saat menatap sosok lain yang bergelung di dalam selimut di atas sofa."Sial!"Aris segera berjalan mendekati sofa dan mengangkat tubuh Elsha untuk pindah ke atas kasur. Apa Elsha sejak semalam tidur di sofa? Tapi kenapa?Setelah menyelimuti Elsha dan mengecup kening wanita-nya, Aris berjalan ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Kebetulan pakaiannya ada yang tertinggal di sini dan dia akan mengenakan itu saja karena Elsha sudah mencuci serta menyetrikanya.Sambil bersenandung kecil, Aris mengguyur kepala hingga tubuhnya dengan air dingin. Pria itu masih bertekad akan secepatnya menjadikan Elsha istrinya. Apa
Read more
19. Kesabaran Elsha
Aris mengerjap saat ponsel di tangannya bergetar. Pria itu melihat nama sekretarisnya di layar ponsel. Dengan langkah tegap, Aris meninggalkan kamar Elsha untuk menjawab panggilan masuk tersebut. Aris yakin pasti ada hal penting yang harus sekretarisnya sampaikan sehingga menghubunginya pagi begini. Biasanya, bawahan Aris itu akan sabar menunggu di kantor sampai Aris tiba."Kenapa?" Aris berjalan ke sofa ruang tamu di rumah Elsha lalu duduk di sana.
Read more
20. Amarah Elsha
Elsha berkutat di dapur membuat bubur untuk adiknya. Sejak pagi hingga siang adiknya itu tidak keluar kamar. Bahkan Elsha tidak tahu kapan Sashi pulang karena tadi malam, wanita itu kembali dijajah oleh si mesum Aris hingga dia terlelap.Suasana hati Elsha juga sedang bahagia karena Aris kembali melamarnya. Meski terkesan tidak romantis sama sekali, tapi Elsha tidak mau lagi menunda dan menolak si duda itu. Lama-lama dia kasihan juga.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status