Semua Bab You Belong To Me Mr CEO: Bab 11 - Bab 20
25 Bab
Kembalinya Kiara
Kiara telah berada di dalam salah satu mobil mewah milik Ken. Tampilan Kiara sudah sangat berubah.  Meskipun pakaian mewah tak berseri itu melekat pada tubuh Kiara, tapi ia memang sengaja memilih tak memperlihatkan asetnya. Namun Kiara tetap terlihat sangat cantik.   Ken memang sengaja tidak ikut. Ia akan memantau Kiara dari kejauhan.  Tapi, Ken sudah mengerahkan beberapa body guard-nya di keliling Kiara maupun tanpa sepengetahuan Kiara. Hanya untuk menjaga wanitanya tetap dalam kondisi baik-baik saja.   "David, apa Kiara bisa menghadapi mereka sendirian?" tanya Ken cemas. Ia selalu menanyakan hal ini kepada David setiap menit. Hingga bibir David lelah menjawab.   "Percaya saja pada nyonya, Boss." David masih setia mengawasi pergerakkan Kiara sesuai perintah Ken, dengan cara me
Baca selengkapnya
Sisi Lain Kiara
"Hei, aku bicara padamu! Kau siapa!"   Tapi, dengan cepat langkah pasti Vino dihentikan dengan suara barinton.  "Berhenti. Jangan berani melangkah lagi! Tuan kami memerintahkan kami, agar Nyonya tidak tersentuh oleh pria lain. Termasuk anda."   "Cuih... persetan dengan tuanmu itu! Ini rumahku. Aku bebas melakukan apapun ... termasuk memberi pelajaran kepada Nyonya kalian ini," kata Vino dengan nada acuh. Bahkan salah satu jemarinya dengan berani menunjuk ke arah wajah Kiara.   Vino mulai melangkah kakinya kembali ke arah Kiara. Namun dengan santainya, Kiara masih menyilangkan kakinya seraya membuang tatapanya jengah.   "Sudah saya bilang, tidak ada yang boleh menyentuh Nyonya, walau hanya seujung rambut!" tandas salah satu body guard Kiara yang langsung memberi bog
Baca selengkapnya
Kecemasan Ken
Setelah berhasil membuat paman Vino bungkam seribu bahasa. Kali ini Kiara akan merayakannya. Merayakan dengan makan-makan tentunya.   Bibir Kiara tidak henti-hentinya mengulas senyum kemenangannya kali ini. Tapi, ini bukanlah kemenangan akhirnya. Melainkan kemenangan awal dan akan diikuti kemenangan-kemenangan selanjutnya.   Kemenangan Kiara juga tidak lepas dari campur tangan Ken. Kiara akan membalas budi pada tuannya itu.   "Dari sini belok kanan," perintah Kiara.   "Baik, Nyonya," sahut sopir Kiara.  15 menit perjalanan mereka. Akhirnya mobil mewah Kiara sampai pada restoran kecil.  Mata para body guard Kiara membulat sempurna saat mengetahui jalan yang tidak pernah mereka temui, ternyata di sana ada sebuah restoran kecil.
Baca selengkapnya
Persahabatan Kiara Dan Hilman
Kiara masih menikmati apa yang ia pesan tadi. Iga bakar pedas. Ini adalah makanan kesukaan Kiara semenjak ia SMA.  Pertemuannya dengan Bu Ina sungguh sangat miris.  Kiara yang waktu  itu sedang berjalan dengan gembira tanpa adanya embel-embel mobil mewah, karena ia sengaja membuat mobilnya itu memasuki bengkel. Senekat itu Kiara.  Supir pribadi Kiara sangat khawatir, saat majikannya itu memilih untuk memilih memakai kendaraan umum.  Tapi, dengan berbagai alasan dan pengertiannya. Kiara berhasil terbebas dari supirnya.  Meskipun tidak bisa terbebas dari para pengawal orang tuanya yang ditugaskan di belakang Kiara.   "Kiara tidak apa, Pak. Mama sudah tau kok, kalau Kiara mau jalan sendiri," ucap Kiara dengan senyum sumringahnya khas anak SMA. &nb
Baca selengkapnya
Menemukan Kiara
Suasana masih normal saat Hilman mencoba memarkirkan motornya, dibarengi dengan Kiara yang mencoba membuka helmnya.  "Aaaa! Jangan, Pak, aku mohon! Ampuun!" teriak seseorang dengan suara lemahnya.   Hilman yang sedari tadi mengulas senyum tampannya karena keberadaan Kiara. Kini wajah tampan itu telah berubah menjadi wajah dingin yang tak pernah Kiara tahu semenjak bersahabat dengan Hilman.   Kiara dengan cepat ikut berlari ke arah ibu Hilman yang sudah tersungkur di pinggir jalanan.  "Om, tolong hentikan! Om menyakiti Bu Ina!" pekik Kiara yang sudah memeluk tubuh tua yang tersungkur di pinggiran jalanan.   Meskipun Kiara baru datang ke rumah Hilman. Tapi, ia sudah sangat mengenal Bu Ina yang bekerja di kantin sekolah elitnya.   "Na
Baca selengkapnya
Kenyataan Pahit Hilman
Ken mulai memasuki restoran yang nampak asing di matanya. Bahkan bagi seorang Ken, restoran itu tak pantas baginya.  Tapi, saat mata biru elang Ken menemukan sosok wanitanya yang ia cemaskan sedari tadi, malah sedang saling menatap akrab dengan seorang pria.   Langkah Ken semakin cepat. Bahkan respon terkejut dari para pengawal Kiara tidak Ken pedulikan.  Ken sangat cemburu melihat wanitanya tersenyum lepas pada seorang pria. Dan pria itu bukanlah dirinya.   "Jangan seperti ini lagi. Aku hampir gila karenamu," ucap Ken bergetar, sesaat melonggarkan pelukannya, menatap lekat mata Kiara.  "Aa... aku ...," belum sempat Kiara menuntaskan kalimatnya. Ken sudah membuat tubuhnya menegang di tempat.   Dengan cepat Ken menderatkan bibirnya, lalu memberikan gigi
Baca selengkapnya
Aku Mencintaimu Kiara (Ken)
Ken dan Kiara telah berada di dalam mobil menju ke rumah besar milik mereka.  Tidak ada percakapan yang berarti. Hanya tadi, Ken berusaha membuka suasana hening di antara mereka. Tapi, lagi-lagi, pria itu gagal.  Pandangan mereka beralih pada dinding kaca mobil mewah Ken. Kiara sibuk memikirkan Ken. Sedangkan Ken juga tak bisa mengalihkan pikirannya dari wanita di sampingnya.  "Tuan ... eh, maksud-nya, Sayang, apa aku boleh membeli kue di sebrang sana?" Kiara tiba-tiba bersuara dan menunjuk toko kue kesukaannya dan sang mama.   Ken mengangguk. Lalu, menarik tangan Kiara hingga mengikis jarak di antara mereka.  "Apa upahku untuk mengijinkanmu?" tanya Ken yang sudah menatap lekat manik mata hitam Kiara.  Tangan Kiara reflek meremas kemeja Ken untuk mengaburkan jantungnya yang sep
Baca selengkapnya
Panggil Aku Mas
Kiara hampir tidak percaya dengan apa yang ia dengar tadi. Seorang Ken menyatakan perasaan padanya? Ini seakan seperti mimpi bagi Kiara.  Tapi, dari semua keterkejutan itu. Ada satu hal yang membuat Kiara tidak terlalu memusingkan mengenai pernyataan Ken padanya. Iya ini semua tentang Ken.  Saat Kiara mulai menerima bibir Ken yang perlahan menyesap bibir Kiara penuh cinta, pria berwajah sempurna itu merusak keadaan manis itu.  Perut Ken berbunyi di waktu yang tidak tepat.  Ken sedang lapar!  Betapa terkejutnya Kiara. Matanya memicing ke arah perut berotot Ken yang masih tertutup oleh kemeja. Tiba-tiba tawa Kiara pecah. Ia bahkan melupakan siapa Ken.   "Apa kau akan menertawaiku terus, Nyonya Ardinanata?" tanya Ken menekaankan kalimatnya seraya menatap lekat wajah Kiara.
Baca selengkapnya
Lukisan Cantik Misterius
Vino perlahan sudah membuka matanya. Tamparan bertubi-tubi yang ia terima dari Kiara sangat meremang di wajahnya.  Vino hampir tidak menyangka dengan kekuatan yang dimiliki Kiara, keponakannya itu.   Gadis lemah itu telah bermertamorfosis menjadi Kiara baru, yang dapat mengancam semua apa yang telah direbut Vino dari orang tua Kiara.   "Pah? Apa Papa bisa mendengarku?" tanya cemas Denia. Di sana juga sudah ada Jino yang masih berdiri menatap tubuh tua dengan luka di hampir  ada di setiap lekuk tubuh Vino.   "Hm." Vino masih susah menggerakkan bibirnya untuk mengatakan kehadiran Kiara tadi.  Denia mendirikan tubuhnya. Lalu, menatap penuh tanya pada dokter kepercayaannya mengenai kondisi Vino.   "Tuan tidak apa-apa, Nona. Hanya
Baca selengkapnya
Apa Kita Bisa Membatalkan Perjanjian Itu? (Kiara)
Kiara sedang mendekati sesuatu yang menarik perhatiannya. Lukisan cantik berbalut pakaian casual dengan wajah tanpa senyum, tapi aura kecantikannya sangat terasa di mata Kiara.   "Cantik sekali," ucap kagum Kiara. Kepalanya tak henti-hentinya mendongak seakan meniliti setiap sudut dari bentuk lukisan itu.   Kiara baru pertama kali menampakkan kakinya di dalam kamar Ken. Kamar itu begitu luas, rapi, dan berbau harum woody.  Kiara benar-benar terpanah dengan kamar Ken yang bak kamar putra mahkota kerajaan di masa lalu.  Tiba-tiba indera penciuman Kiara dikejutkan dengan semerbak bau sabun dari arah belakang. Begitupula pelukan erat telah mengunci tubuh ramping Kiara.  "Tapi, lebih cantik istriku." Suara itu sangat terdengar jelas di telinga Kiara.  "M... Mas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status