All Chapters of Suami Brengsek vs Istri Manja: Chapter 1 - Chapter 5
5 Chapters
Ch 1 - Cowok mesum
Sinta menarik nafas pelan. Sebuah senyum yang tadinya muncul saat ia mendapat sebuah undangan pernikahan dari sahabatnya perlahan sirna, setelah ia mengetahui siapa mempelai prianya. Perasaan haru dan bahagia, berubah menjadi iri dan dengki. Tangannya terkepal erat saat membayangkan Khansa duduk bahagia di pelaminan, hatinya perih bahkan sekedar untuk menelan ludahnya saja ia tidak mampu. Kenapa wanita itu menusuknya dari belakang? Ada apa ini, apa yang sudah terjadi selama ia tidak ada? Sinta meremas undangan yang ada di tangannya dan melempar ke lantai. Banyak pertanyaan berkecamuk di kepalanya. Tentang, siapa yang berkhianat disini? Apakah Khansa atau Azzam? Dia sendiri tidak yakin kalau pria sebaik itu bisa berkhianat, tapi jika di ingat-ingat hubungannya dengan Azzan tidak di ketahui siapapun, kecuali mereka berdua. Tok! Tok! Tok! Sinta menarik diri dari dalam pikirannya, saat pintu di ketuk dari luar. Tanpa ingin membuat sang tamu menunggu, Sinta segera membuka pintu. Bayan
Read more
Ch 2 - musuh bebuyutan
Rama menenggak bir yang ada di tangannya, menemui Sinta barusan adalah keputusan yang konyol, ini memang salahnya! kenapa juga dia nekat menemui lampir seperti Sinta. "Woy! minum gak ajak-ajak kau setan." Dio yang baru datang langsung mengambil alih bir yang ada di tangan Rama. "Buset! Kesurupan apa kau, sebotol di habisin sendiri," protes Dio saat tau botol itu sudah kosong. "Sialan si lampir itu!" gerutu Rama tanpa menghiraukan Dio. "Kenapa sih? berantem lagi sama Sinta?" tanya Dio kemudian duduk di samping Rama. "Lagi? emang kapan aku gak berantem sama dia!" jawab Rama kesal. "Heran aku sama kalian, nenek bilang kau sama dia itu sahabat dari kecil, tapi kenapa berantem mulu?"  Rama melirik Dio sekilas, pembahasan tentang Sinta adalah hal yang paling dia hindari. Kemudian memilih menyumat satu rokok dan di selipkan di antara bibirn
Read more
Ch 3 - merepotkan
Sore sudah mulai menyapa, suasana pasar juga mulai sepi. Ini artinya, sudah waktunya Sinta untuk menutup toko dan pulang. Sungguh di sayangkan, satu pegawainya yang bernama Siti mengambil cuti menjelang persalinan. Empat pegawai saja dia masih kualahan, lalu apa jadinya kalau cuma tiga, sedangkan mencari pegawai baru dalam waktu dekat itu tidak mudah. Selain pekerjaan yang semakin bertambah, resiko kehilangan pun sama, meskipun di tokonya sudah di lengkapi CCTV di setiap sudut, tapi itu tidak menyurutkan niat pelaku kejahatan. Sejenak, Sinta teringat sesuatu. Oh, iya, Rama 'kan kemarin sempat nanya lowongan, kali aja ada temannya yang butuh pekerjaan. Batin Sinta. "Rena!" Sinta memanggil salah satu pegawainya yang sedang memasukan emas kedalam brangkas. "Sini sebentar." Rena mengangguk kemudian meninggalkan pekerjaan dan menghampiri bosnya yaitu Sinta. "Kenapa, Mbak?"  "Kala
Read more
Ch 4 - posisi yang sulit
Sinta sedang duduk di depan meja rias, memoles wajahnya dengan make up tipis setelah melakukan sholat Magrib. Tadi umminya sempat memberikan gamis baru berwarna biru muda, entah untuk apa itu, tapi gamisnya sangat indah dan Sinta suka, makanya malam ini dia mengenakan itu. "Sinta!" panggil ummi sambil mengetuk pintu.  "Iya, Ummi. Masuk aja."  Pintu terbuka dan menampakkan sosok wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu sudah rapi dengan gamis berwarna hijau botol senada dengan jilbabnya. "Ayo cepetan, nenek udah datang tuh!" ajak ummi. "Wah Ummi serius?" Sinta langsung bangkit dari duduknya. "Kalau gitu Sinta keluar dulu deh." Kemudian keluar dari kamarnya. Begitulah Sinta, dia sangat antusias dengan apapun yang berhubungan dengan neneknya Rama, meskipun bukan neneknya tapi ikatan Sinta dan nenek lebih erat dari pada seorang cucu.&nbs
Read more
Ch 5 - Awal kebencian
Hari ini, Sinta benar-benar merasa kualahan di tokonya, pegawainya hanya tersisa tiga orang, sedangkan hari ini pembeli sangat membeludak tiga kali lipat dari biasanya, resiko barang hilang juga semakin besar kalau seperti ini.  Dan pada akhirnya, Sinta mengambil keputusan untuk menanyakan tentang pegawai yang sempat Rama tawarkan kemarin. "Rena, tolong kamu cari Mas Rama, bilangin, suruh kemari. Penting!" perintahnya kepada gadis remaja berjilbab hitam. Rena segera pergi, mencari keberadaan Rama, dan kembali ke toko, dengan seorang pria yang berjalan mengekor di belakangnya. Rama yang tadi sedang merokok, langsung membuang rokoknya, sebelum masuk ke dalam toko Sinta. "Sepenting apa urusanmu, sampek manggil aku?" tanya Rama, yang sekarang sudah menyandarkan tubuhnya di pinggiran meja. "Aku butuh satu pegawai, tawaran mu yang kemarin, masih berlaku nggak?
Read more
DMCA.com Protection Status