Teras belakang kini bukan lagi hanya menjadi tempat favorit Diandra, melainkan Helena juga. Semenjak dipecat menjadi penghangat ranjang oleh Felix, saat berada di rumah Helena sering menghabiskan waktunya di teras belakang untuk menyendiri. Seperti malam ini, ia sudah berada di teras belakang sedang membaca novel yang dipinjamnya dari Diandra sambil mendengarkan musik. Kegiatan yang hampir tidak pernah dilakukannya selama dipekerjakan secara pribadi oleh Felix di apartemen laki-laki tersebut.
Helena memekik saat hammock yang menampung tubuhnya tiba-tiba terayun cepat. Ia langsung melepaskan headphone dan menurunkan kedua kakinya, sebelum menoleh ke belakang untuk melihat pelaku yang telah mengayunkan hammock-nya dengan cepat sekaligus membuatnya terkejut. Ia pura-pura memasang raut kesal dan memberikan tatapan tajam kepada pelaku yang telah lancang menginterupsi kegiatannya.
Bukannya langsung meminta maaf karena telah membuatnya terkejut, Diandra yang merupakan pelaku ma
Diam-diam Bi Mira menatap Helena yang tengah lahap menikmati omelet makaroni buatan Diandra. Sudah lebih dari seminggu ini Helena selalu ikut sarapan dan makan malam di rumah. Bahkan, saat pulang kantor kemarin Helena tidak mengendarai mobil seperti biasanya. Bi Mira tidak bertanya, karena menduga jika Helena sengaja meminta izin kepada atasannya untuk berada di rumah selama beberapa hari. Walau kini benaknya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya khawatir, tapi Bi Mira akan menahannya hingga Helena pulang dari kantor nanti. Bi Mira tidak mau mengganggu konsentrasi Helena dalam bekerja, jika ia memutuskan untuk menyuarakan keingintahuannya saat ini.“Mobilnya di mana, Kak?” tanya Mayra setelah menghabiskan omelet makaroni buatan Diandra.Tanpa diduga apalagi disengaja, Mayra telah mewakili Bi Mira untuk menyuarakan keingintahuannya.“Di bengkel, May,” jawab Helena tenang setelah meneguk habis jus jeruknya.Helena terpaksa berbohong, karena belu
Seperti hari Minggu sebelumnya, Felix mengawalinya dengan mengitari jogging track yang berada tidak jauh dari gedung apartemennya. Ketika sedang asyik menikmati aktivitas paginya, ia dikejutkan oleh kehadiran Priska yang secara tiba-tiba. Awalnya Felix mengabaikan keberadaan wanita yang menduduki salah satu bangku panjang di pinggir jogging track tersebut. Bahkan, tatapan wanita tersebut selalu mengikuti ke mana pun kakinya melangkah. Lama-kelamaan diperhatikan seperti itu Felix pun merasa muak. Mau tidak mau akhirnya ia menghampiri bangku yang diduduki oleh wanita tersebut, untuk menanyakan maksud sekaligus tujuannya berada di sekitar area jogging track itu.“Wanita ini pasti mempunyai keinginan terselubung berada di sekitar sini,” batin Felix menduga tujuan Priska berada di dekatnya. “Setelah tidak berhasil melobi istriku untuk mendapatkan dukungannya, kini kamu malah mengikutiku dan diam-diam memperlihatkan diri di dekatku,” ucapnya tanpa basa-basi. Ia menatap muak Priska y
Sudah seminggu Helena menyandang status sebagai pengangguran. Dua minggu sebelum ia resmi resign, Felix telah menemukan orang yang akan dijadikan sekretaris untuk menggantikan posisinya sekaligus mengambil tanggung jawabnya. Dengan penuh kesungguhan Helena mengajari sang calon sekretaris dalam mengurus dan menyusun jadwal Felix sekaligus membantu pekerjaan laki-laki tersebut. Ia merasa beruntung karena calon penggantinya nanti cepat tanggap dan mudah diajari. Ia juga sangat yakin bahwa calon penggantinya tersebut bisa diandalkan dalam membantu pekerjaan Felix di kantor.“Len,” panggil Diandra dan menghampiri Helena yang tengah sibuk menggulir-gulirkan layar ponselnya.Saat ini Helena sedang mencari lowongan pekerjaan melalui jejaring sosial. Selain mencarinya lewat media cetak, ia juga mengunjungi situs-situs yang memuat tentang lowongan pekerjaan secara online.“Iya, Dee,” Helena menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel yang sedang ditatapnya.
Felix tidak menyangka jika Deanita benar-benar membatalkan pertunangannya secara sepihak dengan Hans sekaligus menyudahi jalinan asmara di antara mereka. Alasan utama Deanita membatalkan pertunangan dan mengakhiri hubungannya karena wanita tersebut merasa telah dikhianati oleh sang sahabat. Seperti yang pernah disampaikan oleh Hans sebelumnya.Menurut penuturan Damar beberapa hari lalu saat mereka melepas penat di sebuah kafe setelah ikut dibuat frustrasi oleh kekacauan Hans, Deanita sendiri yang mendatangi kediaman Narathama untuk memberitahukan alasan kuat di balik pembatalan pertunangan tersebut. Bahkan, Deanita juga tidak segan-segan memperlihatkan rekaman video erotis yang diterimanya tersebut kepada Allona dan Lavenia. Deanita hanya tidak ingin disalahkan karena telah membatalkan pertunangan tersebut secara sepihak. Deanita juga ingin agar Allona dan Lavenia mengetahui kelakuan Hans di belakang mereka.“Pengkhianatan memang menyakitkan dan sangat sulit untuk dimaaf
Felix masih belum mengatakan secara terus terang kepada Hans mengenai keterlibatan seseorang yang mereka kenal dalam perekaman video erotis tersebut. Ia sangat tidak menyangka jika wanita yang selama ini menjadi penghangat ranjangnya, diam-diam memiliki hasrat terpendam kepada sahabatnya sendiri. Dari rekaman video yang ditontonnya, dengan jelas ia melihat jika wanita tersebut sangat berhasrat sekaligus menikmati kegiatan erotisnya dalam memberikan kepuasan kepada sang sahabat. Untuk meredam amarahnya agar tidak meledak saat melihat Hans, Felix sengaja menghindari sahabatnya tersebut. Walau Felix tidak menyalahkan Hans, apalagi ia mengetahui jelas jika sahabatnya tersebut hanya menjadi korban. Namun tetap saja amarahnya akan langsung muncul ketika benaknya diingatkan bahwa Helena pernah melakukan aktivitas ranjang dengan laki-laki lain yang sangat dikenalnya. Selain amarah yang dominan menguasai pikirannya, rasa jijik terhadap Helena pun kini semakin Felix rasakan.Sejak membe
Kepala Felix terasa berat saat ia membuka matanya di pagi hari. Ia bingung dan mengedarkan tatapannya ke sekeliling ruangan saat menyadari bahwa dirinya sedang berada di dalam kamarnya sendiri. Setelah beberapa menit menggali memorinya, akhirnya ia menghela napas ketika mengingat bahwa Hans yang membawanya pulang dari kelab malam.Dengan malas Felix menuruni ranjang dan ingin ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuh, agar kepalanya yang terasa berat menjadi lebih ringan. Namun, sebelum itu ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Ia langsung mencari kontak sekretaris barunya dan memberitahukan bahwa dirinya akan ke kantor setelah jam makan siang usai, tepatnya sebelum rapat dimulai. Andai saja hari ini tidak ada rapat dengan klien barunya setelah jam makan siang, ia pasti lebih memilih untuk absen ke kantor.Hampir setengah jam mengguyur tubuhnya di bawah pancuran shower di dalam kamar mandi, Felix pun akhirnya keluar sambil mengeringkan rambutnya yang masih b
Rasa gelisah benar-benar membuat Helena tidak berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Beberapa kali ia dipergoki melamun oleh rekan kerja maupun pengunjung yang ingin membayar biaya perawatan. Bahkan, saat Maria datang sebelum jam istirahat siang seperti biasanya pun tidak disadari oleh Helena. Kini bukan hanya perasaan gelisah yang mendera Helena, melainkan detak jantungnya juga ikut menjadi tidak beraturan. Ia benar-benar tidak mengetahui dari mana sumber kegelisahan yang kini menderanya berasal. Agar dirinya tidak semakin kacau sehingga membuat pekerjaannya bertambah berantakan, berulang kali ia menanamkan dalam benaknya bahwa yang kini dirasakannya hanyalah suatu kegelisahaan biasa. Ia juga menekankan pada dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.“Kamu sakit, Len? Wajahmu sedikit pucat,” tegur Maria saat memerhatikan gelagat tak biasa Helena. Beberapa pegawainya juga mengatakan jika hari ini Helena kurang berkonsentrasi dan dipergoki lebih banyak melamun.
Di dalam ruangan yang sangat tidak asing bagi Helena, dua jelmaan iblis berparas tampan tengah menatapnya penuh amarah. Tentu saja Helena sangat mengenal ruangan di mana dirinya kini berada, sebab cukup lama ia pernah menjadikan tempat ini untuk menampung keluarganya.Di dalam ruangan ini pula bibi dan adiknya merasa aman berlindung sekaligus berteduh dari teriknya matahari serta dinginnya angin malam. Namun, kehangatan yang dulu dirasakannya sangat berbeda dengan sekarang. Kini aura yang menyapanya ketika menginjakkan kaki di dalam ruangan tersebut sangatlah mengerikan. Bahkan, dinginnya suhu pendingin ruangan seakan mengalahkan tatapan dua orang yang kini terlihat seperti menyidangnya, layaknya tersangka kriminal.“Apa mau kalian?” tanya Helena tanpa basa-basi.Walau tubuhnya mulai panas dingin karena tatapan dua orang laki-laki di depannya, tapi Helena tetap memperlihatkan sikap tenangnya. Jantungnya berdetak lebih cepat dibandingkan saat pagi tadi. Bohong naman