All Chapters of Not Just An Escape: Chapter 21 - Chapter 30
57 Chapters
Part 20
Sepasang suami istri masih terlelap sambil saling berpelukan di atas tempat tidur baru mereka yang tanpa dipan. Saat ini menjadi hari pertama bagi pasangan tersebut menyambut matahari pagi yang telah menembus tirai kamar baru mereka. Salah satu dari mereka menggeliat karena matanya merasa silau dengan pencahayaan kamar yang terlalu terang. Selain itu, sebelah lengannya seperti mati rasa karena semalaman dijadikan bantal oleh wanita yang kini masih setia membenamkan wajah pada dadanya. Andri menyipitkan mata guna melihat angka yang ditunjuk oleh jarum jam di tembok. “Ternyata sudah setengah sembilan,” gumamnya sambil menguap. “Tumben tidurku senyenyak ini,” imbuhnya saat mengalihkan tatapannya pada rambut wanita yang masih berada di pelukannya. Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian Andri menjauhkan tubuh serta mengangkat kepala Zelda. Dia meletakkan kepala tersebut pada bantal setelah menarik tangannya sendiri yang m
Read more
Part 21
Nindy langsung terbatuk saat mendengar nama yang diberitahukan oleh Zelda. Untuk memastikan bahwa orang yang dimaksud Zelda juga dikenalnya, maka Nindy segera mengambil ponselnya setelah menaruh gelas di tangannya ke atas meja. “Apakah laki-laki ini yang Kakak maksud?” Nindy memperlihatkan foto seseorang yang ada di galeri ponselnya kepada Zelda. Zelda mengangguk saat memerhatikan laki-laki berwajah dingin yang ditunjukkan Nindy padanya. “Iya, ini laki-laki yang bernama Kenzo itu,” gumamnya tidak percaya. “Apakah kalian mempunyai hubungan kekeluargaan?” Zelda semakin penasaran. Tanpa ragu Nindy mengangguk. “Dia Kakak kandungku, Kak,” jelasnya singkat dengan santai. Zelda menatap Nindy lekat-lekat untuk memastikan kebenaran dari jawaban calon ibu tersebut. “Jadi, kamu anak perempuannya Om Shima? Yang dikatakan, demi cinta rela menikahi ….?&r
Read more
Part 22
Zelda yang tengah fokus menonton televisi, terkejut saat mendengar bunyi nyaring dari dalam kamar tidurnya. Setelah menormalkan keterkejutannya, Zelda pun langsung menuju kamar karena tidak ingin menduga-duga. Dia kembali terkejut saat melihat keadaan kacau suaminya di dalam kamar. Pandangannya teralih ke arah lantai dan mendapati pecahan gelas berserakan di sana. Tanpa bertanya kepada Andri, dia kembali keluar kamar untuk mengambil pengki dan sapu yang ditaruhnya di luar rumah. “Biar aku yang membersihkannya, kamu lanjutkan saja menonton,” ucap Andri ketika melihat Zelda yang sudah membawa pengki dan sapu kembali memasuki kamar tidur mereka. Zelda menyerahkan kedua barang yang dibawanya kepada Andri. Bukannya menuruti ucapan Andri yang memintanya melanjutkan menonton, dia malah berjalan menuju kursi di meja riasnya. Dia sangat berhati-hati saat melangkah, agar kakinya tidak terkena pecahan gelas meski sudah memakai sandal.
Read more
Part 23
Setelah Nath pergi, Zelda ingin kembali melanjutkan pekerjaannya yang tadi tertunda sebelum mulai mengajak Della bermain di dalam rumah. “Tunggu sebentar ya, Dell, Tante mau lanjut menyapu dulu,” ucap Zelda lembut. Dia mengambil sapu lidi yang tadi ditaruhnya asal setelah memberikan Della bonekanya sendiri. Della mengangguk sambil mendekap erat boneka kesayangannya. “Tante punya ikan?” Della  memerhatikan Zelda yang tengah mengumpulkan daun-daun kering sebelum dibawa ke tempat sampah. “Ikan apa, Dell?” Zelda memastikan pertanyaan Della agar tidak salah sangka. “Ikan warna-warni seperti yang Della punya,” jawab Della antusias. “Banyak Della punya ikan di rumah?” Zelda menimpali Della yang sedang berbasa-basi dengannya. Della mengangguk. “Banyak, Tante,” ucapnya memastikan. “Mama
Read more
Part 24
Andri dan Zelda tengah bersantai setelah menikmati makanan yang diberikan oleh Bi Rani. Karena terinterupsi oleh kehadiran Della, Zelda jadi belum sempat menanyakan kepada Andri menyangkut usaha suaminya tersebut dalam mencari pekerjaan. Dia melirik Andri yang duduk di sampingnya dan tengah sibuk memainkan game pada ponselnya sendiri. “Aku akan bekerja mulai besok.” Dengan santainya dan masih sibuk memainkan game, Andri memberi tahu Zelda. Zelda terkejut ketika Andri memberitahunya tanpa berbasa-basi terlebih dulu, padahal dia belum menanyakannya. “Di mana, An?” tanyanya antusias. “Di sebuah toko grosir sekaligus eceran yang menjual sembako dan kebutuhan sehari-hari lainnya,” jawab Andri. “Aku tidak keberatan harus menjadi karyawan toko, apalagi nanti diminta untuk mengangkat barang. Karena tokonya buka setiap hari jadi liburku nanti tidak menentu
Read more
Part 25
Saat mengantar Della pulang ke rumahnya, Andri bertemu Bi Rani. Tidak lupa dia menanyakan keperluan wanita paruh baya tersebut mencarinya, seperti yang Donna beri tahukan tadi. Ternyata Bi Rani ingin membagi hasil kebunnya yang berupa sayur terung ungu kepada Zelda. Andri dan Zelda menyambut dengan suka cita pemberian Bi Rani. Sebelum pergi, keduanya mengucapkan banyak-banyak terima kasih. “An, jam berapa besok kamu istirahat makan siang? Beri tahu saja alamat tempat kerjamu, nanti aku akan mengantarkan makan siang untukmu ke sana,” ucap Zelda kepada Andri yang kini telah berada di tempat tidur dan sama-sama bersandar. Andri menoleh ke samping. Dia menyelipkan sebelah tangannya ke belakang kepala Zelda, kemudian memeluk leher istrinya tersebut. “Kamu tidak perlu repot-repot membawakanku makan siang, aku bisa membelinya saja di sana. Kamu tidak usah khawatir, aku akan menanyakan kepada teman-temanku mengenai tempat makan yan
Read more
Part 26
Awal-awal Andri bekerja sebagai karyawan toko, sekujur tubuhnya terasa pegal-pegal dan remuk, sehingga Zelda harus memijatnya setiap sebelum tidur. Namun, kini setelah dua bulan berjalan tubuh Andri sudah terbiasa melakukan pekerjaan tersebut. Bahkan, memanggul beras pun bukan lagi hal yang berat baginya. Kemajuan Zelda dalam urusan dapur juga banyak perkembangan, itu semua tidak terlepas dari bantuan Bi Rani dan Nath yang sering mengajarinya memasak atau membuat cake. Zelda juga sering menghabiskan waktunya bersama Della sambil membuat puding atau cake, untuk mengusir kebosanannya yang ditinggal bekerja oleh Andri. Kadang dia juga membagi hasil olahan tangannya kepada Bi Rani dan Nindy serta meminta komentar mereka. Saat mendapat gaji pertama, Andri membelikan Zelda dress khusus ibu hamil. Mendapat hadiah atas cucuran keringat Andri membuat Zelda menangis karena sangat terharu. Kehamilanny
Read more
Part 27
Tugas matahari dalam menerangi bumi sudah digantikan oleh cahaya bintang dan bulan, tapi Andri belum juga pulang usai membentak Zelda. Sebagai permintaan maaf atas kelalaiannya tadi siang, Zelda telah membuatkan Andri menu kesukaan suaminya tersebut untuk makan malam mereka. Sudah setengah jam waktu makan malam berlalu, tapi orang yang dinanti Zelda tidak kunjung menampakkan batang hidungnya. Zelda kembali mencoba menghubungi ponsel Andri, dan hasilnya selalu sama. Panggilannya dialihkan. Zelda tersenyum dan segera beranjak dari duduknya saat mendengar pintu rumahnya diketuk. Walau Zelda tidak mendengar suara motor, tapi dia tetap secepatnya membukakan pintu. Meski kecewa karena yang mengetuk pintu rumahnya ternyata bukan Andri, tapi Zelda tetap menyunggingkan senyum pada wanita anggun di depannya. “Silakan masuk, Nath,” Zelda mempersilakan dengan ramah dan tetap tersenyum. “Tumben malam ke sini, Nath.
Read more
Part 28
Sudah seminggu berlalu kejadian Andri membentak Zelda, sejak itu pula keduanya terlibat perang dingin. Bahkan selama seminggu juga Della tidak pernah lagi bermain di rumah Zelda, mungkin Nath melarangnya. Sebenarnya sehari setelah kejadian itu Andri sempat mengajak Zelda berbicara, tapi wanita tersebut mengabaikannya karena masih dikuasi rasa kecewa. Melihat sikap dan reaksi Zelda, Andri pun membiarkannya. Andri tidak kembali mencoba berbicara atau meminta maaf. Sesuai permintaan Andri, Zelda tidak pernah menyiapkan atau membuat makanan untuk mereka nikmati bersama. Zelda pun tidak pernah menyentuh uang belanja yang sengaja Andri siapkan untuknya membeli kebutuhan seperti biasa. Selain itu, keduanya pun tidur terpisah. Zelda tetap di kamar, sedangkan Andri tidur di ruang keluarga. Sebenarnya masih ada satu kamar kosong yang bisa Andri gunakan untuk tidur, tapi dia tidak memanfaatkannya. Pagi ini Zelda sudah selesai membersihkan diri. Dia sen
Read more
Part 29
Bi Yuni mengatakan berdasarkan yang dilihat dan diketahuinya saat Luan menginterogasinya mengenai kegiatan serta perlakuan Daramikha selama dirinya tidak berada di rumah, terutama alasan terbesar Zelda sangat membenci ibu tirinya itu. Luan berani bertaruh jika Bi Yuni mengetahuinya cukup jelas, mengingat wanita paruh baya tersebut sangat dekat dengan Zelda dan menjadi tempat berkeluh kesah anaknya, terlebih sejak kepergian mendiang istrinya. Luan geram saat Bi Yuni menyampaikan jika Daramikha sering mengatai Zelda dengan kata-kata kasar. “Lalu apa alasan yang paling mendasar Zelda sangat membenci ibu tirinya, Bi?” selidiknya. “Katakan saja, Bi. Daramikha saat ini tengah menikmati liburannya di Raja Ampat selama seminggu,” tambahnya saat melihat Bi Yuni takut-takut. “Sebenarnya Nona berharap Tuan tidak menikah lagi. Nona juga tidak ingin posisi mendiang ibunya digantikan oleh wanita lain. Bukan hanya itu, Nona pe
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status