Semua Bab Not Just An Escape: Bab 11 - Bab 20
57 Bab
Part 10
Andri duduk di hadapan Ivan yang tadi menyuruhnya datang. Dia waspada saat melihat Ivan menatapnya datar. Dia mengira Luan telah menghubungi Papanya perihal penarikan sahamnya di perusahaan Himawan. Dia sudah siap menerima kemurkaan Ivan atas keputusan yang dibuat dan konsekuensinya.“Ada apa Papa memanggilku?” Meski pertanyaan yang dilontarkan Andri sangat hati-hati, tetapi nada bicaranya tetap tenang.“Karena kamu telah menjadi anak pemberontak, sebagai orang tuamu, kami akan memberimu hukuman,” jawab Ivan langsung.Andri mengerutkan kening. “Ini pasti salah satu rencana orang tuaku bersama Ruhan agar aku bisa berada di bawah kendali mereka, mengingat pertemuan ketiganya tadi pagi. Tidak semudah itu membuatku tunduk dan menjadi boneka kalian,” batin Andri menilai jawaban Papanya. “Apa pun hukuman yang Papa berikan, aku akan menerimanya dengan lapang dada,” Andri menanggapinya dengan santai dan tenang.Ivan tercengang mendengar tanggapan putranya. Sepertinya
Baca selengkapnya
Part 11
Sudah tiga hari Andri dan Zelda tinggal di apartemen. Andri telah menceritakan penyebab dirinya memilih lebih cepat menempati apartemen kepada Zelda. Dia juga memberi tahu sang istri perihal dirinya yang diberhentikan dengan alasan konyol oleh Papanya sendiri. Meski Zelda masih memendam kekecewaan, tapi dia lebih memilih memberikan dukungan sekaligus semangat kepada suaminya dibandingkan memperpanjang mengenai bentakan dan tamparan yang diterimanya beberapa hari lalu.Andri dan Zelda juga telah menutup rekening bank yang diketahui oleh orang tua masing-masing, tapi sebelumnya mereka menarik lebih dulu semua uangnya. Mereka masing-masing memutuskan membuka rekening baru pada bank lain dan menyimpan uangnya di sana.Andri dan Zelda membuat komitmen untuk selalu menghadapi bersama-sama apa pun yang terjadi ke depan nanti demi calon buah hati mereka. Kini Andri dan Zelda telah menjadi pengangguran, uang yang mereka miliki pun tidak terlalu banyak, jadi keduanya harus pintar
Baca selengkapnya
Part 12
Sesuai janjinya kemarin malam, hari ini Andri dan salah satu kenalannya akan bertemu di Sanur. Kebetulan kenalannya tersebut tengah menghadiri acara salah satu sanak keluarganya yang tempatnya tidak jauh dari sana. Andri harus sesegera mungkin mendapat tempat tinggal, sebab dia merasa orang tuanya sangat bersemangat membuatnya menderita. Dia mengetahui jelas tujuan orang tuanya bertingkah kekanakan seperti itu, tidak lain karena dirinya menolak dijodohkan dengan Ruhan dan ketidaksukaan sang ibu terhadap istrinya.Kini Andri telah berada di salah satu kedai tepi pantai yang ada di wilayah Sanur bersama Agus–kenalannya. Walau sebelumnya Andri telah mengisi perutnya bersama Zelda di apartemen, tapi demi rasa sopannya dia terpaksa menerima ajakan Agus untuk sarapan bersama. Dia pun hanya memesan secangkir kopi hitam.“Oh ya, An, siapa yang mau pindah?” tanya Agus sambil menunggu pesanan mereka diantarkan.“Aku dan istriku,” jawab Andri jujur dan penuh percaya diri.
Baca selengkapnya
Part 13
Andri bergegas menuju kamar tidur karena panggilannya tidak direspons oleh Zelda ketika memasuki apartemen. Dia tersenyum ketika melihat Zelda berbaring menyamping di atas ranjang dengan mata terpejam. Dia mengedarkan matanya ke sekeliling kamar, dan mendapati dua buah koper besar berada di depan kaki ranjang. Tidak hanya itu, beberapa pakaian miliknya juga masih tergeletak di sisi ranjang kosong. Dia menduga Zelda kelelahan saat sedang mengemas pakaiannya ke dalam koper, sehingga istrinya tersebut pun sampai ketiduran.Karena sudah mendekati jam makan siang, Andri berinisiatif membuat masakan untuk mereka nikmati. Dia yakin Zelda belum memasak, dan pasti akan kelaparan saat bangun nanti. Dengan hati-hati dia memindahkan pakaiannya yang masih berada di samping Zelda dan menaruhnya di sofa agar tidak kusut. Selanjutnya dia kembali keluar kamar tanpa membangunkan Zelda.Sesampainya di dapur, Andri langsung mencuci beras sebelum memasukkannya ke rice cooker. Saat membuka ku
Baca selengkapnya
Part 14
Andri dan Zelda yang tengah bersantai usai makan malam saling tatap saat mendengar bel apartemennya berbunyi. Zelda mengangguk ketika Andri memberi isyarat bahwa dirinya yang akan melihat tamu di luar sekaligus membukakan pintu. Hati kecil Zelda merasakan akan ada sesuatu yang terjadi di apartemen ini. Tidak mau berpikir atau menduga terlalu jauh, Zelda segera menggelengkan kepala dan mencoba mengalihkan perhatiannya pada kentang goreng buatan Andri.Baru saja Zelda berniat memasukkan satu potong kentang goreng yang telah dicocol sambal ke mulutnya, bentakan seorang wanita menyentak pendengarannya. Zelda tidak jadi menikmati camilan yang tadi sangat diinginkannya, dia berdiri dan menyusul Andri menuju pintu apartemen.Setelah mengetahui dan melihat langsung pemilik bentakan yang menggelegar di apartemennya tersebut, Zelda mendesah malas. “Apalagi drama yang akan mereka lakukan saat sudah malam seperti sekarang?” tanya batinnya.Zara dan Ruhandhina menatap penuh ama
Baca selengkapnya
Part 15
Andri bernapas lega setelah menaruh dua buah koper besar dan sebuah ransel ke dalam kamar hotel yang disewanya. Kini dia harus menjemput Zelda dan mengajaknya ke hotel agar segera bisa beristirahat.Mengingat jarak antara apartemen dan hotel tidak terlalu jauh, jadi Andri hanya membutuhkan waktu kurang dari setengah jam untuk menyambangi Zelda, apalagi ditunjang oleh langkah kakinya yang lebar. Andri menyeka keringat di keningnya dan mengembuskan napas sebelum memasuki lobi apartemen, tempat Zelda menunggunya.Andri terkekeh sambil menggelengkan kepala melihat Zelda yang serius menatap layar ponsel, tanpa memedulikan keadaan dan orang-orang di sekitarnya. Dia berjalan ke arah Zelda dengan tenang dan berniat mengerjai istrinya tersebut.“Permisi, Nona. Apakah saya boleh ikut duduk di samping Anda?” tanya Andri dengan suara yang tidak seperti biasanya.Tanpa menoleh, Zelda pun menanggapinya, “Silakan saja.”Andri kembali menggeleng setelah duduk di sofa y
Baca selengkapnya
Part 16
Sesuai perkataannya, Andri mengajak Zelda menginap di hotel selama dua malam. Kini mereka sudah selesai membersihkan diri dan tengah memeriksa barang bawaan masing-masing sebelum meninggalkan kamar hotel. Andri juga telah mendapat kabar bahwa Dandy sudah dekat dengan hotel tempatnya menginap. “Pastikan barang bawaanmu tidak ada yang tertinggal, Zel,” Andri mengingatkan sambil membalas pesan singkat yang diterimanya. “Iya, Tuan,” Zelda menjawabnya dengan nada kesal karena sudah berulang kali Andri mengingatkan hal yang sama. “Ngomong-ngomong, temanmu sudah sampai di mana?” tanyanya sebelum melangkah menuju kamar mandi untuk memeriksa barang-barangnya di sana sekali lagi. “Sepertinya ini dia,” jawab Andri saat mendengar ketukan pada pintu kamarnya. Tidak ingin membuat orang yang berada di luar kamarnya menunggu terlalu lama, dia pun segera menghampiri pintu. 
Baca selengkapnya
Part 17
Saat ini Andri dan Zelda telah duduk di ruang tamu sebuah rumah sederhana yang asri, walau ukurannya tidak terlalu besar. Kata Dandy, pemilik rumah yang rumahnya ingin Andri sewa tinggal di sini. Andri dan Zelda belum melihat rumah yang akan disewanya karena Dandy langsung membawanya ke rumah ini untuk bertemu dengan pemiliknya. “Maaf ya, Nak, telah lama menunggu,” ucap seorang wanita paruh baya yang datang dari arah dapur sambil membawa nampan berisi empat gelas jus jeruk. Tidak hanya itu, wanita tersebut juga diikuti oleh balita perempuan yang sangat lucu dan menggemaskan. Andri tersenyum ramah. “Tidak apa-apa, Bu,” balasnya sopan. Dia menahan tawa saat melihat balita menggemaskan tersebut malu-malu menatapnya dan Zelda. “Panggil saja Bi Rani, Nak,” pinta Bi Rani setelah menyuguhkan minuman yang dibawanya. Dia ikut duduk sambil memangku balita yang dari tadi mengekorinya. “Sila
Baca selengkapnya
Part 18
Hari ini Zelda lebih memilih memindahkan pakaiannya dan sang suami ke dalam lemari tiga pintu yang tadi siang telah diantarkan oleh pihak penjual, sedangkan Andri sibuk berkutat di dapur membuat hidangan untuk makan malam nanti. Rencananya Andri akan mengundang Nath dan Dandy beserta keluarganya masing-masing untuk makan malam bersama sebagai ungkapan terima kasihnya. Karena halaman rumah Bi Rani cukup luas, maka Andri berniat mengadakan acara makan malam di luar ruangan. Andri dan Zelda juga telah mengganti nomor ponsel masing-masing agar keberadaan mereka tidak bisa dilacak oleh orang-orang terdekatnya, terutama orang tua keduanya. Zelda memutuskan untuk berbaring sebentar karena pinggangnya terasa pegal. Zelda merasa sangat aneh ketika tempat tidurnya rendah karena tidak berdipan, dan mulai sekarang dirinya harus terbiasa. Karena pekerjaannya memindahkan pakaian hampir selesai, maka dari itu dia ingin bersantai sejenak. Baru saja Zelda he
Baca selengkapnya
Part 19
Malam semakin larut, akhirnya Andri dan Zelda selesai juga mencuci perabotan yang tadi digunakan. Kini mereka ingin beristirahat setelah lelah beraktivitas seharian. Andri lebih dulu menuju kamar setelah membersihkan diri, sedangkan Zelda masih di dapur menyeduh susu khusus ibu hamil untuk dirinya sendiri. “Kenapa susunya belum diminum, Zel?” tanya Andri saat melihat Zelda memasuki kamar sambil membawa segelas susu di tangannya. “Masih panas,” jawab Zelda dan meletakkan gelas yang dibawanya di atas meja rias kecilnya. “Mulai sekarang kita harus terbiasa dengan tempat tidur yang rendah,” ucapnya saat melihat Andri hendak berbaring. Andri mengangguk dan terkekeh. “Kalau kamu merasa tidak nyaman dengan tempat tidur yang rendah seperti ini, besok aku akan membeli dipan.” Andri membuka atasan piamanya karena merasa gerah, padahal baru beberapa menit yang lalu dia selesai mandi.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status