Lahat ng Kabanata ng Terjebak Cinta Si Kaya: Kabanata 11 - Kabanata 20
48 Kabanata
Bab 11. Perpisahan
Elisa menata beberapa helai bajunya di atas tempat tidur. Ia mengambil traveling bag-nya kemudian meletakkannya juga di atas tempat tidur. Dimasukkannya beberapa helai bajunya itu ke dalam tas tersebut. Kemudian sambil berdiri, ia berpikir apa lagi yang sekiranya kurang atau terlupa. "Oh iya, sikat gigi," katanya pada dirinya sendiri yang lupa memasukkan sikat gigi ke dalam tasnya. Ia pun berjalan keluar dari kamarnya ka arah kamar mandi. Diambilnya sikat giginya yang berwarna merah dan berjalan keluar dari kamar mandi melewati ruang keluarga, di mana ayahnya sedang duduk menonton TV. "Handuknya nggak lupa, Sa?" tanya ayahnya mengingatkan. "Udah, Yah," jawab Elisa sambil berjalan melewati ruang keluarga. "Sabunnya? Sikat giginya? Odolnya?" tanya ayahnya berentetan. Biasalah... Ayahnya suka menggoda Elisa dengan candaannya. "Udah, Yah!" jawab Elisa yang sudah hampir sampai di depan pintu kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya dan m
Magbasa pa
Bab 12. Selamat Datang di Akasia
Tanggal 5 Juli. Hari pertama masuk kembali ke sekolah setelah liburan kenaikan kelas. Siswa-siswa di SMA Akasia hari itu akan datang lebih pagi untuk berkenalan dengan teman-teman sekelasnya yang baru. Kelas baru dan daftar nama teman-teman sekelas mereka memang telah diberikan kepada siswa masing-masing pada saat liburan kenaikan kelas. Alex dan Steven tetap berada di dalam satu kelas yang sama, kelas 11-A, sedangkan Joshua terpisah dari mereka dan masuk ke kelas 11-B. Setelah berjalan bersama memasuki area sekolah, mereka pun harus berpisah di depan kelas mereka masing-masing. Di dalam kelas Joshua, sudah ada beberapa anak yang duduk dan mengobrol serta bercanda ria. Melihat Joshua sekelas dengan mereka, mereka pun menyapanya dan kelas menjadi cukup riuh. "Wah, Joshua dateng, guys!" seru salah seorang anak laki-laki bernama Martin yang dulunya memang sekelas dengan Joshua. "Wuih, sekelas sama Joshua nih!" seru anak laki-laki yang lain lagi yang dulunya berb
Magbasa pa
Bab 13. Anak Baru
Good morning, everyone. I would like to introduce your new classmate," kata Miss Ratna hendak memperkenalkan teman sekelas baru mereka. Semua siswa di situ memang baru saja memasuki kelas baru dan baru saja saling mengenal teman-teman sekelas mereka yang baru. Namun siswa pindahan pasti akan selalu diperkenalkan secara khusus di depan kelas. "Elisa, please introduce yourself," kata Miss Ratna mempersilahkan Elisa memperkenalkan dirinya sendiri di depan kelas. Elisa mengumpulkan keberaniannya dan mulai memperkenalkan dirinya di depan teman-teman barunya itu. "Hi, my name is Elisa. I'm 16 years old. Nice to meet you all, and I hope that we can be good friends," kata Elisa mempekenalkan diri dengan penuh senyum, sambil berusaha menyembunyikan rasa gugupnya, "Hi, Elisa!" sapa teman-teman sekelasnya bersamaan. "Be good to Elisa, guys! Alright, Elisa. You may sit over there," kata Miss Ratna mempersilahkan Elisa duduk sambil menunjuk sebuah bangku kosong di
Magbasa pa
Bab 14. Pertemuan Pertama
Alex dan Steven berjalan keluar dari kelasnya hendak menuju kelas Joshua untuk mengajaknya pergi ke kantin bersama. Mereka berdiri di depan pintu kelas Joshua dan memanggilnya. "Josh, ayo ke kantin!" ajak Steven. Sementara itu, Alex melihat siapa-siapa saja teman-teman sekelas Joshua yang baru, kemudian pandangannya tertuju pada salah seorang anak baru yang tentunya terlihat asing baginya. Dilihatnya gadis itu juga melihat ke arahnya. Gadis itu kemudian merasa agak terkejut karena pandangan mereka bertemu dan langsung memalingkan pandangannya. Cantik, batin Alex. Ia beranggapan bahwa gadis baru yang dilihatnya itu cantik. Di sekolah itu memang banyak sekali gadis-gadis lain yang lebih cantik dari Elisa. Tapi ukuran kecantikan seseorang menurut ukuran laki-laki pastilah berbeda antara satu dan yang lainnya. Alex melihat anak baru tersebut terlihat cantik secara alami dan sederhana, tidak mendapat banyak polesan di wajahnya. Begitulah ukuran can
Magbasa pa
Bab 15. Kelas S dan S+
Elisa berangkat ke sekolah dengan lebih bersemangat pagi itu. Setelah pengalaman hari pertama masuk sekolahnya kemarin yang cukup baik, ia merasa agak lebih percaya diri pagi itu.Ia memarkirkan motornya dan melihat Meta yang juga baru datang. Ia pun berjalan menghampiri Meta yang baru saja melepas helmnya."Pagi, Ta," sapa Elisa dengan senyum sumringah."Eh, Sa. Kamu juga baru dateng?" tanya Meta."Iya. Barengan lagi kita masuknya ya," kata Elisa sambil tersenyum."Yuk, masuk yuk," ajak Meta disambut anggukan Elisa.Mereka berjalan memasuki area sekolah memasuki lobi. Kali ini wajah mereka tidak setegang kemarin. Mereka pun berjalan keluar dari lobi, memasuki koridor terbuka menuju kelas mereka. Kelas mereka, kelas 11 berada di gedung sebelah kanan, sedangkan kelas 10 berada di sebelah kiri, dan kelas 12 berada diantaranya di belakang. Di masing-masing gedung terdapat berbgai fasilitas sekolah dan kelas-kelas lain juga yang digunakan untuk
Magbasa pa
Bab 16. Konglomerat
Sepulang sekolah, Elisa berlari menghampiri ayahnya yang sedang minum teh, kemudian mencium tangannya."Ada apa kok semangat gitu?" tanya ayahnya heran."Ayah tau nggak, di sekolah Elisa ternyata banyak orang terkenal! Ada artis, anak artis, anak pejabat, pokoknya anak-anak orang kaya, Yah," terang Elisa dengan bersemangat."Oya?" Ayahnya menunjukkan ketertarikan."Iya, Yah. Terus ada anak orang terkaya ke-37 Indonesia di kelas Elisa!" Elisa makin terdengar bersemangat."Halah... paling juga dia nggak mau nyapa kamu kan?" tanya ayahnya meremehkan."Hmm... Ayah ngeremehin Elisa. Dia itu duduknya pas di depan Elisa, suka ngajakin Elisa ngobrol!" timpal Elisa.Ayahnya yang sangat terkejut itu pun memuncratkan teh yang sedang diminumnya. Elisa ikut terkejut melihat ayahnya terkejut."Loh, kok Ayah kaget banget sih? Ayah aja ngobrol-ngobrol sama Pak Bambang Linardi, masa denger gini aja Ayah kaget sampe segitunya?" Elisa tidak menya
Magbasa pa
Bab17. Namanya Ryan
Saat jam istirahat kedua siang itu, Elisa masih duduk diam di kursinya sambil memegang selembar kertas. Kertas yang dipegangnya itu adalah sebuah formulir pendaftaran untuk kegiatan ekstrakurikuler. Dijelaskan bahwa tiap-tiap siswa boleh mengikuti maksimal 2 pilihan kegiatan ekstrakurikuler.Elisa membaca pilihan-pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di hadapannya itu. Terdapat sekitar 12 pilihan kegiatan yang bisa ia ikuti. Pilihan-pilihan kegiatan yang ada di situ sangat menarik bagi Elisa, salah satunya adalah Olah Vokal dan Jurnalistik. Tapi masalahnya terletak pada tulisan di dalam kolom yang terletak di sebelah kolom pilihan kegiatan. Isinya sungguh membuatnya terkejut. Kolom tersebut berisi besarnya iuran yang harus dibayarkan per bulan untuk masing-masing kegiatan, yang nominalnya tidaklah murah. SMA Akasia memang sangat serius dalam mengadakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikulernya dengan tujuan memupuk bakat dan minat masing-masing siswa. Karena itu f
Magbasa pa
Bab 18. Terbayang-bayang
"Ayah...," panggil Elisa sambil cemberut pada ayahnya yang sedang duduk di depan TV. Ia lalu menyerahkan selembar kertas yang merupakan fomulir pendaftaran kegiatan ekstrakurikuler."Apa ini, Sa?" tanya ayahnya sambil menerima kertas dari Elisa  itu.Elisa duduk sebelum menjawab pertanyaan ayahnya itu. "Formulir pendaftaran ekskul, Yah," jawabnya sambil tetap cemberut."Oh... Terus kok kamu cemberut gitu, Sa?" tanya ayahnya heran."Mahal Yah, iurannya...," jawab Elisa dengan nada sedih."Iya, Ayah udah dikasih tau waktu nyerahin berkas. Nggak apa-apa, udah dikasih sekolah sama fasilitasnya gratis, masa ekskul juga mau gratis?" Ayahnya menenangkan Elisa. Untuk beasiswa di sana, semua biaya sekolah, termasuk SPP, buku, seragam, biaya ujian, dan lain sebagainya memang digratiskan. Tapi khusus untuk ekstrakurikuler, mereka harus tetap membayar."Terus jadinya kamu mau ikut apa?" tanya ayahnya."Tuh, udah Elisa centang," jawab Elisa s
Magbasa pa
Bab 19. Hari Minggu
Alex mengambil handphone yang diletakkannya di samping komputernya setelah mendengar nada pesan notifikasi masuk. Ia segera membukanya dan melihat beberapa pesan notifikasi yang memang ia diamkan sedari tadi saking asyiknya ia bergumul dengan musiknya.Ada beberapa notifikasi masuk dari beberapa media sosial miliknya. Ia pun membuka pesan notifikasi dari website komunitas sekolah. Ada beberapa notifikasi baru yang menginformasikan tentang nama beberapa follower barunya. Alex tak membacanya dengan seksama dan langsung melewatinya. Ia memang tak pernah menaruh perhatian pada siapa saja yang mengikutinya di sosial media mana pun. Ia melanjutkan membaca pesan notifikasi yang berisi pesan pribadi yang masuk di akunnya itu. Di inbox-nya terdapat beberapa pesan baru yang masuk. Dilihat dari namanya, rata-rata pengirim pesan itu adalah perempuan. Biasanya ia akan menerima banyak pesan dari teman seangkatan ataupun kakak kelas perempuan. Tapi semenjak ia naik kelas dan me
Magbasa pa
Bab 20. Sandra Halim
Hari Senin pagi. Elisa berjalan memasuki ruangan kelasnya yang sudah terdapat beberapa teman-teman perempuannya sedang mengobrol bersama. Ia pun duduk di kursinya, yang di sebelahnya sudah terdapat Aurora yang sedang bermain handphone.Ia memperhatikan sekumpulan teman-teman perempuannya yang sedang mengobrol bersama itu. Ada Sonya, Michelle, Monik, Niken serta dua orang yang lain. Elisa mendengarkan obrolan teman-temannya itu dari kejauhan."Kemarin berangkatnya pagi, malemnya udah pulang." Sonya seperti sedang menceritakan sesuatu."Ke Singapore pulangnya cuma beli sepatu ini?" tanya Monik sambil menunjuk sepatu Sonya yang terlihat baru, dan mahal. Belinya di Singapura kemarin hari Minggu."Nggaklah... Sama beli baju-baju juga. Mama aku juga belanja tas Prada, yang limited edition. Adanya cuma di sana," jawab Sonya."Nggak dikirim aja Son, daripada jauh-jauh ke sana?" tanya Niken yang sepertinya kurang memahami tentang dunia fashion."Ngga
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status