Semua Bab Cute Pumpkin & The Badboy: Bab 41 - Bab 50
72 Bab
Bag 41
“Aku dua hari lagi ulang tahun.”“Eh, cepet banget ya waktunya. Padahal baru kemarin kamu ultah.”Liora tertawa kecil. “Kamu lupa sama ulang tahunku ya?”Aryan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Wanita di depannya ini selain teman nongkrong di kelab malam, mereka juga terlibat proyek pemotretan bersama. Sudah satu tahun ini dia dan Liora menjadi brand ambassador salah satu brand pakaian anak muda ternama. Mereka tak jarang dipasangkan seperti pasangan kekasih untuk pemotretan katalog terbaru brand itu. Dan hari ini, mereka kembali dipertemukan di tempat pemotretan brand itu.“Maaf.”Liora tersenyum sendu mendengar jawaban Aryan. Wanita ini sadar jika hubungannya dan Aryan tidak akan sama lagi seperti dulu. Dulu, Aryan tak absen membuatkannya acara ulang tahun di RED PARADISE. Biasanya, satu minggu sebelum tanggal ulang tahun wanita ini atau teman-teman nongkrong mereka yang lain, Aryan sudah meme
Baca selengkapnya
Bag 42
Aryan menatap datar dance floor di depannya. Maksud hati ingin bersenang-senang, tapi sayang hatinya tidak mau berkompromi. Tadi pria ini sudah sempat berjoget ria di sana bersama teman-teman wanitanya yang juga datang untuk merayakan ulang tahun Liora. Bahkan Aryan membiarkan para wanita itu memeluk tubuhnya seperti biasa, seperti saat dulu Ran belum kembali ke kehidupannya. Pria ini bahkan mengabaikan beberapa pesan dari Ran yang masuk ke dalam ponselnya.Aryan pikir, dia bisa bersenang-senang malam ini, tapi nyatanya, sejak menginjakkan kaki di dance floor, Aryan tidak merasakan kebahagiaan sama sekali. Pria ini segera menghentikan gerakannya, padahal belum ada sepuluh menit dia berada di sana. Aryan izin pada mereka semua untuk duduk saja. Saat mereka semua protes, pria ini beralasan kurang enak badan. Walaupun wajah para wanita berpakaian minim bahan itu kecewa, tapi mereka tak dapat berbuat apa pun. Masih untung Aryan mau kembali berkumpul den
Baca selengkapnya
Bag 43
“Mama kecewa sama kamu!”“Ini gak kayak yang mama liat, Ma~. Aryan benar-benar gak lakuin apa pun sama Lior—”“Percuma kamu menjelaskan sama mama. Kalau Rion dan Ran tidak percaya, kamu mau apa?” tanya Kania sinis.Wanita ini terkejut luar biasa saat baru saja membuka salah satu aplikasi sosial media miliknya, dia malah melihat pemberitaan tentang anaknya di beberapa akun gosip beserta foto-foto Aryan dengan wanita muda yang Kania tahu bernama Liora terpampang nyata. Bayangkan saja, foto itu terlihat seperti Aryan sedang bercumbu mesra dengan Liora. Belum lagi foto-foto saat anaknya itu berada di dance floor, dan tubuhnya dijamah lebih dari lima orang wanita.Kania mengingat jelas beberapa akun gosip itu gencar menyebarkan foto-foto itu. Terlebih Aryan dan Liora adalah selebgram yang sangat terkenal dan memiliki banyak pengikut.Berita miring tentang Aryan segera menjadi headline di mana-mana.
Baca selengkapnya
Bag 44
“Maaf aku datang ke sana gak bilang-bilang ke kamu.”Ran menatap Aryan saat pria yang duduk di depannya ini mengatakan itu. Mereka ada di gazebo taman belakang rumah keluarga Ran sejak kurang lebih sepuluh menit yang lalu dan saling diam.Ran duduk di ayunan, sementara Aryan duduk di bangku yang terletak tak jauh di depan ayunan itu. Aryan sadar betul di situasi seperti ini, Ran pasti tidak akan mau berdekatan dengannya. Kalau saja Kania tidak memohon melalui tatapan mata agar Ran dan Aryan saling berbicara empat mata, Ran pasti tidak akan mau berbicara dengan pria ini.Tadi dia sudah meminta maaf yang sebesar-besarnya pada Rion karena telah mengecewakan keluarga pria itu dan Ran. Aryan juga menceritakan yang sebenarnya jika dia memang pergi ke kelab malam itu. Dia juga jujur kalau sempat berjoget ria di dance floor walaupun tak lama. Aryan juga mengatakan jika tuduhan tentang kemesraannya dan Liora adalah bohong.Bahkan foto-foto &ls
Baca selengkapnya
Bag 45
Ran menoleh ke belakang, tepat di tiang listrik berukuran besar yang berada tak jauh dari gerbang rumahnya. Namun tak lama, wanita ini kembali mengarahkan pandangan ke depan. Alisnya mengernyit bingung.“Ada apa, Non?”Pandangan Ran beralih ke arah spion depan, dan tatapannya langsung bertabrakan dengan Kirman yang sedang mengendarai mobil, sementara dirinya duduk di jok tengah. Ran menggeleng sambil tersenyum kecil. Setelah mendapat jawaban dari majikannya, Kirman kembali memfokuskan pandangan ke depan.‘Apakah aku salah lihat?’ tanya Ran di dalam hati.Wanita ini menggeleng, lalu berusaha abai dengan apa yang tadi dia curigai. Mungkin dia memang salah lihat jika di belakang tiang listrik ada seseorang yang berdiri.Wanita ini menyandarkan tubuh dan kepalanya pada jok mobil. Matanya menutup, berharap dapat tidur sepanjang perjalanan menuju restoran tempatnya bekerja. Semalam ia tak bisa tidur dengan tenang. Sering
Baca selengkapnya
Bag 46
Ran membawa Liora ke salah satu ruang VIP di restoran ini setelah Liora mengatakan ingin berbicara empat mata padanya. Mereka butuh privasi dan kebetulan ruang VIP ini tidak ada yang memesan. Ran adalah salah satu orang penting TASTY PALACE RESTAURANT. Tentu saja bisa memudahkannya meminta izin sebentar memakai ruang VIP ini. Terlebih sebelum minta bertemu dengannya, Liora sengaja memesan lumayan banyak makanan serta minuman untuk dibawa pulang.“Silakan diminum,” ucap Ran sopan setelah salah satu karyawan yang membawakan minuman untuknya dan Liora pergi dari ruangan itu.Liora tersenyum, lalu meminum sedikit demi kesopanan. Mereka sama-sama diam setelah Liora selesai meminum minuman yang ada di depannya.“Ehm..jadi, Nona Liora, apa yang ingin Anda bicarakan?” tanya Ran to the point. Ran bukanlah orang yang suka berbasa-basi. Dan jujur saja, dia merasa tak nyaman berada di dekat Liora. Foto-foto kebersamaan Liora dan Aryan yang tersebar k
Baca selengkapnya
Bag 47
Ran memeluk tubuhnya sendiri. Hujan turun lumayan deras sore ini. Ditambah angin yang bertiup kencang, membuat udara kali ini lebih dingin.Wanita ini beberapa kali melihat jalanan di depan TASTY PALACE. Sepertinya sang supir terjebak macet karena hujan yang turun. Sudah hampir sepuluh menit ia berdiri di depan pos satpam, menanti jemputan Kirman.“Duduk dulu, Chef,” ucap satpam restoran tempatnya bekerja. Pria itu menarik bangku yang dia duduki agar bisa diduduki Ran.“Ah. Tidak, Pak, terima kasih. Saya sudah terlalu banyak duduk tadi. Silakan Bapak saja yang duduk,” balas Ran sopan.Satpam itu kembali memaksa Ran, tapi wanita ini bersikeras untuk berdiri. Akhirnya, satpam itu menyerah, dan membawa bangku itu untuk dimasukkan ke dalam pos. Satpam itu juga memilih untuk berdiri. Sesekali, terlibat percakapan antara Ran dan satpam itu.“Kenapa tidak tunggu di dalam, Chef?”“Tadi supir saya bilan
Baca selengkapnya
Bag 48
Tiga hari berlalu setelah Aryan sudah kembali bisa mendekati Ran. Mereka jadi tak terpisahkan. Lebih tepatnya Aryan yang tak sekalipun absen menemui sang tunangan. Bukan hanya itu. Jika mereka berpisah, Aryan akan segera menghubungi sang tunangan melalui ponsel, seolah tak ada hari esok.Pemberitaan tentang mereka di beberapa akun gosip pun perlahan memudar. Saat Aryan mengatakan pada Ran sudah menuntut para akun gosip itu, Ran meminta sang tunangan menghentikan tuntutannya. Aryan menolak, tapi sang tunangan memaksanya. Kalau sudah dipaksa seperti itu, Aryan bisa apa. Hanya bisa mengikuti keinginan sang tunangan tercinta.“Hm, aku masih menunggu Pak Kirman.”>> “Di dalam restoran?”“Iya.”>> “Maaf ya, Sayang, aku gak bisa jemput.”Ran memutar bola mata malas sebagai jawaban. Pria yang sedang berbicara dengannya di telepon itu sudah tiga kali mengatakan hal ya
Baca selengkapnya
Bag 49
Aryan menatap wajah damai sang tunangan setelah kembali disuntikkan obat penenang. Setelah sadar dari kecelakaan yang dialaminya dan Juna, Ran terus berteriak ‘darah dan mama’. Walaupun kecelakaaan itu tidak membuatnya sampai terluka parah, tapi Ran sepertinya mengalami trauma hebat.Juna menabrak pohon besar di sisi jalan raya. Pria itu kini sedang koma dengan kondisi mengenaskan. Saat dievakuasi, Juna terlihat memeluk tubuh Ran, melindunginya sampai beberapa pecahan kata depan mobil pria itu mengenai punggungnya sendiri. Kepala Juna pun terbentur cukup keras. Mereka dirawat di rumah sakit yang sama.Sudah empat hari pasca kejadian itu, dan Ran masih belum bisa berkomunikasi walaupun kini ia sudah dipindahkan di ruang inap. Saat matanya terbuka, Ran akan kembali berteriak histeris. Hal ini tentu saja membuat hati Aryan campur aduk, antara sedih, marah, dan penasaran.Bagaimana bisa tunangannya itu dan Juna berada dalam satu mobil bersama?Saa
Baca selengkapnya
Bag 50
Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian kecelakaan itu. Ran sudah kembali ke rumahnya sejak dua hari yang lalu. Wanita itu masih belum bisa masuk bekerja seperti biasa untuk pemulihan fisik dan mentalnya.Sang tunangan tidak berhenti menemaninya. Bahkan pria itu bekerja dari ruang inap Ran, dan hanya akan pergi jika ada pertemuan yang tidak bisa diwakilkan oleh siapa pun. Ruang inap Ran menjadi rumah kedua bagi Aryan. Pria itu banyak menghabiskan waktu untuk menghibur sang tunangan. Ran tidak dibiarkan untuk berpikir hal lain selain hal-hal menyenangkan.Dan terbukti sekarang, wanita itu perlahan kembali bersikap seperti biasa. Bahkan, Ran terlihat banyak mengeluarkan senyum.Untuk kondisi Juna, Ran tidak mengetahuinya sama sekali. Entah mengapa, Ran malah seperti tak pernah mengalami kejadian kecelakaan bersama pria itu. Ran tidak pernah menyebut nama pria itu sama sekali. Aryan tidak akan bertanya, karena baginya yang terpenting adalah kondisi sang tunangan ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status