All Chapters of Pengganti Cinta Ruby: Chapter 1 - Chapter 5
5 Chapters
BAGIAN 1
Sekarang wanita di sebelahku semakin membuatku panik. Wajahnya menggambarkan seolah dia tidak ingin bertemu denganku lagi. Tapi kami adalah seorang sepasang kekasih yang akan segera bertunangan mingu depan. Mengapa dia berubah?“Honey, tenangkan dirimu! Ceritakan yang sebenarnya,” kataku dengan tenang.Menyatakan sesuatu kebenaran disaat berkendara adalah ide yang buruk menurutku. Tapi dia memaksa untuk menyatakannya sekarang.“Aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita.” Suaranya parau dengan raut wajah yang ketakutan.Aku mengepalkan jemariku pada setir sampai buku-buku jariku terlihat.“A-apa?! Kenapa? Apakah aku membuat kesalahan?!” tanyaku dengan panik.Tentu saja aku panik, dia ingin mengakhiri hubungan kami disaat perjalanan cinta kami baru saja dimulai minggu depan. Aku berantakan, emosiku mulai tidak terkendali. Tapi aku masih berusaha untuk mengemudi mobil putih ini dengan baik.“Aku t
Read more
BAGIAN 2
4 Tahun kemudian di Los Angeles Bunyi alarm mengagetkanku pada sore hari. Tidak seperti kebanyakan orang-orang yang mengatur alarm di pagi hari, karena aku bekerja mulai dari sore hingga tengah malam. Pemilik Restoran tempatku bekerja adalah seorang pria yang sudah berusia hampir 50 tahunan, sehingga tanggung jawabnya diserahkan kepada keponakannya bernama Mischelle. Aku nyaman bekerja di tempat itu karena bisa mengurangi tekanan masa laluku yang buruk. Bertemu dengan orang banyak tanpa harus berbicara terlalu panjang. Memperhatikan setiap gerak orang-orang yang memiliki kesibukannya masing-masing. Suara keran menyala membuat air mengguyur ke seluruh badanku. Itu terasa menyegarkan bukan hanya tubuhku, tetapi juga pikiranku. Jaket terakhir kukenakan sebagai penutup baju seragam kerja. Berjalan keluar dari apartemen buruk dan kecil yang selalu bisa menjadi tempat terakhirku saat ini ketika ada masalah. Melihat orang-orang berjalan berg
Read more
BAGIAN 3
Kedua pria itu saling memandang lalu tertawa terbahak-bahak. Aku tidak mengerti seberapa keras alkohol yang mereka minum. Tapi itu membuat keduanya menjadi bodoh dan wanita aneh itu juga bodoh, mengapa tidak lari. Mengelabuhi pria mabuk adalah hal yang mudah bagiku.“Oooow… jadi wanita ini kekasihmu? Dia sangat aneh, tapi juga sangat manis,” kata pria itu dan temannya mengangguk setuju.“Ya, dia kekasihku. Aku mohon maaf karena dia telah mengganggu kalian. Jadi, aku mohon pamit bersamanya,” ucapku seraya menggenggam tangan wanita itu yang berkeringat dingin. Meninggalkan keduanya dengan berjalan perlahan menjauh.Kami berjalan perlahan dan semakin menambah kecepatan hingga sampai di persimpangan ketiga. Wanita itu menarik tangannya dari genggamanku.“Lepaskan!” katanya dengan ketakutan.Aku bisa melihat wajahnya yang seperti bayi, dengan mata kucingnya yang menggemaskan. Tapi dia sudah dewasa bukan? Mengap
Read more
BAGIAN 4
Anna, wanita ini, wanita yang baru kutemui beberapa jam yang lalu sudah mampu membuat hatiku runtuh dan mulai merasa empati padanya. Dia seperti memiliki kekuatan sihir yang mampu membuatku merasa terpesona dengannya.Perkataan Anna bermakna dalam bagiku. Andai saja dia tahu jika aku pernah membuat orang yang kusayangi tiada, pasti dia tidak akan berkata begitu.Tidak ingin terbawa suasana sedih darinya, aku bangkit dari sofa menuju kamar mandi. Aku menatap cermin dengan dalam, melihat wajahku yang merasa iba karenanya.Setelah berlama di kamar mandi, aku baru ingat jika ini masih pagi hari, dan seharusnya aku melanjutkan tidurku sampai siang. Jadi, aku beranjak kembali ke sofa dan melihat Anna yang masih mematung di sana.“Aku bekerja pukul 4 sore dan sekarang, aku ingin melanjutkan tidurku. Kamu boleh melakukan apapun di tempat ini asal jangan membuat masalah,” kataku memperingatinya.“Maaf, karena telah membuatmu masuk ke dalam
Read more
BAGIAN 5
Suasana malam di Café kali ini sangat ramai. Itu dikarenakan kedatangan segerombolan pria dan juga wanita muda yang sedang berpesta merayakan kelulusannya. Terkadang aku merasa iri jika melihat orang-orang yang tengah menikmati masa mudanya dengan belajar ataupun berkumpul bersama teman. Penyakit yang ada di dalam diriku membuat sangat menyiksa. Tidak ada waktu untuk tidak melintas bayangan mantan kekasihku yang sudah tiada, sangat tragis. “Hey, Sayang! Bisakah kita jalan nanti malam?” Mischelle membuka pintu dengan bibir merahnya yang tebal. Aku pikir Mac berhasil mengalihkan wanita ini dariku. “Hum, maaf Mischelle, aku punya urusan lain,” kataku tanpa memperhatikannya dan terus memandang pada sajian minuman. Dia semakin mendekat. “Apa kamu punya wanita lain?” Sekarang dia meraih daguku agar menatap matanya yang lentik. “Tidak, hanya saja, belakang ini aku sering lelah.” Bagaimana caranya untuk menjauh dari wanita ini selain aku berhe
Read more
DMCA.com Protection Status