Все главы PENYESALAN: Глава 61 - Глава 70
93
61. Keysha Melahirkan
  "Mas, perutku sakit banget, melilit mas, sakiiit," rintih Keysha. "Kamu mau melahirkan?"  "Gak tau mas, tapi rasanya .... Aaaarrrgghh sakiiit ...." "Tahan dulu Key, ayo kita ke rumah sakit." "Aduuuh mas, sakiiit." "Iya, iya, sabar ya. Mas panggil taksi dulu." Keysha masih meringis kesakitan sembari memegangi perutnya. Kepalaku sudah terasa nyut-nyutan, bagaimana aku mendapatkan uang untuk biaya persalinan anakku. Air mata menetes begitu saja karena ketidak berdayaanku.  Cukup menunggu lama, akhirnya taksi itu datang. Aku bergegas membawa Keysha ke rumah sakit. Keysha segera ditangani oleh tenaga medis diperiksa kondisinya lebih dulu. "Pak, istri bapak harus dioperasi, karena posisi bayi anda sungsang--" Aku melongo mendengar penjelasan Bu dokter. Selama ini, aku memang lalai, jarang memperhatikan kondisi Keysha, bahkan cuma sekali mengantarkan Keysha pada ibu bidan. 
Читайте больше
62. Shock
Keysha terdiam. Ia tak membantahnya atau menyanggah apapun. Jadi benar, laki-laki itu pacar Keysha? Atau mantannya?"Hah, aku tak percaya ini. Jadi selama ini kau berbohong padaku, Key!"Keysha menggeleng perlahan. "Aku gak bohong mas, Dia memang pacarku mas. Tapi sebelum aku menikah denganmu, kami sudah putus.""Kamu masih mencintainya?""Bagaimana mungkin mas. Dia sudah meninggal.""Me-meninggal?"Keysha mengangguk, wajahnya tampak sangat sedih. Entah kenapa satu sisi perasaanku jadi lega, tapi satu sisi yang lainnya kecewa. Ternyata bukan aku satu-satunya lelaki di hati Keysha. Harusnya dari awal aku tahu itu."Apa yang waktu itu kamu tangisi kepergiannya? Jadi itu dia?"Keysha kembali terdiam. Butiran bening tampak menetes dari matanya. Apa ini? Dia masih merasa sedih walaupun dia sudah meninggal lama?"Hah, aku tahu sekarang. Lelaki itu pasti menempati tempat yang istimewa di hatimu.""Mas, tolong jangan bica
Читайте больше
63. Morning sickness
  "Sayang mumpung hari ini mas libur kerja, kita jalan-jalan yuk," ajak Mas Hasbi. Dia sudah memakai kaos oblong, celana training dan sepatu kets bersiap-siap untuk olahraga pagi.  Aku menggeliat malas. Memandang jam yang bertengger di dinding, waktu menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh pagi. Ya, setelah selesai sholat subuh berjamaah, aku kembali berbaring, bermalas-malasan diatas tempat tidur. Biasanya pagi-pagi sehabis sholat subuh, aku sudah bersemangat berkutat di dapur, membantu Mak Piah menyiapkan bahan untuk jualan maupun sarapan. Tapi kali ini tidak. Entahlah beberapa hari terakhir ini, rasanya malas sekali, badan seperti meriang. Perut gak enak, mual, pusing dan yang lainnya. Mungkin karena masuk angin atau kecapekan karena lelah bekerja.  "Sayang, kenapa masih tiduran begitu hmm?" tanya Mas Hasbi kembali, dia menatapku heran. Aku hanya tersenyum menanggapinya. Satu tangan kuletakkan di bawah bantal, dan pipiku masi
Читайте больше
64. Positif
 Belum habis menyantap bubur, mendadak perutku kembali mual-mual. Aku beranjak ke westafel dan memuntahkannya disana.Hueek ... Hueek ...Mas Hasbi memandangku dengan tatapan iba. Dia mengisik bahuku. "Kita ke Bu bidan aja ya dek, aku kasihan lihat kamu kayak gini.""Ini kan hari Minggu mas, praktek bidan juga libur.""Eh iya ya, lupa. Berarti besok ya, kalau kamu masih kayak gini terus, kita periksa ke dokter.""Iya mas.""Kamu istirahat saja dulu dek, mas ke apotik sebentar."Aku mengangguk. Mas Hasbi bergegas pergi dengan langkah yang terburu-buru. Karena gamisku kotor, segera kuganti dengan piyama tidur. Biar sajalah hari ini aku malas-malasan di dalam kamar. Mencium aroma masakan saja sudah membuat perutku mual. Entah apa sebabnya.Aku membaca artikel di internet, tentang ciri-ciri kehamilan. Benar, semuanya mengarah padaku kali ini. Apakah sekarang aku benar-benar hamil? Kalau itu benar, entahlah
Читайте больше
65. Permintaan Maaf
 Di ruang perawatan Melati."Mas, kamu kenapa gak memberitahu kami kalau Keysha melahirkan?" tanyaku."Aku gak ingin merepotkan kalian lagi, kalian sudah banyak membantu kami," sahut Mas Rizki sambil menunduk.Aku menghela nafas dalam-dalam. "Siapa nama bayi kalian, Mas?" tanyaku lagi."Cinta Salsabila"Aku hanya mengangguk sembari tersenyum. Baby Cinta, sangat lucu dan menggemaskan. Tapi sedari tadi ia tampak tenang, bahkan tidak rewel sedikitpun."Dek, coba gantian, mas juga ingin menggendongnya," ucap Mas Hasbi. Aku mengangguk. Sekejap kemudian baby Cinta sudah berada di gendongan Mas Hasbi. Ia tampak senang saat menggendong bayi mungil itu. Mungkin ekspresinya akan terlihat lebih bahagia kalau menggendong anaknya sendiri."Mas ..." suara lirih Keysha membuyarkan keheningan. Tubuhnya tampak lemah dan terlihat lebih kurus. Melihatnya seperti ini aku jadi merasa iba padanya.
Читайте больше
66. Posesif
  Dua hari dirawat, akhirnya Keysha diperbolehkan pulang. Aku ikut mengantarnya. Aku hanya khawatir, bayinya kurang perhatian. "Makasih ya Tante, udah jengukin dan anterin Keysha pulang," ucapnya ketika aku berpamitan dengannya. "Iya. Kamu istirahat yang cukup ya, makan yang banyak. Ingat kamu harus jaga kesehatan untuk kamu dan anakmu." "Iya Tante." "Ya sudah tante pamit pulang ya. Assalamualaikum ..." "Waalaikum salam." Kulangkahkan kaki keluar dari rumah kontrakannya. Aku tak pernah menyangka mereka akan tinggal di tempat sederhana seperti ini. Mas Hasbi yang kebetulan baru pulang bekerja, ia menjemputku di gang masuk perumahan. Aku masuk ke dalam mobilnya. "Gimana keadaannya?" tanya Mas Hasbi. "Alhamdulillah, sudah baikan mas." "Syukurlah. Kamu juga harus jaga kesehatan, jangan diporsir tenaganya. Apalagi ini kehamilan pertamamu." Aku tersenyum mendengar ucapannya. Mungkin itu be
Читайте больше
67. Tiga tahun kemudian
  Hidupku lebih tenang setelah meminta maaf pada Nadia dan juga Hasbi. Mulai sekarang aku ingin memperbaiki hidup lebih baik lagi bersama Keysha. Benar, baby Cinta adalah penyatu hubungan kami kembali, walau bagaimanapun juga aku harus bertanggung jawab memberi nafkah untuk mereka. Dengan segenap hati dan usaha yang tak kenal lelah, akhirnya kehidupan kamipun jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku kembali mendapatkan pekerjaan, meskipun hanya seorang karyawan biasa. Tapi ini jauh lebih baik dari bulan-bulan yang lalu aku menjadi pengangguran maupun kerja serabutan tak tentu arah. "Key, akhirnya mas dapatkan pekerjaan," ucapku padanya. "Syukurlah." "Ya, meskipun cuma karyawan biasa. Tapi kamu gak apa-apa kan?" Dia hanya mengangguk, pandangannya fokus ke baby mungil kami, Cinta. Bulan berganti bulan, akhirnya aku mampu menyewakan rumah yang lebih besar dari sebelumnya. Baby Cinta pun tumbuh dengan baik. Saat ini usiany
Читайте больше
68. Aku Menyesal
  Seminggu berlalu, Cinta sudah diperbolehkan pulang. Cinta sudah melewati masa kritisnya, walaupun keadaannya sangat lemah. Aku bersyukur Cinta masih hidup. Namun masih ada yang mengganjal hatiku. Benar-benar membuatku tak bisa tidur. Mengenai Cinta. Ya, apakah benar dia putriku? Hal itu terus terngiang-ngiang dalam otakku. Tanpa sepengetahuan Keysha, aku berencana akan melakukan tes DNA. Aku harus mengetahui dan memantapkan hatiku yang beberapa hari ini meragu. Kudatangi rumah sakit, untuk melakukan dua test sekaligus. Test DNA sekaligus test kesuburan. Ya, aku benar-benar penasaran dengan hasilnya. Pihak rumah sakit bilang, untuk hasilnya lima hari lagi setelah pemeriksaan. *** "Mas kamu mau kemana?" tanya Keysha saat ia sedang menyuapi Cinta. "Ada urusan sebentar," jawabku. Aku berlalu mengendarai motorku menuju rumah sakit. Hari ini adalah hari yang kutunggu-tunggu, hasil tes DNA itu akan keluar. Pun juga hasi
Читайте больше
69. Dia Kembali
Dering ponsel mengagetkan kami yang tengah berkumpul bersama menikmati sarapan pagi. Segera kuperiksa ponsel yang tergeletak di atas nakas. Tampak nomor kantor yang tertera di layar benda pipih ini. "Ada telepon dari kantor, sebentar ya," ucapku. Nadia mengangguk, masih sambil menyuapi Zikri makan. Bocah kecil itu memang aktif sekali, ia tak mau diam. Seringkali berlarian kesana kemari sambil membawa mainannya. "Hallo selamat pagi, Pak. Ada tamu yang ingin bertemu dengan Bapak, katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan." "Tamu? Siapa?" "Dia tidak mau memberi tahu namanya, Pak. Hanya bilang pasti Pak Hasbi akan mengenalinya kalau sudah bertemu. Dia menunggu di lobi, Pak." "Bisa kau tanyakan lagi, maksud dan tujuannya ingin menemuiku?" "Katanya perihal penting tentang kerjasama perusahaan kita dengan PT Bintang Jaya, Pak." "Baik, saya segera kesana," sahutku.  Apakah ada masalah dengan kontrak ke
Читайте больше
70. Kanker otak stadium 3
Nadia tersenyum sambil mengangguk. Segera kupeluk tubuhnya dengan erat. Kukecup puncak kepalanya berkali-kali. Ah, rasanya begitu bahagia. Sama seperti saat kehadiran Zikri dulu."Makasih, Sayang. Mas gak nyangka kamu bakalan hamil lagi. I love you. I love you," ungkapku penuh suka cita.Nadia masih menyandarkan kepalanya di dadaku. "Di rahim ini akan tumbuh buah cinta kita yang kedua. Kamu harus jaga kesehatan ya," ucapku lagi seraya mengusap perutnya yang masih terlihat rata."Iya Mas, tapi aku mual banget kalau bau masakan. Kepalaku juga pusing. Padahal tadi baik-baik saja," keluhnya."Kita ke dokter ya, biar kamu diberi obat anti mual sama vitamin. Biar kita juga bisa pastiin kondisi si kecil di dalam rahimmu gimana."Nadia mengangguk lemah. "Ya sudah kamu siap-siap, kita check-up ke dokter, mas daftarin dulu lewat online ya.""Iya, Mas." Nadia bangkit, lalu berganti baju. Aku memperhatikannya denga
Читайте больше
Предыдущий
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status