All Chapters of My Husband's Secret : Chapter 41 - Chapter 43
43 Chapters
Bab 41
Rahasia di Koper Suamiku Bab 41 Ah … jadi pengen cepat-cepat sampai kamar dan memeluknya sambil berbisik i love you, sayang. "Kenapa senyum-senyum begitu?" Mas Rehan yang baru saja ke luar dari kamar mandi langsung menegurku. Pria yang rambutnya masih basah dan berbalut handuk putih melingkar di pinggangnya itu lekas kupeluk erat. Aroma shampoo menguar harum saat aku meletakan dagu di atas pundaknya. "Heh, ditanyain kok diam aja," protesnya. Aku menarik diri dan tersenyum pada lelaki berhidung mancung ini. "Ah, kamu perhatian banget sih. Makin gemas deh." Jemariku langsung mencubit kedua pipi Mas Rehan. "Jangan lupa diminum yang rutin ya susu promilnya. Aku sayang kamu." Satu lagi, Mas Rehan mengecup sebentar keningku lalu berlalu ke lemari untuk ganti baju. Jelas aku s
Read more
Bab 42
Rahasia di Koper Suamiku Bab 42 "Aw! Jangan, Mas!" Pekikku. Aku langsung memejamkan mata rapat. Kurasa tangan Mas Rehan bergerak menyentuh kerah piamaku. "Heh, kenapa? Pasti kamu mengira aku akan minta jatah 'kan malam ini?" ucapnya membuatku membuka mata kembali. "Jangan salah sangka dulu, Sayang. Aku akan langsung gas besok saja kalau udah sampai di Bali. Malam ini libur dulu ya. Maksud aku tadi bilang mau puasin kamu itu aku mau pijitin kamu Sayang." Mas Rehan berkata lagi, malah kali ini dia tertawa renyah. Ya ampun, dia ini memang akalnya ada aja. Bisa selalu membuatku bersenandika yang tidak-tidak.  Kedua mataku hanya menatap lurus ke depan. Sementara jemari Mas Rehan mulai memijat area kedua pundakku dekat dengan tengkuk leher. "Enak nggak, Sayang?" tanyanya, sementara aku hanya diam m
Read more
Bab 43 End
Rahasia di Koper Suamiku Bab 43 "Dewi! Kamu kenapa?!" Aku langsung berlari ke kamar mandi. Takut kalau sampai muntah di sini. Mas Rehan yang tadi sempat kulihat menutup kembali tudung saji itu segera menyusulku ke kamar mandi. "Kamu masuk angin ya?" tanyanya. Ia memijat area tengkuk leherku. Setelah membasuh area mulut dengan air. Aku berdiri dengan sempoyongan. Tak ada apa-apa yang ke luar dari mulutku, tapi kenapa rasa mual ini mendadak dan sangat menyiksa sekali. Kepala juga langsung ikutan pusing tujuh keliling. "Nggak tahu, Mas. Kenapa bisa mendadak mual begini. Aku pengen istirahat aja, nggak napsu banget aku mau makan. Aku minta tolong kamu nanti makanya di bawa ke luar ruangan aja ya, takut kalau aku mual lagi." Aku berkata dengan napas tersengal-sengal. Telapak tangan ini pun masih berkacak memegangi hidung dan mulut. Takut tiba-
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status