All Chapters of Bayangan Cinta: Chapter 61 - Chapter 70
82 Chapters
Berita yang ditunggu
Reinhard pulang lebih awal dari acara makan malam, yang berlanjut dengan percakapan tentang peraturan tax terbaru. Mengabaikan pandangan dan keberatan teman-temannya. Dia butuh tempat untuk menghubungi Albert secara leluasa. Perasaan lelaki tampan itu sedang kacau, karena Kedatangan Garvin di Manifest Cafe. Melesat dari perkiraan tentang operasi transaksi ilegal yang akan terjadi malam ini.  Jelas sekali ada kekacauan dalam operasi penangkapan Garvin. Kesalahan informasi, atau ada hal lain lagi yang membuat keluar dari rencana. Reinhard menepuk stir kemudi, kekesalan melanda menghilangkan ketenangan sesaat dari dirinya. Alberth tidak menjawab panggilan telpon, membuat kegusaran membengkak dari semula. Rasa penasaran mendorong Reinhard menuju Prabu Paradise Hotel, tapi ketika mencapai jalan menuju hotel keluarga Garvin. Dia membatalkan rencana, dan berbelok ke arah lain. Reinhard tidak boleh gegabah dan tentu saja tidak ingin nanti terkait, jika terjadi insiden d
Read more
Akhirnya hari ini datang
Bunyi pintu kembali terdengar, terbuat dari kayu jati tua yang menimbulkan suara berat setiap terbuka. Kali ini di iringi langkah lebih dari satu orang. Menandakan bukan Tina, atau penjaga yang datang. Derap langkah dari sepatu boots, membuat hati Kara bergejolak. Dia tak sabar melihat siapa yang masuk ke ruangan, ketika berapa pria berseragam mendekat ke arah Tina dan dirinya. Tangis histeris Kara meledak. "Lapor, ada dua orang di ruangan,"  "Tenang, Bu. Kalian tidak apa-apa." "Kunci di mana?" "Ada pada salah satu pelayan bernama Tina," jawab Elisabeth tangkas. Setelah apa yang di alami. Perasaan Kara masih belum stabil, membuat Elisabet ber-inisiatif memegang kendali. Kekurangan gizi, sinar matahari, di dera ketakutan akan siksaan Garvin, dan segala ketidakpastian. Mengaduk semua rasa dalam diri Kara, tubuhnya bergetar hebat ketika seorang petugas wanita membuka borgol. Dia membopong Kara keluar dari ruangan. Sinar matahari meny
Read more
Awal kebebasan Kara
Reinhard mengambil piring yang selesai digunakan Kara. Mengangsurkan gelas minuman ke wanita cantik di hadapannya. Sedikit lebih segar, di bandingkan kemarin walau bibirnya masih pucat. Reinhard berlama-lama menatap Kara, membuat wanita itu merona merah karena deraan rasa jengah."Kamu kenapa sih? Tampangku memangnya merana sekali ya, harus di tatap dengan pandangan prihatin.""Tidak apa-apa. Sekarang sudah jauh lebih baik dari kemarin. Tidak seperti mayat hidup, "kata Reinhard, "rasanya sudah berabad lamanya aku tak melihatmu, Kara.""Untung saja kamu masih ingat, meski tidak melihatku kalau tidak ...." Kalimat Kara terputus, dia menggelengkan kepala. Enggan melanjutkan kembali.Reinhard tersenyum lembut. Kara bahkan tidak meladeni candanya. Kara yang biasa akan membalas ketus, lebih baik daripada terlihat putus asa seperti saat ini."Kamu akan tinggal di mana?""Rencananya kontrakan Adam. Dia kan masih di desa bersama orangtuaku.""
Read more
Kehidupan yang berbeda
Hari ini kesehatan Kara sudah stabil, dokter sudah memberi ijin untuk pulang. Selanjutnya hanya perlu melakukan rawat jalan. Tidak banyak barang yang dibawa, karena semua yang ada tertinggal di rumah Garvin. Kepergian mendadak dari kediaman suaminya, tidak memungkinkan Kara mengemas barang pribadi."Semua Reinhard yang belikan?" tanya Kara ketika Elisabeth mengambil alih barang bawaannya."Iya," Eli diam sejenak. "Kita tunggu pak Reinhard saja untuk mengantarkan kita ke kontrakan.""Tidak perlu lebih baik pesan taksi online.""Maaf, Bu. Menurut saya mengikut saran Pak Reinhard saja.""Kamu berani membantahku?""Bukan begitu ... maaf, tunggu saja."Elisabeth bersikeras menahan Kara. Sampai ada panggilan ke handphone Eli dari Reinhard, memberitahu mobil jemputan sudah menunggu. Awalnya Kara sempat kesal karena pelayan mungil itu membantah perintah, tapi ketika keluar dari rumah sakit. Banyak wartawan yang menunggu membuat ia terpaksa me
Read more
Menjadi diri sendiri
Pagi dengan awan keabuan menggantung di langit. Menambah suram keributan yang terjadi di rumah Garvin. Pasca penggeledahan dari pihak berwajib setelah penangkapan lalu membuat Sophia menambah pengamanan. Dia mengambil alih kediaman putranya, memastikan tak ada masalah yang akan memberatkan Garvin. "Kalian tidak bisa melarang seperti ini. Aku masih istri sah Garvin!" seru Kara pada penjaga di pintu masuk kediaman Garvin. "Maaf, Nyonya. Kami hanya mematuhi perintah." "Perintah siapa?" Mendengar keributan di teras kediaman Garvin. Sophia keluar dengan wajah tampak terganggu. Dagunya terangkat, dengan satu sudut bibir melengkung ke atas. Bola matanya memindai Kara dari atas sampai kaki. "Garvin dan aku yang memerintah melarang kucing jalanan masuk ke rumah! Berani sekali memunculkan wajah sampahmu di sini. Diam di teras, jangan melangkah satu jengkalpun!" "Tenang saja aku tak akan pernah kembali setelah mengambil barang yang kupunya."
Read more
Press conference dan perceraian
Kara berharap semua berakhir secepat mungkin. Berada dalam sorotan kamera, dan cercaan wartawan adalah hal pertama dalam hidupnya. Sebuah mimpi yang tak akan membuatnya terbangun seraya berkata 'mimpi aneh'. Kemarin dia berkata lantang meminta Reinhard membantu melakukan press conference. Sekarang dia mengumpulkan keberanian, memalsukan ekspresi menunjukkan Kara Garvita sekuat namanya. "Mengapa pernikahan anda di rahasiakan?" "Garvin merasa tidak ada keharusan mengungkapkan kehidupan pribadi ke muka umum." "Wajah anda memiliki kemiripan dengan Amara. Ada konspirasi yang mengatakan sebenarnya bukan Amara yang mengalami kecelakaan." "Usia Amara jika beliau masih hidup. 32 tahun. Apakah dalam usia 26 tahun ini kelihatan saya lebih tua enam tahun?" "Kekerasan dalam bentuk apa saja yang dilakukan Garvin?" Rentetan pertanyaan membutuhkan jawaban. Semua yang keluar dari mulut Kara akanmenjadi tontonan dan pembicaraan penduduk negeri ini. Sepe
Read more
Sebuah kehidupan baru
Perceraian adalah waktu untuk perubahan. Hal itu benar-benar batu fondasi kehidupan kebanyakan orang. Ketika hati kita hancur atau impian kita direnggut dari kita, itu adalah waktu untuk perkembangan dan perubahan. “Sometimes divorce is better than marriage.”— Sumner Redstone (Terkadang perceraian lebih baik dari pada pernikahan)Semua sudah berlalu dalam kehidupan Kara. Sophia tak melanjutkan tuntutan perceraian nama baik, sepertinya Reinhard telah menekan untuk mencabut laporan. Sekarang lembaran baru meminta untuk di isi kembali. Keluarganya membentangkan tangan, merangkul Kara dalam dekapan hangat. Wanita terkuat dalam kehidupan mereka. Janda merupakan status baru bagi Kara. Tak seperti perceraian dengan Bastian, yang dirayakan dengan bersenang-senang. Kali ini ia menyikapi lebih dewasa, Feli bisa melihat perubahan pada Kara. Sekarang tak ada lagi cerita tentang pria. Dia meleburkan diri dalam kehidupan, melepas
Read more
Reinhard mencintaimu
Kara memandang ke luar jendela. Mengamati pemandangan dari rooftop restorannya. Rumput buatan dengan taman tertata rapi, dia senang menghabiskan waktu di sini. Sekedar membaca buku atau menikmati secangkir kopi. Tempat yang tidak dibuka untuk umum. Kara membutuhkan privacy. Sepanjang hari waktunya di habiskan bekerja, jika orang mengatakan rumahku adalah istanaku. Maka istana Kara adalah tempatnya mencari nafkah. Tak ada yang tahu. Sampai sekarang dia masih takut tidur sendirian di kamar. Bayangan itu sering hadir. Silih berganti terkadang ia merasakan Bastian, lalu berubah menjadi Garvin. Keduanya datang dalam mimpi, atau ketika Kara memejamkan mata. Pria-pria itu melakukan hal sama untuk menyakiti dirinya. Kara akan berteriak, berlari menuju ruang kerjanya. Bergelung di sofa sambil terisak sampai kantuk datang menghampiri. Tidak, aku bukan Kara yang dulu lagi. Tak ada yang akan menyakiti dan menyentuhku lagi. Kepalanya menggeleng, menyenderkan diri
Read more
Rencana Feli
Aku tak pernah kesusahan mencari lelaki, mereka selalu datang menghampiriku. Apalagi sekarang. Segala pujian dan rayuan terdengar seperti suara sumbang. Telinga ini bahkan tak sudi menerimanya.- KaraKara menyenderkan diri di kursi kerjanya. Menatap bandulan meja yang bergerak ke sana kemari. Menjaga keseimbangan masing-masing. Dia melirik malas ke arah pintu ketika terdengar suara ketukan."Masuk.""Hai, Ibu Kara. Ada banyak laporan yang sudah saya selesaikan. Oh, ya bagaimana tanggapan terkait tentang penawaran pasokan sayuran dari PT. Hijau Segar?""Kau membuatku merinding setiap bersikap formal ketika hanya kita berdua.""Sesekali, aku ingin menghormatimu." Feli pura-pura merajuk."Sudah seringkali kamu lakukan ketika di hadapan banyak orang. PT. Hijau Segar ini masih di naungan Diamond Grup milik Reinhard, kan?""Ho-oh.""Batalkan saja. Jangan tanya alasannya, ambil saja pihak lain."Feli mengusap wajahnya.
Read more
Insiden di rumah Feli
Feli mengeluarkan roasted chicken dari oven. Aroma wangi menguar memenuhi dapur. Menarik Edward menghampirinya.“Kalau tidak mengenalimu, aku pasti mengira seorang chef.”“Jangan menggodaku selagi memegang masakan panas, sayang.” Feli memanyunkan bibirnya. Membuat gemas Edward. Dia memberikan ciuman dalam pada kekasihnya, membuat Feli kelabakan memegang roasted chicken di samping tubuhnya.“Hentikan! Bantu aku menata meja. Bos besar akan datang,” seru Feli mengambil kesempatan bicara ketika ada jedah. Dia memang bertambah cerewet ketika sedang sibuk bekerja.“Bos besarmu yang terlihat dingin dan angkuh. Apakah kamu baik-baik saja bekerja dengannya?”“Kedengaran yang kamu bicarakan kulkas di pojokan sana. Dingin dan angkuh, haha … Kara tak seperti itu sayang, dia baik dan ramah. Hanya saja Kara tak biasa bersikap hangat diluar pekerjaan pada pria lain.”“Karena kasus yan
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status