All Chapters of BET ON ME (INDONESIA): Chapter 21 - Chapter 30
61 Chapters
21. Malam yang indah
Austin langsung menarik dagu Esme dan menatap manik mata Esme dengan begitu lekat hingga tidak mempedulikan hal lain melainkan hanya berpusat pada manik mata Violet nya. Esme rasanya seperti terbakar dengan tatapan Austin yang seperti ingin melahapnya habis habisan seperti hewan buas yang baru menemukan mangsa segarnya. Dalam hatinya Esme sedikit bergidik ngeri dengan tatapan Austin yang membakar seluruh tubuhnya ... "Bukankah harusnya kau mandi karena kau baru saja pulang dari luar." ucap Esme berusaha untuk menepiskan suasana hening dan sepi ini "Sepertinya tidak hanya aku saja yang belom mandi." ucap Austin yang ikut menyadari Esme masih menggunakan pakaian yang sama 'Sialan aku juga belom lama sampai makanya belom mandi ...' batin Esme menggerutu ke dirinya sendiri "Kalau begitu aku pun akan segera mandi sekarang..." ucap Esme langsung beranjak pergi dari hadapan Austin Tapi
Read more
22. Sangat Menarik Ms. Fatale
Esme segera keluar dari ruangan kamar mandi setelah beberapa menit berada di dalam yang hanya berdiam diri menatapi dirinya sendiri di pantulan cermin. Esme sudah menduga kalau Austin pasti langsung menoleh dan menunggunya keluar, karena hal itu ketebak dari pertama kali Esme keluar. Tetapi detik setelahnya Esme menampilkan senyum miringnya ketika melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Austin yang tampak tidak percaya ... 'Aku tidak akan semudah itu melakukannya di depanmu' batin Esme berucap dalam hatinya "Aku yakin kau akan sakit setelah ini." ucap Austin yang masih melongo Esme sengaja keluar dari kamar mandi mengenakan bathrobe nya yang masih basah walaupun di dalamnya Esme sudah mengenakan lingerie tersebut. Esme memang sengaja dan ia sudah bertekad kalau ia akan mengenakan bathrobe basah ini selama semalam penuh dan berjanji untuk tidak akan melepaskannya.  "Aku akan lebih memilih untuk saki
Read more
23. Menyerahkan diriku
Pagi harinya Esme terbangun dengan kondisi tubuhnya yang begitu sehat dan nyenyak karena kemarin malam Esme dapat tertidur pulas tanpa ada sebuah gangguan sedikitpun dari laki laki buaya kelas kakap yang entah tidur dimana ia kemarin malam. Esme segera turun dari kasurnya dan segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Esme juga sempat melihat jam yang baru menunjukkan pukul 5 pagi.  Seharusnya Austin masih belom bangun untuk jam segini, batin Esme menebak nebak dalam hatinya. Setelah Esme selesai mandi ia langsung membereskan kembali sofa yang sempat ia dorong ke arah pintu agar pintunya tidak bisa terbuka lalu langsung membuka kuncinya. Suasana dirumah Austin begitu sepi, suram sekali di dalam. Esme tidak melihat ada orang yang berlalu lalang di koridor ruangannya berada. Dan seketika Esme mendapati Kiana yang sedang berjalan menaiki anak tangga ... "Morning Kiana..." sapa Lawrence tersenyum "Mornin
Read more
24. Kita bertemu kembali
"Apa yang ingin kau ketahui dariku ?" tanya Austin tiba tiba sambil menatap dengan manik matanya yang tajam ke manik mata Esme Esme diam seribu bahasa, apa yang dimaksud oleh Austin ? Kenapa tiba tiba dia bertanya seperti itu pada Esme ? Apakah Austin sudah mengetahui siapa Esme itu ? Sontak Esme langsung menunjukkan wajah bingungnya dan sekaligus sedikit panik. "Apa maksudmu ?" tanya Esme bingung "Apakah sebegitu penasarannya kau dengan ruangan pribadiku Esme ?" tanya Austin memanggil nama panggilannya Sontak Esme tentu saja langsung kaget bukan main ketika Austin mengetahui nama aslinya. Walaupun Lawrence juga merupakan nama aslinya tetapi Esme lebih banyak dikenal dan memang nama umumnya. Dan sekarang Austin mengetahuinya, apakah ia juga mengetahui kalau Esme adalah Agent CIA yang sedang bertugas mengawasinya ? Apakah aku akan mati sehabis ini karena mengetahui identitasnya ? 
Read more
25. Malam pelepasan
Suasana pesta pernikahan teman Austin di dalam Ballroom yang begitu besar dan megah. Dipenuhi dengan orang orang yang berpakaian sangat rapi dan juga indah. Saat Austin dan Esme memasuki ruangan ballroom tersebut, tidak sedikit pasang mata laki laki yang menatap ke arah Esme dengan tatapan jahilnya. Tetapi Esme hanya membuang muka tak acuh dan mengikuti Austin yang terus menggemgamnya dengan sangat erat. Ternyata Austin membawanya kepada teman-temannya yang sudah memanggilnya dari arah jauh. Esme sempat mengenali beberapa wajah dari mereka, beberapa pernah Esme temui ketika berada di Sixth sense dan ada satu orang yang masih Esme ingat wajahnya yaitu partner bisnis gelap Austin. Austin dan teman-temannya pun mengobrol menggunakan bahasa Spain yang tentu saja dapat Esme pahami. Sedangkan Esme sibuk dengan mengamati seluruh ruangan terlebih kepada tamu yang diundang. Dan ketika Esme melihat ke arah sebrangnya tepat disitu terdapat dua sepasang
Read more
26. Mencapai Puncak bersama
Esme langsung merasakan sebuah tangan yang begitu hangat yang dengan leluasanya menyusuri setiap jengkal kulitnya dengan perlahan dan begitu lembut. Posisi dimana Esme yang hanya mengenakan pakaian dalemannya saja membuat Austin dapat dengan asik melakukan aksinya sekarang. Esme sedikit memejamkan matanya untuk menahan sensasi rasa geli dari perutnya karena tangan Austin yang terus menggodanya di bagian perutnya.  "Apakah kau takut, Esme ?" tanya Austin dengan suara rendahnya tepat di teinga Esme Esme berbalik ke arah belakang sehingga sekarang mereka saling berhadap-hadapan satu sama lain. Esme menjawabnya dengan sebuah gelengan dari kepalanya, dan melihat hal itu Austin langsung menerobos dan mencium Esme dengan sangat brutal dan juga sangat menuntut. Dalam tautan mulut mereka yang saling beradu, Austin mengarahkan Esme dengan sedikit mendorongnya membuat Esme terus berjalan ke belakang hingga akhirnya ia terjatuh di atas sebuah kasur
Read more
27. Di Nomor Duakan
Esme terbangun dari tidurnya yang begitu pulas, tidak perlu dipungkiri lagi karena ia sangat kelelahan kemarin malam setelah dilahap habis habisan oleh Austin. Esme mengerjapkan matanya dan yang pertama kali ia lihat adalah Austin yang masih tertidur dengan begitu pulas. Mereka berdua masih tidak mengenakan busana apa apa yang menutupi tubuh mereka. Berhubung Austin masih terlelap dalam tidur, mungkin ini akan menjadi kesempatan Esme untuk menggeledah tempat ini.  Esme segera bangun dan berdiri tetapi ia merasakan seluruh kakinya yang sangat ngilu dan susah untuk digerakkan. Esme tidak mengira kalau sakitnya akan sangat mengilukan seperti itu, tapi untungnya tubuh Esme terbuat dari baja jadi ia tidak pedulikan dengan betapa sakit kakinya. Esme mengenakan pakaian tidur Austin yang tergeletak dibawah kakinya dan barulah Esme mencari tau seluruh kondisi ruangan ini.  Beberapa jam kemudian, Austin yang baru saja terbangun karena merasa
Read more
28. Sangat Menarik
Esme hanya bisa terdiam di dalam sebuah lemari pakaian yang begitu kecil yang hanya muat untuk seluruh tubuhnya seorang saja, bahkan di dalam lemari pun Esme tidak dapat selonjoran melainkan ia harus menekuk kakinya seperti orang yang meringkuk. Esme masih memandangi peristiwa yang ada di depan matanya melalui celah kecil di lemari pakaian itu. Esme dapat melihat kilatan tajam dari mata dan wajah Ayahnya Austin ketika dipukul oleh anaknya sendiri.  "Eres un chico muy insolente, mátalo si no quieres verme matarlo !" ucap Ayahnya Austin dengan nada Tinggi melengking(Kau memang anak yang sangat kurang ajar, Bunuh dia kalau kau tidak mau melihat aku yang membunuhnya !) Siapa yang tidak takut ketika orang yang sedang mereka bicarakan mendengar semua dan jelas jelas mengerti setiap kata serta ucapan yang dikeluarkan dari mulut mereka. Esme hanya bisa terdiam saja ketika mendengar sebuah ancaman yang sangat sering ia dengar bahk
Read more
29. Aku akan menyiksamu
Esme dan Austin yang sedang dalam perjalanannya menuju Mansion Austin sama sekali tidak ada suara di dalam taxi yang mereka naiki. Esme yang mengutuk dirinya karena tindakannya saat berada di posisi siaga mewajibkan dirinya harus mengeluarkan sebuah pistol yang selalu ia simpan. Esme sudah dapat menebak kalau Austin pasti akan mempertanyakannya mulai dari pertanyaan Siapa dirinya dan bagaimana Esme bisa menembak dengan sangat ahli. Saat ini Esme hanya bisa berharap kalau ia masih bisa selamat kedepannya ... Sedangkan Austin yang sibuk dengan pikirannya sendiri sambil memandangi pemandangan kota spanyol di kaca jendela luar. Sedari tadi Austin masih sibuk dengan satu pertanyaan yang ada di dalam benaknya, Siapa Esme sebenarnya. Walaupun Austin cukup terpukau melihat Esme yang tampaknya bukanlah wanita biasa, ia handal dalam mengendarai mobil ketika sedang dikejar, lalu ia handal dalam menembak dan segala macamnya yang kurang lebih berhubungan dengan dunia mafia.
Read more
30. Ini sungguh Gila
Esme kembali terbangun di siang hari bolong dengan kondisi tubuhnya yang begitu pegal terlebih begitu perih di bagian antara kedua pahanya. Esme sudah tidak bisa berkata kata lagi mengenai kemarin malam, karena memang Austin sudah snagat gila dalam bermainan yang tidak kunjung berhenti. Entah sudah ke berapa kali mereka bermain kemarin malam sampai akhirnya baru bisa tertidur di pagi hari. Esme menghela nafas beratnya melihat seorang laki laki yang ada di sampingnya yang masih tertidur pulas seperti anak bayi orok.    "Dasar lelaki penuh dosa !" umpat Esme pelan   Esme pun langsung berencana untuk turun dari kasur dengan memaksa kedua kakinya untuk berdiri tegak dan berjalan. Walaupun sebenarnya Esme bisa dibilang sedikit terlambat tetapi tidak ada salahnya ia kembali menyusuri seluruh yang ada di ruangan ini. Esme menarik baju kemeja putih Austin yang begitu kebesaran saat Esme pakai. Esme pun mulai berjalan dan lebih meneliti lagi dis
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status