Semua Bab I'm Your Destiny : Bab 11 - Bab 20
20 Bab
Cemburu?
"Maaf ya, kalian pasti menunggu terlalu lama!" ucap Pisco yang baru saja datang dan menggenggam tangan sang istri dengan penuh kasih sayang. Hal itu tak luput dari perhatian Quila dan Chivas. Mengingat usia Pisco dan Margarita yang tak lagi muda, membuat para anak muda yang mengelilinginya takjub. "Papa!" panggil Daisy. "Ya. Ada apa, Daisy?" tanya Pisco yang menatap wajah putrinya dengan hangat. "Ajarkan pada anak bungsumu itu, Pa, agar ia bisa lebih manis memperlakukan Quila!" pinta Daisy sesekali melirik wajah Chivas yang memerah sempurna. Belum mendapat jawaban dari pertanyaannya pada kedua kakaknya, orang tuanya datang. Chivas merasa kesal. Kesabarannya diuji. Hendak mendekati sang kakak demi mendapat jawaban, sepasang suami istri Jack dan Sangria menyusul. Tak menghilangkan sosok pria muda nan menawan di samping Jack, Mezcal pun ada di sini bersama mereka. Melihat Mezcal, Chivas merasa an
Baca selengkapnya
Abigail
Chivas pergi meninggalkan toko perhiasan dengan hati kesal. Ia memilih pamit pada orang-orang dan menikmati suasana mall sendirian tanpa diganggu siapa pun. DuggSeorang anak kecil berlari-lari dan menabraknya dari belakang. Spontan, Chivas menoleh ke belakang tanpa membalikkan badan. 'Sepertinya wajah bocah ini tak asing bagiku!' gumamnya dalam hati. "Maafkan aku, Om!" seru bocah laki-laki dengan pakaian yang tampak berantakan. Chivas mengedarkan pandangan sebelum menjawab permintaan maaf dari bocah yang menabrak dirinya. Tak menemukan seseorang yang sekiranya mencari bocah di hadapannya saat ini, Chivas berjongkok supaya mempermudah dirinya menjangkau si bocah kecil. Sembari mengelus lembut rambut cepak bocah laki-laki itu, Chivas mengangguk ramah seraya tersenyum tipis. "Tidak apa-apa. Hei bocah, di mana orang tuamu? Kenapa kau sendirian?" tanya Chivas penasaran. Saking penasarannya,
Baca selengkapnya
Satu Pertanyaan
Quila mendengkus kesal. Ia memutar bola matanya lalu menatap ke arah pasangan ibu dan anak tersebut sebelum kembali ke toko perhiasan di mana dua keluarga tengah sibuk di sana. "Ada apa denganmu, Quila? Kenapa tiba-tiba raut wajahmu begitu menyedihkan seperti ini?" tanya Fizz penuh perhatian pada calon adik iparnya setelah Quila kembali dari luar. Namun, pertanyaan itu terdengar seperti ledekan di gendang telinga Quila. Quila menggelengkan kepalanya. Tak mau menjawab pertanyaan dari Fizz untuk saat ini. Ia masih merasa kesal dan… cemburu! Ia tak menampik perasaan itu. Kini, giliran Daisy yang mendekati Quila. "Kau kenapa? Tadi terlihat begitu senang, kenapa saat ini ditekuk seperti ini? Hal apa yang membuatmu kesal? Katakan padaku!" desak Daisy. Ia meraih bahu Quila dan mendaratkan tangannya di sana. Merengkuh perempuan cantik itu guna menyalurkan asa sesama kaum hawa. Quila tampak kecewa. Ia hampir mengumpat da
Baca selengkapnya
Mengejarnya?
Quila mengambil napas dalam-dalam, berusaha menjernihkan suasana hatinya yang tiba-tiba mendadak kesal. Semua penggalan moment di mana pria di sampingnya tersenyum dan menatap wanita lain kembali teringat di memorinya. Perempuan itu dengan agresif mendekati pria yang tampak fokus dengan stang bundar di hadapannya. Aroma tubuh maskulin Chivas menggelitik di indera penciumannya. Candu! Aroma tubuh yang pernah beradu di atas ranjang dengannya begitu menggiurkan dan menenangkan setiap syaraf dalam dirinya. "Lihat aku!" paksa Quila saat keduanya berhenti di perempatan lalu lintas. Ia menarik dagu sang pujaan hati menatap ke arahnya. Pandangan keduanya tak dapat terhindarkan. Sekuat apa pun Chivas menolak, kekuatan perempuan itu sepertinya mendominasi. Entah karena efek cemburu atau apa, yang jelas Chivas belum memahami hal tersebut. "Kenapa kau bertanya seperti itu padaku? Bukankah kau tahu dengan jelas bahwa s
Baca selengkapnya
Obrolan Pria
Quila sudah mulai sedikit tenang, tapi tetap saja air matanya masih menetes membasahi pipi. Perempuan itu menyandarkan tubuh lelahnya di headboard seraya memandangi sebuah potret diri antara dirinya dan Chivas di masa lalu. Senyum khas yang ia miliki terpatri di sana. Tentu saja gaya khas Chivas sudah ada semenjak mereka saling mengenal satu sama lain. Dingin dan sulit didekati. Potret yang diambil sekitar lima belas tahun lalu itu terus menghiasi dompetnya hingga saat ini. Quila baru saja mengeluarkan potret lama itu dari dompet. Tiba-tiba ia menitikkan air mata usai mengunci pintu dan menjatuhkan pantatnya di atas ranjang. "Chivas, apakah tidak pernah ada aku di dalam hatimu? Aku sengaja tidak membahasnya lagi saat kita turun dari mobil. Aku takut, aku takut, kau akan menjawab tidak padaku! Apa kurangnya aku di dalam hatimu? Apa tak pernah sekali pun kau memikirkan aku seperti aku yang selalu memikirkanmu?" tanya Qui
Baca selengkapnya
Sangria
Dua pria yang telah berusia sebaya berdiri di samping mobil berwarna putih milik Mezcal. Mereka diliputi perasaan tak menentu satu sama lain. Mezcal mendekap hangat kedua tangan di atas enam cetakan perut sembari memandangi raut wajah Chivas yang tampak serius berpikir. "Ada apa?" tanya Mezcal yang bosan menunggu. Ada sesuatu hal yang harus ia urus dan ia tak mau buang waktu hanya untuk adu saling diam seperti ini. Waktu amat berharga untuknya. Chivas melihat wajah Mezcal yang diterpa cahaya matahari siang ini dan tampak kemerahan. "Apa kau menyukai Quila?" tanya Chivas penuh selidik. Wajahnya begitu serius dan tak terlihat ada candaan dalam pertanyaan itu. Mezcal merasa ada yang aneh dengan pertanyaan pria di hadapannya. Sebelum menjawab, ia memindah posisi dari yang awalnya berdiri santai kini menyandarkan punggungnya di pintu mobil. Sambil tersenyum penuh misteri, Mezcal tak melepaskan pandangan dari pr
Baca selengkapnya
Kejujuran
Chivas tiba-tiba menatap ke arah Quila. Mata mereka saling bersitatap hingga Quila merasa tangannya gemetar. Ia hanya mampu menundukkan pandangannya. Keberaniannya mendadak hilang saat berada di situasi seperti ini. Quila meremas tangannya sampai ujung-ujung jarinya memutih kemudian ia memalingkan muka takut bertatapan kembali dengan Chivas. Bukan takut sebenarnya, tapi jika ia melihat sorot mata pria itu dapat dipastikan dirinya akan canggung. Menyadari langkah pria itu semakin mendekat selangkah demi selangkah, dengan mantap, matanya penuh kepanikan. "Apa yang kau lakukan? Kenapa mendekatiku?" tanya Quila pada Chivas. "Sepertinya perjanjian seratus hari itu tidak akan pernah terjadi. Aku yakin kedua orang tua kita setelah tahu kenyataan yang sebenarnya pasti akan membatalkan pertunangan atau pernikahan kita! Aku sangat menantikan hal itu terjadi. Kau tidak akan menang, Quila sayang!" bisik Chivas penuh kemenangan di telinga Quila
Baca selengkapnya
Potret
'Ayo katakan pada mereka yang sebenarnya!' batin Chivas yang mulai tak sabar. Quila tahu apa yang ada dalam pikiran Chivas. Ia diam-diam menundukkan pandangannya lalu dalam hitungan detik genangan air mata itu menetes perlahan dari pipi. "Daddy! Mommy! Sebenarnya ini adalah perbuatan yang sangat kalian benci. Aku bingung bagaimana harus menjelaskannya dari awal. Setidaknya hanya ini yang bisa kuungkap. Aku dan Chivas telah melakukan hubungan terlarang dan kami berdua harus bertanggung jawab karena hal itu," ungkap Quila yang menyembunyikan fakta sebenarnya. Fizz dan Daisy saling melemparkan pandangan. Detik berikutnya mereka tersenyum penuh arti. "Lalu yang dimaksud dengan kau menjebak Chivas itu bagaimana ceritanya?" desak Sangria. "Tadi Mommy dengar Mezcal dan Chivas mengatakan bahwa kau menjebak Chivas," lanjutnya memastikan. Mezcal mau tak mau harus turun tangan. "Tante, maksudku tadi adalah mereka ter
Baca selengkapnya
Pria Menyebalkan
Ke empat manusia di dalam kamar Chivas tampak beradu argumen di hati dan pikiran masing-masing. Fizz dan Chivas terlihat seperti dua orang musuh yang terlibat adu nyali. Ada sorot kekesalan di sorot tajam yang mendominasi dari Chivas ke pada sang kakak. Pemuda tampan itu mengalihkan pandangan ke arah perempuan cantik yang perlahan bangun dari ranjangnya. Dengan gerakan yang begitu santai dan menyembunyikan rasa malunya, Quila mendekati Chivas dan tersenyum kikuk. "Sepertinya kak Fizz dan kak Daisy salah paham! Kami tadi tidak sengaja berada dalam keadaan berpelukan seperti itu. I'm swear!" yakin Quila. "Ah, lebih baik aku kembali ke kamarku dulu! Bye, Chivas, Kak Fizz dan Kak Daisy!" pekik Quila selanjutnya, perempuan itu segera ambil langkah seribu supaya tak dicecar banyak pertanyaan dari kedua saudari Chivas tersebut. Fizz dan Daisy hanya geleng-geleng kepala melihat Quila yang kabur dari kamar Chivas. Tatapan mereka beralih pada sang adik d
Baca selengkapnya
Kencan
Quila menatap tak percaya. Bagaimana bisa pria itu di dalam kamarnya? Apakah ia sedang bermimpi? Tapi kenapa rasanya begitu nyata? Perempuan itu mengerjapkan mata berkali-kali dan memastikan sosok di hadapannya adalah manusia bernama Chivas. Jemarinya merayap ke arah matanya ke atas dan ke bawah. Merasa nyeri di bagian kelopak matanya membuat ia sadar bahwa ini nyata adanya. "Chivas!! Kenapa kau masuk kemari? Wah, jangan-jangan kau sudah menyadari perasaanmu terhadapku, ya?" ledek Quila yang segera memindahkan benda empuk dari tangannya kembali ke tempat tidur. Quila beranjak dari posisinya dan mendekati Chivas. Chivas bergeming di tempatnya. Ia hanya diam saat Quila berjalan sambil memutari tubuhnya. Perempuan cantik itu tersenyum penuh misteri dengan pikiran menerka maksud kedatangan Chivas ke kamarnya. Belum sempat terjawab, Chivas berdehem. "Ehem!" suara itu berasal dari tenggorokan Chivas yang sengaja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status