All Chapters of My Boss: Chapter 21 - Chapter 30
66 Chapters
Bab 21
Setelah beberapa saat Erika vakum dari mengetik novel, ini adalah hari pertama Erika kembali menyentuh laptop miliknya. Erika berniat untuk kembali mengetik bab lanjutan novel itu. "Semangat, Erika! Semangat! Ingat kamu harus kuat demi calon bayimu kelak." Erika menyemangati dirinya sendiri. Ia lalu menghapus air matanya dan kembali fokus dengan layar laptop yang masih berada di pangkuannya. Mengingat sudah lebih dari sebulan Erika tidak update bab terbaru (terhitung sejak Bu Fatma dirawat di rumah sakit hingga meninggal), Erika harus membaca ulang beberapa bab terakhir sebelum mengetik bab lanjutan. Supaya ia tidak lupa akan alur cerita yang di buatnya.Walau Erika sedang hamil, tapi tidak menyurutkan niatnya kembali bangkit dari keterpurukan yang ia alami. Justru janin yang berada di dalam perutnya, menjadi penyemangat bagi Erika menjalani semua cobaan.Sebuah ketukan pintu mengalihkan perhatian Erika, ia pun segera berdiri dari sofa untuk m
Read more
Bab 22
Zack yang sangat berharap supaya Erika dapat melakukan kerjasama dengan pihak J entertainment dengan baik. Kini justru ia harus menelan kekecewaannya, karena di hari yang harusnya Erika bisa menandatangani kontrak kerjasama dengan J entertainment, justru Erika dalam keadaan kurang sehat. Dan Zack sangat memaklumi hal itu. Zack tahu kalau Erika masih dalam keadaan ngidam. Sehingga ia masih sering mual bahkan sampai muntah. "Maafkan aku, Zack. Aku telah mengecewakanmu." ucap Erika lemah saat dirinya baru saja memuntahkan semua isi perutnya. Erika mendudukkan dirinya di sofa yang ada di ruang tamu, wajahnya masih terlihat pucat."Jangan banyak berpikir, Er. Sekarang ini yang penting adalah kondisi kesehatan kamu. Anggap saja kesempatan kamu belum datang di saat seperti ini, Er. Tapi aku yakin jika suatu saat nanti kamu pasti bisa lebih sukses." ucap Zack memberikan semangat pada Erika. "Minumlah ini, supaya sedikit mengurangi rasa mual yang kamu rasakan
Read more
Bab 23
Suasana kantor seketika menjadi sangat mencekam. Banyak pegawai yang di pecat hanya karena kesalahan yang sangat kecil. Posisi meja sekertaris ia biarkan kosong tanpa berniat mencari pengganti Erika. Sungguh Jimmy sudah menjelma menjadi monster bagi para pegawainya di kantor Adinata group.  Keadaan akan berbanding terbalik saat ia sudah berada di dalam kamar seorang diri. Ia hanya bisa menengguk beberapa gelas minuman beralkohol sekedar untuk menghilangkan bayangan Erika yang selalu menghantuinya. Ia sangat, sangat, sangat merindukan istrinya. Tapi bagaimana cara supaya ia bisa menemukan Erika-nya?  Jimmy benar-benar tersiksa dengan kondisi semacam ini. Seumur hidupnya, ini baru pertama kali ia kehilangan orang yang sangat ia cintai. Dan bodohnya itu karena kesalahannya sendiri. Sungguh melihat kondisi Jimmy yang seperti itu, membuat orang di sekelilingnya akan merasa sangat kasihan terhadapnya. Setelah Jimmy hilang kesadaran karena minuman beralkoh
Read more
Bab 24
"Soal kesempatan kedua, hanya Erika yang berhak untuk menentukannya. Apakah ia akan memberikan kesempatan itu atau tidak. Tapi yang paling penting saat ini, jangan sampai membuat Erika terlalu tertekan dengan permasalahan yang timbul diantara kalian." ucap Indri seolah menyiratkan sebuah makna terpendam untuk Jimmy. Jimmy melihat keluar jendela, lalu ia menghela napas. "Seandainya aku bisa bertemu dengannya, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan tidak akan membiarkan Erika merasa tertekan atau pun tidak bahagia. Aku sangat mencintai dia, dan baru kali ini aku seperti orang gila tanpa adanya Erika di sisiku." ucap Jimmy putus asa. Pandangannya menerawang jauh ke depan, seolah ia sangat berharap adanya kejelasan dimana keberadaan Erika. "Setidaknya tolong beritahu aku kalau kamu mempunyai kabar terbaru tentang dia. Termasuk tentang keberadaan dia saat ini." ucap Jimmy dengan nada memohon pada Indri. Saat ia sudah kembali berpaling dari melihat keluar jendel
Read more
Bab 25
Di sela kesibukannya di kantor, ponsel Jimmy berdering. Saat melihat siapa yang sedang menghubunginya, dengan segera Jimmy mengangkat panggilan tersebut. "Ada kabar apa?" tanya Jimmy tanpa basa-basi. "Mengenai orang yang tuan Jimmy cari, dua hari yang lalu anak buahku melihatnya memasuki rumah mewah bersama wanita paruh baya. Sepertinya mereka sudah saling kenal dan terlihat akrab." ucap detektif suruhan Jimmy. "Kirimkan alamatnya padaku, sekarang!" ucap Jimmy.  "Saya akan kirimkan alamatnya segera Tuan Jimmy."  "Hem." jawab Jimmy lalu ia mematikan panggilan teleponnya. "Rumah siapa yang dia datangi? Dan siapa wanita paruh baya itu?" gumam Jimmy penuh tanya. Saat rasa penasaran mulai muncul di dalam hatinya, ada sebuah pesan masuk dari detektif suruhannya. Dengan segera Jimmy membuka pesan tersebut untuk melihat apa isinya. "Ini kan alamat rumah Mama?" Jimmy terkejut saat membaca alamat yang di kirim detektif itu.  "Tern
Read more
Bab 26
"In, aku ke toilet sebentar." Erika berbisik untuk berpamitan pada Indri yang berdiri disebelahnya. Mereka berdua saat ini sedang menghadiri sebuah acara pesta pertunangan salah satu teman kampusnya bernama Nisa, yang diadakan di sebuah hotel berbintang yang ada di Jakarta. Sebenarnya Erika tidak ingin hadir di acara pesta seperti ini, tapi Indri yang memaksanya ikut. Hitung-hitung supaya Erika sejenak bisa melupakan tentang masalah pribadinya. Karena semenjak kematian sang bunda, dan rumitnya masalah rumah tangga yang Erika alami. Membuat Erika jarang hadir di acara-acara seperti ini.Erika lebih memilih menyendiri ditempat kosnya hanya dengan mengetik dan mengetik untuk novelnya. Kalau pun ia mau datang di sebuah acara, mungkin hanya acara seminar yang ia hadiri."Mau ditemani nggak?" tanya Indri."Nggak usah, kamu disini aja." jawab Erika"Ok, ok, tapi jangan lama-lama ya." jawab Indri. "Iya," sahut Erika. Lalu ia
Read more
Bab 27
Walaupun gaun yang ia kenakan tertutup dengan blazer, tapi tidak dapat menyembunyikan jika kini perutnya sudah mulai terlihat membuncit. Jantung Erika pun berdetak kencang seperti habis lari maraton. Apa yang akan ia katakan jika orang itu menanyakan kondisinya?  "M-mama." Erika tampak gugup. Setelah tadi di luar bertemu dengan Allan secara kebetulan, sekarang ia harus bertemu dengan Angela. Dunia ini terasa begitu sempit, sehingga di hari yang sama dan waktu yang hampir bersamaan, Erika bertemu dua orang yang saat ini tidak ingin ia temui. Mengingat jika dirinya sedang dalam keadaan mual dan juga muntah. "Ya ampun sayang, kamu kenapa? Wajah kamu pucat sekali? Apa kamu sakit?" tanya Angela yang terlihat cemas, ia mendekati Erika untuk melihat keadaan Erika yang memang sangat pucat. "Aku tidak apa-apa, Ma." jawab Erika dengan senyum yang di paksakan. "Mama ada acara juga di tempat ini?"  "Hari ini kan ulang tahun perusahaan, sayang. A
Read more
Bab 28
"Istri?" tanya Dokter Mira terkejut. Karena selama ia kenal dengan Erika, ia tidak mengetahui kalau Erika adalah istri dari pemilik rumah sakit tempatnya bekerja. Ia melihat ke arah Erika seperti ingin bertanya apakah itu benar adanya.Selama menjadi Dokter kandungan yang selalu memeriksa kondisi Erika, ia tidak pernah sekalipun melihat Jimmy mengantar Erika check up. Yang ia ketahui justru Zack yang selalu siaga di samping Erika.Lagi pula tidak ada berita yang menyebutkan bahwa Erika adalah istri Jimmy di berbagai media manapun. Lantas kenapa bisa Jimmy menyebut Erika sebagai istrinya? Begitulah pertanyaan yang ada di kepala Dokter Mira.Erika yang mendapat tatapan penuh tanya dari Dokter Mira, dia lebih memilih diam. Pikirannya benar-benar sedang kacau saat ini, sehingga Erika tidak tahu harus mengatakan apa pada Dokter Mira. Yang ada di kepalanya kini hanya rasa takut seandainya Jimmy akan mengambil anaknya kalau mereka resmi bercerai nanti.Saat Jimm
Read more
Bab 29
Erika membelalakkan matanya, "A-apa?" Erika shock mendengar ucapan Jimmy yang tidak pernah ia sangka Terdengar helaan napas Jimmy, ia lalu meletakkan kantong plastik putih dari apotik yang berisi vitamin Erika di atas meja. Setelah itu Jimmy beranjak dan berjalan mendekati Erika. Jantung Erika berdebar begitu kencang. Tubuhnya juga seakan membeku seolah tak bisa ia gerakkan. Apakah ini nyata? Jimmy ingin menjemputnya? Jimmy meraih kedua tangan Erika dan menggenggamnya. "Iya, sayang. Kedatanganku kemari ingin menjemputmu pulang bersamaku. Aku ingin memulai semua dari awal lagi. Ada kamu, aku dan juga anak kita." ucap Jimmy yang berada tepat di depan Erika. Erika masih terdiam, ia hanya menunduk melihat kearah tangannya yang ada di genggaman Jimmy. Perasaan Erika tidak bisa tergambarkan lagi. Kata-kata Jimmy sepertinya sedikit mempengaruhi pikiran dan hati Erika. "Aku minta maaf selama ini telah banyak menyakiti hati kamu. Aku minta maaf karena
Read more
Bab 30
Mentari pagi terlihat malu-malu menampakkan sinarnya. Karena cuaca pagi ini sedikit tertutup mendung yang pertanda mau hujan. Erika yang baru saja bangun, ia keluar kamar untuk membuat susu ibu hamil yang biasa ia konsumsi.  'Syukurlah mas Jimmy sudah pulang.' batin Erika. Ia menghela napas lega saat tidak melihat Jimmy di atas sofa dan hanya tertinggal selimut yang ia berikan tadi malam. 'Kalau masih ada dia, pasti rasanya akan sangat canggung akibat kejadian tadi malam. Bisa-bisanya aku melakukan hal bodoh seperti itu.' batin Erika. Membayangkan saja membuat kedua pipinya terasa panas, mungkin saat ini sudah memerah. Erika meletakkan gelas susu yang hanya tersisa setengah di atas meja yang ada di dapur. Lalu ia berjalan menuju ke sofa. Erika membereskan selimut yang ada di sofa, melipat dan membawanya ke dalam kamar.  Setelah selesai Erika mengambil gelas susunya dan duduk di sofa panjang yang sebelumnya di pakai Jimmy tidur semalam. "Cuac
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status