Walaupun gaun yang ia kenakan tertutup dengan blazer, tapi tidak dapat menyembunyikan jika kini perutnya sudah mulai terlihat membuncit. Jantung Erika pun berdetak kencang seperti habis lari maraton. Apa yang akan ia katakan jika orang itu menanyakan kondisinya?
"M-mama." Erika tampak gugup.
Setelah tadi di luar bertemu dengan Allan secara kebetulan, sekarang ia harus bertemu dengan Angela. Dunia ini terasa begitu sempit, sehingga di hari yang sama dan waktu yang hampir bersamaan, Erika bertemu dua orang yang saat ini tidak ingin ia temui. Mengingat jika dirinya sedang dalam keadaan mual dan juga muntah.
"Ya ampun sayang, kamu kenapa? Wajah kamu pucat sekali? Apa kamu sakit?" tanya Angela yang terlihat cemas, ia mendekati Erika untuk melihat keadaan Erika yang memang sangat pucat.
"Aku tidak apa-apa, Ma." jawab Erika dengan senyum yang di paksakan. "Mama ada acara juga di tempat ini?"
"Hari ini kan ulang tahun perusahaan, sayang. A
"Istri?" tanya Dokter Mira terkejut. Karena selama ia kenal dengan Erika, ia tidak mengetahui kalau Erika adalah istri dari pemilik rumah sakit tempatnya bekerja. Ia melihat ke arah Erika seperti ingin bertanya apakah itu benar adanya.Selama menjadi Dokter kandungan yang selalu memeriksa kondisi Erika, ia tidak pernah sekalipun melihat Jimmy mengantar Erika check up. Yang ia ketahui justru Zack yang selalu siaga di samping Erika.Lagi pula tidak ada berita yang menyebutkan bahwa Erika adalah istri Jimmy di berbagai media manapun. Lantas kenapa bisa Jimmy menyebut Erika sebagai istrinya? Begitulah pertanyaan yang ada di kepala Dokter Mira.Erika yang mendapat tatapan penuh tanya dari Dokter Mira, dia lebih memilih diam. Pikirannya benar-benar sedang kacau saat ini, sehingga Erika tidak tahu harus mengatakan apa pada Dokter Mira. Yang ada di kepalanya kini hanya rasa takut seandainya Jimmy akan mengambil anaknya kalau mereka resmi bercerai nanti.Saat Jimm
Erika membelalakkan matanya, "A-apa?" Erika shock mendengar ucapan Jimmy yang tidak pernah ia sangka Terdengar helaan napas Jimmy, ia lalu meletakkan kantong plastik putih dari apotik yang berisi vitamin Erika di atas meja. Setelah itu Jimmy beranjak dan berjalan mendekati Erika. Jantung Erika berdebar begitu kencang. Tubuhnya juga seakan membeku seolah tak bisa ia gerakkan. Apakah ini nyata? Jimmy ingin menjemputnya? Jimmy meraih kedua tangan Erika dan menggenggamnya. "Iya, sayang. Kedatanganku kemari ingin menjemputmu pulang bersamaku. Aku ingin memulai semua dari awal lagi. Ada kamu, aku dan juga anak kita." ucap Jimmy yang berada tepat di depan Erika. Erika masih terdiam, ia hanya menunduk melihat kearah tangannya yang ada di genggaman Jimmy. Perasaan Erika tidak bisa tergambarkan lagi. Kata-kata Jimmy sepertinya sedikit mempengaruhi pikiran dan hati Erika. "Aku minta maaf selama ini telah banyak menyakiti hati kamu. Aku minta maaf karena
Mentari pagi terlihat malu-malu menampakkan sinarnya. Karena cuaca pagi ini sedikit tertutup mendung yang pertanda mau hujan. Erika yang baru saja bangun, ia keluar kamar untuk membuat susu ibu hamil yang biasa ia konsumsi. 'Syukurlah mas Jimmy sudah pulang.' batin Erika. Ia menghela napas lega saat tidak melihat Jimmy di atas sofa dan hanya tertinggal selimut yang ia berikan tadi malam. 'Kalau masih ada dia, pasti rasanya akan sangat canggung akibat kejadian tadi malam. Bisa-bisanya aku melakukan hal bodoh seperti itu.' batin Erika. Membayangkan saja membuat kedua pipinya terasa panas, mungkin saat ini sudah memerah. Erika meletakkan gelas susu yang hanya tersisa setengah di atas meja yang ada di dapur. Lalu ia berjalan menuju ke sofa. Erika membereskan selimut yang ada di sofa, melipat dan membawanya ke dalam kamar. Setelah selesai Erika mengambil gelas susunya dan duduk di sofa panjang yang sebelumnya di pakai Jimmy tidur semalam. "Cuac
Sudah 3 hari ini Jimmy menahan diri agar tidak datang ke tempat kos Erika, walaupun rasa rindunya begitu kuat pada istri yang sangat di cintainya itu. Jimmy sedang menyiapkan rencana baru serta strategi baru agar bisa selalu dekat dengan Erika, rencana yang sudah ia susun dengan rapi tanpa harus memaksa Erika supaya ikut tinggal dengannya.Jimmy ingat pesan Indri yang meminta supaya mendekati Erika pelan-pelan agar Erika tidak tertekan atau pun terguncang dengan permintaan Jimmy yang tiba-tiba. Sekarang ia tahu alasan di balik perkataan Indri. Itu di karenakan kondisi Erika yang sedang hamil, dan dalam kondisi hamil sebisa mungkin jangan ada tekanan yang di alami Erika. Agar janin yang ada di dalam kandungan Erika bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dan juga sehat.Penolakan Erika tempo hari tidak menyurutkan niat Jimmy. Tekadnya sudah bulat, ia harus mendapatkan Erika-nya kembali. Pelan tapi pasti, Jimmy akan mendapatkannya."Evan, bagaimana persiapan dokume
Meeting kini sedang berlangsung, semua merasa tegang di saat seperti ini. Karena biasanya Jimmy selalu merasa tidak puas dengan hasil kerja para pegawainya. Bukan sekali atau dua kali mereka mendapatkan tekanan begitu besar dari Jimmy, mengingat Jimmy orang yang selalu menuntut kesempurnaan dalam hal pekerjaan. Sudah menjadi rahasia umum kalau Jimmy tidak segan meminta untuk membuat ulang laporan atau pun presentasi yang sudah selesai di kerjakan hanya karena satu kesalahan. Bagi Jimmy tidak boleh ada sedikitpun kesalahan dalam hal pekerjaan, semua hasilnya harus perfect sesuai keinginan Jimmy. "Bagaimana pak Jimmy?" tanya salah satu pegawai yang telah selesai mempresentasikan hasil kerjanya sekaligus rencana untuk kelanjutan dari laporannya tersebut. Tidak ada jawaban dari Jimmy, matanya hanya tertuju pada sebuah benda berbentuk persegi panjang yang ada di telapak tangannya. Sebuah senyuman terukir indah di sudut bibir Jimmy. Dan hal itu membuat pegawa
"Ma, Mama masak apa? Kenapa aromanya harum sekali dari depan?" suara itu sukses membuat Erika terpaku diam di depan meja makan. Suara langkah kaki yang terdengar semakin mendekat membuat jantung Erika berdebar kencang tak beraturan. "Jimmy? Sudah pulang? Nggak jadi lemburnya?" sarkas Angela dari arah dapur. Karena tadi saat di telepon, Jimmy bilang akan lembur malam ini. Bukannya menjawab pertanyaan mamanya, langkah kaki Jimmy mendekati Erika yang masih diam di dekat meja makan, sedang menata makanan yang sudah matang. Tanpa aba-aba Jimmy mengecup pelipis Erika sekilas ketika sudah berdiri di sampingnya. "Masak apa? Sepertinya enak." ucap Jimmy yang sebelah tangannya melingkar di pinggang Erika. Sedangkan tangan satunya memegang jas yang ada di lengannya. "Hah?" Erika begitu terkejut. Ia menoleh kearah Jimmy yang ada di sampingnya. Belum hilang keterkejutan Erika, kini Jimmy memanfaatkan keadaan dengan langsung mengecup bibir E
Malam ini Angela sengaja memaksa Erika untuk menginap. Tujuan Angela yaitu supaya Erika dan Jimmy bisa bicara dari hati ke hati, setidaknya mereka bisa membicarakan masalah yang mereka alami saat ini.Bagi Angela saling menyakiti atau pun menghindar bukanlah solusi yang tepat untuk keduanya. Dan di sinilah peran Angela sebagai orangtua yang tidak ingin rumah tangga anaknya hancur."Sayang, kenapa masih di sini? Jangan tidur terlalu malam, tidak baik bagi kesehatan kamu dan janin kamu." ucap Angela yang melihat Erika masih berada di ruang keluarga menonton acara televisi."Sebentar lagi, Ma. Setelah acara ini selesai, aku akan segera tidur." jawab Erika dengan senyuman ramah."Baiklah. Jangan sampai kamu ketiduran di sofa lho." Angela mengingatkan Erika."Iya, Ma."Setelah mengambil sebotol air mineral, Angela kembali masuk ke dalam kamarnya. Kini tinggal Erika sendirian di sofa yang ada di ruang keluarga sambil menont
Mendapat pertanyaan seperti membuat Jimmy bingung harus memulai dari mana lagi menjelaskan pada Erika, jika itu ia lakukan karena kecewa saat mengetahui Erika sudah tidak perawan saat mereka bulan madu di Bali.Jimmy menghela napas berat, "Sebenarnya itu kesalahanku yang terlebih dulu salah paham yang mengira bahwa kamu sudah ...""Tidak perawan lagi saat bulan madu di Bali?" potong Erika.Jimmy terperanjat saat mendengar Erika mengatakan hal yang sangat sulit ia ucapkan. Karena Jimmy takut kalau mengatakannya maka keadaan akan semakin rumit dan membuat Erika akan menjauh darinya. "Kamu tahu soal itu?" tanya Jimmy dengan wajah yang terlihat cemas.Tentu saja Jimmy cemas dengan reaksi Erika setelah mengatakannya. Bagi seorang perempuan, keperawanan seperti mahkota suci yang harus di jaga sebelum ikatan janji pernikahan terjadi. Dan Jimmy telah mencurigai Erika tidak perawan saat berbulan madu di Bali. Bagaimana jika Erika akan semakin mar