Suasana kantor seketika menjadi sangat mencekam. Banyak pegawai yang di pecat hanya karena kesalahan yang sangat kecil. Posisi meja sekertaris ia biarkan kosong tanpa berniat mencari pengganti Erika. Sungguh Jimmy sudah menjelma menjadi monster bagi para pegawainya di kantor Adinata group.
Keadaan akan berbanding terbalik saat ia sudah berada di dalam kamar seorang diri. Ia hanya bisa menengguk beberapa gelas minuman beralkohol sekedar untuk menghilangkan bayangan Erika yang selalu menghantuinya. Ia sangat, sangat, sangat merindukan istrinya. Tapi bagaimana cara supaya ia bisa menemukan Erika-nya?
Jimmy benar-benar tersiksa dengan kondisi semacam ini. Seumur hidupnya, ini baru pertama kali ia kehilangan orang yang sangat ia cintai. Dan bodohnya itu karena kesalahannya sendiri. Sungguh melihat kondisi Jimmy yang seperti itu, membuat orang di sekelilingnya akan merasa sangat kasihan terhadapnya.
Setelah Jimmy hilang kesadaran karena minuman beralkoh
Jangan lupa untuk memberikan vote nya ya kak... Dan mampir juga di cerita saya yang lain. Berjudul ' Mengejar Cinta Istri' yang pasti seru dan di jamin nagih deh 😉
"Soal kesempatan kedua, hanya Erika yang berhak untuk menentukannya. Apakah ia akan memberikan kesempatan itu atau tidak. Tapi yang paling penting saat ini, jangan sampai membuat Erika terlalu tertekan dengan permasalahan yang timbul diantara kalian." ucap Indri seolah menyiratkan sebuah makna terpendam untuk Jimmy. Jimmy melihat keluar jendela, lalu ia menghela napas. "Seandainya aku bisa bertemu dengannya, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan tidak akan membiarkan Erika merasa tertekan atau pun tidak bahagia. Aku sangat mencintai dia, dan baru kali ini aku seperti orang gila tanpa adanya Erika di sisiku." ucap Jimmy putus asa. Pandangannya menerawang jauh ke depan, seolah ia sangat berharap adanya kejelasan dimana keberadaan Erika. "Setidaknya tolong beritahu aku kalau kamu mempunyai kabar terbaru tentang dia. Termasuk tentang keberadaan dia saat ini." ucap Jimmy dengan nada memohon pada Indri. Saat ia sudah kembali berpaling dari melihat keluar jendel
Di sela kesibukannya di kantor, ponsel Jimmy berdering. Saat melihat siapa yang sedang menghubunginya, dengan segera Jimmy mengangkat panggilan tersebut. "Ada kabar apa?" tanya Jimmy tanpa basa-basi. "Mengenai orang yang tuan Jimmy cari, dua hari yang lalu anak buahku melihatnya memasuki rumah mewah bersama wanita paruh baya. Sepertinya mereka sudah saling kenal dan terlihat akrab." ucap detektif suruhan Jimmy. "Kirimkan alamatnya padaku, sekarang!" ucap Jimmy. "Saya akan kirimkan alamatnya segera Tuan Jimmy." "Hem." jawab Jimmy lalu ia mematikan panggilan teleponnya. "Rumah siapa yang dia datangi? Dan siapa wanita paruh baya itu?" gumam Jimmy penuh tanya. Saat rasa penasaran mulai muncul di dalam hatinya, ada sebuah pesan masuk dari detektif suruhannya. Dengan segera Jimmy membuka pesan tersebut untuk melihat apa isinya. "Ini kan alamat rumah Mama?" Jimmy terkejut saat membaca alamat yang di kirim detektif itu. "Tern
"In, aku ke toilet sebentar." Erika berbisik untuk berpamitan pada Indri yang berdiri disebelahnya.Mereka berdua saat ini sedang menghadiri sebuah acara pesta pertunangan salah satu teman kampusnya bernama Nisa, yang diadakan di sebuah hotel berbintang yang ada di Jakarta.Sebenarnya Erika tidak ingin hadir di acara pesta seperti ini, tapi Indri yang memaksanya ikut. Hitung-hitung supaya Erika sejenak bisa melupakan tentang masalah pribadinya. Karena semenjak kematian sang bunda, dan rumitnya masalah rumah tangga yang Erika alami. Membuat Erika jarang hadir di acara-acara seperti ini.Erika lebih memilih menyendiri ditempat kosnya hanya dengan mengetik dan mengetik untuk novelnya. Kalau pun ia mau datang di sebuah acara, mungkin hanya acara seminar yang ia hadiri."Mau ditemani nggak?" tanya Indri."Nggak usah, kamu disini aja." jawab Erika"Ok, ok, tapi jangan lama-lama ya." jawab Indri."Iya," sahut Erika. Lalu ia
Walaupun gaun yang ia kenakan tertutup dengan blazer, tapi tidak dapat menyembunyikan jika kini perutnya sudah mulai terlihat membuncit. Jantung Erika pun berdetak kencang seperti habis lari maraton. Apa yang akan ia katakan jika orang itu menanyakan kondisinya? "M-mama." Erika tampak gugup. Setelah tadi di luar bertemu dengan Allan secara kebetulan, sekarang ia harus bertemu dengan Angela. Dunia ini terasa begitu sempit, sehingga di hari yang sama dan waktu yang hampir bersamaan, Erika bertemu dua orang yang saat ini tidak ingin ia temui. Mengingat jika dirinya sedang dalam keadaan mual dan juga muntah. "Ya ampun sayang, kamu kenapa? Wajah kamu pucat sekali? Apa kamu sakit?" tanya Angela yang terlihat cemas, ia mendekati Erika untuk melihat keadaan Erika yang memang sangat pucat. "Aku tidak apa-apa, Ma." jawab Erika dengan senyum yang di paksakan. "Mama ada acara juga di tempat ini?" "Hari ini kan ulang tahun perusahaan, sayang. A
"Istri?" tanya Dokter Mira terkejut. Karena selama ia kenal dengan Erika, ia tidak mengetahui kalau Erika adalah istri dari pemilik rumah sakit tempatnya bekerja. Ia melihat ke arah Erika seperti ingin bertanya apakah itu benar adanya.Selama menjadi Dokter kandungan yang selalu memeriksa kondisi Erika, ia tidak pernah sekalipun melihat Jimmy mengantar Erika check up. Yang ia ketahui justru Zack yang selalu siaga di samping Erika.Lagi pula tidak ada berita yang menyebutkan bahwa Erika adalah istri Jimmy di berbagai media manapun. Lantas kenapa bisa Jimmy menyebut Erika sebagai istrinya? Begitulah pertanyaan yang ada di kepala Dokter Mira.Erika yang mendapat tatapan penuh tanya dari Dokter Mira, dia lebih memilih diam. Pikirannya benar-benar sedang kacau saat ini, sehingga Erika tidak tahu harus mengatakan apa pada Dokter Mira. Yang ada di kepalanya kini hanya rasa takut seandainya Jimmy akan mengambil anaknya kalau mereka resmi bercerai nanti.Saat Jimm
Erika membelalakkan matanya, "A-apa?" Erika shock mendengar ucapan Jimmy yang tidak pernah ia sangka Terdengar helaan napas Jimmy, ia lalu meletakkan kantong plastik putih dari apotik yang berisi vitamin Erika di atas meja. Setelah itu Jimmy beranjak dan berjalan mendekati Erika. Jantung Erika berdebar begitu kencang. Tubuhnya juga seakan membeku seolah tak bisa ia gerakkan. Apakah ini nyata? Jimmy ingin menjemputnya? Jimmy meraih kedua tangan Erika dan menggenggamnya. "Iya, sayang. Kedatanganku kemari ingin menjemputmu pulang bersamaku. Aku ingin memulai semua dari awal lagi. Ada kamu, aku dan juga anak kita." ucap Jimmy yang berada tepat di depan Erika. Erika masih terdiam, ia hanya menunduk melihat kearah tangannya yang ada di genggaman Jimmy. Perasaan Erika tidak bisa tergambarkan lagi. Kata-kata Jimmy sepertinya sedikit mempengaruhi pikiran dan hati Erika. "Aku minta maaf selama ini telah banyak menyakiti hati kamu. Aku minta maaf karena
Mentari pagi terlihat malu-malu menampakkan sinarnya. Karena cuaca pagi ini sedikit tertutup mendung yang pertanda mau hujan. Erika yang baru saja bangun, ia keluar kamar untuk membuat susu ibu hamil yang biasa ia konsumsi. 'Syukurlah mas Jimmy sudah pulang.' batin Erika. Ia menghela napas lega saat tidak melihat Jimmy di atas sofa dan hanya tertinggal selimut yang ia berikan tadi malam. 'Kalau masih ada dia, pasti rasanya akan sangat canggung akibat kejadian tadi malam. Bisa-bisanya aku melakukan hal bodoh seperti itu.' batin Erika. Membayangkan saja membuat kedua pipinya terasa panas, mungkin saat ini sudah memerah. Erika meletakkan gelas susu yang hanya tersisa setengah di atas meja yang ada di dapur. Lalu ia berjalan menuju ke sofa. Erika membereskan selimut yang ada di sofa, melipat dan membawanya ke dalam kamar. Setelah selesai Erika mengambil gelas susunya dan duduk di sofa panjang yang sebelumnya di pakai Jimmy tidur semalam. "Cuac
Sudah 3 hari ini Jimmy menahan diri agar tidak datang ke tempat kos Erika, walaupun rasa rindunya begitu kuat pada istri yang sangat di cintainya itu. Jimmy sedang menyiapkan rencana baru serta strategi baru agar bisa selalu dekat dengan Erika, rencana yang sudah ia susun dengan rapi tanpa harus memaksa Erika supaya ikut tinggal dengannya.Jimmy ingat pesan Indri yang meminta supaya mendekati Erika pelan-pelan agar Erika tidak tertekan atau pun terguncang dengan permintaan Jimmy yang tiba-tiba. Sekarang ia tahu alasan di balik perkataan Indri. Itu di karenakan kondisi Erika yang sedang hamil, dan dalam kondisi hamil sebisa mungkin jangan ada tekanan yang di alami Erika. Agar janin yang ada di dalam kandungan Erika bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dan juga sehat.Penolakan Erika tempo hari tidak menyurutkan niat Jimmy. Tekadnya sudah bulat, ia harus mendapatkan Erika-nya kembali. Pelan tapi pasti, Jimmy akan mendapatkannya."Evan, bagaimana persiapan dokume