Semua Bab My Boss: Bab 11 - Bab 20
66 Bab
Bab 11
Wajah Jimmy yang tadinya penuh senyum kebahagiaan, kini terlihat lesu dan tak bersemangat saat mengetahui jika orang yang di carinya tidak ada di tempat. Baru kali ini Jimmy merasa sangat antusias untuk menemui Erika,Jimmy mencoba menghubungi Erika beberapa kali, tapi tidak ada jawaban. Dan berakhir dengan suara operator yang mengatakan jika panggilannya tak terjawab. "Kamu kemana, Erika?" gumam Jimmy yang kini ada di kamar Erika.Setelah sebelumnya ia mencari ke setiap sudut di apartemen, kamar Erika adalah satu-satunya harapan bagi Jimmy untuk menemukan Erika. Tapi ternyata hasilnya nihil. Erika juga tak ada di kamarnya.Jimmy menghela napasnya. Lalu ia merebahkan diri di atas kasur empuk yang beberapa hari lalu ia gunakan untuk menghukum Erika dengan cara yang sangat manis. Jimmy dapat membayangkan percintaan mereka beberapa hari lalu, hanya karena Jimmy emosi melihat jas yang ternyata adalah milik Allan (sahabat
Baca selengkapnya
Bab 12
Perlahan Jimmy menggenggam kedua tangan Erika, lalu mengecup punggung tangan tersebut dengan lembut. "Erika, maafkan aku." ucap Jimmy dengan tatapan sendu ke arah Erika sebagai permohonan maaf baginya.Degg!! Jantung Erika seketika berdebar kencang, apa maksudnya ini? Apa ini ada hubungannya dengan surat gugatan cerai kemarin? Apa Jimmy berusaha meminta maaf padanya, sebagai kompensasi dari surat gugatan cerai itu? Atau Jimmy berubah pikiran untuk membatalkan gugatan cerai tersebut? Rasa-rasanya ini tidak benar, Erika tahu betul Jimmy bukan tipe orang yang akan merubah keputusannya. Jika ia telah memutuskan sesuatu. Jadi tidak mungkin Jimmy akan membatalkan surat gugatan cerai itu, bukan?Oh ... Erika paham. Mungkin Jimmy meminta maaf karena selama ini Angela (mamanya) sangat menyayangi Erika melebihi anaknya sendiri. Dan mungkin karena gugatan cerai dari Jimmy akan berimbas pada Angela, sehingga membuat Angela bersedih. Karena hal itulah Jimmy me
Baca selengkapnya
Bab 13
Setelah semua pekerjaannya selesai, Erika berkemas untuk pulang. Karena memang jam kantor telah usai satu jam yang lalu. Mengingat hanya tinggal sedikit saja pekerjaan yang harus ia selesaikan, maka Erika memilih untuk menuntaskannya hari ini, meskipun lewat dari jam kerja kantor.Erika berjalan menyusuri koridor kantor menuju ke arah lift. Tanpa ia sadari seseorang terus memantaunya dari belakang. Saat pintu lift terbuka, dengan segera Erika masuk."Pak Jimmy?" gumam Erika saat melihat Jimmy juga masuk ke dalam lift yang sama dengannya. Tak ada jawaban apapun dari Jimmy selain ia terus memperhatikan setiap gerak-gerik Erika. Dan itu membuat Erika jadi salah tingkah dan merasa tidak nyaman. Setelah pintu lift menutup kembali, tiba-tiba saja tangan Jimmy memencet semua angka yang ada di tombol lift tersebut. Tentu saja hal itu membuat Erika terkejut, ia menatap bingung ke arah Jimmy dan kemudian beralih menatap ke tombol lift yang semuanya telah menyala. 
Baca selengkapnya
Bab 14
Erika yang kini sudah berada di dalam taksi tersenyum kecut mendapati kehadiran Monika di kantor Adinata group. Kini ia merasa semua omongan Jimmy tadi adalah omong kosong belaka. Tidak seharusnya ia terbawa perasaan dan menganggap jika Jimmy telah berubah. "Kamu jangan bodoh, Erika. Sadarlah bagaimana posisimu saat ini." gumam Erika menasehati dirinya sendiri.Erika tersenyum menertawakan kebodohannya sendiri. Dia membayangkan saat dulu dirinya ingin meyakinkan hatinya sendiri, apakah pilihannya tepat dengan menerima lamaran Angela yang tiba-tiba? Walau memang ia akui bahwa ia menyukai Jimmy semenjak di bangku kuliah dulu. Tetapi Erika tidak tahu bagaimana dengan perasaan Jimmy saat menerima perjodohan yang sudah di atur oleh Angela.Apa menikah dengan Jimmy adalah pilihan yang benar? Jika bukan karena permintaan Angela waktu itu, mungkin Erika akan menolaknya. Namun jika teringat akan jasa kebaikan Angela pada keluarganya, membuat Erika tidak tega melakukan
Baca selengkapnya
Bab 15
Menghadapi sikap Jimmy yang berubah drastis kepadanya, membuat Erika menjadi serba salah harus bagaimana menghadapi Jimmy. Di tambah lagi hampir setiap hari Jimmy selalu pulang ke apartemen, sehingga Erika seakan tidak dapat bergerak bebas. Ia selalu merasa di awasi oleh Jimmy.Saat di kantor juga, walaupun tidak ada hal yang penting yang harus Erika lakukan. Jimmy selalu mempunyai alasan untuk memanggil Erika ke ruangannya hanya untuk sekedar menemani lelaki itu makan siang. Tentu saja, karena hal itu Erika merasa takut jika perasaan yang ingin ia kubur dalam-dalam akan timbul lagi. Rasa cintanya untuk Jimmy yang memang pernah tumbuh di dalam hatinya, membuat Erika tidak berdaya menguasai diri dan perasaannya. Namun Erika tidak mau lagi terjebak dalam bayang-bayang Jimmy yang selalu menguasai pikirannya. Perceraian yang bagaikan bom waktu itu, selalu membuat Erika tidak tenang dekat-dekat dengan Jimmy. Yang menjadi pertanyaan Erika saat ini adalah,
Baca selengkapnya
Bab 16
Suara ponsel yang berbunyi membuat Jimmy sedikit terkejut dari lamunannya, "Mama?" ucapnya pelan melihat nama orang yang sedang menelponnya kali ini di layar ponselnya. Karena pekerjaan Angela sebagai designer, mengharuskan dirinya menghabiskan waktu bolak-balik dari luar negeri ke Indonesia. Sehingga membuat Jimmy jarang bertemu langsung dengan mamanya tersebut."Hallo, Ma.""Jelaskan pada Mama, apa maksud dari semua berita itu, Jimmy?" todong Angela tanpa basa-basi pada Jimmy dengan nada emosi.Seakan mengerti akan maksud dari pertanyaan Mamanya, Jimmy menghela napas. "Aku akan segera mengatasinya, Ma. Jangan percaya dengan semua berita itu. Gosip itu tidak benar, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan dia." jawab Jimmy. "Ingat Jimmy, kamu sendiri yang melakukan berbagai cara supaya bisa menikah dengan Erika. Kalau sampai kamu berani membuat dia sedih, Mama tidak akan memaafkan kamu." "Iya, Ma." jawabnya. "Oh ya ... Kapan Mama a
Baca selengkapnya
Bab 17
Setelah menjawab seperti itu, Jimmy menutup panggilan dari Angela. Kemudian ia meletakkan ponsel Erika di atas meja. "Kamu darimana saja?" tanya Jimmy dengan tatapan mata penuh selidik pada Erika."Ma-makan siang di cafe Indri, Pak. Apa bapak memerlukan sesuatu?" tanya Erika dengan wajahnya tertunduk ke bawah tidak berani melihat ke arah Jimmy yang sepertinya sedang marah besar saat ini.Jimmy menghela napasnya, memejamkan matanya sebentar lalu kembali melihat ke arah Erika. "Sebenarnya ada apa? Kamu tidak perlu takut untuk bicara padaku." ucap Jimmy dengan nada lembut.Erika hanya diam tidak menjawab pertanyaan Jimmy. Bukankah yang harusnya bertanya seperti itu dirinya? Kenapa sekarang justru Jimmy yang memberikan pertanyaan itu padanya?Sudah lama Erika juga ingin tahu, kenapa sikap Jimmy berubah setelah pulang dari Bali? Kalau pun Jimmy belum bisa menerima kehadirannya sebagai istri, mungkin Erika
Baca selengkapnya
Bab 18
Zaki atau Zack selalu datang berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk Bu Fatma, atau pun untuk menemani Erika. Karena kesibukan Jimmy yang sangat luar biasa, membuatnya jarang berkunjung ke rumah sakit. Hanya Zaki dan Indri yang rutin menemani Erika.  Bahkan sebagai sahabat yang baik untuk Erika. Tidak jarang Indri sengaja tidur di rumah sakit demi menemani Erika. Selain dia memang bertugas di rumah sakit itu, ia juga tidak akan membiarkan Erika terlalu kecapekan. Mengingat jika Erika sedang hamil. Indri terlihat geram dengan suami Erika, bahkan selama ia menemani Erika di rumah sakit, Indri belum pernah bertemu dengannya, bagaimana wajah suami dari sahabatnya itu pun, ia juga tidak tahu. "Sepertinya suami kamu itu memang berhati batu, Er." ujar Indri. "Dia orang sibuk, In. Jadi wajar juga kan tidak bisa datang kemari?" Erika berusaha menenangkan Indri. "Ya, ya, selalu saja alasan yang sama. Sibuk." ucap Indri. Erika menghela napasnya. "
Baca selengkapnya
Bab 19
Tentu saja kehadiran para wartawan tersebut sangat menganggu bagi Jimmy, apalagi dia baru saja datang dari dinasnya di luar negeri. Membuat mood-nya menjadi tidak bagus saat ini. Belum lagi perasaan Jimmy yang mulai tidak tenang karena Erika tidak juga menjawab teleponnya. Sehingga bisa dikatakan jika Jimmy saat ini dalam keadaan tidak ingin di ganggu.  "Saya akan memastikannya terlebih dahulu, Pak Jimmy." jawab Evan yang turun dari mobil tersebut dan hanya di angguki oleh Jimmy sebagai jawaban. Wartawan yang melihat itu langsung menyerbu kearah Evan.  "Asisten Evan, apa benar jika tuan Jimmy Andrean Adinata memiliki hubungan khusus dengan nona Monika? Tolong klarifikasinya asisten Evan." tanya wartawan.  "Dari kabar yang kami dengar, sebentar lagi mereka akan menikah. Apa itu benar?"  "Pihak dari nona Monika sudah mengklarifikasi soal ini dan seolah membenarkan berita tersebut. Lantas bagaimana tanggapan dari tuan Jimmy sendiri, a
Baca selengkapnya
Bab 20
Jimmy yang kini telah sampai di rumah sakit, harus menelan kekecewaan karena tidak menemukan keberadaan Erika. Bahkan dokter yang menangani penyakit Bu Fatma mengatakan jika Bu Fatma telah meninggal dunia hampir sebulan lalu. Lantas dimana Erika saat ini? Kenapa ia tidak memberikan kabar duka ini padanya? Bahkan saat dihubungi tidak ada jawaban sama sekali, walaupun ponselnya aktif."Kamu dimana, sayang? Aku mohon jangan seperti ini." Beberapa kali Jimmy terlihat mengusap wajahnya kasar. Tersirat jelas bahwa ia sangat frustasi saat ini. Bagaimana tidak? Dalam keadaan berduka sekalipun, Erika tidak mau berbagi dengannya. Apakah itu pertanda jika Erika tidak mau berhubungan lagi dengan dirinya? Kenyataan lain yang seperti tamparan keras bagi Jimmy adalah soal surat gugatan cerai yang telah di tandatangani oleh Erika. Walau Jimmy pernah berencana untuk menceraikan Erika, tapi itu dulu. Jauh sebelum semua fakta terungkap.Sekarang Jimmy telah beru
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status