All Chapters of Puzzle of heart: Chapter 11 - Chapter 20
48 Chapters
Part 11
Daniel menghentikan mobilnya tepat di belakang mobil yang juga terparkir di depan rumah Arisa. Tapi bukannya langsung turun, Daniel justru tetap berada di atas mobilnya dan berniat menunggu sang empunya mobil muncul. Pria itu melirik jam di tangannya yang sudah menunjukkan waktu 20.15 malam. Apa Arisa sedang menerima tamu? Tapi tidak ada tanda-tanda kalau di rumah tersebut sedang menerima tamu karena bahkan lampu ruang tamunya pun tidak menyala. Atau mungkin hanya orang lain yang tidak sengaja parkir di depan rumah Arisa?  Karena malas menerka-nerka, Daniel pun segera mematikan mesin mobilnya dan berniat turun namun terhenti karena sosok pria yang entah siapa keluar dari dalam rumah Arisa namun tidak ada Arisa di belakangnya mengekor. Daniel mengurungkan niatnya untuk turun dari mobilnya dan tetap memperhatikan pria itu. Entah kenapa ada rasa kesal di dalam dirinya saat melihat seorang pria lain yang keluar dari rumah gadis tersebut.  Diriny
Read more
Part 12
Arisa terbelalak mendengar ucapan Daniel barusan. Bukannya memberi keputusan, pria itu malah melempar balik pertanyaannya.  "Gimana kalau kita saling mengenal aja dulu?" "Lah, kooook" "Tunggu dulu. Maksud aku tuh gini. Kita kan sama-sama belum kenal satu sama lain." "Pacaran kan juga bisa sambil saling mengenal satu sama lain." Sahut Arisa yang tidak mau kalah. Apa-apaan sudah berani mencium orang sembarangan dan dia bilang mau kenalan dulu? "Terus kalau gak cocok?" Tanya Daniel kemudian. "Putus." Tanpa berpikir apapun Arisa segera menjawab pertanyaan Daniel. Membuat Daniel terbelalak.  "Kok putus?" "Ya terus apa dong? Kan udah gak cocok." Timpal Arisa tidak mau kalah.  "Ya terus kenapa mau pacaran?" Tanya Daniel lagi. Yang kali ini membuat Arisa kembali terbelalak dan tanpa sadar melempari Daniel dengan bantar guling. "Kamu barusan nyium aku dan sekarang kamu tanya kenapa mau pacaran? Ata
Read more
Part 13
Daniel melepas snellinya dan segera beranjak dari kursi untuk meninggalkan ruangannya. Hari ini ia ingin istirahat penuh di rumah setelah sebulan lebih tidak pernah meninggalkan rumah sakit. Sejam yang lalu adalah detik-detik menegangkan dari operasi yang ia lakukan. Mengingat korban yang ia hadapi kali ini adalah anak kecil yang mengalami benturan di dadanya akibat menabrak batu saat terjatuh dan sempat mengalami henti jantung beberapa saat membuatnya dan rekannya yang lain benar-benar harus berhati-hati dalam menangani pasien tersebut.Untung saja anak tersebut bisa di selamatkan meskipun harus memakan waktu yang cukup lama. Dan karena malam ini adalah jadwal liburnya, dan juga ada dokter lain yang menangani anak tersebut, jadi dirinya bisa dengan bebas melarikan diri dari rumah sakit. "Hari yang panjang." Sahutnya sambil merenggangkan tubuhnya di tengah-tengah koridor rumah sakit sebelum kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran para dokter yang berada di
Read more
Part 14
Setelah resmi pacaran, Arisa dan Nicky jadi sering pulang bareng. Kali ini tidak perlu lagi alasan rapat diluar sampai Arisa mau diantar pulang. Mereka bahkan kadang saling menunggu pekerjaan mereka selesai agar bisa pulang bareng. Dan mereka juga tidak perlu sibuk mencari tempat untuk pacaran karena berdua di ruangan Nicky saja sudah cukup untuk mereka. Tapi alasan Arisa menerima Nicky tidak sepenuhnya karena dia juga menyukai Nicky. Entah kenapa dirinya tidak bisa menolak pria yang satu itu. Seolah dalam dirinya memaksanya untuk menerima pria tersebut. Tapi bukan masalah kan? Cinta bukannya bisa datang karena kebiasaan?"Pagi, pak." Sapa Arisa saat memasuki ruangan Nicky. Tentu saja dirinya harus memanggil dengan sebutan 'Pak' karena ia tidak mau ada yang curiga kalau dirinya memanggil dengan hanya sebutan nama padahal mereka masih di kantor."Pagi sayang." Balas Nicky yang mengalihkan pandanganya dari berkas diatas meja kerjanya setelah mendapati sang p
Read more
Part 15
Nicky memainkan ponselnya sambil bersantai di depan TV rumah Arisa sementara gadis itu tengah sibuk memasak sesuatu di dapurnya. Malam ini keduanya memutuskan untuk makan malam di rumah Arisa setelah selama perjalanan pulang mereka bingung untuk makan apa dan dimana, Arisa pun mengusulkan untuk makan dirumahnya. Dan berakhirlah mereka disini.Setelah 30 menit berlalu, Arisa muncul dari dapur sambil membawa 2 buah piring berisi nasi goreng dan telur ceplok."Hmm, wanginya enak banget." Puji Nicky setelah memindahkan 1 piring ke tangannya dan membaui aroma masakan Arisa. "Tapi gatau rasanya enak atau enggak. Cobain aja dulu." Ucap Arisa tidak percaya diri. Bagaimanapun tadi di dapur nasinya hampir gosong karena ia tinggal sebentar untuk mencari bahan makanan lain di kulkas. "Kenapa? Kamu masukin garamnya kebanyakan ya?" Ledek pria itu sambil mengaduk nasinya. Matanya sudah tidak sabar untuk mencicipi masakan pacarnya itu.Arisa mengambil
Read more
Part 16
Daniel baru akan mengetuk pintu rumah Arisa ketika pintu tersebut terbuka dengan sendirinya dan menampakkan sosok Arisa dan seorang pria yang sama dengan saat terakhir kali dirinya berkunjung. Matanya menangkap sosok Arisa yang terkejut mendapati dirinya seolah ia baru saja dipergoki melakukan suatu kesalahan. "Loh, Dokter? Ngapain....""Siapa, Yang?" Daniel seketika mengalihkan pandangannya kearah pria yang tidak ingin ia ketahui statusnya saat ini. Apa yang barusan dia dengar? Yang? Maksudnya bukan sayang, kan? Sekelabat pertanyaan seketika memenuhi isi kepalanya. Arisa terdengar terbatuk pelan. Tenggorokannya tiba-tiba terasa kering padahal ia baru saja menghabiskan satu gelas air mineral dingin. Namun setelah menenangkan dirinya, gadis itu kemudian menjawab. "Oh, ini Dokter Daniel. Dok, kenalin ini Nicky, atasan saya." Jelasnya setelah berusaha menutupi rasa gugup lainnya yang tiba-tiba muncul."Nicky, Pacar Arisa!" Tegas Nicky sambil meny
Read more
Part 17
Daniel membuka pintu ruangannya kasar, membuat beberapa dokter yang ada diruangan tersebut terkejut. Bukan terkejut dengan suara pintunya, namun karena ekspresi wajah kesal Daniel yang baru pertama kali diliat oleh rekan dokternya disitu. "Niel, lu baik-baik aja kan?" Tanya Dokter Anggara segera menghampiri Daniel yang sebelumnya duduk dikursi miliknya. Selama mengenal Daniel, pria itu tidak pernah berekspresi berlebihan seperti yang ia lakukan barusan. Jadi tentu saja dia terkejut. "Gak papa. Gue cuma agak kesel aja." Jelas Daniel yang sudah mengubah ekspresinya menjadi biasa saja. Meskipun hatinya masih terasa kesal. "Bohong. Gue tau lu lagi ada masalah. Bahkan sekesal-kesalnya lu sama senior atau dokter koas kita dulu, lu gak pernah nampakin ekspresi yang kayak barusan." Jelas Anggara masih penasaran. Ia memang sebagai dokter gosip. Karena apapun gosip yang ada di rumah sakit, pasti dia akan tau. Entah memang telinganya panjang atau rasa penasarannya yang
Read more
Part 18
Hari ini adalah hari ketiga Nicky tidak masuk kantor. Beberapa hari yang lalu pria itu mengatakan kalau sedang terjadi sesuatu dengan keluarganya. Dan hal itu yang membuat Nicky tidak bisa meninggalkan urusan tersebut. Urusan apa itu Arisa tidak bertanya. Ia tidak mau terlihat sok peduli dengan urusan keluarga orang lain. Sekalipun dia adalah pacarnya sendiri. Arisa yakin pria itu pasti akan mengatakannya sendiri kalau memang perlu. Dan karena dia tidak mengatakan apapun, Arisa juga tidak ingin yang pertama menanyakannya. Dia tidak ingin menuntut.Sama seperti dirinya yang tidak ingin di tuntut untuk berbagi cerita soal keluarganya. Menurutnya, urusan keluarganya adalah rahasianya sendiri. Tidak boleh di ketahui oleh siapapun yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya.Kecuali Daniel yang mau tidak mau harus mengetahui keadaan keluarganya karena pria itu adalah satu-satunya yang tau soal kondisi papanya. Ia mendengus kesal. Lagi-lagi Daniel muncul memen
Read more
Part 19
Setelah tujuannya untuk bertemu dengan Nicky batal, Arisa tidak langsung kembali ke kantor. Ia memutuskan untuk istirahat sejenak di warung pinggir jalan yang ia temukan tidak jauh dari rumah Nicky. Ia membeli minuman dingin dan dengan segera meneguknya sampai rasa hausnya hilang. Padahal seingatnya dirinya tidak terlalu mengeluarkan tenaga untuk berjalan ke tempat tersebut tapi rasa haus sudah menguasainya. Ia melirik jam di ponselnya. Kurang 30 menit jam 12 siang. Pantas saja perutnya sudah keroncongan.  Tidak mau mengambil waktu lama, ia pun memutuskan untuk memesan taksi online dan meninggalkan area tersebut. Namun gerakannya seketika terhenti saat melihat sebuah mobil tiba-tiba berhenti pinggir jalan tepat di depan warung yang sedang ia tempati istirahat sejenak. "Arisa?" Gadis itu lebih terkejut karena pria yang sudah membuka kaca mobilnya itu justru menyebut namanya.  Arisa mengernyit. Mencoba mengingat siapa pria asing di hadapannya saat ini
Read more
Part 20
Daniel sudah membawa mobilnya keluar dari area parkiran rumahnya. Di sampingnya ada Arisa yang duduk dengan tenang dengan pandangan mengarah keluar jendela di sampingnya. Gadis itu menghela nafasnya pelan. Padahal dirinya sudah bersikeras menolak ajakan pria yang sedang serius mengemudi di sebelahnya itu, tapi tetap saja ia harus menerima tawaran tersebut karena orang tuanya yang juga tidak kalah bersikerasnya memaksa Arisa untuk ikut dengan Daniel. Alhasil berakhir lah dia di dalam mobil ini. "Ngapain ke rumah?" Tanya Daniel yang mencoba membuka obrolan. Dia juga masih belum mendapatkan jawaban kenapa gadis itu bisa berada di rumahnya di waktu jam istirahat kerja. "Gak sengaja ketemu Dante di jalan tadi." Jawab Arisa seadanya. "Kamu kenal Dante?" Tanya Daniel lagi. "Iya." Lagi-lagi Arisa hanya menjawab seadanya. Entah kenapa ia malas untuk berkomunikasi dengan pria di sebelahnya itu."Dimana?" Tanya Daniel lagi
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status