All Chapters of Puzzle of heart: Chapter 31 - Chapter 40
48 Chapters
Part 29
Setelah acara makan siang dan makan-makan lainnya, semuanya kembali sibuk dengan diri mereka masing-masing. Dan Arisa juga memutuskan untuk menepi ke ruang tamu setelah dirinya membantu pama Daniel cuci piring.Ia belum ingin pulang karena merasa tidak enak. Masa sudah di undang makan langsung pulang. Itu bukan etika yang baik dalam bertamu. Apalagi dirinya tidak punya janji apapun dengan siapapun. Nicky? Dia cuma mengatakan ada urusan penting di rumah seseorang tanpa memberitahukan nama. Walaupun bisa saja dia mengatakan nama Dante, tapi entah kenapa dirinya lebih memilih tidak mengatakannya. Toh Nicky juga tidak bertanya lebih jauh. Ketika dirinya berniat memainkan ponselnya, kursi disebelahnya bergerak, membuatnya segera berbalik dan mendapati Daniel yang sudah duduk di sebelahnya dengan 2 gelas minuman dingin yang baru saja ia letakkan di atas meja. "Makasih." Hanya itu yang bisa diucapkan Arisa. Entah kenapa, tidak bertemu dengan Daniel selama 2
Read more
Part 30
Sudah seminggu lebih sejak  ulang tahun perusahaan Nicky dan pria itu tampak sibuk dengan pekerjaannya. Semenjak perayaan hari jadi ke 5 perusahaannya, beberapa orang dari perusahaan lain menghubunginya untuk membangun relasi atau sekedar membeli saham perusahaan tersebut karena banyaknya informasi yang muncul tentang baiknya kinerja perusahaan yang bekerja di bidang distribusi makanan tersebut. Banyak juga yang mulai berlomba-lomba untuk menjadi reseller perusahaan tersebut. Dan semenjak kejadian tersebut, dirinya jadi lebih jarang bertemu dengan Arisa. Beberapa kali dirinya harus menemui tamu yang ingin membahas soal kerjasama antar perusahaan. Dan tentu saja tidak bisa ia tolak karena hal itu menyangkut masa depan perusahaannya. Dan Arisa hanya muncul saat dia harus membawakan minuman untuk tamunya. Kali ini Nicky sedang duduk di dalam kantornya dengan seorang pria yang sibuk membaca berkas kerjasama mereka. "Sepertinya ada beberapa poi
Read more
Part 31
Daniel sudah kembali menjalankan mobilnya setelah mengambil sample obat di tempat yang ia maksud. Tidak begitu lama karena Arisa tidak perlu ikut turun kali ini. Daniel benar-benar hanya turun untuk mengambil sample obat dan segera kembali ke mobil setelah mendapatkan barang tersebut.Pria itu kini membawa mobilnya memasuki area jalan raya yang cukup padat kendaraan. Sementara Arisa menyibukkan dirinya dengan bermain diponselnya. Tidak memedulikan Daniel yang juga termakan pada fokusnya ke jalan raya. Tidak ada yang bersuara selama 5 menit terakhir kecuali suara dari radio yang di setel, membuat Arisa gemas sendiri. "Habis ini kamu mau kemana?" Tanya Arisa berusaha tidak terdengar kepo. "Kamu maunya kemana?" Tanya Daniel balik. "Kok malah nanya aku?""Ya iya, kamu maunya kemana? Mumpung kita masih diluar." Tawar Daniel lagi membuat Arisa berfikir sejenak. "Aku belum kepikiran mau kemana sih. Oh, kamu sempet gak kalau
Read more
Part 32
Suara ketukan pintu rumah Arisa membuat gadis itu buru-buru keluar setelah dirinya baru saja selesai mandi. Ia bahkan belum sempat memakai baju dan hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian badannya. Saat membuka pintu, dirinya terkejut saat melihat Nicky yang sudah berdiri dengan senyuman yang tidak bisa Arisa tebak. "Loh, Nick. Ngapain kesini?" Tanya Arisa bingung dan sedikit gugup. Mendapat pemandangan asing dihadapannya membuat Nicky hanya bisa menatap Arisa tanpa berkedip."Nick!" Panggil Arisa saat mendapati Nicky yang tidak bergeming dihadapannya. Membuat dirinya semakin gugup."Ah, ooh. Gak. Aku cuma kangen sama kamu." Jelas Nicky dengan suara yang terdengar rendah dan serak ditelinga Arisa. "Kalau gitu bentar ya. Saya pakai baju dulu." Kata gadis itu dan langsung meninggalkan Nicky yang tanpa ia sadari sudah mengikuti dirinya setelah menutup pintu rumah gadis tersebut."Ris!" Panggilan Nicky membuat
Read more
Part 33
Sudah seminggu lebih Arisa memutuskan tidak masuk kerja. Bayangan kejadian yang ia alami terakhir kali dengan Nicky masih membekas dikepalanya. Rasa takut dan benci muncul bersamaan saat mengingat wajah Nicky yang dengan seenaknya mempermainkannya. Meskipun tidak sempat bermain lebih jauh, tapi Arisa ingin menangis kalau mengingat kejadian itu.Maya sudah menghubunginya untuk menanyakan kehadirannya beberapa hari yang lalu. Tapi Arisa hanya beralasan kalau dirinya ada urusan mendadak dan tidak sempat mengabari orang dikantornya karena ponselnya tertinggal. Ia tidak mungkin mengatakan kalau bosnya baru saja berbuat cabul pada dirinya. Maya pasti tidak percaya padanya apalagi gadis itu baru bekerja disana.Beruntung Daniel berbaik hati mendatanginya setiap hari meskipun pria itu sedang sibuk. Karena kalau bukan karena Daniel, mungkin saat ini ia sudah tidak dibumi karena memilih jalan pintas dengan bunuh diri."Kamu butuh ke psikiater, gak?" Tanya Daniel beberapa
Read more
Part 34 (21+)
Kini Daniel dan Arisa berakhir diatas ranjang dikamar gadis itu. Keduanya bahkan sudah sama-sama polos tanpa balutan kain yang menutupi tubuh mereka. Daniel yang berada diatas tubuh Arisa tampak fokus memainkan kedua bagian tubuh menonjol Arisa dengan bibirnya. Sesekali menyesap benda tersebut membuat sang empunya hanya bisa menggeliat karena sensasi aneh baru ia rasakan. Salah satu tangannya tidak ia biarkan menganggur karena saat ini ia sudah memainkan bagian bawah Arisa dengan jarinya. Memainkan jarinya didalam sana dan membuat Arisa merasakan sebuah gelombang yang membuatnya meledakkan sesuatu didalam sana. Daniel mengecup perut Arisa lalu kemudian mensejajarkan tubuhnya hingga kedua pasang mata mereka akhirnya bertemu. Raut wajah Arisa yang tampak pasrah menikmati perlakuan Daniel membuat pria itu tersenyum. Lalu sebelah tangannya menuntun miliknya untuk bertemu dengan milik Arisa dan memainkan benda itu sebelum memasukkannya. Seketika perasaan takut dan gugup memenuhi dirinya
Read more
Part 35
Inez menatap kedatangan Daniel. Merasa heran karena tidak biasanya pria itu kabur dari kerjaannya seperti hari ini. Dan lagi bukan hanya sejam, tapi... Inez terbelalak saat melihat jam tangannya. Sudah 3 jam sejak pria itu menghilang dari rumah sakit."Habis dari mana, lu?" Inez baru akan membuka mulutnya untuk bertanya namun suara Anggara menghentikan niatnya. Ia melirik Anggara yang wajahnya seperti tidak bersahabat. Tapi mengingat kesalahan Daniel yang pertama kali ia lakukakn hari ini membuat Inez tidak mencoba menginterupsi Anggara."Sorry, tadi ada urusan mendadak." Ucap Daniel berusaha secuek mungkin."Urusan mendadak dan lu gak ngasih kabar sampai 3 jam? Emang sepenting apa sih sampai urusan rumah sakit lu tinggalin gitu aja." Tegur Anggara dengan nada suara yang sangat serius.Daniel menghela nafas perlahan lalu berbalik menatap Anggara setelah ia meraih catatan pasien diatas meja kerjanya. "Gue ke kamar pasien dulu." Sahut Daniel masih berusaha
Read more
Part 36
Arisa berjalan menuju ruangannya setelah beberapa hari tidak masuk kerja. Akhirnya ia memutuskan untuk datang ke tempat kerjanya untuk bertemu dengan Nicky dan menyerahkan surat pengunduran dirinya. Tapi sebelum itu, ia memilih untuk bekerja hari ini sebagai hari terakhirnya meskipun awalnya dirinya sangat takut untuk bertemu dengan Nicky. Tapi ia berfikir selamanya masalah ia dan Nicky tidak akan selesai jika ia tidak bertemu dengan pria itu. Dan ia juga tidak bisa menunggu pria itu untuk datang memberi penjelasan tentang kejadian yang ia lakukan pada Arisa saat itu karena gadis itu yakin kalau Nicky tidak berniat untuk menjelaskan apapun.Tiba diruangannya, ia bertemu dengan Maya yang tampak sibuk mengetikkan sesuatu di komputer wanita tersebut."Pagi mbak." Sapa Arisa setelah gadis itu meletakkan tasnya diatas meja kerjanya.Maya terbelalak setelah matanya menemukan sosok Arisa yang setelah beberapa hari ini tidak menampakkan diri. "Arisa?! Kamu darimana aja?
Read more
Part 37
Nicky mendatangi kediaman Ben dengan perasaan yang berapi-api. Sejak rencana pengunduran diri yang dilakukan oleh Arisa siang tadi, ia tidak bisa untuk tidak kesal pada pria itu. Bagaimana pun rencana kotor itu adalah milik Ben, jadi pria itu juga yang harus bertanggung jawab. Walaupun dia juga tetap bersalah karena mau saja mengikuti rencana busuk Ben. Namun ia juga tidak bisa tinggal diam saat tau Ben yang ingin melakukan hal tersebut pada pacarnya."dih, masa lu gak bisa dapetin Arisa? Kalau gitu gue aja yang coba, gimana? Siapa tau dia gak nolak kalau mainnya sama gue, ya gak?" Ucapan Ben waktu itu yang seolah menjadikan Arisa sebagai mainan membuat Nicky terpaksa membuat perjanjian aneh itu."Gue bakal dapetin Arisa dalam sebulan ini, dan kalau itu terjadi, lu gak boleh ngedeketin Arisa lagi. Bahkan untuk ketemu sekalipun." Balas Nicky mengancam. "Dan juga gue mau lu balikin saham perusahaan gue. Karena gue gak sudi punya pemegang saham seperti elu."
Read more
Part 38
Arisa menghampiri rumah sakit tempat Daniel bekerja sekalian menjemput pria itu karena sebelumnya mereka sudah membuat janji untuk mendatangi rumah Daniel sore itu. Alasan Daniel mengajak Arisa kerumahnya juga masih belum diketahui oleh gadis itu. Tapi tidak ada masalah karena toh dirinya juga sudah bertemu dengan keluarga Daniel. Belum lagi adik Daniel yang ternyata satu kampus dengannya dahulu. Jadi, ia tidak keberatan jika diajak berkunjung kerumah pria itu. Jadi, disinilah dirinya saat ini. Duduk termenung di ruang tunggu rumah sakit tersebut sambil menunggu Daniel yang baru saja menyelesaikan tugas terakhirnya hari ini. Dan ia kembali teringat kalau dirinya pernah menjadi tamu harian saat ayahnya masih dirawat dirumah sakit ini. Dan harusnya ia bisa menyapa para suster yang pernah membantunya dulu. Tapi, hari ini dirinya tidak sedang berniat untuk basa-basi dengan orang lain. Jadi ia hanya memberi senyuman pada mereka yang mengenali dan menyapanya. Sekitar hampi
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status