All Chapters of Puzzle of heart: Chapter 21 - Chapter 30
48 Chapters
Part 20
Daniel sudah membawa mobilnya keluar dari area parkiran rumahnya. Di sampingnya ada Arisa yang duduk dengan tenang dengan pandangan mengarah keluar jendela di sampingnya. Gadis itu menghela nafasnya pelan. Padahal dirinya sudah bersikeras menolak ajakan pria yang sedang serius mengemudi di sebelahnya itu, tapi tetap saja ia harus menerima tawaran tersebut karena orang tuanya yang juga tidak kalah bersikerasnya memaksa Arisa untuk ikut dengan Daniel. Alhasil berakhir lah dia di dalam mobil ini. "Ngapain ke rumah?" Tanya Daniel yang mencoba membuka obrolan. Dia juga masih belum mendapatkan jawaban kenapa gadis itu bisa berada di rumahnya di waktu jam istirahat kerja. "Gak sengaja ketemu Dante di jalan tadi." Jawab Arisa seadanya. "Kamu kenal Dante?" Tanya Daniel lagi. "Iya." Lagi-lagi Arisa hanya menjawab seadanya. Entah kenapa ia malas untuk berkomunikasi dengan pria di sebelahnya itu."Dimana?" Tanya Daniel lagi
Read more
Part 20
Daniel sudah membawa mobilnya keluar dari area parkiran rumahnya. Di sampingnya ada Arisa yang duduk dengan tenang dengan pandangan mengarah keluar jendela di sampingnya. Gadis itu menghela nafasnya pelan. Padahal dirinya sudah bersikeras menolak ajakan pria yang sedang serius mengemudi di sebelahnya itu, tapi tetap saja ia harus menerima tawaran tersebut karena orang tuanya yang juga tidak kalah bersikerasnya memaksa Arisa untuk ikut dengan Daniel. Alhasil berakhir lah dia di dalam mobil ini. "Ngapain ke rumah?" Tanya Daniel yang mencoba membuka obrolan. Dia juga masih belum mendapatkan jawaban kenapa gadis itu bisa berada di rumahnya di waktu jam istirahat kerja. "Gak sengaja ketemu Dante di jalan tadi." Jawab Arisa seadanya. "Kamu kenal Dante?" Tanya Daniel lagi. "Iya." Lagi-lagi Arisa hanya menjawab seadanya. Entah kenapa ia malas untuk berkomunikasi dengan pria di sebelahnya itu."Dimana?" Tanya Daniel lagi
Read more
Part 21
Mobil Daniel memasuki area parkiran pembesuk dan segera memarkirkan kendaraannya di parkiran yang kosong. Hari ini ia tidak memarkirkan kendaraannya di bagian pegawai karena sekarang dirinya tidak sedang bertugas. Ia melihat sekitar dan seperti biasa, rumah sakit tempatnya bekerja selalu penuh oleh pengunjung entah itu yang hanya ingn menjenguk pasien yang sakit, sekedar mengambil resep dokter, atau konsultasi dengan dokter pribadinya. "Turun?" Tawar Daniel setelah mematikan mesin mobil dan membuka central locknya. Arisa yang sempat melamun segera tersadar dengan suara Daniel. "Ah? Oh, kayaknya gak usah deh. Aku nunggu di mobil aja." Tolak Arisa. Lagipula apa yang akan dia lakukan kalau dirinya ikut dengan Daniel.  "Ikut aja. Gak lama, kok." Tawar Daniel lagi setelah melepas kuncinya. Mau tidak mau Arisa harus mengiyakan tawaran pria tersebut karena kunci mobil sudah ada di genggamannya dan juga pria itu sudah memilih untuk turun lebih dulu. Sela
Read more
Part 22
Daniel dan Arisa sudah kembali ke mobil sejak 5 menit yang lalu. Namun sejak itu keduanya tidak ada yang melakukan apapun. Daniel bahkan hanya duduk di kursi pengemudi tanpa berniat untuk menyalakan mobil. Dan Arisa juga sepertinya enggan bertanya alasan Daniel belum menyalakan mobilnya. Ia lebih memilih untuk diam dan sibuk dengan pikiran-pikiran yang bermunculan di kepalanya. Sementara Daniel tampak bingung dengan reaksi Arisa yang kembali menjadi cuek. Seolah kembali mencoba membuat jarak diantara mereka. "Ri....""Kalau udah selesai kamu bisa jalan sekarang. Aku kayaknya gak enak badan." Ucap Arisa berbeda sepersekian detik dengan Daniel. Gadis itu bahkan tidak berbalik menatapnya saat berbicara dan lebih memilih fokus dengan apa yang ada di hadapannya.Mulut Daniel seketika tertutup rapat. Semua yang baru saja ingin ia katakan dan jelaskan pada Arisa terhenti tepat saat Arisa bersuara. Membuatnya memilih mengurungkan niatnya dan mengikuti ucapan gadis
Read more
Part 23
"Kayaknya aku nyesel sudah mengabaikan pernyataan kamu yang dulu." Daniel bersuara sambil menatap lembut tepat dimata Arisa. Seolah memberitahu kalau yang  ia katakan barusan adalah benar. Dan pernyataan Daniel membuat Arisa mengerjap. Otaknya masih berusaha mencerna setiap kata yang baru saja di katakan Daniel. Ia menatap mata pria dihadapannya itu, mencari kebohongan yang mungkin saja tersembunyi di dalam mata tersebut. Namun ia hanya mendapat sorot mata lembut dan penuh kejujuran.  "Ka..." "Tenang aja. Aku gak niat buat ngerebut kamu kok." Jelas Daniel dengan kegugupan yang tiba-tiba memenuhi dirinya. Padahal sebelumnya ia merasa sangat percaya diri untuk mengatakan isi hatinya. Pria itu lalu menjauhkan tangannya dari kepala Arisa dan mengalihkan pandangannya kearah lain. "cuma kayaknya aku harus ngomong jujur sama kamu. Tapi tenang aja, aku benar-benar gak ada maksud untuk nikung bos kamu. Apalagi kayaknya kamu udah suka sama bos kamu. Iya kan?"
Read more
Part 24
Arisa berdiri di pinggir jalan depan gedung kantornya. Menunggu ojek online yang baru saja ia pesan untuk kembali ke rumahnya sambil memperhatikan lalu lalang kendaraan di depannya. Sesekali satu dua mobil berjalan perlahan karena pengendara motor yang ugal-ugalan. Gadis itu lalu melirik ke atas kepalanya sambil tersenyum. Untung ada pohon jadi setidaknya dia bisa berteduh dari panas matahari sore yang kadang sangat menyengat dikulit kalau terkena cahayanya. Sore ini dirinya terpaksa harus pulang sendirian karena Nicky masih ada kerjaan di luar dan tidak membutuhkan bantuannya. Baru saja dirinya ingin mengambil earphone di dalam tasnya, sebuah klakson motor mengalihkan perhatiannya."Ibu Arisa?" Tanya pengendara motor yang menggunakan helm dan jaket hijau tersebut. Arisa buru-buru menutup tasnya dan berjalan mendekati pengendara tersebut. "Iya Pak." Serunya sambil meraih helm yang baru saja disodorkan oleh pria tersebut. Dan tanpa pikir
Read more
Part 25
Daniel melepas snellinya dan menggantung benda tersebut pada sandaran kursinya dan bergegas pergi meninggalkan ruangannya yang saat itu hanya berisi dirinya sendiri. Dokter Anggara sedang memeriksa pasien sementara Dokter Inez memiliki jadwal libur pada hari ini. Saat ini ia terpaksa harus izin beberapa jam kedepan untuk menustaskan janjinya pada Mamanya yang sudah memutuskan untuk mengenalkan dirinya pada seorang wanita kenalan Mamanya itu. Walaupun sebenarnya dia enggan untuk mengikuti usulan Mamanya yang tidak menurutnya sangat tidak masuk akal itu, tapi dirinya tidak mungkin menolak tawaran Mamanya itu. Toh dia sudah berencana kalau sampai disana dia hanya akan menyapa Mamanya dan wanita itu lalu kembali ke rumah sakit. Dan dirinya tidak berencana untuk tinggal lama-lama ditempat janjian mereka. Beruntung perjalan ke cafe yang di maksud Mamanya tidak begitu macet jadi dia bisa tiba lebih cepat dari dugaannya. Segera ia memarkirkan mobilnya
Read more
Part 26
Tidak terasa sudah 3 bulan sejak Nicky dan Arisa menjalin hubungan dan selama itu pula masih belum ada yang mengetahui hubungan mereka di kantor kecuali Maya. Arisa selalu berusaha bersikap biasa saja di depan Nicky saat mereka sedang rapat agar tidak ada yang menyadari tentang hubungannya dengan Nicky. Walaupun mungkin saja tidak akan ada yang peduli kalau karyawan di perusahaan tersebut jadi tau hubungan mereka. Tapi Arisa selalu menganggap kalau urusan pribadinya tidak perlu di ketahui oleh orang banyak. Termasuk tentang hubungannya dengan Nicky. Dan dirinya juga menyadari, selama 3 bulan ini Daniel betul-betul menghilang dari kehidupannya setelah meninggalkan pernyataan yang sempat membuat Arisa hampir goyah. Tapi iapun memutuskan untuk tidak terlalu peduli karena dirinya tidak merasa rugi. Dan itu berkat Nicky.Saat ini di kantor sedang mengadakan acara untuk merayakan hari jadi perusahaan itu yang ke-5. Jadi sejak beberapa hari yang lalu semua karyawan suda
Read more
Part 27
Arisa memandangi punggung Nicky yang sedang berjalan didepannya. Acara di kantornya telah berakhir sejam yang lalu, dan gilirannya untuk pulang lebih akhir bersama dengan Maya yang sibuk menyusun susunan rapat yang akan dilakukan Nicky 2 hari kedepan. Tapi, wanita itu sudah pulang 10 menit yang lalu dan berakhirlah Nicky dan Arisa yang pulang belakangan.  Sejak mendengar percakapan Nicky dan tamunya yang bersama Maria itu, Arisa terus kepikiran. Bahkan saat akan saling tukar hadiah, Arisa sempat melamun karena tidak bisa mengabaikan rasa penasarannya tentang hubungan Nicky dengan Maria. Dan sampai mereka pulang saat ini, Arisa belum juga mempertanyakan rasa penasarannya.  Tanpa terasa mereka sudah tiba diparkiran mobil dengan keadaan yang hanya saling diam. Membuat Arisa sedikit merasa canggung. "Kamu sakit? Kok diem mulu dari tadi?" Tanya Nicky menyadari keanehan dari sikap Arisa.  Arisa yang semula hanya memperhatikan jalan, segera be
Read more
Part 28
Arisa baru selesai membersihkan diri dan wajahnya. Ingatannya kembali pada saat di mobil beberapa jam yang lalu. Lagi-lagi dirinya hampir kelepasan. Walau sebenarnya bisa saja Nicky memaksanya untuk melakukan yang sempat dirinya bayangkan akan terjadi. Beruntung dia segera sadar dan kembali menghindar. Tapi ia sedikit penasaran, apakah mereka benar akan melakukan hal 'itu' di dalam mobil kalau dirinya tidak menolak? Gadis itu memejamkan mata, mengutuk dirinya yang terlalu bodoh. Baru saja ia akan beristirahat ketika dering ponselnya menginterupsi kegiatannya. Ia segera meraih barang yang sedang ia isi daya tersebut, melepaskan sambungan kabelnya dan segera menempelkannya di telinga kiri setelah menekan layar hijau pada ponselnya. "Halo?" Tanyanya pelan pada si penelpon yang belum ia ketahui namanya tersebut karena layarnya hanya menampilkan nomor baru yang tidak ia kenali."Ris, gue Dante." Sahut disebelah dengan nada ceria. Membuat Aris
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status