Michael merasa biasa saja diremehkan banyak orang. Dia sudah melewati banyak rintangan. Diejek seperti ini, bagi Michael tidak ada pengaruhnya. Biarkan mereka tertawa. Nanti mereka akan terkejut saat melihatnya bertanding. "Bocah, pulang saja. Kamu tidak pantas menjadi lawanku," perintah Damon sambil tersenyum. Michael mengangkat bahunya dan berkata, "Jika belum bertanding, belum tentu kamu yang menang. Siapa tahu aku yang menang, Dengan begitu, aku bisa naik tingkat.""Pfff," Damon berdecak. Bisa-bisanya bocah ini ingin menggunakan dirinya, Damon, sebagai batu pijakan. Ini menggelikan. "Untuk anak seusiamu, kamu sangat percaya diri. Apa kamu yakin?" tanya Damon. "Tentu saja aku yakin. Aku akan membuatmu bertekuk lutut. Kamu dengar kan?" tanya Michael. Senyum Damon menghilang. Ok, dia mulai serius. Jika bocah ini mulai meremehkannya, Damon tidak akan melepaskan Michael. Mustahil dia dikalahkan seorang bocah. "Bocah, kamu sendiri yang bersikeras. Jangan menyesal nanti. Aku
Baca selengkapnya