All Chapters of My Bastard Uncle: Chapter 31 - Chapter 40
43 Chapters
31. Ngambek
Hari demi hari pun berlalu, Carissa selalu bersama dengan Aaron setiap hari. Dia masih setia menunggu Aaron kuliah sampai lelaki itu selesai.Hingga di suatu hari, Aaron tidak muncul sampai malam. Carissa pun cemas karena tidak biasanya majikannya itu akan terlambat seperti ini.Supir Aaron juga tak kalah cemas, apalagi dia tak bisa dihubungi karena ponselnya mati.“Apa kita cari aja, Pak?” tanya Carissa. Dia merasa jika ada apa-apa dengan Aaron maka itu adalah tanggungjawabnya.“Cari ke mana, Carissa? Gak biasanya dia pergi gak pamitan begini.”Tapi, Carissa tidak mau menyerah. Jadi dia turun dari mobil dan mulai mencari ke mana Aaron saat ini berada. Dia mencoba mencari Aaron di perpustakaan umum di dekat kampusnya, bahkan di tempat nongkrong mahasiswa yang belum pulang ke rumah.Namun, sayangnya Aaron tidak ada di sana.Carissa melirik ke sebuah kafe, di sana begitu ramai sampai dia berpikir mungkin Aaron di sana saat ini. Jadi, tanpa ragu Carissa menyeberangi jalanan dan masuk ke
Read more
32. Aaron berubah
Sudah tiga bulan berlalu sejak Aaron kuliah. Ibu Aaron mendapati perubahan dalam diri anaknya. Yang dulu mungkin terlihat tidak peduli dengan sekolahnya, kini dia belajar dengan rajin meski ke mana-mana harus dengan Carissa.Merasa berutang budi pada Carissa, akhirnya Carissa mendapatkan hadiah dari ibu Aaron.“Kamu ingin hadiah apa?” tanya ibu Aaron malam itu. “Hasilnya melebihi ekspetasiku, dan dia mau berubah, anak nakal itu,” kekehnya dengan senang.Carissa menelan ludah keringnya, jika dia menginginkan sebuah ponsel apakah itu berlebihan? Tapi jika dilihat kekayaan yang dimiliki oleh kedua orangtua Aaron sepertinya itu tak akan jadi masalah, kan?“Katakan saja, kamu berhak mendapatkan ini,” kata ibu Aaron.Carissa menyatukan kedua tangannya, menunduk kemudian berkata pelan, “Bolehkah saya meminta hadiah sebuah ponsel? Tidak perlu yang mahal, saya hanya ingin memilikinya untuk melihat dunia luar,” kata Carissa.“Oh hanya ponsel? Tidak masalah, kenapa kamu harus takut? Itu kan hak
Read more
33. Tak seharusnya jadi begini
Carissa merasa pusing ketika masuk ke dalam “kos” yang dimaksud oleh Aaron tadi. Itu bukan benar-benar kos, melainkan sebuah apartemen yang ternyata disewa oleh empat orang mahasiswa yang tak lain adalah teman-teman Aaron.“Ayo masuk, cuma bentar kok,” bujuk Aaron.Carissa pun masuk, asap rokok, bir dan juga minuman keras lainnya ada di dalam apartemen itu. Belum lagi musik yang mengalun cukup keras hingga membuatnya pusing.Indri yang seakan sudah menuggu kedatangan Aaron langsung menghambur ke arahnya. Dia lalu memeluk Aaron seolah tidak malu dengan teman-teman yang lainnya.“Mereka udah pacaran, kan? Pantesan si Indri nolak cinta si Angga,” bisik seorang perempuan pada temannya.Hanya Carissa yang terlihat seperti orang bodoh di sana. Ada sekitar lima belas orang di dalam apartemen dan sepertinya mereka saling mengenal.Carissa ingin pulang, dia tidak ingin berada di pusat keramaian seperti itu.Carissa hanya melihat dengan tatapan meratap pemandangan Aaron yang mencium bibir Indri
Read more
34. Obat untuk Aaron
“Mata kamu kenapa, Carissa? Bengkak begitu, apa kamu semalam nangis?” tanya pembantu ketika Carissa muncul di dapur.“Nggak nangis, kok. Kayaknya kurang tidur,” jawab Carissa, dia tersenyum tipis kemudian membantu menyiapkan sarapan di dapur.Pikirannya melayang ke mana-mana. Bayangan ketika Aaron membuka pakaian Indri terus menganggunya. Apalagi ketika dia mencium Indri tadi malam.Carissa sudah melewati hal yang paling menyakitkan dalam hidupnya. Dan dia tidak bodoh, untuk tahu apa yang sedang Aaron dan Indri lakukan dalam kamar tadi malam.Namun, Carissa merasa dirinya bodoh karena mau saja pergi ke sana untuk menemani Aaron yang dia pikir benar-benar hanya pesta biasa.Dada Carissa terasa sesak seketika lalu rasa perih muncul pada jarinya.“Agh!” Carissa memekik pelan. Jarinya tak sengaja teriris pisau saat dia mengiris bawang barusan.Si bibi terkejut dan panik saat melihat darah mengucur di jari tangan Carissa.“Tunggu bentar, kamu jangan ke mana-mana Carissa,” kata si bibi perg
Read more
35. Aku ngerti
Dua belas tahun yang lalu …Aaron yang masih kecil sudah ditinggal sendirian di rumah, ibu atau ayahnya tidak merasa khawatir ketika mereka sudah percaya pada pengasuh anak yang sudah merawat Aaron sejak kecil.Namanya adalah suster Anna, pengasuh Aaron yang saat itu berusia tiga puluh tahunan. Dia lumayan cantik dan pandai berbicara. Aaron banyak belajar dari Anna, tapi tidak dengan santu hal itu.Satu hari ketika Aaron harus ditinggal ayah dan ibunya pergi keluar kota karena kakaknya akan menjalani lomba di sekolahnya. Aaron kecil tidak diperbolehkan ikut. Kata Aarin, Aaron sangat menganggu, jadi akan lebih baik jika dia ada di rumah. Hingga akhirnya, Aaron hanya ditinggal dengan Anna.Malam hujan lebat, seluruh pembantu sudah tidur dua jam yang lalu. Aaron yang ketakutan malam itu, meringkuk di dalam selimut. Dia takut dengan petir dan kilat yang terus berkilat di langit.Mendengar suara Anna masuk ke dalam kamarnya, membuat Aaron merasa lega. Dia membuka selimutnya dan melihat An
Read more
36. Hmmm
Carissa sudah memiliki ponsel sekarang, jadi dia tidak harus terpaku pada Aaron. Ketika dia berada di dalam mobil, dia tidak perlu berbicara dengan Aaron.Kini, dia sedang sibuk mencari-cari Daniel di sosial medianya. Bagaimana kabar Daniel? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia sudah kembali ke Indonesia?“Kamu sibuk banget sih,” kata Aaron, dia melirik melalui ekor matanya, melihat Carissa yang asik dengan ponselnya sejak tadi.“Ya, aku sibuk banget,” balas Carissa.“Dan aku kamu cuekin.”“Kamu bisa telepon Indri kalau bosen,” balas Carissa lagi.“Aku bisa ketemu sama Indri di kampus. Kalau sekarang kan bisa ngobrol sama kamu.”Carissa menghela napasnya. “Itu bukan pekerjaanku, tugasku cuma nemenin kamu kuliah,” katanya. “Kalau nanti mau pergi pesta atau apapun itu, tolong kirim pesan sama aku. Aku udah punya ponsel, jadi nggak ada alasan buat nggak ngabarin.”Aaron merasa Carissa sudah berubah. Entah sejak kapan, tapi Carissa menjadi bukan seperti perempuan penurut.“Oke oke, kayak
Read more
37. Cinta yang manis
Carissa akhirnya makan siang dengan Rendy saat dia tahu bahwa Aaron akan makan dengan Indri. Dia pikir mungkin sesekali bisa lepas dari Aaron itu bagus.Tapi, ketika di restoran di dekat kampus, Aaron menghampiri meja Carissa yang datang lebih dulu di sana.Carissa mendelik kesal, tapi Aaron mengabaikannya.“Masih banyak meja kosong,” kata Carissa. Dia merasa tidak enak pada Rendy saat ini, di mana Rendy menatap penasaran lelaki itu.“Aku kerja di rumah dia, Kak,” kata Carissa. Rendy mengangguk saja dan meneruskan memilih menu makanan yang ada di buku menu. Sementara Indri, sejak Aaron mengajaknya untuk makan satu meja dengan Carissa, dia terus merengut kesal.Makan siang tak nyaman pun selesai, ketika Rendy bilang bahwa sudah saatnya dia masuk kerja. Tinggal Carissa, Aaron dan Indri di sana bertiga.“Yuk, balik,” ajak Indri mendesak Aaron.“Kamu duluan aja ya, aku mau ngomong dulu sama Carissa,” kata Aaron.Karena tahu tak ada gunanya berdebat, akhirnya Indri meninggalkan Aaron setel
Read more
38. Sudah lama tidak bertemu
Satu minggu kemudian …Tamu yang ditunggu-tunggu oleh Aarin akhirnya datang juga. Sejak pagi dia sudah sangat antusias dan bersemangat untuk mengenalkan pada ayah dan ibunya jika dia adalah pacarnya selama ini.Meski selalu diejek oleh Aaron karena mereka menjalani hubungan jarak jauh, tapi hal itu tak lantas membuat Aarin terpengaruh. Kerap Aaron mengatakan jika bisa saja kekasihnya selingkuh di luar negeri, tapi Aarin tetap percaya pada pacarnya itu.“Nggak usah masak yang enak-enak, Bi. Lagian juga belum tentu bakalan nikah sama si Aarin,” kata Aaron. Sejak tadi dia duduk di kursi meja makan dan mengawasi pembantu-pembantunya menyiapkan makanan untuk tamu Aarin. Padahal dia di sana hanya ingin mengawasi Carissa.“Inget ya, dia itu tamu penting. Very Important Person, jadi nggak boleh asal-asalan masaknya.” Setelah menjitak kepala Aaron, dia duduk di sebelah adiknya dan mengambil apel yang sedang dikupas Aaron.Aaron mendelik, padahal apel itu untuk Carissa.“Makannya belajar masak.
Read more
39. Firasat yang tak enak
“Kalian mau ke mana?” tanya Aarin saat melihat Aaron sudah mengenakan pakaian rapi tidak seperti tadi.“Mau jalan-jalan, kenapa? Kalian nggak boleh ikut,” jawab Aaron. Dia masih menunggu Carissa yang mengganti pakaiannya. Sementara Daniel, dia sedang mengobrol dengan ayah Aarin di taman belakang rumah.“Malam minggu? Kamu jalan-jalan sama Carissa? Nggak salah?”“Kenapa salah. Udah urus aja pacarmu,” kata Aaron. Dia melihat Carissa muncul dengan rok jeans berwarna biru terang. Atasnya dia memakai hoodie berwarna mocca yang pernah dibelikan oleh Aaron beberapa waktu yang lalu. Tak lupa Carissa mengenakan sepatu kets hasil hadiah dari Aaron.Aaron yang melihat jika Carissa memakai hadiah pemberiannya pun merasa bangga dan senang.Mata Carissa melihat ke sekitarnya, memastikan jika tak ada Daniel di sana.“Ayo berangkat,” ajak Aaron.Carissa mengangguk, dia pamitan pada Aarin kemudian pergi keluar. Tak lama kemudian Daniel muncul dan mengatakan pada Aarin jika malam ini ayahnya ingin pest
Read more
40. Mereka dalam bahaya
Aaron terkejut saat mendapati mobilnya tidak ada Carissa. Awalnya dia mengira jika Carissa mungkin saja ke toilet, tapi rasa curiganya muncul saat menemukan ponsel milik Carissa terjatuh di samping mobilnya.Aaron memungutnya, jelas Carissa bukan perempuan ceroboh seperti ini.Mobil melintas di sampingnya, sosok Carissa memukul jendela mobil di bangku penumpang dengan wajah ketakutan. Aaron dapat melihatnya sekilas dan yakin jika Carissa saat ini sedang diculik.Bergegas masuk ke dalam mobilnya, Aaron langsung mengejar mobil yang membawa Carissa. Ia tak ingin melewatkan waktu sedetik saja agar tidak kehilangan jejak mobil tersebut.Seorang lelaki menarik rambut Carissa hingga perempuan itu tertarik ke belakang. Dengan kasar dia lalu mengikat kedua tangan Carissa menggunakan tali rafia.“Diam. Kamu sudah cukup merepotkan selama ini, jadi berhenti bergerak atau aku akan membunuhmu.”Carissa dapat melihat pisau yang ditodongkan ke perutnya. Wajahnya memucat dan menggigil ketakutan.Aaron
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status