All Chapters of My Bastard Uncle: Chapter 11 - Chapter 20
43 Chapters
11. Dilema Carissa
Bagaimanapun juga Carissa tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada ayahnya mengenai sikap Rian yang menakutkan.Ia memendamnya sendirian dan hanya Daniel yang mengetahuinya.Tetapi—setelah Daniel tidak ada nanti. Ketika dia pergi ke Sydney untuk kuliah, siapa lagi yang akan menjaganya seperti sekarang?"Aku gak mau pulang, Kak," ucap Carissa pelan. Ia memandang matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.Air laut membias oranye menunjukan jika senja sebentar lagi akan tiba."Kamu mau di sini dulu?" tanya Daniel."Kalau bisa, aku mau tinggal di sini sama ayah, tapi—""Kalau kita lapor polisi gimana?" Usulan Daniel membuat Carissa menoleh ke arahnya.Ia menggelengkan kepalanya cepat."Jangan, Kak.""Kenapa?""Gak ada bukti, lagian yang ada aku dan ibuku akan diusir. Dan ayahku pasti akan menganggur
Read more
12. Jebakan Rossa
Di sepanjang perjalanan Carissa hanya diam saja. Dia sama sekali tak bicara pada Daniel meskipun lelaki itu sudah berusaha untuk mengajaknya berbicara.Bahkan ketika tangan Daniel ingin mengenggam tangan Carissa dia menolaknya dengan halus."Kakak udah ada Ocha," ucap Carissa pelan.Daniel menghela napasnya. Wajar saja kalau Carissa marah padanya. Tapi mau bagaimana lagi, hanya itu yang bisa dilakukan oleh Daniel.Sebentar lagi dia akan lulus sekolah dan meninggalkan sekolah itu. Dia sudah tak bisa menjaga Carissa seperti biasanya karena ia pasti akan sibuk dengan persiapan kuliahnya.Hanya pada Rossa dia bisa meminta tolong, meskipun itu tidak masuk akal."Maafin aku, Riss," ucap Daniel yang menatap ke arah wajah Carissa dari samping, namun Carissa menatap jendela kereta.Sebentar lagi mereka berdua akan sampai. Dan entah apa yang akan dilakukan oleh
Read more
13. Hampir Saja
Mata Carissa membeliak terkejut ketika dia melihat panggung pensi yang ada di depannya. Ini bukan seperti yang ada di dalam pikirannya.Ini sama sekali berbeda dengan apa yang ia bayangkan di dalam kepalanya. Sangat berbeda dengan pensi yang ada di sekolahnya yang lama.Ini nampak seperti sebuah pesta—untuk siswa orang kaya."Aku mau ke temanku, terserah kamu mau ke mana," ucap Rosa pada Carissa.Sudah diduga jika Rossa tidak akan terus bersamanya selama ada di acara pensi itu. Ia langsung melesat meninggalkannya dan berkumpul dengan teman-temannya. Hingga membuat Carissa kebingungan sendiri.Ia mengitari pandangannya, dan sejauh yang ia lihat. Tak ada orang yang ia kenal. Semuanya rasanya asing meskipun mereka satu kelas dengannya.Carissa tak dianggap, Carissa dibuang."Itu kan Carissa." Rendy menunjuk ke sebuah arah. Diikuti oleh Galih dan Irvan.
Read more
14. Tantangan Daniel
"Yakin sekolahannya di sini?" tanya Daniel ketika ia dan bersama dengan ketiga temannya ada di depan sebuah sekolah khusus laki-laki."Iya, aku udah cari tahu dan dia di sini. Namanya Arka, anak kelas dua.""Bukan kelas tiga?" tanya Daniel lagi."Bukan.""Mau ngapain sih emang?" Kali ini Galih yang bertanya pada Daniel.Sejak sepulang sekolah tadi, ia mengajak ketiga temannya itu untuk melihat sekolahan Arka. Ia ingin bertanya mengapa dia melakukan hal itu pada Carissa padahal jelas si Arka tak mungkin mengenal Carissa jika bukan satu sekolahan.Jika di balik kejadian ini ada hubungannya dengan Rossa, maka lebih baik Daniel akan menyudahi hubungannya dengan perempuan itu.Rossa tak dapat dipercaya."Mau ngajak berantem, Niel?" tanya Rendy kali ini."Bisa jadi—kalau dia gak mau jawab." Daniel menatap ketiga temannya itu bergantian.
Read more
15. Menyerang dengan Brutal
Rossa pulang ke rumahnya selepas diputuskan oleh Daniel. Hatinya dipenuhi oleh amarah dan berpikir jika semua penyebab dia diputuskan adalah Carissa.Ya, dia menuduh Carissa yang telah membuat semuanya menjadi berantakan seperti ini.Dia buru-buru bergerak menuju ke dalam Carissa. Dan rupanya tak ada sepupunya di sana.Karena semakin kesal tak menemukan Carissa, Rossa mengacak-acak barang di atas meja belajar Carissa sampai berantakan. Dia juga membuang semua baju yang ada di lemari, dan matanya menangkap baju mahal yang dibelikan oleh papanya sendiri.Setelah merebut Daniel dari dirinya, kini dia juga telah merebut perhatian papanya."Carissa! Kamu ada di mana!!" teriaknya kemudian sebuah bayangan muncul di ambang pintu dengan wajah yang terkejut."Kamu ngapain ada di dalam kamarku dan mengacaukan semuanya?" tanya Carissa kaget."Aku?! Kamu pikir aku lagi ngapain p
Read more
16. Buka Pintunya, Carissa
Dua tahun kemudian …"Gimana ujiannya?" tanya Rendy pada Carissa."Lancar," jawab Carissa sambil tersenyum.Dia sudah terbiasa dengan Rendy selama ini. Atau lebih tepatnya ketika Daniel sudah mulai kuliah di luar negeri. Dan seperti janjinya pada Daniel, Rendy bersedia untuk menjaga Carissa selama dia pergi.Waktu yang ia lewati dengan Rendy malah terbilang lebih lama dibandingkan dengan Daniel waktu itu.Mereka berdua kini malah lebih akrab dibanding waktu pertama kali bertemu dulu.Rendy berbeda dengan Daniel. Rendy adalah lelaki yang banyak bicara, dan dia tak akan segan mengungkapkan isi hatinya jika itu menganggu pikirannya."Mau makan dulu?" tanya Rendy ketika Carissa sudah naik ke atas motornya."Boleh.""Nanti mau kuliah, atau langsung kerja?" tanya Rendy lagi. Gadis itu selalu saja mengalihkan pembicaraan jika ditanya seper
Read more
17. My Bastard Uncle
"Kalau gak kamu buka, Paman akan buka pintu ini."Suara Rian terdengar berbeda, suaranya penuh dengan ancaman. Namun Carissa tak bisa berbuat apa-apa karena dirinya terjebak di dalam kamarnya sendiri.Namun sedetik kemudian dia melirik ke arah jendela kamarnya. Ia berusaha untuk membuka jendela tersebut tapi dia baru teringat jika jendela itu terdapat teralis yang menghalanginya bisa keluar dengan mudah."Carissa, kamu pikir Paman gak bawa kunci cadangan?" Suara Rian masih terdengar santai tapi penuh dengan ancaman.Tak ada pilihan lain selain dia ingin melindungi dirinya dengan cara membuat Rian tak bisa mendekatinya.Carissa mengambil helm yang pernah diberikan Daniel untuknya. Sebagai hadiah ulang tahunnya agar bisa dipakai untuk berjalan-jalan dengannya."Maafin aku Daniel," ucap Carissa putus asa. Ia mengambil helm tersebut kemudian ia pegang dengan erat.Dan b
Read more
18. Kesempatan Kedua
"Hei!" Sebuah tangan memegang tangan Carissa dengan kuat, ia menoleh kemudian terkejut."Kamu—" Carissa terpleset, setengah badannya sudah berada di tengah-tengah. Sebentar lagi dia akan terjatuh jika lelaki itu tidak memegangi tangannya."Lepaskan." Mata Carissa menatap nanar, kenapa harus ada Arka di sana?"Kamu mau bunuh diri, hah?!" teriak Rossa ia muncul dari balik mobil dengan wajah yang marah."Siapa suruh kamu boleh bunuh diri! Kamu mau bikin malu keluargaku!"Carissa tersenyum miris, sangat mudah baginya mengatakan hal seperti itu padanya. Tetapi apakah dia sanggup mengucapkan hal yang sama jika dia berada di posisinya."Bantuin dong, jangan ngomel-ngomel terus," ucap Arka. Dia tampaknya tak sanggup mengangkat Carissa sendirian hingga meminta Rossa untuk menolongnya.Entah dari mana mereka muncul, tapi kedua orang itu sama sekali tak diharapkan oleh Carissa
Read more
19. Aku Ingin Kabur
Jika harus mematahkan kakinya sendiri, mungkin Carissa akan melakukannya selama dia bisa kabur dari rumah pamannya tersebut.Dia tidak akan sudi untuk kembali ke dalam rumah yang seperti neraka baginya.Rian yang ia kenal dulu sangat berbeda dengan Rian ketika dia bertemu lagi setelah puluhan tahun tak bertemu. Dan seharusnya Carissa bisa merasakan bagaimana tatapan lelaki bejat itu. bagaimana dia menelan ludahnya tiap kali melihat setiap jengkal lekuk tubuh Carissa yang sedang ranum.Kini Carissa sudah lulus, dia tak perlu lagi kembali di sana dan akan kembali pada ayahnya yang pasti berada di pihaknya.Persetan dengan ibunya yang secara tidak langsung telah menjualnya pada Rian.Setelah mencabut selang impusnya, Carissa berjalan tertatih menuju pintu kamar di mana ia dirawat. Namun ketika dia berhasil membuka pintu tersebut, sosok Rian sudah berdiri di depannya dengan senyum yang menakutkan.
Read more
20. Berhasil Kabur
Beberapa hari kemudian ….   Rian mengusap wajahnya dengan frustrasi begitu mendengar kabar jika Carissa kabur dari rumah sakit malam itu.   Bagaimana bisa hal itu terjadi? Sementara penjaga di depan pintu Carissa tidak pergi sedetik pun dari sana.   Rian menduga jika ada yang membantu Carissa kabur dari kamarnya. Bisa jadi Rendy lelaki yang ingin menemui Carissa saat itu, atau mungkin orang lain.   Dengan keadaan marah, Rian menyuruh penjaga untuk mencari Carissa di rumah Rendy. Namun sayangnya mereka tidak menemukan siapa-siapa di sana.   “Kalian yakin? Kalian sudah geledah rumah lelaki itu?” tanya Rian.   “Sudah Pak, rumah itu terlalu kecil untuk menyembunyikan nona Carissa,” jelas suruhan Rian tersebut.   Rian pun berdiri kemudian menyapu semua barang yang ada di atas meja kerjanya dengan tangannya. Keinginannya untuk memiliki Carissa
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status