All Chapters of Mantan Bos: Chapter 21 - Chapter 30
167 Chapters
Bab 21| Permintaan
Naura menatap sedih dinding di depannya seraya mengusap perut datarnya. Tidak lama kemudian lelehan kristal mulai membasahi pipinya. Wanita itu menangis dalam diam. "Aku cari-cari ternyata kau--" Arya tidak melanjutkan ucapannya ketika melihat cairan bening itu keluar dari mata indah istrinya. "Sudah jangan dipikirkan terus," ujar Arya menarik Naura ke dalam pelukannya. Dia sangat tahu apa yang sedang istrinya itu rasakan. "Mas, maafkan aku. Karena belum bisa memberimu keturunan," ucap Naura disela isak tangisnya. Mereka telah mengikuti program bayi tabung, tetapi ternyata program itu tidak membuahkan hasil. Dan itu membuat jiwa Naura terguncang. Meski keluarga Arya ataupun keluarganya tidak mempermasalahkan kapan ia akan hamil, namun tetap saja Naura merasa menjadi istri dan menantu yang gagal. "Mas," panggil Naura dengan suara pelan. "Iya, Sayang?
Read more
Bab 22| Ungkapan cinta
Semenjak pulang dari rumah sakit Naura menjadi pemurung, wanita itu langsung masuk ke dalam kamarnya dan tidak membiarkan seorangpun masuk.Arya yang sangat mengerti akan perasaan istrinya memilih untuk membiarkannya. Bukan karena ia tidak peduli, tetapi ia ingin memberikan ruang untuknya menenangkan diri.Jika ditanya apakah pria itu baik-baik saja, tentu jawabannya tidak. Siapapun akan kecewa jika hasil tidak sesuai dengan harapan kita bukan?Namun, dia harus bersikap tegar untuk menguatkan sang istri yang sekarang perasaannya berkali-kali lipat jauh lebih kecewa, lebih hancur dari apa yang ia rasakan saat ini.Sedangkan di dalam sana, wanita itu kembali menangis dalam diam. Perkataan dokter membuatnya seperti tidak memiliki harapan lagi."Mohon maaf saya harus mengatakan ini. Program bayi tabung tuan dan nyonya tidak berhasil."Tuhan, dosa apa yang aku perbuat di masa lalu? Hingga Kau tidak mempercayaiku menjadi seorang ibu?Naura
Read more
Bab 23| Antara dua hati
Setelah menempuh jarak I jam 30 menit mereka telah sampai ke salah satu tempat wisata popular yang ada di kota Bogor yang direkomendasikan oleh Endru."Wow." Wanita itu menatap takjub bangunan di depannya. Sebuah replika dari menara yang menggambarkan kota yang dijuluki sebagai kota cahaya itu.Tempat yang mempunyai luas kurang lebih 1,5 hektar ini menawarkan berbagai macam wisata kekinian berupa spot selfie dengan bangunan bergaya eropa. Berada di sana akan membuat semua orang tertipu, karena bangunannya yang dibangun dengan begitu detailnya."Kau suka?" tanya Endru tanpa menoleh kearahnya.Kirana menganggukkan kepalanya mantap dan tersenyum dengan sangat manis. Ini kali pertama Endru melihatnya tersenyum semanis itu. Sangat cantik."Ayo kita foto bersama." Pria itu mengeluarkan gawainya seraya merangkul Kirana.Wanita itu kembali tersenyum melihat hasil jepretan suaminya. Dengan baground replika menara Eiffel, mereka tampak sangat serasi d
Read more
Bab 24| Khawatir
Hari masih pagi, tetapi Zora sudah mendapat perintah dari CEO-nya itu untuk pergi ke ruangannya. Tentu saja tanpa berpikir panjang wanita itu langsung melaksanakannya."Silakan duduk," perintah Eros terlihat begitu berwibawa. Sangat berbeda dengan sikapnya saat berada di apartemennya."Saya sudah membaca hasil revisianmu dan saya penasaran dengan rincian yang kau anggarkan," lanjutnya."Bagaimana bisa kau menganggarkan dengan total biaya yang cukup rendah dengan kualitas premium seperti ini?" tanya Eros.Wanita itu hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya tersenyum kikuk. "Aku memiliki kenalan di bidang itu," jawab Zora dengan jujur."Benarkah?" tanya Eros lagi. Jujur saja dia terkejut dengan jawabannya.Wanita itu hanya mengangguk lalu berkata dengan nada seperti menantang."Kalau Bos tidak percaya, Bos ikut saja denganku untuk menemuinya. Kebetulan hari ini kami akan bertemu untuk membicarakan ini."Tanpa ia duga, p
Read more
Bab 25| Pernikahan diujung tanduk
Makanan kesukaan Zora ternyata menjadi musibah untuk Eros. Wanita itu sangat terkejut ketika tiba-tiba pria itu jatuh pingsan dengan wajah yang sudah pucat pasi.Selama di dalam ambulance Zora tak henti-hentinya menangis seraya menggenggam erat tangan lemah Eros. Jika terjadi sesuatu hal buruk pada pria itu, maka Zora bersumpah ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.Sementara di depan restoran tadi seorang pria misterius menatap sinis ke mobil ambulance yang sudah pergi membawa Eros ke rumah sakit."Saya sudah menjalankan perintah Anda," kata pelayan yang tadi memberikan kue kepada Zora dan Eros."Bagus," puji pria itu, "ini bayaranmu.""Bagaimana kalau polisi datang ke sini?" tanya pelayan itu dengan was-was."Kau tenang saja, mereka tidak akan menuntut restoran ini," timpalnya.Setelah pelayan itu pergi, pria itu kembali menatap ke depan dengan senyuman menyeringai.Ini baru permulaan. Kau akan merasakan hal yang lebih buru
Read more
Bab 26| Kehilangan?
“Selamat malam, Bos Eros,” sapa Zora dari ambang pintu Ruangan VIP.Wanita itu tersenyum seraya menghampiri Eros yang sedang duduk bersandar di ranjang pesakitannya.“Kenapa saya di sini?” tanya pria itu.“Kata dokter katanya Bos mengalami alergi. Kenapa Bos tidak bilang kalau memiliki alergi kacang?” jawab sekaligus tanya Zora.Pria itu hanya memutar bola matanya malas. “Kau pikir saya tau kue itu terbuat dari kacang?”Eros lalu melirik jam yang ada di ruangan. Dan ia langsung mengerjap ketika melihat jarum jam sudah menunjukkan ke angka delapan.“Kenapa kau belum berangkat?” ujarnya membuat wanita itu mengerutkan alisnya.“Berangkat?” Zora mengulangi perkataan Eros.“Kau kan harus menemui orang yang akan bekerjasama dengan perusahaan,” lanjut pria itu, “astaga bagaimana bisa hal penting seperti ini kau masih bertanya juga.”
Read more
Bab 27| Permohonan
"Astaga kau kenapa lagi, kak." Eros berlari di sepanjang lorong rumah sakit.Setelah mendapat kabar dari Naura bahwa kondisi Endru kembali drop, pria itu langsung meminta untuk dipulangkan hari ini juga.Meski awalnya dokter melarangnya, tetapi pada akhirnya beliau mengijinkan. Lagipula siapa yang akan tahan dengan sikap keras kepala Eros. Sedangkan Zora menepati janjinya untuk tetap melanjutkan perjalanannya ke Bandung dengan menaiki taksi.Sebenarnya wanita itu ingin ikut pulang dengan Eros. Dia menghawatirkan kondisi pria itu. Bagaimanapun Eros belum sepenuhnya pulih dari alerginya. Wajahnya saja masih terlihat pucat.Tetapi, karena sudah terlanjur berjanji dan tidak ingin dicap sebagai wanita pembohong akhirnya ia tetap pergi meski dengan sedikit keterpaksaan."Kak." Panggil Eros menghampiri Naura yang sedang duduk di ruang tunggu bersama ibu dan suaminya."Eros!" Naima langsung berdiri dari duduknya.Plak!Baik Naura maupu
Read more
Bab 28| Rencana
Setelah berhasil membujuk Kirana untuk kembali pada Endru, Eros mengajak wanita itu ke rumah sakit untuk menemani Endru yang sebentar lagi akan melakukan transplantasi sumsum tulang sesuai jadwal yang telah dijadwalkan."Kau!" Tunjuk Naima saat melihat menantunya datang dengan putra bungsunya."Mau apa kau kemari? Belum puas menyakiti hati anakku?" sambung wanita itu dengan emosi yang tidak dapat ia sembunyikan."Ibu, aku ke sini sebagai istri mas Endru," jawab Kirana."Aku ingin menjadi istri yang berbakti pada suamiku. Ijinkan aku untuk merawatnya." Wanita itu kini menatap mata ibu mertuanya dalam-dalam, seakan ingin meyakinkannya bahwa ia benar-benar serius dengan ucapannya.Wanita paruh baya itu hanya terdiam kemudian manik matanya sedikit melirik putra bungsunya yang sedang menatap ke bawah, lalu kembali menatap menantunya untuk mencari kebenaran di matanya."Kenapa s
Read more
Bab 29 |Pacaran?
"Bos mau bawa aku ke mana?" tanya Zora ketika pria itu menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobilnya."Diam. Dan pakai seatbelt-nya," perintah Eros tanpa menoleh ke arahnya. Dan sedetik kemudian ia sudah menancapkan gas meninggalkan kantor tersebut.Di sepanjang jalan Zora terus melirik pada Eros yang fokus membelah jalanan yang tak pernah mengenal sepi itu. Dia benar-benar tidak membuka mulutnya dan itu membuat Zora mengerucutkan bibirnya.Berada dalam satu mobil, tetapi ia berasa sendirian.Ibaratkan sebuah benda, dia hanya menjadi bayangan. Antara ada dan tiada.***Setelah menempuh waktu 30 menit akhirnya mereka telah sampai. Zora langsung mengerutkan keningnya ketika pria itu memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit."Untuk apa Bos mengajakku ke sini? Memangnya siapa yang sakit? Bos Eros?" tanyanya bertubi-tubi.Eros hanya memutar bola matanya seraya melepaskan seatbelt-nya. "Jangan banyak bertanya. Kau cukup ikuti apa yan
Read more
Bab 30 |Transplantasi sumsum tulang
"Sudah siap?" tanya dokter kepada Eros. Pria itu menganggukkan kepalanya. Kemudian setelah itu sang dokter mulai menyuntikkan cairan bius padanya agar selama transplantasi dilakukan pendonor tidak merasakan sakit. Dalam proses pengambilan cairan sumsum tulang belakang, dokter akan melakukan pembedahan dengan memberikan anestesi atau bius total terlebih dahulu kepada pendonor. Setelah itu, dokter akan menusukkan beberapa jarum untuk menarik sel-sel sumsum dari belakang tulang panggul. Proses itu berlangsung sekitar 1 jam. "Terima kasih Eros," gumam Endru ketika ia melihat adiknya kembali berkorban untuknya. Pria itu sedikit mengeryit kala jarum suntik mulai menembus kulitnya dan sedetik kemudian ia mulai merasakan kantuk, semakin mengantuk, lalu matanya terpejam sempurna. Endru di bius total agar tidak merasakan sakit saat proses transplantasi dilakukan. Kemudian transplantasi sel induk dari pendonor akan dilakukan dengan memasukkan jar
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status