All Chapters of Mantan Bos: Chapter 11 - Chapter 20
167 Chapters
Bab 11| Perhatian Kirana
"Jadi benar Eros itu mantan kekasihmu?" tanya Naura ingin memastikan dari mulut wanita itu sendiri.Kirana hanya menganggukkan kepalanya pelan lalu menghela napas panjang ketika dadanya terasa sesak menerima kenyataan yang tidak sejalan dengan harapannya.Naura diam menunggu adik iparnya itu menjelaskan alasan ia menerima Endru.Hatinya mencelos ketika Kirana mengatakan bahwa pria itu yang memintanya. Ya, Eros yang memintanya untuk menerima Endru menjadi suaminya."Terus kenapa kau mau?" tanya Naura dengan suara lirih. Sungguh dia sedih mengetahui kebenaran ini.***Eros sedang mempelajari dokumen yang akan di sampaikan untuk 
Read more
Bab 12| Perhatian Kirana 2
"Kirana bagaimana sih, suaminya sakit malah pergi tidak tau ke mana." Dumel Naima yang sedang duduk di sofa menunggu putra keduanya."Kirana kan seorang suster di rumah sakit ini, mungkin ia sedang bertugas," ujar Naura menatap ibunya dengan dingin."Kau kenapa melihat Ibu seperti itu?" tanya Naima yang ternyata menyadari perubahan sikap sang putri.Naura menarik napasnya dalam lalu membuangnya perlahan."Kenapa Ibu tega memutuskan hubungan mereka?" tanya wanita itu membuat sang ibu mengerutkan keningnya."Apa maksudmu?" tanya Naima tidak mengerti."Kirana dan E--""Diam!" Potong Naima seraya melirik Endru yang masih tertidur di ranjang pesakitannya."Ayo!" Lanjutnya menarik tangan Naura untuk ikut bersamanya.***"Aaaaa ..." Wanita itu membuka mulutnya sendiri ketika pria di de
Read more
Bab 13| Salah paham
"Kak Naura mana?" Tanya Eros yang baru saja keluar dari kamar mandi."Katanya ada urusan penting. Besok pagi ke sini lagi." Jawab Kirana beranjak dari duduknya.Wanita itu ingin pamit tapi langkahnya seakan berat untuk meninggalkan pria itu sendiri."Oh iya, bagaimana keadaan kak Endru? Dan kenapa kau masih ada di sini?" Tanya Eros dengan sebelah tangan yang bernumpu pada dinding."Kau mengusirku?" tanya Kirana balik dengan mimik wajah kecewa.Pria itu terdiam kemudian memejamkan matanya seraya mengepalkan tangannya untuk menghalau rasa sesak yang seakan menghimpit paru-parunya."Bukan seperti itu. Hanya saja suamimu lebih membutuhkanmu sekarang," kata Eros. Percayalah untuk mengatakan itu ia sampai harus bersusah payah menelan salivanya.Wanita itu termenung dan sedetik kemudian ia tersenyum getir. "Kau benar.""Baiklah aku pergi," sambungnya, "kalau perlu apa-apa langsung hubungi aku.""Tidak perlu. Banyak suster lain
Read more
Bab 14| Rahasia Endru
"Selamat pagi, Pak Eros," sapa Chiko."Maaf, pagi-pagi begini saya sudah mengganggu," kata pria itu memulai pembicaraan."Ada apa Sekretaris Chiko?" tanya Eros."Saya ingin memberikan surat pengunduran diri saya." Jawabnya seraya memberikan surat tersebut.Eros refleks mendongakkan kepalanya. "Apa maksudmu?"Pria itu benar-benar tidak mengerti kenapa sekretarisnya tiba-tiba mengundurkan diri dari perusahaan ini. Padahal kinerjanya terbilang bagus. Akan sangat disayangkan jika ia kehilangan sekretaris seperti Chiko."Saya harap kau pikirkan lagi keputusanmu itu. Jujur saja saya suka dengan kinerjamu Sekretaris Chiko," kata Eros.
Read more
Bab 15| Naik jabatan
Setelah pemberhentian Chiko, Eros jadi sedikit kesulitan mengatur jadwalnya. Karena biasanya sekretarisnya itu yang selalu mengatur jadwal-jadwalnya.Seperti hari ini, ia hampir saja melupakan meeting yang waktu itu sempat tertunda karena kondisi kesehatannya.Meeting ini sangat penting karena untuk membahas langkah yang perlu dilakukan guna memperbaiki pendapatan perusahaan yang menurun beberapa bulan terakhir ini.KA Group adalah sebuah perusahaan pemroduksi makanan siap saji yang akan dipasarkan di seluruh wilayah di Indonesia dan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Singapura dan Cina.Ditengah rapat berlangsung tiba-tiba sang CEO meminta untuk memanggilkan seseorang untuk ikut bergabung.Semua orang yang ada di ruangan itu hanya saling menukar pandangan satu sama lain. Namun, walau begitu mereka tetap menuruti perintah darinya.
Read more
Bab 16| Tugas pertama
Naura tersenyum sumringah membaca pesan dari suaminya yang mengatakan bahwa urusan pekerjaannya selesai lebih cepat dari yang ia perkirakan, dan sekarang ia sudah memesan tiket pulang.Wanita itu langsung pergi menuju dapur untuk memeriksa persediaan makanan di dalam lemari es. Kedua tangannya dengan cekatan mengambil bahan-bahan yang ada lalu mencucinya dengan air mengalir.Kemudian mulai meregangkan otot-otot tangannya yang sedikit kaku. Setelah melakukan peregangan ia mulai mengambil pisau dan juga talenan lalu mulai memotong-motong bahan dengan sangat lihai bagaikan seorang chef profesional.Dimulai dari memotong bawang bombay, daun bawang, jagung, wortel, dan bakso sapi. Untuk bahan yang terakhir itu jangan sampai ketinggalan karena suaminya sangat menyukai makanan bulat tersebut.Kemudian Naura mulai menghaluskan bumbu-bumbu dan memanaskan minyak untuk menumis bumbu yang sudah halus nanti. Setelah itu ia memasukan air secukupnya dan tunggu sampai me
Read more
Bab 17| Surat ancaman
Suara alarm dan juga cahaya matahari yang masuk ke dalam apartemennya membuat pria yang sedari tadi masih membungkus tubuhnya dengan selimut tebal mulai membuka mata. Dengan rambut yang acak-acakan khas orang bangun tidur, ia melirik jam yang masih mengeluarkan suara nyaring itu lalu mematikannya dan langsung pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan pergi bekerja. Setelah selesai bersiap-siap, Eros memandang bayangan dirinya di cermin sembari memakai setelan jas berwana abu metalik yang terlihat begitu cocok di tubuh proporsionalnya. "Tampan sekali," gumamnya berbangga diri. Lalu menyemprotkan parfum bermerk BYRDO dengan varian blance yang terkenal memiliki wangi seksi sekaligus lembut itu. Parfum BYRDO dengan varian blance ini salah satu parfum favoritnya karena perpaduan wangi pepper dan rose yang sangat unik. Setelah selesai bersiap-siap, ia mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja kerjanya. Namun, saat ia m
Read more
Bab 18| Berkorban lagi?
"Zora." Panggil Zani menepuk tangan wanita itu untuk membangunkannya. "Lima menit lagi," kata Zora semakin menenggelamkan wajahnya. "Pak Eros sudah datang. Kau bisa kena amuk kalau dia sampai melihatmu tertidur di kantor. Aish ... cepat bangun! Tadi kau menyuruhku untuk membangunkanmu kalau Pak Eros datang," cerocos Zani membuat wanita itu mengangkat kepalanya dan meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku lalu memasang wajah cemberut. "Uh, ternyata kau ini cerewet sekali," eluh Zora. Zani yang baru menyadari akan sikapnya hanya tersenyum kikuk seraya memainkan ujung rambutnya. "Ah, maaf aku hanya tidak ingin kau mendapat masalah." Manik wanita itu berbinar dan langsung menarik kursi kerjanya untuk lebih dekat dengan Zani. "Kau baik sekali. Aku jadi terharu." "Maukah kau menjadi sahabatku?" Lanjut Zora menggenggam tangan wanita itu. Zani yang masih terkejut dengan perlakuan Zora yang tiba-tiba refleks melepaskan genggamannya, da
Read more
Bab 19| Perhatian Eros
"Seandainya saja Chiko ada di sini. Pasti aku tidak akan sesulit ini." Monolog wanita itu seraya menatap layar komputer yang masih menyala. "Hayoloh lagi mikirin siapa?" tanya Zani mengagetkannya, tetapi sepertinya Zora tidak terkejut sedikitpun. "Kau belum memberikan hasil laporan itu?" tanya Zani ketika melihat dokumen itu masih tersimpan rapi di meja kerja sahabatnya. Zora menatap sahabatnya dengan wajah frustasinya. Dan tak lama kemudian ia menjambak rambutnya sendiri dan mulai terisak. "Kau kenapa?" tanya Zani panik melihat tingkah Zora yang seperti orang tidak waras. "Apa kau masih mengingatku?" lanjut Zani dan itu membuat tangisan wanita itu semakin keras. "Kau menganggapku gila?" tanya Zora disela isak tangisnya, "hiks.. tega sekali." Zani semakin bingung harus berbuat apa. Dia hanya bisa menggaruk pungguknya yang tidak gatal seraya nyengir memperlihatkan barisan giginya. "Ya maaf, habisnya kau bertingkah sepert
Read more
Bab 20| Seperti tikus dan kucing
Ughh..Zora meremas perutnya dengan sangat kuat, tubuhnya meringkuk tanpa dibalut selimut. Keringat dingin sudah bercucuran dari keningnya."Argh! Kenapa sakit sekali?" Erangnya seraya menggigit bibir bawahnya untuk menghalau rasa sakit di perutnya."Ibu!" pekiknya sudah tidak tahan dengan rasa sakit yang mulai menjalar ke pinggangnya.Suara teriakan Zora sangat keras sampai seseorang yang sedang bersantai di sofa berlari untuk memeriksa keadaannya."Ada apa?" Tanya orang itu masuk ke dalam kamarnya dengan masih memegang garpu di tangan kanannya.Wajah pria itu terlihat sangat panik.Zora menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang masuk ke dalam kamarnya."Tunggu! Kamar?" Ia menggantungkan kalimatnya."Aaaa ... kau sedang apa di kamarku?" pekik wanita itu terperajat seakan melupakan rasa sakit di perutnya."Dasar Bos mesum!" Sambungnya dan langsung menutup tubuhnya dengan selimut tebal yang berada di sampingnya
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status